Ekonomi Rakyat ataukah Ekonomi Islam?
Dengan perubahan kebijaksanaan di masa pemerintahan Presiden Soeharto, di ujung dasawarsa itu dan didukung pula oleh kemunculan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), kelompok tersebut lalu berubah pikiran dan ikut memperebut kan kekuasaan sebagai pejabat pemerintah. Dengan merebut institusi-institusi pemerintahan, berarti mereka lebih menguta makan pendekatan institusional dan cenderung meninggalkan perjuangan kultural. Namun, “kemenangan” institusional itu ti dak membuat mereka semakin kuat, karena mereka tidak dapat menghambat korupsi, dan bahkan akhirnya justru mereka sendi ri-lah yang melakukan korupsi. Akhirnya mereka menghamba pada kekuasaan. Justru organisasi-organisasi Islam seperti Mu hammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) yang mempelopori per lawanan kultural itu, dengan tetap menolak untuk melegitimasi institusi pemerintahan.
eg Dengan demikian, watak merakyat dari perjuangan di para cendikiawan itu berubah menjadi perjuangan politik. Karenanya, hal-hal ekonomi pun juga diukur dengan ukuran-ukuran politik. Nyata sekali dalam hal ini, contohnya yang terjadi dengan kredit usaha tani (KUT). KUT yang semula merupakan program eko nomi, dengan cepat berubah menjadi sebuah program politik. Yaitu mengusahakan sebuah program pendukung kekuasaan untuk menang dalam pertarungan politik melawan pihak-pihak lain, tanpa memandang kecakapan ekonomis dan kemampuan finansial. Jadilah pelaku program itu seperti sekarang ini, yakni menjadi bulan-bulanan pihak Pengadilan Negeri (PN) karena mereka dihadapkan pada pengadilan, termasuk di dalamnya para kyai. Ini semua, merupakan kenyataan yang tidak dapat dibantah oleh siapapun, dan metamorfosa yang terjadi adalah bagian dari perjuangan politik, dan bukan bagian dari perjuang an ekonomi. Dengan metamorfosa itu, otomatis upaya menolong rak yat kecil hanya menjadi sisa-sisa. Bahwa upaya politik mem pertahankan institusi, baik itu institusi mikro seperti proyekproyek yang tergabung dalam KUT, maupun upaya makro untuk mempertahankan kekuasaan, jelas menggambarkan kenyataan menarik: kegagalan dalam mengembangkan apa yang dinama g 197 h