Islamku-Islam Anda-Islam Kita - Gus Dur

Page 181

Ulil dengan Liberalismenya

ucapan lain. Mereka menganggap penulis lah yang memutuskan hal itu. Segera penulis dimaki-maki oleh mereka yang tidak me­ nger­ti maksud penulis sebenarnya. Seperti KH. Syukron Mak­ mun dari jalan Tulodong di Kebayoran Baru (Jakarta Selatan) yang me­nge­mukakan, bahwa penulis ingin merubah cara orang ber­shalat. Penulis, demikian kata kyai yang dahulu kondang itu, meng­hendaki orang menutup shalat dengan ucapan “selamat pagi” dan “selamat sore”. Padahal penulis tahu definisi shalat ada­­lah sesuatu yang dimulai dengan “takbiratul al-ihram” dan di­­sudahi dengan ucapan “salam”. Jadi, menurut paham Mazhab al-Syafi’i, penulis tidak akan semaunya sendiri menghilangkan salam sebagai peribadatan, melainkan hanya mengemukakan pe­ ru­bah­an salam sebagai ungkapan, baik ketika orang bertemu de­ ngan seorang muslim yang lain maupun dengan non-muslim. Di ling­kung­an Universitas Al-Azhar di Kairo misalnya, para sya­ikh/ kyai yang menjadi dosen juga sering merubah “tanda perkenal­ an“ tersebut, umpamanya saja dengan ungkapan “selamat pagi yang cerah (shabâh al-nûr).” Kurangnya pengetahuan kyai kita itu, mengakibatkan beliau berburuk sangka kepada penulis. Dan tentu reaksi terhadap pandangan Ulil sekarang, adalah akibat dari kekurangan pengetahuan itu.

eg Tidak heranlah jika reaksi orang menjadi sangat be­ sar terhadap tokoh muda kita ini. Yang terpenting, penulis in­ gin menekankan dalam tulisan ini, bahwa Ulil Abshar-Abdalla adalah seorang santri yang berpendapat, bahwa kemerdekaan berpikir adalah sebuah keniscayaan dalam Islam. Tentu saja ia percaya akan batas-batas kemerdekaan itu, karena bagaimana­ pun tidak ada yang sempurna kecuali kehadirat Tuhan. Selama ia percaya ayat dalam kitab suci al-Qur’ân: “Segala sesuatu mus­ nah kecuali Dzat Allah (kullu syai’in halikun illa wajhah)” (QS al-Qashash [28]:88), dan yakin akan ke­be­­naran kalimat Tauhid, maka ia adalah seorang Muslim. Orang lain boleh berpendapat apa saja, tetapi tidak dapat meng­ubah kenyataan ini. Seorang Muslim yang menyatakan bahwa Ulil anti-Muslim, akan terkena sabda Nabi Muhammad Saw: “Barang siapa yang mengkafirkan saudara yang beragam Islam, justru ialah yang kafir (man kaffara akhâhu musliman fahuwa kâfirun)." g 143 h


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.