8777637-Analisis-Sosial-Budaya-Timor-BaratAkhir-5122008

Page 49

Wawancara mendalam dengan sejumlah narasumber di Kabupaten Belu dan TTU baik mereka yangberasal dari Timor Barat (warga lama) maupun yang berasal dari Timor Timur (warga baru) diketahui bahwa penghuni Timor Timur dan Barat memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat. Keeratan hubungan ini dikarenakan oleh adanya hubungan darah maupun ikatan-ikatan sosial dan organisasi sosial yang dengan sengaja dibentuk, antara lain: suku rumah (uma manaran=tetun; deu hoto=bunak), ikatan pemberi perempuan-penerima perempuan (feto sawa-uma mane=tetun; malu-ai=bunak), serta adanya aliansi sosial tradisional (moruk metan=tetun; por-molok = bunak). Kondisi yang harmonis dan kekerabatan ini terusik dan diretakkan oleh kebijakan Portugis dan Belanda yang membagi pulauTimor atas bagian timur dan barat dengan enclave Ambeno (Oekusi) menjadi wilayah jajahan keduanya. Kebijakan lanjutan berupa penentuan batas geografis secara tegas dan perjanjian pembagian wilayah pada tahun 1893 semakin memisahkan ketiga wilayah tidak saja secara territorial melainkan juga mempengaruhi hubungan sosial di antara ketiga belahan pulau Timor ini. Dalam buku yang ditulis oleh Heyman misalnya disebutkan bahwa (Heyman, 1859 – 1893) bahwa tahun 1854dan tahun 1893 pernah dibuat trakta antara Portugis dan Belanda setelah sebelumnya Portugis menguasai daerah Lifao sejak sekitar tahun 1520. Kedatangan Belanda pada tahun 1613, menurut Apollonius Schot menimbulkan beberapa kali pertikaian di antara keduanya untuk memperebutkan pulau Timor. Kedatangan Belanda (Schot) di Timor juga membuat perjanjian dengan raja-raja di Timor untuk melindungi diri dari Portugis, meskipun kemudian perjanjian itu ggal sebab raja-raja di Timor lebih setia kepada Portugis. Dalam cacatan sejarah juga disebutkan bahwa pertikaian untuk mencari pengaruh anara Belanda dan Portugis selalu terjadi sampai 1847 di pulau Ombay dan Pantar sehingga pada tahun 1851 untuk membicarakan bersama batas wilayah jajahan mereka. Dalam traktat yang dibuat antara Belanda dan Portugis dalam tahun 1854 disebutkan bahwa pulau Timor dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian timur yang dikuasai oleh Portugis dan bagian barat yang dikuasai oleh Belanda, pertukaran harta benda, ganti rugi sebesar 200.000 gulden dari Belanda kepada Portugis dan mengenai ketentuan kebebasan beribadah. Dalam sejarah

49


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.