Islam dan Perjuangan Negara Islam
sendiri di kawasan Aceh untuk masa yang sama? Karenanya, jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah pertentangan pemerintah dan kaum beragama di Philipina, Thai land dan Aceh, sebaiknya dilakukan secara berunding, agar tidak menjadi semakin berlarut-larut. Perundingan seperti itu meng haruskan adanya kesediaan oknum-oknum militer untuk men dengarkan dan menghormati pendapat pemerintah, dan bukan sebaliknya.
eg Dengan demikian, penyelesaian yang diharapkan bukanlah penyelesaian militer, melainkan penyelesaian politis. Kenyataan yang demikian sederhana, memang tampak seperti mengalah kepada mereka yang berhaluan keras (kaum ekstrimis atau fun damentalis). Namun, yang kita utamakan bukanlah mereka, tapi rakyat banyak yang menginginkan otonomi khusus melalui pe rundingan damai. Dalam kenyataannya, tidak sedemikian benar yang terjadi, karena toh pada akhirnya kaum ekstrimis itu akan diserap oleh masyarakat yang memang berjiwa moderat. Hal ini lah yang mendorong Bung Karno menyelesaikan masalah Tengku Daud Beureueh di Aceh, yang dikenal sebagai pemimpin pem berontakan Darul Islam di tahun-tahun 50-an dengan penyele saian secara politis. Demikian pula, diselesaikannya pemberon takan PRRI Permesta secara politis setelah penyerbuan oleh TNI ke kawasan Sumatera Barat dan Tomohon di Sulawesi Utara. Kalau penyelesaian politis ini tidak dilakukan, maka rak yat kebanyakan akan dimanipulir oleh kaum muda yang ber garis keras. Mereka tinggal menunjuk kepada kenyataan adanya represi dan penembakan oleh tentara atas penduduk yang tidak bersalah, yang nantinya akan membuat perlawanan rakyat men jadi semakin nyata. Kalau ini terjadi, oknum-oknum militer itu akan menyerahkan persoalan kepada pemerintah yang dengan susah payah harus mengulang kembali dari awal perundingan dengan mereka yang menginginkan otonomi khusus bagi ka Tengku Muhammad Daud Beureueh (w. 1987) adalah salah seorang pahlawan kemerdekaan Indonesia dan Gubernur pertama Propinsi Aceh. Tapi karena kecewa dengan pemerintah pusat dan Soekarno, dia mendukung proklamasi NII (Negara Islam Indonesia) dan PRRI yang memberontak kepada kepemimpinan pusat RI. Ia lalu terkenal dengan pemimpin pemberontak.
g 87 h