KKL Kota Nagahama, Jepang (B6)

Page 1

NAGAHAMA NAGAHAMA PREFEKTUR SHIGA, JAPAN With The Concept :

COMMERCIAL HERITAGE BASED LIVABLE SETTLEMENT 2021

KULIAH KERJA LAPANGAN DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO 1


HAL. 14-18

HAL. 6-13

Orzhe Elantry Faiz

21040118140067

21040118130110

“Jalan, Sesuatu yang Fundamental bagi Keberlangsungan Nagahama”

“Integrated Transportation System”

HAL. 24-35

HAL. 19-23

Rusdiaro Fadhil Zulafa

Susana Nuria

21040118140150

21040118120030

“Pedestrian dan budaya berjalan kaki di kota Nagahama”

“Karakteristik dan Pengembangan Parkir di kota Nagahama”

HAL. 36-39

HAL. 40-47

Panji Nugroho Furu

Natalia Tampubolon

Aulia Rahman Hasibuan

21040118120033

21040118120027

“Nagahama Otemon Shopping Street as Commercial Development Strategic”

“Kondisi Ruang Publik Terbuka di Kota Nagahama” 2


HAL. 53-58

HAL. 48-52 Arya Satrio W. P. W.

Novia Cecilia Medina

21040118130113

21040118130115 “Tangible and Intangible Heritage in Nagahama”

HAL. 67-72

HAL. 59-66

“Perpustakaan sebagai Ruang Publik yang Sangat Penting”

21040118120056

21040118140071

“The 10 Best Places to Travel at Nagahama, Japan”

“Signage and Information Systems in Prefektur Sigha, Nagahama, Japan: Where you can find it?”

HAL. 79-84

Nova Adelina

HAL. 73-78

Brigitta Ayu Wihardhinik

Arif Rahman

Anis LatIfah Kurniawati

21040118130130

21040118120043

“Model Perkembangan dan Penyediaan Hunian Umum Berkelanjutan di Kota Nagahama, Jepang.”

“Gathering to Knowledge the Shape and Structure of Building Mass in Nagahama Japan. Like what?” 3


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Kota Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang Kota Nagahama merupakan kota yang cukup tua yang berdiri pada sekitar abad ke-16 dan kota ini dikenal sebagai kota dengan proyek rehabilitasi warisan budaya dan industri budaya yang membuat taraf ekonominya meningkat.

Kota Nagahama adalah kota yang terletak di Prefektur Shiga di Jepang. Kota ini memiliki luas sebesar 680,8 Km. Kota ini memiliki penduduk sekitar 116.763 jiwa berdasarkan situs resmi dari kota tersebut.

Kota Nagahama adalah kota yang memiliki berbagai macam wisata dan pariwisata di kota ini menjadi salah satu sumber pendapatan yang besar bagi kota tersebut. Wisata yang ditawarkan sangat bervariasi dari wisata heritage hingga wisata alam semuanya ada.

Peta Kota Nagahama Sumber : Snowjapan.com, 2021

Potret Kota Nagahama Sumber : Tripadvisor.com, 2020

Kota Nagahama berbatasan dengan Prefektur Fukui dan Danau Biwaka di utara dan barat. Lalu berbatasan dengan Kota Sekigahara dan Gunung Ibuki di timur. Di bagian selatan berbatasan dengan Kota Maibara.

4

B6


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Nagahama Overview Sumber : matcha-jp.com, 2021

Konsep Commercial Heritage Based Livable Settlement Pada Kuliah Kerja Lapangan tahun 2021 ini, kelompok B6 mengambil konsep “Commercial Heritage Based Livable Settlement” dengan pemanfaatan bangunan bersejarah sebagai Kawasan komersial berbasis peninggalan sejarah dan juga tetap memperhatikan kualitas penghidupan serta pemeliharaan kualitas lingkungan. Konsep ini diambil dari lokasi studi Kawasan perancangan yang sama dengan Mata Kuliah Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 2021 yaitu Desa Dorokandang dan Babagan, Kecamatan Lasem. Pada Kawasan tersebut terdapat Kawasan pecinan dan industri Batik Lasem yang menjadi acuan dalam pemilihan konsep. Kelompok kami mengambil best practice di Kota Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang yang merupakan kota kecil yang dibangun pada abad ke-16. Kota Nagahama memiliki pengembangan industri kecil serta pelestarian warisan budaya yang sangat baik, sehingga sangat tepat untuk dijadikan contoh bagi pengembangan Heritage Lasem. Selain itu kota ini juga memiliki aspek livable settlement dimana rata-rata kota di Jepang juga sudah menerapkan nilai tersebut. Kota ini dipilih karena dapat menjadi best practice untuk konsep “Commercial Heritage Based Livable Settlement”

5


INFRASTRUKTUR JALAN

Jalan, Sesuatu yang Fundamental bagi Keberlangsungan Kota Nagahama

Di dalam bagian ini, yang akan dibahas adalah salah satu elemen paling penting untuk suatu kota, yaitu jalan. Mungkin banyak yang tidak peduli terkait kondisi jalan di suatu kota, akan tetapi ternyata banyak sekali hal yang dapat di bahas mengenai jalan. 6 Oleh : Rusdiaro Fadhil Zulafa_21040118140067


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Pendahuluan Jalan merupakan infrastruktur umum yang sangat penting bagi suatu kawasan. Jalan menghubungkan suatu kawasan dengan kawasan lainnya sehingga terjadi pergerakan yang menimbulkan banyak manfaat seperti pertumbuhan ekonomi atau perkembangan wisata. Di setiap daerah sudah pasti terdapat jalan yang menghubungkan antar kawasannya dan untuk masyarakatnya melakukan pergerakan untuk melakukan rutinitas sehari-hari.

Maka dari itu keberadaan jalan sangat penting, namun bukan hanya keberadaannya, akan tetapi kondisinya, perawatannya, fungsinya, dan juga fasilitas penunjangnya juga sangatlah penting untuk mendukung jalan tersebut agar dapat bermanfaat.

Salah Satu Jalan di Kota Nagahama Sumber : Wikimedia Commons, 2021

Pada tugas Kuliah Kerja Lapangan ini, kita akan membahas jalan yang ada di Kota Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang. Tidak hanya keberadaan jalannya saja, namun terkait kondisinya dan fasilitas penunjangnya yang di observasi secara online.

Mengenal Jenis Jalan di Nagahama Pertama-tama, sebelum membahas lebih lanjut dan lebih detail terkait jalan yang ada di Kota Nagahama, kita harus mengenali terlebih dahulu jenis jalan apa saja yang ada di kota tersebut, apakah serupa dengan jenis jalan yang ada di Indonesia apakah berbeda. Jadi, berdasarkan pengamatan secara virtual melalui Google Streetview, dapat diklasifikasikan jalan yang berada di Kota Nagahama yang terletak di Prefektur Shiga itu terbagi menjadi 4 jenis, yaitu: ∙ ∙ ∙ ∙

Jalan utama Jalan kolektor Jalan lokal (perumahan) Jalan lingkungan (pedesaan)

Fun Fact 1 Jalan dalam Bahasa Jepang disebut 通り Tōri

Klasifikasi tersebut dibentuk hanya berdasarkan pengamatan melalui daring dengan melihat lebar jalannya, letak jalannya, dan juga kondisi jalannya. Namun memang dibutuhkan data dan konfirmasi lebih lanjut terkait klasifikasi jalan tersebut.

7


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Melihat Lebih Dalam Kondisi Jalan di Kota Nagahama Setelah kita mengetahui jenis-jenis jalan yang ada di Kota Nagahama ini, tentunya kita akan melihat dan membahas lebih dalam lagi terkait kondisi jalan yang ada di Kota Nagahama. Karena Jepang terkenal dengan infrastruktur nya yang sudah sangat maju dan terawat, maka dalam bagian ini mari kita lihat dan buktikan apakah jalan di salah satu kota di Jepang ini kondisinya sangat baik atau bahkan banyak masalah. Berikut adalah hasil-hasil observasi yang didapatkan secara online:

Jalan Utama di Kota Nagahama adalah jalan yang terbesar dan pastinya yang paling sering dilalui, terutama untuk aktivitas sehari-hari dan sebagai jalur penyambung antara Kota Nagahama dengan kota lainnya. Berikut adalah kondisi-kondisi dari jalan utama tersebut: • Kondisi: Keseluruhan sangat baik tanpa lubang atau cacat • Terdapat Jalur Darurat • Terdapat Jalur Pejalan Kaki dan Penunjuk Arah Jalan • Terdapat dua jalur dan masing-masing satu lajur serta ada juga yang empat jalur dengan masingmasing dua lajur • Lebar jalan sekitar 8-10 m • Menjadi jalur utama dan penghubung dengan kota lain Jalan Utama di Kota Nagahama Sumber : Google Streetview, 2021

Jalan Kolektor di Kota Nagahama merupakan jalan yang menjadi jalan penghubung antara jalan utama dengan jalanjalan lain yang ada di Kota Nagahama tersebut. Berikut adalah kondisi dari jalan kolektornya:

• Kondisi: Relatif baik kondisinya secara keseluruhan akan tetapi ada beberapa yang sedikit bergelombang • Terdapat jalur pejalan kaki, penunjuk arah jalan, dan Traffic Light • Terdapat dua jalur dan masing-masing satu lajur • Lebar jalan sekitar 6 m • Penghubung jalan utama dengan jalan lainnya dan dengan blok-blok yang ada Jalan Kolektor di Kota Nagahama Sumber : Google Streetview, 2021

8


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Jalan Lokal di Kota Nagahama adalah jalan yang berada dan menghubungkan antar permukiman atau antar blok yang ada di kota tersebut. Berikut merupakan kondisi dari jalan lokal yang ada di Kota Nagahama: • Kondisi: Keseluruhan cukup baik akan tetapi memang tidak sebaik kondisi jalan utama ataupun kolektor • Terdapat jalur pejalan kaki (Kecil) dan penunjuk arah jalan • Terdapat satu jalur dan satu lajur • Lebar jalan sekitar 2-4 m • Berada di area permukiman dan menjadi penghubung antar permukiman atau antar blok

Jalan Lokal di Kota Nagahama Sumber : Google Streetview, 2021

Jalan Pedesaan di Kota Nagahama adalah jalan yang berada di daerah pertanian dan daerah pedesaan. Jalan ini juga menjadi penghubung antar desa dan antar desa ke kota. Meskipun kecil dan merupakan hirarki jalan rendah, akan tetapi kondisinya pun cukup baik walaupun cukup berbeda dengan jenis jalan lain. Berikut adalah kondisi dari jalan pedesaan di kota tersebut: • Kondisi: Relatif baik kondisinya secara keseluruhan akan tetapi ada beberapa yang sedikit bergelombang • Tidak terdapat jalur pejalan kaki dan tidak terdapat penunjuk arah jalan • Terdapat dua jalur dan masing-masing satu lajur • Lebar jalan sekitar 2-4 m • Berada di area pertanian, pedesaan, dan pegunungan. Jalan Pedesaan di Kota Nagahama Sumber : Google Streetview, 2021

9


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Jaringan Jalan di Kota Nagahama Sumber : Google Streetview, 2021

Peran Jalan di Kota Nagahama

B6

Fun Fact 2 Jika terjadi gempa bumi dan anda masih berada di jalan bersama kendaaran anda, menepilah ke pinggir jalan, begitulah anjuran Pemerintah Kota Nagahama

Jalan bagi semua kota merupakan elemen sangat penting bahkan termasuk elemen pasti ada di setiap kota. Jalan memiliki banyak manfaat dan pastinya memiliki keuntungan yang berbeda-beda di setiap kotanya. Di Kota Nagahama, peran jalan sangatlah penting seperti di kota pada umumnya. Peran jalan bagi Kota Nagahama adalah pastinya untuk aksesibilitas dan menjadi ruang pergerakan bagi masyarakatnya untuk beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Selain itu, jalan juga menjadi penghubung antara Kota Nagahama dengan kota lain di sekitarnya. Jalan juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dimana proses keluar masuk barang adalah melalui jalan tersebut. Pada intinya selain untuk pergerakan masyarakatnya, jalan memiliki banyak manfaat yang mendukung pertumbuhan Kota Nagahama. Dengan kondisi jalan di Kota Nagahama yang overall cukup baik berdasarkan pengamatan secara online, itu juga menjadi poin tambahan bagi kota tersebut. Dengan kondisi jalan yang baik pun pastinya segala aktivitas masyarakat tidak tersendat dan jaringan transportasi umum maupun penunjang ekonomi juga dapat berjalan dengan lancar. 10


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Lengkapkah Rambu Lalu Lintas di Jalan di Kota Nagahama?

Gambaran Rambu Lalu Lintas di Kota Nagahama dan Jepang Sumber : wow-j.com, 2019

Di Jepang, pada umumnya banyak rambu lalu lintas yang menggunakan Bahasa Jepang. Hal ini terkadang membuat para turis atau pendatang bingung terkait rambu tersebut. Akan tetapi secara keseluruhan rambu lalu lintas di jalan yang ada di Jepang sangat lengkap seperti pada kota besar lainnya. Dari rambu untuk limitasi kecepatan hingga larangan untuk beberapa kendaraan bermotor sudah pasti dapat ditemukan di jalanan yang ada di Jepang. Akan tetapi, walaupun rambu-rambu lalu lintasnya tergolong lengkap, masih ada beberapa rambu yang membuat bingung, bahkan terkadang membuat orang asli Jepang sedikit kebingungan untuk membacanya dikarenakan ada beberapa rambu yang mengandung terlalu banyak tulisan sehingga butuh waktu untuk membacanya.

Memang banyak rambu yang hanya memperlihatkan gambarnya dan mudah dimengerti banyak orang. Akan tetapi rambu-rambu yang mengandung Bahasa Jepang dan terlalu banyak tulisan sepertinya sudah seharusnya dipertimbangkan untuk diganti bahasanya menjadi Bahasa Inggris (Bahasa Internasional) sehingga mempermudah para turis dan pendatang untuk mengenali rambu tersebut.

Contoh Rambu Lalu Lintas yang Menggunakan Bahasa Jepang Sumber : wow-j.com, 2019

11

B6


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Fakta-Fakta terkait Jalan di Kota Nagahama dan Jepang Berikut adalah fakta-fakta menarik terkait Jalan di Jepang dan Kota Nagahama:

• Berdasarkan beberapa artikel, kebanyakan jalan di Jepang tidak memiliki nama jalan seperti kota-kota di Eropa ataupun di Indonesia, akan tetapi Jepang memberi nomor kepada masing-masing blok yang ada • Kondisi jalan yang ada di Jepang dapat sangat baik dikarenakan pada tahun 2003, Jepang menghabiskan $208 Miliar untuk pembangunan, pengembangan, dan perbaikan infrastruktur utamanya jalan, jembatan, terowongan, dan lainnya • Kota Nagahama memiliki layanan telpon (101) apabila terjadi Kecelakaan Lalu Lintas dan Tindak Kriminalitas di Jalan dan akan langsung tersambung dengan Kantor Polisi terdekat sehingga kecelakaan bisa langsung tertangani dengan cepat • Penulisan alamat di Jepang juga sedikit berbeda dengan kebanyakan negara, berikut adalah contohnya: Tokyo Central Post Office 5-3, Y aesu 1- Chome Chuo-ku, Tokyo 100-8994

Contoh Penomoran Blok di Jepang Sumber : sive.rs, 2009

12

B6


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Kesimpulan Jadi setelah mengetahui dan mengenal lebih dalam mengenai jalan yang ada di Kota Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang, dapat disimpulkan beberapa poin penting dan menarik mengenai jalan di kota tersebut, yaitu: • Jalan di Kota Nagahama dan di Jepang pada umumnya memiliki kondisi yang baik dengan perawatan yang juga baik ditambah fasilitas penunjang yang juga lengkap • Peran jalan di Kota Nagahama adalah sebagai akses bagi masyarakatnya untuk beraktivitas (aktivitas ekonomi dan lainnya) di kota tersebut maupun antar kota dan sangat terbantu dengan kondisi jalan yang baik • Dengan kondisi jalan yang baik pula menimbulkan impresi positif terhadap kota tersebut dikarenakan jalan merupakan elemen yang sangat penting dan berpengaruh bagi suatu kota atau negara • Jalanan di Kota Nagahama dan Jepang pada umumnya juga sudah dilengkapi rambu-rambu lalu lintas yang lengkap, mungkin hanya beberapa jalan kecil atau pedesaaan yang tidak terlalu lengkap. Namun masih ada beberapa rambu yang menggunakan Bahasa Jepang sehingga terkadang sedikit menyulitkan wisatawan • Pelayanan dan pusat informasi mengenai jalan seperti layanan kecelakaan atau kriminal dan juga informasi seperti update kondisi lalu lintas juga sangat baik.

Referensi Nagahama City Living Guide Book

www.city.nagahama.lg.jp www.japanvisitor.com/japan-city-guides/Nagahama Hiskey, D. (2012). Most Streets in Japan Don't Have Names. Today I Found Out. Natchi, S. (2019). A Complete Guide to Japanese Road Signs: Meaning and Differences. Wow!Japan. Sivers, D. (2009). Japanese Addresses: No Street Names. Block Numbers. 13


INTEGRATED TRANSPORTATION SYSTEM

Kota Nagahama yang merupakan salah satu wilayah Kota Nagahama merupakan kota yang wajib kamu kunjungi saat ke Jepang!

di Prefektur Shiga dikenal sebagai kota yang memiliki warisan budaya yang sudah dijadikan sebagai penarik wisatawan untuk berkunjung, sehingga menjadi salah satu pendorong aktivitas ekonomi di Nagahama. Sebagai kota wisata yang sering menjadi tujuan wisata para wisatawan tentunya perlu didukung oleh penyediaan akomodasi yang baik, salah satunya adalah sistem transportasi yang telah terintegrasi.

14 Oleh : Orzhe Elantry Faiz 21040118130110


Apa itu Integrated Transportation System? Yuk Kenalan!

Pengertian Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain (Salim, 2000). Transportasi sendiri digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, di negara maju biasa menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan juga kendaraan seperti taksi.

Integrasi secara umum memiliki arti keterpaduan yang menjadi kesatuan yang utuh dan saling berkesinambungan. Sehingga bila kata integrasi transportasi disatukan dapat diartikan sebagai keterpaduan secara utuh dari jenis angkutan yang digunakan untuk memindahkan orang dan barang dari satu tempat ke tempat tujuan.

Integrasi Transportasi merupakan kunci kesuksesan sistem pelayanan transportasi publik di suatu wilayah atau kota (Neumann dan Nagel, 2011). Hal tersebut karena sistem jaringan transportasi publik yang terintegrasi dapat menentukan rute jaringan terbaik yang didasari dari kebutuhan masyarakat dan juga mekanisme jangkauan pelayanan yang optimal, seperti pada integrasi fisik, jadwal dan tarif yang nantinya akan berdampak terhadap kemudahan dalam menggunakan transportasi publik, sehingga semakin banyaknya masyarakat yang ingin menggunakan transportasi publik.

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan. 15B6


ASPEK INTEGRASI TRANSPORTASI Transportasi

yang telah terintegrasi diharapkan dapat mempermudah perjalanan para wisatawan. Aspek yang perlu dipenuhi sebagai Integrated Transportation antara lain : 1. Integrasi Fisik 2. Integrasi Jaringan 3. Integrasi Tiket dan Tarif 4. Integrasi Informasi 5. Integrasi Kelembagaan Gambar Kedatangan Kereta Sumber : Google Images, 2021

Memperhatikan Ketepatan waktu, frekuensi, koordinasi jadwal, sinkronisasi waktu kedatangan dan keberangkatan, manajemen operasi, kepatuhan terhadap standar keselamatan dan alokasi sumber daya harus konsisten, seragam, dan terstandarisasi untuk mencapai tujuan tersebut.

Integrasi Jaringan Berkaitan dengan hubungan jaringan transportasi umum jarak jauh dan lokal yang akan digunakan oleh berbagai macam moda transportasi serta berkaitan dengan rute-rute yang menuju ke titik-titik pusat aktivitas atau wilayah lain. Dengan adanya integrasi jaringan ini diharapkan jadwal keberangkatan dan kedatangan menjadi lebih tepat waktu.

Gambar Jaringan Kereta di Nagahama Sumber : Nagahama Tourism Guide, 2021

Pengintegrasian tiket dan tarif transportasi memiliki tujuan untuk mempermudah pengguna dalam melakukan pembayaran pada moda transportasi hanya dengan 1 kartu. Gambar Tiket Kereta Api Jepang Sumber : Google Images, 2021 Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan. 16B6


ASPEK INTEGRASI TRANSPORTASI Bertujuan untuk memberikan informasi kepada penumpang terkait dengan diagram rute, shelter (stasiun, terminal, halte, dll), waktu kedatangan dan kepergian, serta menggunakan kode moda transportasi sebagai input dan informasi tarif dan konsesi. Dengan adanya informasi yang terintegrasi ini diharapkan pengguna moda transportasi tidak kebingungan saat baru pertama kali ke wilayah tersebut.

Gambar Papan Informasi di Stasiun Sumber : Google Images, 2021

Dalam pengelolaan sistem transportasi tentunya diperlukan lembaga yang dapat merawat serta terus memberikan peningkatan pada sistem transportasi tersebut, maka dari itu perlu adanya integrasi antar lembaga yang mengelola sistem transportasi dengan mengacu dari fungsi lembaga-lembaga tersebut sehingga tidak terjadinya tumpang tindih kebijakan pada sistem transportasi.

Gambar Pekerja di Stasiun Jepang Sumber : Google Images, 2021

Travel time is a major factor that must be considered in Integrated Transportation and also the main attraction in the choice of mode used by a journey (human or goods). Increased travel time will reduce the number of uses of that transportation and by itself will also reduce the level of income or service

Tamin, 2008 Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan. 17B6


HAL YANG DAPAT DIAMBIL DARI SISTEM TRANSPORTASI DI NAGAHAMA

Kota Nagahama memiliki bermacammacam moda transportasi publik yang dapat digunakan untuk masuk dan keluar kota dan juga untuk mobilisasi di dalam kota. Beberapa moda transportasi tersebut seperti KRL, taksi, bus rapid transit, dan car rental. Dengan banyaknya pilihan moda transportasi tersebut diharapkan dapat mempermudah mobilitas pengunjung Kota Nagahama.

Setelah mempelajari sistem transportasi di Kota Nagahama maka dapat diketahui bahwa agar menjadi kota yang ingin menarik banyak wisatawan berkunjung bukan hanya dari segi keindahan alam atau hal yang hanya ada di kota tersebut saja, namun perlu adanya usaha juga dalam meningkatkan sistem transportasi yang terintegrasi sehingga pengunjung yang datang dapat merasakan kenyamanan dan keamanan.

“Makin jauh saya bepergian, maka makin dekat saya dengan diri saya sendiri” -Andrew McCarthy

SUMBER REFERENSI Abbas, Salim. 2000. Manajemen Transportasi. Cetakan Pertama. Edisi Kedua. Jakarta : Ghalia Indonesia

Neumann. A, dan Nagel. K. 2011. A paratransit-inspired evolutionary process for public transit network design, Annual Meeting Preprint-Ähnliche Artikel–Alle 4 Versionen, Berlin. Tamin, O.Z. 2008. Perencanaan, Pemodelan, & Rekayasa Transportasi, Penerbit ITB, Bandung

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan. 18B6


Pedestrian dan budaya berjalan kaki di kota Nagahama, Jepang

Pada bagian ini akan membahas tentang bagaimana pedestrian ways di kota Nagahama, Jepang baik dari desain, kebijakan serta budaya dari orang jepang

Oleh : Panji Nugroho Furu_21040118140150 19


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Introduction Pedestrian ways merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Namun terkadang kebutuhan akan jalur pedestrian tersebut kurang memadai baik dari luasannya maupun kenyamanan yang dicapai pada jalur pedestrian tersebut. Terkadang manusia kurang merasa nyaman pada jalur pedestrian akibat kurang teduhnya pada area tersebut karena vegetasi yang kurang memadai atau terdapat jalur pedestrian yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang mengganggu perjalanan manusia pada jalur pedestrian tersebut, ketinggian trotoar yang tidak sama sehingga menyulitkan pejalan kaki yang naik turun bahkan manusia merasa kurang merasa aman akibat jalur pedestrian yang terlampau dekat dengan jalur kendaraan atau jalan.

Gambar Pejalan Kaki Sumber : Behance.net , 2021

Padahal berjalan kaki merupakan sarana yang relatif mudah dan murah untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dilayani oleh moda-moda angkutan lainnya. Menurut Rapoport (1997), berjalan kaki mempunyai kelebihan yaitu dengan kecepatan rendah , dapat memahami lingkungan sekitar dan mengamati objek secara mendetail serta mudah menyadari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu melalui tulisan ini kita coba melihat dan mempelajari bagaimana menyediakan pedestrian ways yang baik sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki.

20


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Nagahama Overview Sumber : matcha-jp.com, 2021

About Pedestrian Ways Pedestrian adalah pergerakan atau sirkulasi atau perpindahan orang atau manusia dari satu tempat ke titik asal (origin) ke tempat lain sebagai tujuan (destination) dengan berjalan kaki (Rubenstein, 1992). Jalur pedestrian adalah ruas pejalan kaki, baik yang terintegrasi maupun terpisah dengan jalan, Istilah pedestrian berasal dari bahasa latin, yaitu pedestres yang artinya orang yang berjalan kaki. Jalur pedestrian pertama kali dikenal pada tahun 6000 SM di Khirokitia, Cyprus. Pada saat itu pedestrian terbuat dari batu gamping lalu permukaannya ditinggikan terhadap tanah dan pada interval tertentu dan dibuat ramp untuk menuju ke kelompok hunian pada kedua sisisisinya (Darmawan, 2004).

Pedestrian merupakan jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan sumbu jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keselamatan pejalan kaki yang bersangkutan. Jalur pedestrian saat ini dapat berupa trotoar, pavement, sidewalk, pathway, plaza dan mall. Jalur pedestrian yang baik harus dapat menampung setiap kegiatan pejalan kaki dengan lancar dan aman. Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor di pusat kota, menambah pengunjung ke pusat kota, meningkatkan atau mempromosikan sistem skala manusia, menciptakan kegiatan usaha yang lebih banyak, dan juga membantu meningkatkan kualitas udara. Menurut Rubenstein (dalam Mirsa, 2012), tujuan adanya jalur pedestrian adalah untuk kesejahteraan, keamanan, kemudahan, kenyamanan, dan keindahan. Prinsip struktur jalur pedestrian adalah dapat memberikan prioritas utama pengembangan area pejalan kaki yang dapat memberikan keamanan pejalan kaki dalam melakukan aktivitas dan melindunginya dari gangguan kendaraan bermotor. Rubenstein lebih lanjut menyatakan bahwa hal utama yang diperhatikan dalam pengembangan sirkulasi pejalan kaki adalah rasa aman, kenyamanan, dan estetika. 21


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Pedestrian Ways in Nagahama Merujuk Healthy Cities Technical Working Group on Health and Indicator yang digagas Organisasi Kesehatan Dunia [WHO], salah satu indikator lingkungan untuk menentukan apakah sebuah kota sehat atau tidak adalah dengan melihat seberapa banyak jumlah warga yang jalan kaki. Dengan mempertimbangkan kontribusi terciptanya lingkungan perkotaan lebih sehat, para pengelola kota di sejumlah negara berupaya memuliakan para pejalan kaki. berbagai fasilitas disediakan untuk menjamin kenyamanan, keamanan dan keselamatan pejalan kaki. Selain karena fasilitas pedestrian ways yang baik, salah satu dorongan yang membuat masyarakat di Nagahama dan Jepang pada umumnya lebih suka berjalan kaki adalah karena kebijakan dari pemerintah yang memberikan nilai tinggi terhadap kepemilikan kendaraan pribadi, harga BBM serta Biaya Parkir. Hal tersebut didukung oleh penyediaan transportasi umum yang juga baik sehingga daya tarik masyarakat akan penggunaan kendaraan pribadi menjadi minim.

Aksesibilitas yang mudah merupakan salah satu faktor pendukung kota yang livable, hal itu terimplementasi di hampir seluruh kota di negara Jepang termasuk kota Nagahama. Aksesibilitas yang baik juga menjadi daya tarik wisatawan yang akan berkunjung karena kemudahan akses sehingga lebih mudah untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Pedestrian ways Sumber : Google image

“The importance of pedestrian public spaces cannot be measured, but parks and other pedestrian places are essential to a city's happiness” - Enrique Penalosa 22


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Closing Setelah melihat lebih jauh terkait pedestrian ways yang ada di kota Nagahama, beberapa pelajaran yang dapat diambil yaitu bagaimana menyediakan pedestrian ways aman dan nyaman bagi semua kalangan baik yang normal maupun kaum difabel. Selain itu, penyediaan fasilitas pejalan kaki yang terintegrasi dengan berbagai transportasi publik juga turut mendukung kota yang walkable serta livable. kebijakan pemerintah juga turut mendorong preferensi masyarakat dalam menggunakan transportasi publik sehingga transportasi publik di Jepang termasuk di kota Nagahama menjadi pilihan utama masyarakat dalam melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Oleh karena itu, perlu untuk mempelajari bagaimana konsep desain serta penerapan kebijakan yang mendukung terciptanya kota dengan pemanfaatan fasiitas publik yang lebih maksimal sehingga tercipta kota yang aman dan nyaman bagi penghuninya. Dalam hal ini adalah pedestrian ways sebagai salah satu sarana penghubung bagi fasilitas publik yaitu transportasi publik. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa kota yang sudah berusaha menciptakan kota yang walkable dengan membuat pedestrian ways yang nyaman dan aman namun belum sepenuhnya efektif karena belum adanya regulasi yang mendorong masyarakat untuk memilih menggunakan transportasi publik. Oleh karena itu melalui tulisan ini, penulis berharap ada pelajaran yang dapat diambil sehingga penerapan konsep desain serta kebijakan yang mendukung terciptanya kota yang walkable serta livable dapat terwujud di kota – kota di Indonesia.

Nagahama Overview Sumber : Google Image

Referensi Nagahama City Living Guide Book www.fun-japan.jp Niniek Angriani. (2009). Pedestrian Ways Dalam Perancangan Kota (Edisi Pert). Y ayasan Humaniora.

Nagahama Overview Sumber : Google Image

23


Karakteristik dan Pengembangan Parkir

Nagahama, Jepang Bagaimana kebijakan, karakteristik, dan pengembangan lahan parkir di Jepang menjadi best practice bagi negara-negara lain Oleh : Susana Nuria_21040118120030 24


20

K U L I A H K E R J A L A PA N G A N S usana Nuria 2 104 011812 0030

Karakteristik dan Pen gem ban ga n Parkir di Nagahama , Jepang

21 25


pernah terlintas dibenak kita tentang apa yang akan terjadi dimasa depan jika penduduk dunia kian bertambah dan 70%-80% tinggal di kawasan perkotaan? Tentunya hal itu menjadi kewajiban serta tantangan untuk pemerintah di suatu kota masa depan terkait dengan pemenuhan sarana prasana pendukung aktivitas penduduknya. Salah satu fasilitas yang sangat menarik untuk dibahas adalah keberadaan ruang parker di suatu kota. Seperti yang kita ketahui, kawasan perkotaan memiliki karakteristik penduduk dengan kepadatan dan ekonomi yang tinggi serta memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan jumlah kendaraan pribadi. Dengan keadaan tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan lahan parkir.

Parkir adalah salah satu sumberdaya yang berperan penting bagi kota yang juga menjadi penunjang transportasi sehingga perlu dikelola dengan baik. Salah satu masalah parkir yang terjadi di perkotaan adalah kendaraan yang parkir di pinggir jalan yang biasanya menghambat lalu lintas. Penanganan yang dapat dilakukan untuk masalah tersebut adalah perlunya pengadaan lahan parkir yang memadai dan model lahan parkir yang sesuai jika diterapkan pada suatu kota.

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Apakah

B6

Pengantar

Gambar Lahan Parkir Sumber : Google Image, 2021

26


27


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Kebijakan Parkir di Jepang Jepang

menerapkan suatu pembatasan lahan dan tarif parkir yang tergolong tinggi. Penerapan ini sangat berguna untuk mengatasi kemacetan di kota besar seperti Tokyo. Pada gedunggedung pemerintahan, parkir hanya memiliki kapasitas 20 hingga 40 kendaraan saja dan hanya sedan yang bisa menikmati parkir tersebut. Parkir yang terletak dipinggir jalan ada yang dilegalkan, hanya saja parkir tersebut tidak lebih dari 15 menit. Sedangkan untuk lahan parkir umum hanya menyediakan tempat sekitar 10 hingga 30 kendaraan. Sangat berbeda dengan apa yang telah diterapkan di negara Asia lainnya. Memiliki mobil adalah hal yang mudah dibeli bagi penduduk Jepang, hanya saja mereka akan berpikir dua kali jika akan memiliki mobil.

Sebelum mengurus BPKB dan STNK, penduduk diwajibkan memberikan bukti bahwa ia memiliki lahan parkir yang cukup untuk meletakkan kendaraannya. Jika penduduk tersebut sebelumnya telah memiliki mobil, maka ia harus memusnahkan atau dengan menjual mobil lama dikarenakan minimnya lahan parkir pribadi.

Dengan diterapkannya peraturan ini maka keberadaan kendaraan di Jepang dapat dibatasi dan penduduk akan lebih suka menggunakan kendaraan umum yang sudah difasilitasi dengan baik oleh pemerintah. Adapun keadaan lain seperti denda yang diberikan jika penduduk kedapatan melanggar aturan parkir ditepi jalan sekitar Rp 670.000,00 dan banyak dendadenda lain yang diterapkan untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi bagi penduduk Jepang.

Gambar Lahan Parkir Sumber : Google Image, 2021

Pada intinya, kebijakan tersebut membuat penduduk Jepang akan kesulitan untuk memiliki mobil dan akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga penduduk akan beralih ke kendaraan umum yang telah disediakan

28


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Bentuk Lahan Parkir di Jepang

Ketersediaan

Gambar Lahan Parkir Sumber : Google Image, 2021

lahan parkir di Jepang tergolong minim karena lahannya telah didominasi oleh lahan terbangun. Lahan parkir di Jepang ada beberapa macam, salah satunya adalah parkir komunal bertingkat yang disediakan oleh pihak swasta. Parkir ini merupakan parkir berbayar dan untuk mendapatkan tempat parkir tersebut maka pemilik kendaraan harus berlangganan.

Kemudian terdapat juga lahan parkir yang disediakan dalam lingkup lingkungan yang dapat memuat kurang lebih hanya 10 kendaraan. Dalam lingkup ini, terdapat parkir yang berbayar maupun tidak berbayar. Bagi parkir berbayar dan tidak bertingkat, terdapat parking target atau bantalan ganjal kendaraan berwarna abu-abu. Bantalan ganjal tersebut dapat turun secara otomatis hanya ketika pemilik mobil sudah membayar biaya parkir.

Gambar Lahan Parkir dengan Parking Target Sumber : Google Image, 2021

29


30


B6

Nagahama

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

adalah kota yang terletak di Prefektur Shiga, Jepang. Populasi penduduk kota ini mencapai 110.043 jiwa dengan kepadatan penduduk 170 jiwa/km² pada tahun 2016. Kota Nagahama memiliki luas 680,8 km². Prefektur Shiga memiliki letak yang berdekatan dengan kota-kota besar seperti Kyoto dan Osaka sehingga dijadikan permukiman bagi penglaju.

Hal ini membuat Prefektur Shiga termasuk Nagahama mengalami peningkatan jumlah penduduk terutama usia produktif. Aktivitas penduduk yang tiap harinya melakukan mobilisasi dengan kendaraan mereka membutuhkan fasilitas penunjang, salah satunya lahan parkir. Gambar Kendaraan Umum Jepang Sumber : Google Image, 2021

31


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Lahan Parkir di Nagahama

Gambar Laham Parkir Hunian Nagahama Sumber : Google Street View, 2021

Lahan parkir untuk hunian di Nagahama dapat ditangani dengan penempatannya yang diletakkan pada rumah yang masih memiliki lahan. Disana terdapat hunian penduduk Nagahama yang menempatkan kendaraan mereka dibawah rumah. Hal itu adalah bentuk pemanfaatan ruang guna menangani permasalahan ketersediaan lahan. Dijumpai juga lahan parkir yang disediakan dalam lingkup lingkungan tetangga (neighborhood). Terlihat pada gambar diatas terdapat kendaraan yang dibuatkan pelindung dari panas dan hujan karena peletakannya diluar rumah. Jenis dari parkir untuk hunian disinia adalah off-street parking.

Lahan parkir umum di kota Nagahama dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa ATM. Lahan parkir ini digunakan semacam rest area bagi mobil penumpang maupun truk ekspedisi guna perjalanan jauh sehingga luas dan dapat memuat banyak kendaraan. 32


B6 Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Gambar Laham Parkir Nagahama Sumber : Google Street View, 2021

Parkir ini dilengkapi rambu (Signage) yang jelas dipinggir jalan yang menunjukkan adanya lahan parkir ini. Jenis dari parkir untuk umum adalah off-street parking dan kendaraan diposisikan tegak lurus dengan jalan. Kemudian terdapat juga pembatas yang jelas antara lahan parkir dengan jalan.

Gambar Laham Parkir Swasta Nagahama Sumber : Google Street View, 2021

Pada kawasan pertokoan atau perdagangan lain yang menjadi milik privat, disediakan lahan parkir yang biasanya berbayar. Jenis dari parkir untuk umum adalah off-street parking. Terdapat pembatas antara lahan parkir dengan jalan sehingga tidak akan mengurangi kapasitas jalan dan tidak akan mengganggu lalu lintas.

33


34


Referensi :

Rudi, A. (2014, September). Pengelolaan Parkir Antara Tokyo dan Jakarta. Kompas.Com. https://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/0 3/08411561/Pengelolaan.Parkir.antara.Tokyo.dan.J akarta.?page=all%0A Rizal. (2017). Kepemilikan Mobil di Jepang. Idntimes.Com. https://www.idntimes.com/automotive/car/rizal/p eraturan-kepemilikan-mobil-di-jepang/full

35


NAGAHAMA NAGAHAMA OTEMON OTEMON SHOPPING SHOPPING STREET STREET AS A COMMERCIAL DEVELOPMENT STRATEGIC

Bagaimana pengembangan area komersil yang dilakukan pemerintah pada Nagahama Otemon Shopping Street ?

Oleh : Natalia Tampubolon 21040118120033 36


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Nagahama Nagahama Otemon Otemon Shopping Shopping Street Street

Kondisi kota Nagahama ditahun 1980an yang mengalami stagnansi bahkan penurunan perkonomian mengakibatkan pemerintah nagahama menyiapkan proyek kerjasama publik-swasta untuk membangkitkan perekonomian melalui rehabilitasi warisan budaya serta mendorong pengembangan budaya. Hal ini menyebabkan bangunan-bangunan sejarah direvitalisasi menjadi fungsi baru yang dapat memberikan implikasi terhadap perekonomian kota namun dengan tetap mempertahankan warisan leluhurnya. Salah satunya adalah bangunan-bangunan yang berada di sepanjang jalur Otemon Shopping Street.

Bangunan bangunan yang ada di area perbelanjaan Otemon Street merupakan bangunan- bangunan bersejarah yang telah ada pada jaman dulu. Seperti Museum Gambar Kaiyodo yang sudah sangat terkenal dikalangan penggemar boneka figur terletak di kawasan perbelanjaan ini. Selain itu, ada juga museum Kurokabe.

37


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

STRATEGI PENGEMBANGAN AREA KOMERSIL PADA NAGAHAMA OTEMON SHOPPING STREET Apa saja sih konsep yang diterapkan pemerintah kota Nagahama yang menjadi strategi pengembangan area komersil pada fasilitas perbelanjaan Otemon Shopping Street? Bangunan bangunan bersejarah yang ada di area perbelanjaan Otemon Shopping Street direvitalisasi dengan mempertahankan arsitektur tradisional. Arsitektur tradisional ini merupakan warisan budaya masa lalu yang dipertahankan sebagai bagian dari bangunan cagar budaya. Arsitektur tradisional jepang dipengaruhi oleh aliran agama budha atau budhisme yang masuk melalui negara korea dan cina. Pola lay out bangunan ataupun detail-detail arsitektur menjadikan ciri khas bangunan Zen Budhisme di Jepang.

METODE KONSTRUKSI

ARSITEKTUR

Metode konstruksi yang digunakan pada area perbelanjaan Nagahama Otemon Shopping Street menggunakan metode kontruksi tradisional Jepang. Metode kontruksi ini menciptakan ketahanan terhadap kondisi alam dengan menggabungkan kayu sebagai pilar dan balok. Material kayu dirasa lebih peka untuk menerima perubahan iklim, hal ini disebabkan perubahan perubahan iklim dan kondisi geografis alam Jepang. Kayu dapat menjadi lebih dingin dan dapat meresap kelembaban ketika musim panas tiba, dan tidak akan terlalu dingin jika disentuh pada waktu musim dingin. Selain itu kayu juga lebih cocok dan dapat bertahan pada saat terjadi gempa bumi di Jepang. (Tadahiro, 1990). Dinding yang ada digunakan sebagai sekat dan menampilkan bingkai kayu yang mengekspresikan keindahan Jepang. 38


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

ONE STOP SHOPPING

One-stop shopping berarti menyediakan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan pelanggan di satu tempat. Nagahama Otemon Shopping Street menawarkan berbagai barang dan jasa, sehingga pelanggan dapat membeli semua yang mereka butuhkan tanpa harus pergi ke tempat lain. Fasilitas yang ditawarkan oleh Nagahama Otemon Shopping Street yaitu café, hotel dan penginapan, toko buku dan souvenir serta pemandian air panas. Selain itu Nagahama Otemon Shopping Street juga memiliki fasilitas tamasya seperti Museum Kurokabe dan Museum Gambar Kaiyodo dan juga berderetan dengan restoran dan rumah makan yang menawarkan makanan tradisional daerah. Nagahama Otemon Shopping Street merupakan destinasi yang banyak menarik orang orang untuk berwisata.

Kondisi kota Nagahama ditahun 1980an yang mengalami stagnansi dan penurunan perkonomian mengakibatkan pemerintah kota harus memikirkan solusi akan kondisi tersebut. Salah satunya ialah melakukan revitalisasi bangunan bersejarah menjadi fungsi baru yang dapat memberikan implikasi terhadap perekonomian kota. Nagahama Otemon Shopping Street sebagai salah satu upaya pemerintah kota Nagahama dalam pengembangan area komersil namun dengan tetap mempertahankan warisan leluhur dan sejarah kota.

Daftar Pustaka • • •

Kaufman, Carol Felker. "A new look at one‐stop shopping: a TIMES model approach to matching store hours and shopper schedules." Journal of Consumer Marketing (1996). Audina, Natasya. "Arsitektur Jepang Sesuai Perkembangan Zaman." (2017). Cohen, David, et al. "Wood construction in Japan: Past and present." Forest Products Journal 46.11/12 (1996): 18.

39


Ruang publik menjadi salah satu elemen paling penting pada Kota Nagahama mengingat Kota Nagahama merupakan salah satu tujuan para wisatawan Jepang.

Kondisi Ruang Publik Terbuka di Kota Nagahama

Aulia Rahman Hasibuan 21040118120027 40


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Nagahama Castle Sumber : Observasi Penulis, 2021

Kota Nagahama menjadi salah satu kawasan wisata di Prefektur Shiba, Jepang

Ruang publik adalah ruang yang berfungsi untuk tempat menampung aktivitas masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan (Rustam Hakim,1987). Dimana terdapat keterlibatan pasif (passive engagement) dan aktif (active engagement) dalam pemanfaatan ruang public (Carmona, et al (2003). Keterlibatan pasif dan aktif ini merupakan hasil dari adanya proses interaksi manusia didalamnya. Dalam hal ini, ruang yang berlaku sebagai wadah harus mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi penggunanya. Syarat ruang yang harus dicapai antara lain memberi peluang bagi terjadinya kontak dan komunikasi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi dalam bentuk aktivitas yang pasif seperti sekedar duduk menikmati suasana atau mengamati situasi dan dapat pula terjadi secara aktif dengan berbincang bersama orang lain membicarakan suatu topik atau bahkan melakukan kegiatan bersama Ruang publik pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu ruang terbuka dan ruang tertutup, dimana ruang terbuka indentik dengan alam, dan ruang tertutup identik dengan tempat terbangun. Ruang publik terbuka yang dimaksud dapat berupa taman, kebun, kolam, lapangan ataupun ruang yang bisa dipakai secara massal lainnya.

41


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Berdasarkan PPS (Project for Public Spaces) yang merupakan salah satu lembaga riset dan konsultan di Amerika yang secara khusus bergerak di bidang ruang publik menyebutkan bahwa suatu ruang publik yang baik merupakan tempat dimana kegiatan sosial, ekonomi terjadi, dan percampuran budaya. Sehubungan dengan hal itu, terdapat 4 kualitas utama yang perlu dimiliki ruang publik terbuka, yaitu ruang publik yang aksesibel, menumbuhkan aktivitas pengunjung, nyaman serta memiliki visual yang baik dan memiliki nilai sosial dimana setiap individu dapat bertemu satu dengan lainnya dan membawa orang ketika berkunjung.

Diagram PPS Sumber : Literasi Penulis, 2021 Diagram diatas menunjukkan kriteria kriteria utama yang harus dimiliki oleh ruang publik yang baik antara lain sociability, uses & activities, access & linkages, dan comfort & image. Yang mana kriteria kriteria ini kemudian dijabarkan di dalamkan lingkaran luar setelah kriteria utama, dimana jika dikaji, aspek pada lapisan kedua ini sifatnya intangibles atau tidak terukur, yang mana dampaknya dirasakan langusng oleh orang orang yang ada didalamnya. Kemudian pada lapisan ke tiga atau bagian terluar dari diagram merupakan aspek kuantitatif yang dapat diukur dengan stastistik ataupun riset. 42


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Bagaimana Kondisi Kota Nahagama? Berdasarkan data yang didapat, jumlah penduduk Kota Nagahama berkisar 115.618 jiwa, Kota Nagahama tergolong memiliki jumlah penduduk sedang. Selain itu Kota Nagahama juga menjadi salah satu tujuan wisata bagi para pendatang baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dengan begitu, Kota Nagahama memerlukan banyak ruang publik untuk dapat mendukung aktivitas masyarakat sekitar maupun pendatang

Nagahama Castle Historical Museum

Kota Nagahama berlokasi strategis dari segi transportasi umum karena dikelilingi oleh zona ekonomi utama termasuk Kansai, Chubu dan Hokuriku. Kota Nagahama memiliki banyak warisan sejarah seperti Hokkoku-kaido, Hokkokuwakiokanendo yang merupakan rute terpendek yang menghubungkan Hokkoku-kaido dan Nakasendo. Kinomo Station

Peninggalan buadanya pun tidak kalah menarik, terdapat Kastil Naghahama, reruntuhan Kastil Odani, gunung Shizugatake dan medan pertempuran Anegawa yang mengingatkan kita pada periode Sengoku (periode peringatan negara), dan kuil Hongoji di pulau Chikubushima, Kannon no Sato yang merupakan wilayah di mana banyak patung Kannon (dewi Buddha rahmat) diabadikan seperti Kuil Doganjid dengan Sebelas wajah Kannon.

Ho-gonji Temple Sumber : Google Maps and Street View 2021

43


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Mengapa Ruang Publik Dibutuhkan?

Berdasarkan data yang didapat, Kota Nagahama memang menjadi salah satu wilayah dengan fungsi pengembangan sebagai tempat wisata, mengingat banyaknya potensi yang dimiliki oleh wilayah ini, baik potensi alam maupun potensi budaya yang ada didalamnya. Sehubungan dengan hal ini, Jones dan Haven (2005), menyebutkan bahwa pengembangan destinasi wisata kini mendapatkan perhatian khusus karena peran pentingnya dalam pergerakan perekonomian. oleh karena itu, dalam upaya mengembangkan pariwisata, maka destinasi wisata diharuskan untuk mampu mendorong kawasannya agar tetap menarik, dengan begitu wisatawan akan tetap setia (loyal) terhadap daerah wisata yang dimiliki, atau dengan kata lain, kawasan memiliki jaminan agar para wisatawan yang telah ada akan tetap berkunjung kembali, dan mampu menarik para wisatawan lain yang belum berkunjung. Dalam hal ini, agar rasa ketertarikan ini tetap terjaga pada kalangan wisatawan, ruang publik menjadi salah satu kunci utama. Dimana, ruang publik adalah salah satu elemen yang mendukung masyarakat untuk bertahan dan berkembang sebagai makhluk sosial (Worpole, 2000). Keberadaan ruang publik yang pada dasarnya turut serta membantu meningkatkan kualitas hidup (Nasution dan Zahrah, 2012), sejalan dengan peran destinasi wisata yang tak hanya berdampak pada perekonomian, namun juga mempengaruhi aktivitas sosial wisatawan yang datang (Leiper, 1979). Selain kondisi para wisatawan, kondisi masyarakat sekitar juga tetap perlu diperhatikan, dan ruang publik menjadi tempat bagi mereka untuk melakukan sosialisasi antar masyarakat.

Ilustrasi Wisatawan Sumber : Google (2021)

44


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Apakah ruang publik terbuka yang Ada di Kota Nagahama telah memadai? Dalam hal ini, tolak ukur yang digunakan adalah berdsarkan empat kualitas utama yang diperlukan oleh ruang terbuka (Project for Public Spaces). Yang didalamnya terdapat aksesibel, menumbuhkan aktivitas pengunjung, nyaman serta memiliki visual yang baik dan memiliki nilai sosial dimana setiap individu dapat bertemu satu dengan lainnya dan membawa orang ketika berkunjung.

Matsunoiwa Park

Aksesibel dalam hal ini berarti mudah dijangkau. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapati bahwa Kota Nagahama sudah memiliki aksesibilitas yang baik. Sehingga lokasi dari masing masing ruang publik maupun titik wisata dapat saling berhubungan dan mudah dijangkau. Sehingga para wisatawan tidak akan merasa kesulitan untuk mencapai titik titik wisata dan pemdukung wisata yang sudah ada.

ruang ruang terbuka publik yang ada di daerah Kota Nagahama pada dasarnya dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang dibuat demi kenyamanan penggunanya. Dalam hal ini fasilitas yang disediakan pun dalam berbagai usia. Contohnya seperti pada Okubiwa Sports Forest dimana disediakan taman bermain bagi anak anak. Selain itu, sesua dengan namanya, taman ini digunakan sebagai tempat olahraga dan bercengkrama bagi masyarakat sekitar. Okubiwa Ports Forest Sumber : Google Maps and Street View 2021 45


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Ishidayama Park

Dalam hal ini, ruang publik yang ada di Kota Nagahama didapati sudah terawat dengan baik, seperti fasilitas yang semakin memadai dan tingkat kebersihan yang terjaga, sehingga indah dipandang mata. Selain itu, ruang ruang publik ini didukung pula dengan Landscape alam seperti pepohonan yang menimbulkan kesan nyaman dan teduh.

Chihara Park

Beberapa ruang publik yang ditemukan di Kota Nagahama mendukung nilai sosial didalamnya, seperti taman yang dijadikan sebagai tempat berkumpul ataupun bersantai bagi masyarakat sekitar, maupun tempat ibadah yang mengadakan festival tiap tahunnya. Sehingga masyarakat sekitar memiliki wadah untuk saling berinteraksi.

Selain keempat hal tersebut, beberapa ruang publik yang dapat dikembangkan menjadi tempat wisata yang memiliki fungsi berbeda beda, seperti misalnya pemandian air panas yang terletak dekat dengan Gunung Kanusugo dan Shizugatake Mountain Battle Site with Lake Views yang menyajikan sejarah, pemandangan dan jalur pendakian bagi para wisatawan. Masih ada banyak lagi ruang ruang publik yang ada didalam wilayah Kota Nagahama yang memiliki fungsi lainnya.

Shizugatake Mountain lake views

Anegawa Hotspring Sumber : Google Maps and Street View 2021

46


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi penulis, didapati sudah terdapat ruang publik terbuka yang cukup berdasarkan jumlah ruang publik yang ada di Kota Nagahama tergolong banyak sehingga diharapkan dapat menampung jumlah penduduk para wisatawan. Selain itu didapati pula bahwa, dan dengan banyaknya fungsi dari masing masing ruang publik yang ada, diharapkan kegiatan masyarakat maupun wisatawan yang datang dapat terwadahi. Kondisi masing masing ruang publik sebagai pendukung kawasan wisata di Kota Nagahama juga tergolong baik dan terawat, hal ini ditinjau berdasarkan keempat indikator kualitas utama yang harus dimiliki oleh ruang publik menurut Project for Public Spaces, dimana keempat indikator ini dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh para wisatawan yang berkunjung. Dengan begitu kawasan wisata pada Kota Nagahama dapat didukung dengan kelengkapan ruang publik yang ada.

Daftar Pustaka Nagahama City Living Guide Book. Accessed by Monday, 22th March 2021, on https://www.city.nagahama.lg.jp/.

Sahakian, Marlyne, ETC. 2020. Green public spaces in the cities of South and Southeast Asia. Protecting needs towards sustainable well-being. City Space Architechture. Accessed by Monday, 22 th March 2021 on https://www.journalpublicspace.org. Rafael Santos, João. 2019. Public Space, Tourism and Mobility: Projects, Impacts and Tensions in Lisbon’s Urban Regeneration Dynamics. City Space Architechture. Accessed by Monday 22th March 2021 on https://www.journalpublicspace.org. 47


PERPUSTAKAAN ADALAH RUANG PUBLIK YANG SANGAT PENTING

Nagahama, Jepang “Orang kaya memiliki TV kecil dan perpustakaan besar, dan orang miskin memiliki perpustakaan kecil dan TV besar” - Zig Ziglar Oleh : Arya Satrio Wicaksono Putra Waspodo NIM 21040118130113 48


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Ruang publik merupakan ruang yang dapat mewadahi kepentingan publik atau masyarakat umum, misalnya melakukan komunikasi dengan teman, pertemuan informal komunitas, tempat bermain, jalanjalan, melepas lelah, dan berbagai kegiatan lainnya. Berdasarkan kriterianya, ruang public memiliki terminologi yang beragam. Stephen Cars dalam bukunya Public Spaces, mengungkapkan bahwa ruang publik bisa berupa taman umum dari skala nasional seperti Monas di Jakarta, skala regional seperti Lapangan Simpang Lima di Semarang, dan skala lingkungan seperti taman yang ada di Kawasan permukiman.

Monas Yang adalah Ruang Publik skala Nasional Sumber : Infofotografi.com, 2018

Ruang publik yang memiliki peran sebagai salah satu elemen kota, dapat memberikan karakter tersendiri, memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat, apresiasi budaya, dan sekaligus dapat meningkatkan kualitas ruang kota. Indonesia merupakan negara berkembang, baik dari segi ekonomi, infrastruktur, dan segi peningkatan populasi manusianya. Fasilitas umum seperti ruang public perlu diberikan di setiap daerah.

Simpang Lima Semarang yang merupakan Ruang Publik Skala Regional Sumber : Jejak Piknik.com, 2021

Dengan banyaknya ruang publik yang tersedia, maka dapat menguntungkan masyarakat Indonesia karena dapat menjadi sarana hiburan atau bahkan dapat menarik wisatawan yang sedang mencari destinasi wisata. Pembangunan ruang public tidak hanya serta merta menilai bahwa pemerintah sudah berhasil menyeimbangkan antara pembangunan kota dengan ruang public, tidak hanya dinilai dari indeks peningkatan ekonomi atau indeks pembangunan daerah, tetapi juga dapat dilihat dari indeks kebahagiaan masyarakat yang meningkat akibat pembangunan ruang public. Oleh karena itu, ruang public merupakan elemen penting yang harus dimiliki sebuah kota.

49


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

RUANG PUBLIK DI KOTA NAGAHAMA, JEPANG Jepang yang merupakan negara maju, tentunya memiliki pembangunan dan penataan kota yang baik. Fasilitasfasilitas public tentunya telah terpenuhi di Jepang. Penyediaan ruang public di Jepang, tidak hanya terdapat pada kotakota besar bahkan hingga kota-kota kecil pun tersedia berbagai ruang public. Pemerataan ruang public ke setiap daerah sangat penting agar semua masyarakat dapat menjangkaunya. Salah satu kota yang memiliki penyediaan ruang public yang baik yaitu Kota Nagahama. Kota Nagahama memiliki berbagai ruang publik, mulai dari taman bermain, ruang terbuka hijau, ruang olahraga, ruang

komunitas, aula, perpustakaan umum, dan lainnya. Ruang publik di Kota Nagahama memiliki keunikannya tersendiri. Kota Nagahama merupakan kota yang memiliki banyak tempat bersejarah atau bangunan-bangunan heritage. Bangunan heritage tersebut tidak hanya menjadi tempat bersejarah saja tetapi kini dilestarikan dan diperdayagunakan untuk penggunaan lahan lainnya seperti tempat komersil, museum, dan tempat wisata. Banyak juga ruang public yang merupakan bangunan heritage seperti museum. Hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi ruang public di Kota Nagahama.

Gambar Beberapa Ruang Publik di Kota Nagahama Sumber : Google Street View, 2021

Gambar diatas merupakan beberapa contoh ruang publik yang ada di Kota Nagahama. Terdapat empat gambar dimana terdapat gambar ruang komunitas yang menjadi tempat bagi berkumpulnya komunitas, ada gambar perpustakaan umum, ada gymnastic atau gelanggang olahraga, dan ada museum yang merupakan bangunan bersejarah atau heritage. 50


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Nagahama City Public Library Sumber : map123.net, 2021

PUBLIC LIBRARY Perpustakaan merupakan salah satu sarana Pendidikan yang strategis yang akan ikut menentukan mutu hasil Pendidikan. Perpustakaan merupakan pusat sumber belajar sebagai prasyarat dari proses pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat khususnya anakanak, diharapkan dapat memberikan bekal Pendidikan berkelanjutan dan Pendidikan seumur hidup bagi anak. Berbagai hasil penelitian menyatakan bahwa keberadaan perpustakaan baik di sekolah maupun di tempat lain seperti perpustakaan umum, akan mempengaruhi keberhasilan akademis seseorang. Dikemukakan bahwa beberapa penelitian atau riset yang dilakukan di beberapa negara seperti di Alaska, Pennsylvania, Colorado, Texas, Oregon, Massachusetts, Scotland, Iowa, Michigan, dan New Mexico menunjukan bahwa terdapat keterkaitan atau link antara perpustakaan sekolah dengan prestasi/ hasil belajar murid. Pengaruh perpustakaan pada kegiatan Pendidikan tersebut mencakup aspek-aspek seperti prestasi akademik (academic achievement), kemampuan membaca (reading literacy), dan kemampuan belajar secara lebih luas (broader learning) termasuk kemampuan informasi. Oleh karena itu, perpustakaan menjadi salah satu ruang public yang sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan masyarakat. Dengan masyarakat yang pandai, tentunya kota menjadi maju.

Perpustakaan juga merupakan salah satu ruang public yang harus tersedia di berbagai kota di Jepang. Kota Nagahama pastinya menyediakan perpustakaan umum bagi masyarakatnya. Perpustakaan umum yang terdapat di Kota Nagahama berjumlah 10 perpustakaan umum. Dengan jumlah yang cukup banyak tersebut, seluruh masyarakat Kota Nagahama dapat menjangkau perpustakaan umum dengan mudah karena perpustakaan umumnya tersebar diberbagai daerah di Kota Nagahama. Salah satu perpustakaan umum di Kota Nagahama yaitu Nagahama City Public Library. Nagahama City Public Library terletak di pusat Kota Nagahama. Karena terletak di pusat kota, perpustakaan ini cukup luas dan memiliki berbagai fasilitas yang lengkap. Pada Nagahama City Public Library, terdapat kafe yang memungkinkan orang untuk membaca buku sambil meminum kopi atau teh. Lalu ada berbagai macam tempat duduk membaca seperti sofa dan kursi kayu. 51


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

CLOSING Penyediaan perpustakaan umum di Kota Nagahama sangatlah baik dan lengkap. Masyarakat akan sangat nyaman apabila datang dan membaca buku di perpustakaan umum tersebut. Kota Nagahama hanya merupakan salah satu kota di Jepang yang menjadi contoh bahwa penyediaan ruang public khususnya perpustakaan umum bagi masyarakat adalah hal yang sangat penting. Tentunya di kota-kota lain di Jepang, sama dengan Kota Nagahama dalam hal penyediaan fasilitasnya. Hal inilah yang membuat negara Jepang menjadi negara maju. Salah satu aspek penting untuk menjadi negara maju yaitu memiliki sumber daya yang maju juga. Sebuah media massa di Tokyo, Yoshiko Shimbun, dalam wartanya menunjukan bahwa kebiasaan membaca di Jepang berawal dari sekolah. Sebelum memulai pelajaran, guru mewajiblan siswa membaca buku selama sepuluh menit. Menariknya, kebiasaan ini berlangsung sudah lebih dari 30 tahun. Kebiasaan baik ini membuat tingkat minat baca di Jepang cukup tinggi. Berbeda dengan Indonesia yang minat baca masyarakatnya dinilai masih rendah. UNESCO mencatat pada 2012, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 yang berarti dalam 1000 orang hanya ada satu orang yang berkegiatan membaca. Ketidaktertarikan pada kegiatan membaca tidak hanya karena minat baca yang minim tetapi juga dipicu karena kurangnya ketersediaan buku. Oleh karena itu, perlu adanya upaya serius dari pemerintah untuk meningkatkan minat baca. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu pemerintah harus segera

Gambar Nakajima Library di Akita, Jepang Sumber : Japaninsides.com , 2021

merealisasikan pengembangan sistem nasional perpustakaan, menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat, menjamin ketersediaan layanan perpustakaan umum secara merata di seluruh daerah di Indonesia, meningkatkan kualitas, dan kuantitas koleksi perpustakaan. Kita harus menjadikan Jepang sebagai contoh dari keberhasilannya mewadahi dan menggerakan masyarakatnya agar dapat gemar membaca.

Darmawan, E. (2005, August). Ruang Publik dan Kualitas Ruang Kota. In Proceeding, Seminar Nasional PESAT 2005. Universitas Gunadarma. Hakim, S. A. (2005). Perpustakaan dan pendidikan. Nafisah, A. (2016). Arti penting perpustakaan bagi upaya peningkatan minat baca masyarakat. LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan, 2(2).

52


TANGIBLE HERITAGE & INTANGIBLE HERITAGE INTANGIBLE Bagaimana dengan Pengembangan

Heritage di Nagahama?

“Heritage comes in many shapes— in tangible forms such as sites, buildings, landscapes, or as intangibles, like memories, emotions, values and customs— as does the use of heritage, ranging from the purpose of building nations to marketing places” - Nillson & Thorell , 2018. Oleh : Novia Cecilia Medina_21040118130115 53


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

UNESCO mendefinisikan Cultural Heritage sebagai “warisan artefak fisik dan atribut tak berwujud dari suatu kelompok atau masyarakat yang diwarisi dari generasi lampau, dipelihara dan dianugerahkan untuk kepentingan generasi mendatang”. Dengan kata lain, Cultural Heritage mengacu pada benda penting dalam konteks arsitektur dan arkeolog hingga ekspresi dan tradisi hidup sejak masa lampau yang keberadaannya mampu menjadi sejarah, ciri khas, bahkan asset berharga bagi suatu wilayah sehingga wajib untuk dijaga dan dilestarikan. Nagahama merupakan salah satu kota kecil di Prefektur Shiga, Jepang yang hingga saat ini masih mempertahankan bahkan mengembangkan Cultural Heritage yang ada. Cara yang ditempuh untuk pelestarian heritage pun bermacam seperti konservasi, rehabilitasi, rekonstruksi hingga adaptasi. Akan tetapi terdapat satu upaya pelestarian yang saat ini kian digencarkan oleh Nagahama yaitu upaya pelestarian dengan konsep Commercial Heritage, dimana Cultural Heritage yang ada dirancang sedemikian rupa untuk disandingkan dengan kawasan komersial atau bahkan dialihfungsikan menjadi fungsi komersial namun tetap mempertahankan tujuan utama pelestarian. Pada aspek Cultural Heritage di Nagahama, akan membahas terkait dengan tangible dan intangible heritage, serta upaya pelestarian yang dilakukan Nagahama.

Stagnansi – Penurunan Ekonomi

Kerjasama publik-swasta untuk rehabilitasi dan pengembangan warisan budaya

Commercial Heritage

Dalam keberjalanannya, pelestarian sejarah di Nagahama justru didasari oleh permasalahan ekonomi. Berdasarkan jurnal Loulanski (2006), tahun 1980an, Nagahama mengalami stagnansi bahkan penurunan perekonomian. Atas dasar masalah tersebut, tahun 1988, pemerintah nagahama menyiapkan proyek Kerjasama publik-swasta untuk membangkitkan perekonomian melalui rehabilitasi warisan budaya serta mendorong pengembangan budaya. Proyek tersebut memiliki konsep yang selaras dengan konsep Commercial Heritage dimana proyek dilaksanakan dengan mengubah salah satu bangunan di Kawasan sejarah yaitu Bank Kurokabe menjadi industri kecil Kurokabe.Inc guna mendorong aktivitas ekonomi dan memulihkan industri yang sudah ada sebelumnya.

Selanjutnya, pemerintah Nagahama mulai fokus pada pengembangan Kawasan tersebut dengan menyediakan fungsi komersial di sekitar kawasan. Bahkan beberapa bangunan tua turut direnovasi dan dialih fungsi menjadi toko, restoran, dan galeri. Akibatnya, proyek tersebut justru mampu menjadi katalisator untuk pengembangan budaya kota bahkan hingga saat ini dikarenakan lebih menghidupkan kawasan sejarah serta menarik Gambar Kurokabe Square pengunjung. Sumber : Tripadvisor, 2019 54


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Akan tetapi, tidak semua bangunan sejarah di Nagahama, Jepang di adaptasi atau dialihfungsikan menjadi fungsi komersial. Beberapa diantaranya masih dijaga orisinalitasnya hingga saat ini dan beberapa lainnya dirancang berdekatan dengan Kawasan komersial sebagai Kawasan pengembangan heritage yang ada. Berikut merupakan contoh bangunan heritage yang terkemuka di Nagahama :

Istana Nagahama merupakan bangunan sejarah yang dibangun oleh lord feodal Toyotomi Hideyoshi pada 1575. Meskipun bangunan sejarah ini pernah mengalami kerusakan hingga runtuh pada tahun 1615, namun pemerintah Nagahama melakukan pemugaran bangunan pada tahun 1983. Bahkan saat ini, istana Nagahama difungsikan sebagai museum yang berisi cerita sejarah Nagahama, sejarah istana serta penyimpanan peninggalan sejarah seperti senjata perang dan lain sebagainya.

Kuil Hachimangu Nagahama merupakan kuil yang dipercaya sebagai tempat dewa utama Nagahama yaitu Dewa Shinto. Kuil ini dihiasi dengan tanaman khas Nagahama yaitu bunga hortensia. Kuil ini juga dijadikan tempat beberapa acara atau festival di Nagahama sehingga lebih menarik pengunjung.

Nagahamashi Hikiyama Museum merupakan museum yang menampilkan pameran berupa video budaya Nagahama sehingga pengunjung dapat menyaksikan setiap saat. Selain itu musium ini juga menampilkan Hikiyama Floats yang merupakan salah satu peninggalan penguasa di Nagahama. Dekorasi Hikiyama floats menggunakan perhiasan logam yang indah, pernis dan permadani belakang yang mewakili kemakmuran dan kesuksesan kota. Gambar Tangible Heritage Nagahama Sumber : Lake Biwa and Nagahama Japan, 2015

55


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Gambar Retro Town Sumber : jw-webmagazine.com, 2021

Retro town atau hokkoku hwy merupakan Historical District yang dikelilingi bangunan bersejarah. Pada kawasan ini, beberapa bangunan kuno diubah menjadi pertokoan atau hanya sekedar lokasi spot foto, selain itu terdapat pula bangunan kuno yang dijadikan lokasi pameran seni hingga bangunan yang menyajikan kelas tutorial kerajinan tradisional Jepang. Bahkan beberapa bangunan juga difungsikan sebagai shopping center untuk menarik wisatawan hadir.

Sumber : Google Maps, 2021

Selain fokus pada rehabilitasi bangunan sejarah dan pengembangan kawasan komersial di area Retro Town, Nagahama juga sangat memperhatikan fasilitas penunjang untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung kawasan sejarah, seperti pengadaan pedestrian ways, drainase yang tertutup sehingga tidak menimbulkan bau, pengadaan pagar pembatas khusus untuk melindungi bangunan penting, penyediaan papan papan informasi, pengadaan atap penutup pada beberapa bagian jalan yang dipergunakan untuk pasar tepi jalan, penyediaan street furniture dan vegetasi vertical hingga pengamanan kebakaran. Masih banyak lagi bangunan Heritage menarik yang ada di Jepang seperti : Kunitomo Teppono-Sato Museum yang menyimpan benda sejarah seperti senjata, serta Azai Folklore Museum yang menyajikan cerita sejarah, budaya, dan kemajuan industry wilayah Azai, dan lain sebagainya.

Sumber : Lake Biwa and Nagahama Japan, 2015

Selain bangunan sejarah yang dijadikan sebagai commercial ataupun wisata, Nagahama masih memiliki beberapa bangunan sejarah yang didominasi bangunan kastil yang dikonservasi atau dijaga orisinalitasnya sampai saat ini dikarenakan dianggap sebagai tempat yang suci, seperti :

Jinsho-ji Temple

Nagahama Hachimangu Shrine

Hokoku Shrine

Chizen-in Temple

Shana-in Temple

Soji-ji Temple

Sumber : Lake Biwa and Nagahama Japan, 2015 56


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Festival Hikiyama telah berlangsung sejak 430 tahun silam, dan kabuki telah dipertunjukkan di atas kendaraan hias hikiyama sejak 250 tahun silam. Setelah melalui proses yang amat panjang. Festival ini baru resmi ditetapkan sebagai budaya rakyat penting tidak berwujud oleh pemerintah Nagahama pada tahun 1979. masa itu, festival dikoordinir oleh asosiasi pelestarian yang dibentuk khusus untuk mengembangkan dan juga mempromosikan festival Hikiyama. Adapun segala keuntungan yang diperoleh dominasi akan digunakan untuk mensubsidi festival yang akan datang sehingga acara dapat berlangsung mandiri dan berkelanjutan. Hal lain yang menarik dari Festival Hikiyama adalah pengelolaan lintas generasi serta upaya pewarisan festival kepada generasi yang lebih muda. Adapun organisasi yang mengelola festival hikiyama adalah sotoban atau komite eksekutif perwakilan dari yamagumi serta 13 kelompok yamagumi yang terdiri dari tiap distrik.Y amagumi dibedakan menjadi tiga peran lintas generasi yaitu Churo (orang yang . berusia >45th ) sebagai pengelola festival Wakashu (orang yang berusia 18-45th ) sebagai pengatur Hikiyama Floats dan penanggung jawab Kabuki, serta anak laki laki dari perwakilan tiap yamagumi sebagai pemeran Kabuki. Dengan adanya pembagian peran tersebut berdampak pada regenerasi penerus pengelola Festival Hikiyama agar tetap berlangsung sesuai sejarah.

B6

NAGAHAMA HIKIYAMA FESTIVAL Festival budaya yang menceritakan tentang alur Nideyoshi, penguasa Nagahama yang memberi pedagang lokal emas untuk merayakan kelahiran putranya. Para pedagang menggunakan emas itu untuk membuat Hikiyama Floats. Saat festival berlangsung, Hikiyama Floats akan dijadikan panggung pertunjukan bergerak untuk pemain KABUKI atau kodomo kyogen yang diperankan oleh anak laki laki berusia 5-12 tahun.

Hikiyama Floats merupakan semacam kendaraan darat untuk raja yang berbentuk seperti perahu.

Sumber : Go-CentralJapan.jp

Hikiyama Festival berlangsung selama Sembilan hari tidak berturut turut di depan Istana Nagahama, dengan menampilkan setidaknya +-17 pertunjukan budaya Nagahama Jepang.

Gambar Agenda Festival Hikiyama 57 Sumber : Lake Biwa and Nagahama Japan, 2015


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Pada penjagaan keberlangsungan Tangible Heritage, selain dengan perawatan bangunan heritage secara rutin berkala, dilakukan pula penyediaan fasilitas fasilitas pendukung yang dikelola oleh pemerintah dan swasta. Sedangkan untuk keberlangsungan Intangible Heritage dilakukan dengan pembentukan asosiasi pelestarian festival serta pengelolaan lintas generasi oleh penanggung jawab Yamagumi. Khusus pada pengelolaan Yamagumi, setiap anak laki laki yang berperan pada Kabuki akan secara langsung menjadi bagian dari tingkatan yang lebih atas yaitu Wakashu apabila telah mencapai batasan usia sehingga siklus pengelolaan tidak akan terputus. Selain itu, pemerintah Nagahama, Jepang juga mengupayakan pengenalan heritage kepada generasi muda yaitu dengan cara memfasilitasi kerjasama antara pengelola museum sejarah dengan instansi pendidikan khusunya jenjang menengah. Kerjasama tersebut dilakukan dengan pengadaan Study Tour untuk memperkenalkan generasi muda terpelajar mengenai festival dan sejarah bangunan.

Berdasarkan beberapa gambaran Tangible Heritage di Nagahama, menunjukan bahwa Nagahama sangat menghargai warisan sejarah hingga saat ini. Hampir keseluruhan sejarah dan budaya, di abadikan di museum yang diciptakan dengan memanfaatkan bangunan sejarah. Bahkan penghidupan kembali Kawasan sejarah dengan menciptakan fungsi pengembangan berupa Kawasan komersial beserta fasilitas dasar pendukung justru mampu menyokong perekonomian dan mendatangkan wisatawan. Hal ini tentu dapat menjadi contoh bagi wilayah yang bukan hanya ingin melestarikan namun juga ingin mengembangkan fungsi kawasan sejarah Selanjutnya, terkait dengan Intangible Heritage di Nagahama, menunjukan bahwa, proses tumbuhnya festival kebudayaan Nagahama yang mendunia melewati proses yang Panjang. Akan tetapi dengan pembentukan asosiasi pelestarian dan kelompok pengelola festival lintas generasi menjadikan festival ini terus konsisten berlangsung sejak ratusan tahun silam hingga saat ini.

“Culture in rural areas with hundreds of years of history is likely to face a decline due to the rapid social and economical changes of our time. If we overlook it, the culture will die out soon. So as to hand down to the next generation what has been handed down to us, it is necessary for us to find novel ways to transmit it.” - National Institutes for Cultural Heritage, JAPAN -

Sumber Referensi : • National Institutes for Cultural Heritage. 2011. The Training Course for Safeguarding of Intangible Cultural Heritage 2011. NICH : Japan. • Thorell, Kristina. Nilson, Thomas. 2018. Cultural Heritage Preservation: The Past, the Present and the Future. Halmstad University Press : Swedia. ISBN: 978-91-87045-95-0. • Loulanski, Tolina. 2006. Cultural Heritage in Socio-Economic Development: Local and 58 Global Perspectives. Environments Journal Volume 34(2). • Nagahama City. 2015. Lake Biwa and Nagahama Japan


DESTINASI WISATA

The 10 Best Places to Travel at Nagahama, Japan

Nagahama/ Prefektur Shiga adalah sebuah prefektur di Jepang yang terletak di pulau Honshu, sebelah timur dari Kyoto, yang membanggakan adalah danau terbesar di Jepang, yang disebut 'Danau Biwa', dengan garis pantainya adalah rumah bagi ibukota regional, Otsu, kota-kota Hikone, Sakamoto dan Nagahama, dan liburan resor pantai.

Oleh : Brigitta Ayu Wihardhinik_21040118120056 59


OUTLINE

Introduction Danau Biwa

Miho Museum Kastil Hikone Makino Highland dan Metasequioa Namiki Biwako Valley Omihachiman

Kuil Enryakuji di Gunung Hiei Koka Ninja Village Shigaraki Tanuki Village Samegai-juku Closing

Reference Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

60


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

INTRODUCTION

Pengertian pariwisata dalam arti murni adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Belakang, 2015).

Gambar Nagahama Sumber : Google Streetview, 2021

Daya tarik wisata erat kaitannya dengan objek wisata dan atraksi wisata. Objek wisata yaitu sesuatu yang dapat dilihat secara langsung tanpa bantuan orang lain, misalnya pemandangan alam, candi, bangunan, monumen, tugu peringatan, dan lain-lain. Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat, dinikmati, seperti tari-tarian, nyanyian, kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat, dinikmati, seperti tari-tarian, nyanyian, kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Objek dan atraksi wisata ini termasuk produk industri pariwisata yang memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Produk industri pariwisata berkaitan dengan manfaat dan kepuasan wisatawan. Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu tourism resources dan tourist services.

Nagahama/Shiga

Utara (Kohoku) wilayah yang terletak di bagian utara prefektur Shiga. Wilayah ini mencakup Kota Nagahama, Maibara, dan Takashima serta perbatasan Fukui dan Gifu. Nagahama/Shiga Utara (Kohoku) berbatasan dengan bagian utara Danau Biwa dan merupakan daerah yang kaya alamnya. Di musim semi, saat pohon sakura mekar, Taman Ho, Puing Kastil Nagahama, dan Kaizu-Osaki merupakan tempat yang wajib dikunjungi. Selain itu, karena perhentian di jalan yang menghubungkan Prefektur Fukui ke Kyoto dan Tokyo pada Zaman Edo (1603-1868), Jalan Hokkoku Kaido, daerah ini memiliki sejarah pengembangan sebagai bagian dari rute transportasi penting. Pengunjung dapat melihat lanskap kota tua di Kinomoto-shuku atau Shiotsujuku. Akan lebih praktis jika pengunjung menjelajahi daerah ini dengan naik kereta jalur utama Hokuriku, Tokaido, dan Kosei dan mobil.

61


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Danau Biwa adalah hal pertama yang terlintas di pikiran kebanyakan orang Jepang ketika mendengar nama Prefektur Shiga. Spot yang pertama adalah Kuil Shirahige yang dibangun sekitar 2.000 tahun lalu. Belakangan ini spot tersebut menarik perhatian masyarakat sebagai tempat untuk menikmati pemandangan gerbang Otorii merah menyala yang menyembul dari permukaan air Danau Biwa. Pemandangan tersebut tidak kalah menarik dari pemandangan gerbang Otorii di Kuil Itsukushima, Hiroshima.

Spot yang kedua adalah Mangetsuji no Ukimido, yaitu Ukimido atau aula Kuil Mangetsuji yang dibangun mengapung di permukaan Danau Biwa. Tempat menikmati pemandangan indah ini telah lama dicintai masyarakat Jepang, bahkan oleh Matsuo Basho, penyair kenamaan Jepang.

Gambar Danau Biwa dan Banguna di sekitarnya Sumber: Pixta, 2021

Gambar Miho Museum Sumber: Pixta, 2021

MIHO MUSEUM adalah sebuah museum di Pegunungan Konan yang berderet di sisi timur Danau Biwa. Untuk menuju museum ini perlu menempuh sekitar 30 menit perjalanan naik mobil dari stasiun terdekat Danau Biwa, yaitu Stasiun Otsu. MIHO MUSEUM memamerkan koleksinya yang berfokus pada karya seni maupun kerajinan khas Jepang seperti seni pernis, seni keramik, perlengkapan upacara minum teh, dan karya seni bertema agama Shinto maupun Buddha. MIHO MUSEUM dirancang dan dibangun oleh I. M. Pei yang dikenal sebagai arsitek piramida kaca Museum Louvre. Keunikan lain dari museum ini adalah 80 persen 62 bangunannya berada di bawah tanah.

B6


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Kastil Hikone berlokasi di sisi timur Danau Biwa. Bagian menara tenshu (menara utama), menara tsuke yagura, dan menara tamon yagura telah dinobatkan sebagai Pusaka Nasional Jepang. Daya tarik utamanya adalah menara tenshu 3 lantai yang dibangun pada abad ke-17. Kastil ini memiliki hafu (bubungan atau bagian ujung atap yang dibuat menonjol) terbanyak se-Jepang dengan total 12 buah dan bangunannya menampilkan kesan berat dan kukuh. Gambar Kastil Hikone Sumber: Pixta, 2021

Makino Highland adalah dataran tinggi yang terletak di sisi barat laut Danau Biwa. Di sana terdapat Makino Highland Campsite, tempat terbaik untuk berkemah sembari menikmati panorama Danau Biwa dari ketinggian. Selain itu, bumi perkemahan yang luas ini juga menyediakan berbagai aktivitas seru di setiap musim, misalnya hanami (melihat bunga sakura) di musim semi, golf saat musim panas, naik gunung di musim gugur, dan bermain ski pada musim dingin. GambarMakino Highland dan Metasequioa Namiki Sumber: Pixta, 2021

Kemudian, di dekatnya terdapat kebun buah Makino Pic-land yang menawarkan keseruan memetik buah ceri, anggur, dan apel langsung dari pohonnya. Selain itu, ada juga Metasequioa Namiki, yaitu jalan dari Makino Pic-land menuju Makino Highland yang kedua sisinya dihiasi deretan pepohonan metasequioa.

Biwako Valley yang terletak di sisi barat Danau Biwa dikenal sebagai lokasi ski dengan lintasan yang menyuguhkan panorama menakjubkan Danau Biwa. Selama musim panas, Biwako Valley beroperasi sebagai spot pemandangan indah Biwako Terrace yang terbagi ke dalam 2 teras. Y ang pertama adalah Grand Terrace yang menawarkan sensasi seolah memandang keseluruhan area Danau Biwa dari atas langit. Kemudian yang kedua adalah North Terrace, tempat yang tepat untuk menyaksikan indahnya pengunungan serta danau. Untuk menuju puncak gunung di ketinggian 1.100 mdpl, perlu menaiki ropeway.

Gambar Biwako Valley Sumber: Pixta, 2021 63


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Di kota tua ini pengunjung akan merasakan nuansa bersejarah dari dinding batu maupun bangunan bergaya kurazukuri yang berjajar di sepanjang kedua sisi hachimanbori, sebutan untuk kanal buatan manusia. Keindahan panorama Omihachiman membuatnya kerap dijadikan lokasi syuting drama sejarah Jepang. Kota ini juga terkenal akan “Hachimanbori Meguri”, yaitu pesiar naik kapal ukuran kecil menyusuri hachimanbori.

Kuil ini dirintis oleh seorang biksu bernama Saicho dan sampai sekarang difungsikan sebagai kuil Buddha utama sekte Tendai sekaligus menjadi tempat suci paling terkenal bagi umat Buddha Jepang. Dengan ketinggian 848 mdpl ini terdapat beberapa bangunan kuil sehingga seluruh bagian gunung merupakan area Kuil Enryakuji. Pengunjung dapat menjumpai spot menarik seperti Pagoda Hokke Souji-in Toto dengan bangunan warna merah menyala yang indah dan Kokuhoden, yaitu bangunan penyimpanan Pusaka Negara yang memamerkan koleksi patung dan lukisan Buddha.

Di kota ini terdapat Koka Ninja Village di mana pengunjung dapat merasakan kehidupan para ninja yang berselimut misteri. Koka Ninja Village menawarkan berbagai atraksi menarik, di antaranya Karakuri Ninja Yashiki berupa sebuah rumah yang akan mengajak pengunjung menikmati bermacam-macam “karakuri (trik)” termasuk pintu tersembunyi dan jalan keluar rahasia. Kemudian ada juga Shuriken Dojo, tempat untuk berlatih melempar shuriken (senjata lempar khas ninja) sungguhan. Tak ketinggalan, pengunjung juga bisa mencoba berpenampilan ala ninja dengan menyewa kostum ninja di Koka Ninja Village.

Daerah Shigaraki terletak di Kota Koka dan memiliki kualitas tanah liat yang sangat baik sehingga pada zaman dahulu daerah ini dikembangkan sebagai penghasil tembikar yang disebut Shigaraki yaki. Shigaraki Tanuki Village merupakan tempat untuk mencoba dan belajar cara pembuatan tembikar. Di sini tersedia berbagai kegiatan di antaranya membuat tembikar menggunakan meja putar elektrik dan menulisi maupun melukis tembikar dengan cat. 64


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Di Prefekur Shiga juga terdapat Samegai-juku yang menyuguhkan pesona perkotaan tua. Dahulu kawasan ini berjaya sebagai kota penginapan karena merupakan tempat yang penting di rute lalu lintas antara Edo (nama lama Tokyo) dan Osaka. Di sini pengunjung masih dapat menjumpai bangunan-bangunan tua seperti penginapan maupun rumah penduduk zaman Edo berjajar di sepanjang Sungai Jizokawa yang airnya sangat jernih. Samegai-juku juga menyimpan pesona lain, yaitu keindahan tanaman air bernama baikamo (Ranunculus nipponicus var. submersus) yang bunganya akan menghiasi Sungai Jizokawa mulai pertengahan Mei sampai akhir Agustus.

Gambar Samegai-juku Sumber: Pixta, 2021

CLOSING

Berdasarkan tour via google street view, didapatkan informasi bahwa beberapa destinasi yang ada berada di sekitar Danau Biwa yang mana mengelilingi keberadaan Danau Biwa. Untuk beberapa destinasi yang lain berada di dekat pusat perkotaan. Gambar Nagahama Sumber : Google Streetview, 2021

Kondisi destinasi wisata di Nagahama tertata dengan sangat baik dan rapi. Bangunan bersejarah serta tempat penting lainnya memiliki ketahanan yang kuat sehingga tetap kokoh hingga saat ini. Selain itu halaman serta bangunan yang ada memiliki kondisi yang bersih. Hal ini menandakan pemerintah Kota Nagahama sangat memperhatikan kondisi wisata yang mana dapat dijadikan juga sebagai temppat edukasi yang dapat memberikan ilmu mengenai tempat bersejarah yang ada.

65


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

REFERENCE Belakang, A. L. (2015). MAILISA ISVANANDA , 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

https://www.idntimes.com/travel/destination/ andarip/tempat-wisata-kairo-mesir-exp-c1c2/5 https://matcha-jp.com/id/7913 https://www.japanhoppers.com/id/kansai/nag ahama_northernshiga/ https://www.fun-japan.jp/id/articles/1314

66


SIGNAGE AND

INFORMATION SYSTEM

Nagahama, Jepang

Where you can find it?

Technologies that exist between man and nature in a simple form and those that enable the interaction with other technologies are becoming significantly more complex and create their own information systems. - Hubert Burda Oleh : Nova Adelina 21040118140071 67


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Signage and Information Systems in Prefektur Sigha, Nagahama, Japan: Where you can find it? Menurut Kusrianto (2010, 23) signage adalah sejenis visual grafis dalam ukuran besar yang dibuat guna untuk menyampaikan berbagai macam informasi kepada para pembaca dalam situasi tertentu. Jika lebih spesifik lagi, menurut Whitbread (2009: 104) dalam buku yang ia bahas The Design Manual dijelaskan bahwa signage adalah sistem tanda hasil kombinasi dari simbol atau shape dengan sebuah tulisan yang biasa ditempatkan pada daerah dengan mobilitas yang tinggi, tanpa tergantung bahasa verbal yang terbatas.

Gambar Stasiun Shin-Osaka Sumber : Brotrip, 2016

Menurut Wikipedia, signs are any kind of visual graphics created to display information to a particular audience. This is typically manifested in the form of wayfinding information in places such as streets or on the inside and outside of buildings. Signs is a symbol to transfer information with words or pictures to other people. Signage sendiri sudah ada sejak zaman Romawi. Di zaman itu penanda digunakan sebagai petunjuk arah bagi bangsa Romawi yang dibuat dengan petunjuk-petunjuk angka sepanjang jalan untuk memberi tahu para pengelana seperti jarak dari titik itu ke Roma. Jadi, pada dasarnya signage diperuntukkan sebagai sumber informasi untuk orang-orang yang ingin berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Sehingga dengan hadirnya signage bisa mempermudah orang saat akan mengunjungi suatu tempat. Gambar Signage di jalan raya Sumber : Streetview, 2021

Di Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang signage dapat ditemukan dengan mudah baik di jalan raya, stasiun, toilet umum, lingkungan perumahan penduduk dan disetiap lokasi tersebut pasti terdapat penanda arah, nama lokasi, rambu lalu lintas, dan lainnya. Dalam observasi secara online melalui street view, di setiap persimpangan jalan pasti ada penanda arah, nama lokasi, rambu-rambu lalu lintas. Terdapatnya singage merupakan hal yang penting dalam perancangan sebuah kota atau wilayah karena penanda mebuat kita sebagai orang yang sebelum nya tidak tahu menjadi tahu fungsi dari tempat atau lokasi tersebut dan juga sebagai tourist kita tidak bingung untuk melewati jalan mana dan ke arah mana jalan yang harus dilalui.

68 raya Gambar Signage di jalan Sumber : Streetview, 2021


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Apa sih yang membuat signage di Jepang itu menarik? Selain informatif, yang pertama adalah kombinasi aksara dan ikon yang mereka gunakan didesain dengan ikon yang welldesigned. Karena di Jepang mayoritas masyarakat bepergian banyak menggunakan kereta, signage di setiap area stasiun kereta di Nagahama, Jepang memiliki papan penunjuk train line, exit board, city map dan logologo atau ikon yang menyertainya selalu menjadi kesenangan sendiri. Tidak hanya memudahkan perjalanan, signage yang didesain dengan baik dapat menyegarkan mata.

Gambar Signage di Area Stasiun Nagahama Sumber : Streetview, 2021

Di beberapa kota yang sudah bagus di Jepang seperti di Nagahama, transportasi publiknya biasanya akan tersedia informasi cara termudah dan tercepat menuju destinasi. Lengkap dengan alat transportasi apa, rute, menit, dan cost perjalanan anda. Di stasiun, anda tinggal menemukan signage yang tersedia. Cukup menghemat waktu perjalanan.

Berikutnya... Signage di area touristy. Everything is well designed too. Melengkapi experience kita dalam menikmati destinasi, signage yang ditunjukan di lokasi-lokasi wisata di Nagahama sangat informatif dan bagus. Di setiap sudut tempat wisata seperti di lokasi wisata bersejarah (Hikone Temple, Hokoku Temple, etc) diberikan berbagai macam signage yang dapat memudahkan para tourist mencari lokasi atau tempat yang akan dikunjungi.

So, where we can find a signage in Nagahama, Japan?

Gambar Signage di Ho Park, Nagahama Castle Historical Museum Sumber : Streetview, 2021

Sepanjang Jalan Raya

Area Ruang Terbuka

Lingkungan Rumah

Temple / Kawasan Wisata / Bersejarah

Area Taman Bermain

Area Sekitar Stasiun Nagahama

69


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692) Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan dari si pembaca informasi tersebut. Secara etimologi, informasi merupakan kata atau istilah yang berasal dari informacion (Bahasa Perancis Kuno, tahun 1387). Sedangkan dalam bahasa Latin, informasi berasal dari kata Informationem yang mempunyai arti sebagai konsep ide atau garis besar.

Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan suatu pengetahuan yang dapat dikomunikasikan dengan metode tertentu.

Di wilayah sekitar Prefektur Shiga, Nagahama ditemukan 5 titik lokasi yang beris tentang Tourist Information Center (TIC) yaitu di tempat berikut:

• Nagahamaeki Information Centre • Biwako

Tour

Kurokabe

Square

Information Center • 湖北観光情報センター(旧四居家住宅)

• 秀吉の足跡めぐり • 湖北の暮らし案内所どんどん.

Gambar Titik Lokasi Tourist Information Center di Nagahama Sumber : Google Maps, 2021

Salah satu contoh, di Nagahama Station Tourist Information Center menyediakan berbagai macam service seperti multilingual support dimana orang yang berada di lokasi full time menggunakan bahasa inggris untuk membantu tourist yang sedang bertanya, tersedia full WIFI dan internet PC, terdapat buku-buku informasi, menyediakan jasa transportasi dan akomodasi lainnya.

“ Information is power – Humfrey ” Gambar Nagahama Station TIC Sumber : https://kitabiwako.jp/, 2016

- Piers Anthony -

70


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Lalu bagaimana dengan kebutuhan Informasi yang ada di jalan, kawasan wisata ataupun di tempat-tempat bersejarah seperti temple di Kawasan Prefektur Shiga, Nagahama, Japan? Apakah tersedia ya? Let’s see...

Saat menyusuri di sepanjang jalan, banyak sekali penanda atau rambu yang tersedia dan itu terlihat dan memberikan informasi yang sangat jelas. Untuk Tourist Information atau Informasi yang diberikan di jalan ada di beberapa wilayah dan titik tertentu. Pada kawasan wisata, taman, atau di ruang terbuka ada beberapa papan informasi yang ditujukan kepada masyarakat ataupun tourist yang melewati kawasan tersebut. Papa informasi berisi petunjuk, lokasi wisata, peta wilayah, gambar destinasi wisata, dan lainnya. Gambar Papan Informasi di Ho Park, Nagahama Castle Historical Museum Sumber : Streetview, 2021

So, where we can find a Tourist Informartion Center (TIC) in Nagahama, Japan?

Area Museum, Hotel, dan Resort Temple / Kawasan Wisata / Bersejarah Gambar Papan Informasi di Hotel dan Resort Sumber : Streetview, 2021

Area Sekitar Stasiun Nagahama Dengan begitu, dengan hadirnya sebuah informasi memiliki peran penting untuk masyarakat terutama untuk tourist yang datang ke wilayah tersebut. Isi dari informasi yang disediakan dapat membantu sang tourist untuk bisa menentukan lokasi, waktu perjalanan, harga, dan lainnya sehingga dengan begitu bisa memudahkan.

Gambar TIC di Kiyodo Figure Museum Kurokabe Sumber : Streetview, 2021

71


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Ya betul.. bahwa Jepang merupakan negara maju yang mengutamakan teknologi dan sangat detail untuk urusan infrastruktur kehidupannya. Signage dan Pusat Informasi yang tersedia di Jepang juga sangat informatif, didesain dengan sangat baik dengan berbagai macam bentuk, pola, dan warna yang mendukung sehingga membuat pembaca merasa tertarik sekaligus dapat menyegarkan mata. Signage pun sangat beragam, tersedia dimana saja, dan mudah sekali ditemukan baik di sepanjang jalan, di lingkungan rumah, di lingkungan wisata, dan di ruang-ruang terbuka. Hal ini menunjukan bahwa di Jepang sangat memperhatikan detail-detail yang dapat membantu masyarakat untuk selalu mematuhi peraturan dan membantu para tourist agar mendapat banyak informasi. Beberapa tanda yang bisa kita pelajari saat di Jepang: Tanda Utama Rambu petunjuk, peringatan, peraturan dan instruksi

Christianna, A. (2016). Desain Signage Sebagai Solusi Pencemaran Visual. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Hidup. DEPARTEMEN MATAKULIAH UMUM UNIVERSITAS KRISTEN PETRA. Mulyana, A., & Aria, M. (2015). Perancangan Digital Signage Sebagai Papan Informasi Digital. Majalah Ilmiah UNIKOM, 13(2).

Tanda Panduan Jalan keluar tol didepan

Tanda Peringatan Lalu lintas dua arah didepan Tanda Regulasi Berhenti (Dalam bahasa Jepang dan Inggris, desain terkini dari 2017)

Jogianto2 HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Andi. Y ogyakarta Wikipedia(2016).Road Sign in Japan. https://womantalk.com/newsupdate/articles/pengalaman-toilet-umum-khasjepang-ymWrA http://blog.brotrip.co/berwisata-signage-dijepang/

https://tic.jnto.go.jp/

Tanda Instruksi

Penyebrangan Pejalan Kaki

72


Model Perkembangan dan Penyediaan Hunian Umum Berkelanjutan di Kota Nagahama, Jepang. Oleh : Arif Rahman_ 21040118130130

73


Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

B6

Pengantar APA Y ANG TERLINTAS DI BENAK KALIAN KETIKA MENDENGAR KATA HUNIAN? Mungkin hampir sekitar 80% bakal menjawab hunian merupakan tempat bermukim atau berhuni bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melangsungkan kehidupannya. Namun pernahkan terfikirkan sebelumnya, bahwasanya hunian lebih dari hal tersebut. Hunian dapat diartikan sebagai tempat atau gejala struktral yang bentuk dan pengorganisasiannya sangat dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya dan memiliki hubungan erat dengan kehidupan penghuninya. Dalam membangun sebuah hunian diperlukan berbagai pertimbangan aspekaspek tertentu, misalnya aspek ekonomi, social, teknologi, budaya dan fisik agar hunian tersebut menjadi sebuah hunian yang layak dan berkelanjutan. Dalam perkembangannya sekarang, penyediaan hunian justru menjadi tantangan kebijakan yang paling banyak dihadapi oleh banyak negara dan kota-kota besar di dunia. Penyediaan hunian yang tinggi pada Kota-Kota Besar Dunia sebagian besar diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan perkotaan yang pesat memicu adanya ledakan urbanisasi dan peningkatan jumlah penduduk kota sehingga berdampak kepada pemenuhan kebutuhan hunian masyarakat kota itu sendiri. Ditambah lagi dengan ketersediaan lahan kota yang terbatas justru membuat masalah tersebut semakin kompleks. Dengan keadaan tersebut maka penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah di berbagai negara agar dapat mengatasi permasalahan penyediaan hunian tersebut.

Hubungannya dengan Hunian Berkelanjutan sebagai Solusi dan Mengapa harus Berkelanjutan?

Hunian merupakan hubungan antara masyarakat dengan lingkungan, sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Di satu sisi, pembangunan dan pengoperasian sebuah hunian perlu mengkonsumsi sumber daya alam yang sangat besar (seperti tanah, energi, air, dan bahan bangunan), sementara di sisi lain hunian juga menghasilkan limbah, polusi udara, dan air yang buruk terhadap lingkungan. Hunian juga terkadang rentan akan bencana alam dan perubahan iklim sehingga menjadi aspek pertimbangan penting untuk pembangunan berkelanjutan.

Karena hunian berkelanjutan menawarkan peluang yang bagus dalam mempromosikan pembangunan ekonomi, pengelolanaan kualitas lingkungan hidup, dan menjamin kesetaraan dan kesejahteraan social. Selain itu hunian berkelanjutan dapat mengurangi konvergensi atau masalah penting terkait pertumbuhan penduduk, urbanisasi, permukiman kumuh, kemiskinan, perubahan iklim, kurangnya aksesibilitas, ketidakpastian ekonomi, dsb. Hakikat dan tujuan dari adanya hunian yang berkelanjutan ialah untuk meminimalkan kerusakan terhadap lingkungan dan memenuhi kebutuhan dasar baik bagi penghuni serta meingkatkan kualitas lingkungan hunian itu sendiri. Berikut merupakan poin penting hunian berkelanjutan: 1. 2. 3.

4. 5. 6. 7. 8.

Sehat, Terjamin, Tahan Lama Terjangkau untuk semua kalangan Teknologi dan bahan bangunannya ekologi/ramah lingkungan, serta terjangkau Tahan akan potensi bencana Terhubung dengan sarana dan prasana lingkungan Tidak mencemari lingkungan 74 Terintegrasi dengan fungsi kawasan lain Dsb


B6

Commercial heritage Based Livable settlement, Nagahama Japan.

Model Perkembangan dan Penyediaan Hunian Berkelanjutan di Jepang dan Kota Nagahama itu seperti apa ? Jepang merupakan salah satu negara di Asia/ bagian belahan timur dunia dianggap cukup relevan dapat dijadikan sebagai tempat study kasus permasalahan diatas Karena sudah menerapkan Konsep Eco-Living dalam kehidupannya sehari-hari. Jepang berhasil menyediakan ruang-ruang bermukim yang terintegrasi dengan fungsi lain seperti dekat dengan kawasan perdagangan, pendidikan, perkantoran. Selain itu juga sudah terhubung dengan sistem transporasi yang baik, jalur hijua, ruang terbuka, dan masih banyak lagi.

Jepang berhasil dalam menyediakan kebutuhan hunian/rumah bagi masyarakatnya di kawasan perkotaan, baik itu untuk masyarakat menengah ke bawah maupun masyarakat menegah ke atas. Hampir seluruh masyarakat Jepang sudah dapat mengakses hunian/rumah, baik itu hunian swasta maupun hunian publik yang didasarkan atas tingkat kesejahteraan masyakatnya. Keberhasilan penyediaan hunian di Jepang sudah didukung oleh program yang jelas, peraturan yang ketat untuk pembangunan perumahan, dan adanya dukungan finansial dari pemerintahnya. 75


B6

Commercial heritage Based livable settlement, Nagahama Japan.

Sejarah Perkembangan Hunian di Jepang Jepang memasuki perkembangan hunian modern dimulai pada tahun 1920-an, dimana pada saat itu teknologi dan kebijakan terkait hunian mulai dikembangkan dan diterapkan. Sebelum itu, tipe rumah yang berkembang masih berupa tipe machiya dan nagaya. Machiya merupakan rumah tradisional yang sering dijadikan toko-toko dan biasanya berada di lingkungan berkepadatan tinggi.

Hunian di Jepang Sumber : Google Image

Sedangkan untuk negaya merupakan hunian sewaaan, biasanya untuk para pekerja daerah perkotaan, dan untuk masyarakat golongan menengah ke bawah.

Hunian di Jepang Sumber : Google Image

Namun saat ini Jepang sudah menerapkan mix used redevelopment, sehingga hunian-hunian umum menjadi sangat modern dan adanya penambahan fungsi-fungsi baru yang belum ada pada hunian tradisional. Hunian dengan sistem vertical dan horizontal dengan model modern mulai bermunculan. Sistem hunian modern ini tentunya tidak meninggalkan nilai-nilai local/budaya yang sebelumnya telah ada pada bangunan tradisonal, terlihat dari rancangannya yang memiliki ruangruang hunian yang terdapat pada huian tradisional. Perkembangan hunian tidak terlepas dari kemajuan teknologi dan pengaruh asing.

Untuk sekarang ini, hunian yang paling berkembang meliputi: apartemen, kondominium, rumah flat, danchi, rumah tunggal, dsb. Berikut foto penampakan dari jenis hunian yang berkembang di Jepang

76

Jenis Hunian di Jepang Sumber : Google Image


B6

Commercial heritage Based livable settlement, Nagahama Japan.

Bagaimana dengan Penyediaan Hunian Umum di kota Nagahama ? Nagahama adalah kota yang kecil seluas 680,8 km 2 yang terletak di Prefektur Shiga, Jepang dengan tangka populasi penduduknya mencapai 110.043 jiwa dengan kepadatan 170 jiwa/km 2. Kota ini terletak sangat strategis karena berada dalam jalur antara Hukuriku dan Kinki (sebuah kawasan komersial di Jepang) dan berdekatan dengan kota-kota besar seperti Kyoto dan Osaka sehingga cendrung dijadikan sebagai tempat untuk bermukim baru bagi penglaju. Hal tersebut tentunya membuat Prefektur Shiga termasuk Kota Nagahama mengalami peningkatan jumlah populasi sehingga perlu fasilitas penunjang berupa hunian yang layak huni dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil observasi online yang telah dilakukan, dalam penyediaan hunian yang berkelanjutan di Kota Nagahama sebagian besar sudah termasuk kedalam jenis hunian modern dengan sistem vertikal housing. Hal tersebut telah diterapkan di sebagian besar kawasan Kota Nagahama, baik pada kawasan pinggiran maupun kawasan pusat kota. Sehingga menandakan bahwasanya hunian di Kota Nagahama telah menerapkan bentuk manajemen penggunaan lahan yang efesien. Selain itu adanya sistem vertikal housing juga menandakan masyarakat Kota Nagahama lebih mudah beradaptasi dengan sistem penyediaan hunian yang baru. Akan tetapi walupun menerapkan hunian modern dengan sistem vertikal, sebagain besar rumah tetap mempertahankan nilai-nilai kearifan local dan budaya yang ada pada hunian tradisional terhadap bangunan hunian modern. Hal tersebut dapat terlihat dari corak dan arsitektur yang tetap digunakan dan mengikuti gaya bangunan tradisional pada bangunan modern di Kota Nagahama. Hunian modern ini sering dijumpai pada kawasan-kawasan dengan tingakt kepadatan yang tinggi, seperti hunian yang ada di sekitar stasiun, dekat lokasi tempat kerja, dll.

Sedangkan untuk penyediaan hunian semi modern dan tradisional, sering ditemukan pada kawasan pinggiran Kota Nagahama, dimana huniannya didominasi oleh rumah bertipe machiya. Hunian dengan jenis ini biasanya digunakan oleh para pekerja atau petani yang bekerja di lahan pertanian di pinggiran kawasan kota.

Penyediaan hunian juga telah menggunakan berbagai perkerasan bahan bangunan permanen seperti kayu, dan beton pada tiap dinding rumah-rumah penduduk yang ada di Kota Nagahama. Jika dilihat hubungan penyediaan hunian dengan keberlangsungan dan penigkatan kualitas lingkungan, huunian umum di Kota Nagahama telah menerapkan konsep eco living ditandai dengan Kualitas lingkungan hunian cendrung bersih ditandai dengan tidak ditemukan adanya limbah padat sampah yang dibuang sembarangan pada sepanjang jalan dan selokan.Selain itu juga sudah terdapat ruang terbuka hijau pada tiap-tiap area perumahan/hunian masyarakat dan pengelolaan limbah lingkungan sudah sangat baik ditandai dengan air selokan yang bersih (tidak tercemar limbah),serta penyediaan infrastruktur lingkungan yang lengkap. 77


B6

Commercial heritage Based Livable settlement, Nagahama Japan.

Referensi Castle, O., Shinkoukyoku, H., & Biwa, O. (2019). 1 . Outline of Nagahama City 2 . Notification ・ Certification. 1, 1–65.

Golubchikov, O., & Badyina, A. (2012). Sustainable Housing for Sustainable Cities. In UN Habitat (Issue October). www.unhabitat.org Kubo, T. (2020). Divided Tokyo: Housing Policy, the Ideology of Homeownership, and the Growing Contrast Between the City Center and the Suburbs. 21–46. https://doi.org/10.1007/978-981-15-4202-2_2 Nurdiani, N. (2011). Perkembangan Perumahan Publik di Negeri Sakura: Studi Kasus pada Perumahan di Tokyo dan Sekitarnya. ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications, 2(2), 1152. https://doi.org/10.21512/comtech.v2i2.2929

78


Temu Kenali Bentuk dan Tata Massa Bangunan di Nagahama, Japan. Seperti apa ya?

Good buildings come from good people, and all problems are solved by good design - Stephen Gardiner Oleh : Anis Latifah Kurniawati_21040118120043 79


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Temu Kenali Bentuk dan Tata Massa Bangunan di Nagahama, Japan. Seperti apa ya? Gathering to Knowledge the Shape and Structure of Building Mass in Nagahama Japan. Like what?

Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah sangat luas, oleh karena itu, tentu saja tatanan bangunan di sana sangat menarik dan asyik untuk di gali lebih dalam. Tak berbeda dengan Indonesia, sistem pemerintahan Jepang pun terbagi menjadi beberapa provinsi, kabupaten, dan kecamatan, atau bahkan kelurahan/desa, hanya saja istilah penyebutannya tentu saja berbeda. Nah, yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai Bentuk dan Tata Massa Bangunan di Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang. Bentuk dan tata massa bangunan atau lebih dikenal dengan aspek fisik bangunan merupakan bentuk-bentuk fisik bangunan yang seimbang, proporsional, harmonis, berskala manusiawi yang akan mengahsilkan tatanan massa yang membentuk ruang luar untuk beraktivitas dengan memperhatikan kontekstual bangunan disekitarnya.

Yap...karena hal tersebut merupakan bagian yang selalu dibahas dan tak pernah lepas dalam sebuah perancangan dan penataan perkotaan. Jika melihat kebelakang, bentuk dan tata massa bangunan merupakan pokok utama dalam hal pembangunan suatu kota. Makanya, bahasan mengenai Bentuk dan Tata Massa Bangunan sayang banget kalo dilewatkan. Kota yang maju pastinya sangat memperhatikan aspek dari Bentuk dan Tata Massa Bangunan di kotanya.

Gambar Small City in Nagahama Sumber : Google Image,2021 Gambar Bangunan di Nagahama Sumber : Google Image,2021 80


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Pada dasarnya, analisis tata massa bangunan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum bentuk penataan massa pada perancangan yang meliputi ketinggian bangunan, pengelompokan bangunan, dan letak orientasi bangunan. Selain itu, juga menyangkut penampilan dan konfigurasi bangunan yang meliputi warna, material, skala, fasade, dan gaya bangunan (Shirvani, 1985:14). Tata Massa Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan, gedung beserta lingkungannya, sebagai suatu wujud pemanfaatan ruang, pembentukan citra atau karakter fisik lingkungandan konfigurasi dari perencanaan massa bangunan dalam blok atau kavling yang terdiri dari :  Pengelompokkan bangunan  Letak dan orientasi bangunan, diletakkan diantara lintasan angin dan matahari yang paling menguntungkan.  Ekspresi atau penampilan fisik kulit bangunan yang dapat kita lihat, ditangkap serta dirasakan dengan indera penglihatan dan indera citra rasa secara langsung oleh pengguna atau pengamat. Yang dimaksud citra disini yaitu wujud dari sampul pembungkus bangunan (Laksito, 2014) Bentuk dan tata massa bangunan yang ada di Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang umumnya memiliki pola bentuk grid yang beraturan. Bentuk grid ini berupa bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-grid tiga dimensi dan grid sendiri atau suatu system perpotongan dua garis-garis sejajar atau lebih yang berjarak teratur. Pola bentuk massa bangunan di Nagahama, Prefektur Shiga ini memiliki kesamaan dengan lokasi perancangan Desa Babagan dan Dorokandang yang ada di Lasem yaitu grid tetapi tidak beraturan.

Gambar pola bentuk massa bangunan Nagahama Sumber : Google Earth,2021

Kondisi geografis negara Sakura atau Jepang yang sering di landa gempa berpengaruh terhadap penggunaan struktur dan konstruksi pada bangunan yang ada, bangunan di Jepang umumnya berbahan ringan, tipis, mudah perawatan dan pemeliharaan, serta kuat dan kokoh. Orientasi bangunan terutama balkon akan menghadap pada sisi dimana sinar matahari didapatkan. Selain itu, pada wilayah yang terkena salju pada musim dingin, desain bangunan juga hunian akan di desain dengan memperhatikan kemudahan dan kenyamanan penghuni untuk beraktivitas sehari-hari.

81


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Bangunan di Nagahama, Prefektur Jepang memiliki kepadatan bangunan yang sedang, sehingga ruang atau open space antar bangunan cenderung berdekatan. Berikut ini beberapa contoh bentuk bangunan yang meliputi gedung tinggi dan perumahan yang ada di Nagahama, Prefektur Shiga :

Gambar bangunan permukiman, Nagahama Sumber : Google Maps,2021

Gambar bangunan tradisional , Nagahama Sumber : Google Images, 2021

Gambar bangunan permukiman, Nagahama Sumber : Google Maps,2021

Berdasarkan gambar di atas bentuk bangunan permukiman yang berada di pertengahan gang di Nagahama, orientasi bangunan saling berhadapan dan memiliki proporsi bangunan yang sama antar satu bangunan dengan yang laiinnya. Bangunan cenderung memliki penampilan dengan warna gelap, sehingga kesan vintage di Nagahama sangat kental. Bangunan yang terletak jauh dari pusat kota nampak memberikan kesan vintage tradisional, terlihat dari penggunaan ornamen bangunan yang beberapa masih menggunakan kayu dan seng, sehingga kesan vintage tradisional masih menonjol. Selain itu, bangunan permukiman yang terletak di gang-gang didominasi dengan bangunan berlantai 1,-2 dengan jarak bangunan yang berdekatan.

82


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Jika pada permukiman yang jauh dari pusat kota akses jalan masih terbatas, hal ini berbanding terbalik dengan permukiman di perkotaan atau pusat kota, yang memiliki akses jalan yang tinggi (jalan raya bukan gang) memiliki bentuk bangunan yang beragam serta gedung tinggi pecakar langit, gedung tinggi yang ada di Nagahama ini tidak dapat diterapkan di wilayah perancangan karena akan menimbulkan kesan kontras dengan kawasan herritage.

Gambar bangunan di pusat kota, Nagahama Sumber : Google Earth,2021

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa bangunan permukiman di pusat kota sangat beraneka ragam dengan aksesibilitas jalan yang tinggi, karena ruas jalan yang lebar dan luas. Bangunan di pusat kota juga tinggi-tinggi seperti gedung pecakar langit dengan ketinggian lantai lebih dari 3 lantai. Bahkan pada bangunan gedung apartement dapat mencapai ketinggian hingga lebih dari 10 lantai. Kondisi fisik bangunan permukiman di pusat kota sebagian besar di dominasi oleh material semen, dan atap genteng. Bangunan memiliki ciri khas tersendiri di setiap gedungnya.

83


B6

Commercial heritage based livable settlement, Nagahama Japan.

Bentuk dan Tata Massa Bangunan merupakan salah satu aspek utama dalam perancangan kota. Tanpa ada penataan bentuk dan massa bangunan di suatu kota, diyakini kota tersebut akan sulit berkembang, karena Bentuk dan Tata Massa Bangunan sangat berperan dalam perkembangan suatu kota. Kota Jepang yang merupakan kota maju dengan Bentuk dan Tata Massa Bangunan yang tertata dan terstruktur. Bnetuk bangunan di Jepang masih kental dengan material tradisional seperti kayu, terutama pada permukiman di pertengahan gang atau jauh dari pusat kota. Bangunan di pusat kota berkembang dengan baik, dapat ditemukan bangunan tingi menjulang ke langit, seperti apartemen. Material yang digunakan pun beragam mulai dari kayu, kaca, hingga semen pada dinding bangunan. Nagahama, Prefektur Shiga, Jepang bisa kita jadikan pedoman dan referensi yang sangat menarik sebagai contoh penarapan penataan dan perancangan kota di Negara Indonesia untuk masa depan mendatang.

Pratiwi, Indriani dan Rizki P. 2019. Menjajaki sesaat permukiman kota di Jepang : penataan permukiman berbasis warga. Diakses melalui : http://rujak.org/menjajaki-sesaatpermukiman-kota-di-jepang-machizukuridalam-upaya-menata-permukimanterpadu-di-kota-jepang/ Bangunan, M. (n.d.). Bentuk dan Massa Bangunan. 1–15. Arsitektur, J., Teknik, F., & Pancasila, U. (2016). Tata Bangunan Pemahaman. September.

84


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.