Harian Pagi Bangka Pos Edisi 24 Mei 2009

Page 5

budaya

BANGKA POS

MINGGU 24 MEI 2009

5

CERPEN: Respi Leba

Aku Masih Ingin Sendiri ANGIN senja semilir berhembus, menyaput wajah Arlyn. Sepasang kupu-kupu kuning berkejar-kejaran di taman, lalu terbang menjauh. Di kamarnya, Arlyn mematung, menatap langit senja dengan perasaan galau. Sepi merayap dan seraut wajah kini hadir dalam benaknya. Lama sudah Arlyn diam, memejamkan matanya, menahan gejolak yang tiba-tiba bergetar dalam dadanya. Bayangan wajah Rifal melintasi angannya dan kata-kata Rifai semalam, kembali tergiang di telinganya. Semalam, sebelum pamit dari kost, Rifal mengatakan sesuatu yang membuat Arlyn tercekat, gemetar dan lemas seketika. “Arlyn, aku ini sahabatmu, khan?” “Memangnya kenapa Rifai?” “Tidak, aku..aku hanya sekadar mengingatkanmu,” ungkap Rifal, sedikit gugup. “Ada apa Rif, tidak biasanya kau begitu padaku. Kamu uda lama kenal aku khan? Mengapa kamu ragu....”? balas Arlyn. Lama juga Rifal terdiam. Arlyn terus menunggu katakatanya dan Arlyn melihat ada bias aneh di wajah itu. “Ada masalah apa sih?” desak Arlyn. “Gini Ar, sudah hampir setahun kita bersahabat khan?. Selama ini pun aku sudah cukup mengenalmu. Aku mengagumi pribadimu. Kau pintar, dewasa, tegar dalam menghadapi problem apa pun. Jujur Ar..ada sesuatu yang selama ini kusimpan di hatiku, aku..aku mencintaimu Arlyn,” jawab Rifal. Seperti gelagar guntur di malam hari. Arlyn terkejut mendengar pengakuan yang jujur itu.

mengecewakanku, iya khan? Aku pulang ya Ar, selamat malam.

“Apa Rif, kau mencintai aku?” “Ya, tapi engkau pasti tak percaya khan?. Arlyn...aku dekat denganmu bukan hanya sebatas sahabat, tapi aku ingin kau menjadi kekasihku,”, ungkap Rifal. Arlyn tertunduk sesaat. Bayangan wajah Edi tiba-tiba hadir di benaknya dan hatinya kembali tertoreh oleh kenangan lama yang ditinggalkan Edi dulu. Bukankah Edi juga dulu pernah mengatakan kata-kata itu? Memuji dan mengagumi, kemudian menyatakan cinta, hingga akhirnya, Arlyn begitu yakin bahwa cinta yang Edi sematkan di hatinya akan menjadi miliknya yang abadi. Akan tetapi keyakinan itu berubah kelabu, saat Edi harus pergi, meninggalkannya, membangun rumah tangga bersama yang lain. Dan kini Rifal hadir di sisinya, menawarkan sebentuk cinta yang tulus, haruskah ia menolaknya? Bukan-

kah ia sendiri sudah lama mengharapkan hadirnya seorang lelaki yang akan mencintainya dengan tulus dan menyembuhkan luka hatinya yang telah lama dipendam. Tegahkah hatinya mengecewakan Rifal? Rifal yang baik, Rifal yang setia, berwawasan luas, aktif di semua lini kegiatan, Rifal yang sudah lama menjadi sahabatnya, ternyata diam-diam mencintainya. “Oh...Rifal, tetapi mengapa laki-laki itu mesti kamu?, bhatinnya menjerit. “Arlyn, mengapa diam? katakan sesuatu biar aku tahu isi hatimu”. Kata-kata Rifal barusan itu, seperti menusuk jantungnya. Tetapi Arlyn tetap membisu, bahkan ia tak mampu lagi menatap wajah Rifal. “Baiklah Ar, aku tidak memaksamu menjawab saat ini. Aku akan menunggunya. Aku yakin Ar, kau takkan

Setelah kepergian Rifal, Arlyn duduk lemas di bangku teras, matanya berkaca-kaca, menatap hampa ke langit malam yang kian mencekam. Arlyn baru terjaga dari lamunan ketika angin deras menghantam daun jendela kamarnya. Dia membuka matanya perlahan, ternyata di luar sana telah samar disapu gelap. Senja tadi telah pamit dan kini malam datang menaungi. *** Malam telah larut, menunjukkan pukul 23.30 Wib. Teman-teman kost yang lain sudah lama terlelap, kecuali Lina dan Nurmi yang masih menonton TV di ruang tengah. Suasana yang hampir sama untuk jam-jam begini. Di kamarnya, Arlyn sedang membuka lembar-lembar diarynya. Dyari manis yang menyimpan segala kisah hidupnya. Dan malam ini dia ingin menulis sesuatu, ya..sesuatu yang akan dikatakannya nanti pada Rifal, sesuatu yang jujur, yang hadir dalam lubuk hatinya yang terdalam.

nyian, menghiburku dalam kekalutan dan mengutakan nuraniku ketika aku putus harapan. Kau sahabat sejati yang sangat berarti bagiku. Rifal..... Mestinya aku bahagia, ketika kutahu isi hatimu. Aku pun ingin jujur kepadamu Rif, sebenarnya sudah lama juga aku menyimpan rasa yang sama di hatiku. Hanya perasaan itu kuat kupendam jauh di dasar hatiku. Bagaimana mungkin bisa mencintaimu Rif, kalau ada seorang gadis yang sudah lama menunggumu, gadis itu Sandra, sahabat karibku juga. Selama ini dia diam-diam mencintaimu, hanya kau tak tahu itu. Apa kau tidak mengerti arti perhatiannya

selama ini padamu? Buka hatimu Rif. Sandra sungguh mencintaimu. Dan dia punya harapan yang besar bisa memilikimu, toh dia tahu di antara kita hanya sebatas sahabat. Haruskah kau melukai hatinya, Sandra manis, Sandra yang lemb ut, Sandra yang setia mendengar keluhku dan mencari solusi terbaik untukku. Jika aku mencintaimu, inikah balasanku untuknya? Tidak Rifal...Aku tidak sanggup. Aku bahkan menjanjikan padanya untuk menyampaikan isi hatinya padamu, tetapi ternyata kau yang terlebih dahulu menyatakan isi hatimu padaku. Aku tak berdaya......! Rifal... Maafkan aku. Kau paasti kecewa dengan keputusanku

ini, tapi tak ada jalan lain Rif, kau harus bisa menerima kenyataan ini. Aku sudah berusaha untuk tidak melukaimu. Maafkan aku Rifal. Biarlah hubungan kita sebatas sahabat saja, kau setuju khan Rifal? Kini diriku bagaikan layanglayang di tengah angin yang diombang-ambingkan oleh impian yang tak pasti. Biarlah Rif, tak usah kau peduli. Tak perlu menoleh, tak usah beribah hati, aku masih sanggup melangkah sendiri tanpa tangis. Kini aku ingin berjalanjalan lagi, mengembara kedalam sunyi diri, ke pusat hati, sepi...bening. Rifal, tidak dengamu, tidak juga dengan yang lain, aku masih ingin sendiri!

Rifal.... Malam ini terasa begitu sunyi, ataukah aku yang terlalu lama tenggelam dalam kesunyian? Entah mengapa Rif, sejak kau nyatakan isi hatimu semalam, perasaanku mendadak gelisah, gulau pun mendesah langit hatiku. Di luar gerimis turun, angin basah mengembuni kaca jendela dan sunyi ini terasa kian mencekam. Anganku melayang jauh mengenang harihari yang pernah kita lalui. Kau hadir sebagai sahabat yang menyapaku dalam kesu-

DIRGAHAYU 6 Th

BERITA DUKA CITA

Telah meninggal dunia dengan tenang, pada hari Sabtu, 23 Mei 2009 pukul 11.35 WIB di di rumah kediaman jalan air mangkok Pangkalpinang, Papa, Papa Mertua, Kung-kung, Thai-thai kami yang tercinta:

ONG DERAHIM / POHIN

24 MEI 2003 - 24 MEI 2009

Dalam Usia 75 Tahun

Jenazah disemayamkan di rumah kediaman jalan air mangkok Pangkalpinang, dan akan di makamkan pada hari Senin, 25 Mei 2009 Pukul 11.00 WIB di Pekuburan Umum Sentosa Pangkalpinang.

Kami yang berduka cita : Istri : Chang Sun Mie Anak Laki-laki : - Ong Fut Khiong - Ong Fut Loi - Ong Fut En - Ong Pendy

Menantu Perempuan : - Sakyin - Akhim - - Ana

Anak Perempuan : - Ong Kim Thju - Ong Muk Ling - Ong Fut Jun

Menantu Laki-Laki : - Afui - Joko Cung Adi/Asang - -

Cucu Luar : - Suyanti - Rudi - Hasan - Kiki - Weny Milia - Andrian - Tomy - Wiwid - Yenny

Cucu Dalam: - Valentino - Destianto - Merry - Frengki - Aphin - Vivi

Cicit : Yandra Beserta Segenap Family


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.