Harian Pagi Bangka Pos Edisi 07 Desember 2009

Page 29

CMY

seremonial

POS BELITUNG

SENIN 7 DESEMBER 2009

9

PDI Perjuangan Tak Pernah Ingkar Janji ■ Gelar Pengobatan Gratis dan Sunatan Massal di Belitung BAKTI sosial berupa pengobatan gratis dan sunatan massal yang dilaksanakan Dewan Pimpinan daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Sabtu (5/12) dan Minggu (6/12), dihadiri ratusan warga dari berbagai daerah di Kabupaten Belitung. Sunatan massal dan pengobatan gratis ini dilakukan dalam rangka ucapan terimakasih kepada masyarakat yang telah membantu PDIP sehingga banyak kader PDI P terpilih menjadi anggota legeslatif. Bakti sosial yang dimulai pukul 08.00 WIB memanfaatkan sebuah tenda komando tak jauh dari Penginapan Revano, Jalan Kamboja Tanjungpandan ini ditangani lima tenaga medis yakni seorang dokter, tiga manteri sunat dan tenaga medis lainnya. Kegiatan dibuka Ketua DPD PDI P Babel yang juga anggota DPRD Babel Riswan Hayadin. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua DPD PDIP Babel yang juga Ketua Komisi 2 DPRD Babel Andri Jaya, Wakil Ketua DPD PDIP Babel yang juga Anggota Komisi 9 DPR RI Ir Rudianto Tjen, Sekretaris DPD PDIP Babel yang juga Ketua DPRD Babel H Ismiryadi, Dewan Pertimbangan Daerah PDI P Babel yang juga anggota DPRD Babel Rustam Efendi, Ketua DPC PDI P Kabupaten Belitung yang juga Ketua DPRD Belitung Andi Saparuddin Lana, fungsionaris DPC PDI P Belitung dan ratusan masyarakat serta undangan. Ir Rudianto Tjen kepada wartawan mengatakan, sesuai dengan kampaye yang dilaksanakan PDI P, sunatan massal dan pengobatan gratis ini merupakan wujud ungkapan terimakasih PDI P ke-

“...dengan kegiatan ini kita menunjukkan bahwa PDI Perjuangan tidak pernah melupakan janjinya.” Rudianto Tjen pada masyarakat. Selain itu kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa PDI P tidak pernah mengingkari janjinya. “Sebenarnya program ini sudah kita jalankan sejak dua tahun lalu. Memang kebetulan untuk Kabupaten Belitung terkendala teknis, maka maka baru kita mulai. Makanya safari pengobatan gratis ini kembali kita mulai dari Belitung. Kita akan konsentrasi di Belitung, baru nantinya kita lanjutkan di kabupaten-kabupaten di Pulau Bangka,” ujar Ir Rudianto Tjen kepada Grup Bangka Pos di sela bakti sosial, Sabtu (5/12). Menurutnya, kegiatan seperti ini akan secara kontinyu dilakukan DPD PDI P Babel sepanjang tahun. Bakti sosial kali ini menurut Rudianto Tjen yakni pengobatan umum, dan bila ada pasien yang memerlukan pengobatan lanjutan, pihaknya akan merekomendasikan pasien tersebut ke rumah sakit terdekat, dengan bantuan anggota DPRD dari PDI P di kabupaten maupun provinsi. “Katanya kita berjanji, dengan kegiatan ini kita menunjukkan bahwa PDI Perjuangan tidak pernah melupakan janjinya. Kita akan tetap lakukan

8

pada Sabtu dan Minggu, kalau reses akan kita lakukan setiap hari,” katanya. Menurutnya, kegiatan ini merupakan program DPD PDI P Babel, dimana selama dua hari bakti sosial dilaksanakan di Kabupaten Belitung. Setelah ini menurut Rudianto Tjen, kembali ke Bangka untuk melakukan pengobatan gratis di Kabupaten Bangka. Diperkirakan bulan Januari atau Februari mendatang, DPD PDI P melaksanakan pengobatan massal di Belitung Timur (Beltim). Sementara itu Iyakneni, salah seorang pasien pengobatan gratis warga Desa Aik Rembikang, Kecamatan Sijuk mengaku senang dengan adanya pengobatan gratis. Isteri sopir ini mengaku jarang pergi berobat ke dokter atau rumah sakit, karena biayanya mahal. “Senenglah karena dapat berobat gratis, selama ini jarang berobat, mahal. Suamiku sopir yayasan gajinya kecil,” katanya saat menunggu giliran berobat. Demikian juga dengan Muhammad Atif (71), warga Desa Aik Seruk, Kecamatan Sijuk. Ia selama ini menderita sakit mata yang selalu berair, memanfaatkan pengobatan gratis. “Semoga dapat mengobati penyakit ini, mata saya sakit, sering berair. Sudah bertahun-tahun tidak ke rumah sakit,” kata mantan karyawan Timah yang pensiun dini tahun 1991 ini. (adv/ted)

RUDIANTO TJEN melihat warga masyarakat yang sedang diperiksa kesehatannya oleh tim medis saat pengobatan gratis.

FOTO-FOTO : BANGKA POS GROUP/TEDJA

smart shopping Bisnis Pewter Afkur Studio

Bertahan untuk Sebuah Mimpi MEMBANGUN mimpi untuk sebuah bisnis yang belum jelas masa depannya mungkin tak banyak dipilih, namun tidak demikian halnya dengan seorang

BANGKA POS/FENNIE Y

PEWTER KAPAL KERUK - Lilik Kurniati, pemilik Afkur Studio menunjukkan kerajinan timah kreasi pekerjanya berupa miniatur kapal keruk.

Lilik Kurniati. Pengusaha ini memantapkan diri untuk terjun di dunia kerajinan timah (pewter) berangkat dari kegelisahan akan minimnya suvenir khas Bangka Belitung yang bisa dijadikan trade mark sekaligus kebanggaan masyarakat lokal. Bagaimana tidak? Saat dirinya bertandang ke negeri tetangga, Malaysia yang notabene produksi timahnya sudah hampir tak ada, Malaysia mampu menyediakan berbagai suvenir dengan bahan baku timah dan sebagian dibeli orang

Indonesia. Sebagai seorang putra daerah yang melihat kekayaan alam Bangka Belitung bisa lebih dioptimalkan membuat panggilan bisnis ibu muda ini akhirnya memantapkan diri membangun Afkur Studio sebagai tempat usahanya. Di studio yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No 5, Pangkalpinang ini dia memajang berbagai suvenir yang dibuat pekerjanya di bengkel tak jauh dari studionya. Di ruko seluas tiga kali tiga meter ini ada gantungan kunci berbentuk balok timah, Pu-

lau Bangka, buah lada beserta daunnya. Juga terdapat berbagai macam pajangan seperti kaligrafi, tempat menancapkan pena lengkap dengan ukiran timah bergambar Pulau Bangka dan Belitung, kerita surung (gerobak dorong sebagai alat angkut masyarakat tradisional zaman dulu) lengkap dengan balok timah yang didorong empunya. Ada pula orang bermain golf dengan Pulau Bangka sebagai pijakan, gantungan kunci dan pajangan dambus tanduk rusa khas Bangka, serta bros, buah kalung dan upaya untuk terus

melakukan inovasi terhadap produk yang saat ini dilakukan Afkur Studio dengan mencoba mendayagunakan akar bahar, resam ataupun batu satam yang semuanya hanya bisa ditemukan di alam Bangka Belitung. “Jangan tanya berapa modal yang sudah dikeluarkan,” ujar Lilik Kurniati kepada Bangka Pos Group saat ditanya berapa biaya yang telah dihabiskan untuk mewujudkan semua itu. Menjalani bisnis ini sekitar dua tahun, Lilik melihat prospek ke depan cukup bagus

dan ia mengaku kini order pun mulai berdatangan. Namun ketika disinggung tentang ketersediaan bahan baku yang sangat tergantung dengan sumber daya alam lagilagi Lilik tak mampu menjawabnya. “Ya itulah. Baru-baru ini aja (bahan baku-red) naiknya banyak,” tuturnya yang mengaku tetap optimis untuk terus mengembangkan bisnisnya. Ia belum mampu membayangkan apa yang akan terjadi dengan bisnisnya seandainya ketersediaan bahan baku itu sirna esok atau lusa. (fennie y)

CMY

Dino, si Mantan Pengrajin Perak MENJALANI karier selama 20 tahun di Pulau Dewata sebagai seorang pengajin perak, tak banyak yang mengira dia adalah seorang putra daerah Bangka Belitung. Dino, pria kelahiran Kelapa, Kabupaten Bangka Barat ini tahun 2007 lalu akhirnya memilih pulang kampung menyusul lesunya bisnis perak. Darah seni yang menyertai denyut nadinya serta keahlian yang ia miliki membuat seorang calon pengusaha pewter, Lilik Kurniati memburunya hingga ke Kelapa mendengar kepulangannya dari Bali. Harus diakui, tak banyak sumber daya manusia di Bangka Belitung yang memiliki jiwa seni tinggi. Sementara bisnis pewter adalah bisnis kreativitas, bisnis yang mengandalkan imajinasi demi menghasilkan suatu produk yang inovatif. Inovasi imajinasi tentu adalah kunci keberhasilan bisnis ini jika tidak ingin dianggap mati dalam kreativitas. “Saya belajar di PT Timah (Persero) Tbk. Beberapa produk kita meniru produk mereka. Saya ingin sesuatu yang kita kembangkan sendiri. Sesuatu yang khas Bangka Belitung,” tutur seniman ini. Sebagai seorang mantan pengrajin perak, Dino mengaku titik lebur timah masih menjadi kendala tersendiri. “Titik lebur timah lebih sensitif, tidak seperti emas atau perak. Emas atau perak mudah di bentuk, sementara timah mudah

patah,” lanjutnya sembari menuturkan belum menemukan satu formula untuk mendaur ulang timah sisa produksi. Ia juga mengungkapkan susahnya mendapatkan alat untuk mendukung operasional di bengkel kerja Afkur.

BANGKA POS/FENNIE Y

MENGHALUSKAN KALIGRAFI - Dino menghaluskan kaligrafi dengan bahan baku timah yang telah di cetak dan siap dijadikan gantungan kunci.

“Sebagian besar alat kerja saya peroleh dengan mendatangkan dari luar Pulau Bangka,” lanjutnya. Minimnya ketertarikan masyarakat Bangka Belitung akan bisnis kreativitas seperti yang ditekuninya juga menjadi keprihatinan Dino untuk mengangkat dan mengembangkan budaya lokal. (fennie y)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.