Majalah edisi Maret-April 2013

Page 17

REPORTASE Akademis lantai dasar dekanat FKIP. Ide Erwina, Kasubag Akademis mengaku tak tahu menahu soal detail penyebaran selebaran dukungan tersebut. “Ibu Murni yang kasih. Kalau mau tahu banyak tanya saja sama Ibu itu. Saya tidak tahu,” katanya. Murni yang dimaksud Ide Erwina adalah Murni Baheram, dosen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FKIP UR. Bahana gagal menemuinya untuk meminta penjelasan. Sudah berkali-kali ditelepon dan di-SMS. Terakhir kali, ia katakan bahwa ia tidak bersedia untuk memberikan komentar terkait hal tersebut. Isjoni merupakan alumni FKIP Sejarah UR. Sejak 1983, ia sudah mengajar di Jurusan Sejarah FKIP UR. Ia menjadi Dekan FKIP UR 2 periode (2003-2007 dan 2007-2011). Ia juga pernah menjadi Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Wilayah Riau. Isjoni pernah terlibat kasus plagiat buku ajar di Jurusan Sejarah FKIP UR. ANNAS MAAMUN, Jon Erizal, Wan Abu Bakar dan Isjoni tak asing lagi bagi kita. Mereka digaung-gaungkan akan berpartisipasi pada pencalonan gubernur dan wakil gubernur Riau 2013-2018. Foto, baliho, spanduk, dan iklan mereka sudah mulai tersebar di berbagai media massa maupun elektronik. Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau, pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur Riau dibuka pada 21-29 Mei 2013. Wan Abu Bakar bersama Isjoni memastikan diri maju pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau melalui deklarasi yang dilakukan di kediaman Wan Abu Bakar pada 3 April 2013. Tiga hari kemudian, mereka mendaftarkan diri ke KPU Riau melalui jalur independen. Tengku Edi Sabli, Ketua KPU Riau melalui riauterkini.com mengatakan bahwa pasangan Wan Abu Bakar dan Isjoni sudah memenuhi syarat minimal KTP yang ditetapkan KPU Riau, yakni 257 ribu orang. Jumlah dukungannya juga sudah lebih dari 7 kabupaten/kota di Riau. “Kita akan lakukan tahap verifikasi lanjutan,” ujarnya. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar melalui hasil rapatnya, 18 Mei, memastikan Annas Maamun akan diusung sebagai calon gubernur dari

partai Golkar. “Selama ketua atau kader partai itu sanggup dan siap, dia harus kita utamakan. Apalagi Pak Annas Maamun ini kader murni partai dan telah teruji kepiawaian dan kehebatannya memimpin partai dan Kabupaten Rohil selama dua periode,” kata Indra Gunawan, Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bengkalis seperti dimuat Harian Tribun Pekanbaru pada 20 Mei. Jon Erizal mengambil formulir bakal calon Gubernur Riau pada 14 Mei. Ia diusung Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pada 19 Mei, Jon Erizal mengadakan acara Temu Bacaleg dan Konsolidasi PAN Riau di Hotel Grand Central Pekanbaru. Pada kesempatan tersebut, Jon Erizal juga paparkan hasil survei dari Lembaga Charta Politica, konsultan PAN. Survei itu menunjukkan Jon Erizal berada di posisi keempat. “Saya berterima kasih kepada Saudaraku sekalian yang telah bekerja keras. Namun kerja keras ini akan terus kita lakukan. Insya Allah kemenangan dapat kita capai,” ujarnya seperti dimuat situs riauterkini.com. “POLITIK di kampus haruslah dipandang sebagai objek ilmiah. Ia perlu dikaji, dibahas secara akademis dan diperdebatkan dalam suatu tulisan, penerbitan dan pertemuan ilmiah. Tujuannya, menemukan kebenaran atau hakikat politik. Jika ingin berpolitik praktis, silahkan di luar kampus,” tulis MA Syukron dalam kolom Majalah Bahana Mahasiswa edisi ini. MA Syukron setuju dengan pendapat Daoed Yoesoef, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat Soeharto berkuasa. Pendirian Daoed tentang pendidikan, kaitannya dengan politik ada dua. Pertama bahwa di kampus tidak boleh ada kegiatan politik praktis. Mahasiswa, seperti dinyatakan dalam Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) tidak dibolehkan berpolitik praktis dalam kampus.Tetapi, kedua, Daoed mendukung pembelajaran dan pembahasan akademis mengenai politik di dalam kampus. Adlin, Dosen Ilmu Politik FISIP UR berpendapat sama, bahwa di dalam kampus tidak boleh ada unsur politik praktis. “Sudah ada peraturannya,” katanya. Peraturan yang dimaksud Adlin

berupa Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 26/Dikti/Kep/2002 tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus. Pada poin pertama dinyatakan bahwa Dikti melarang segala bentuk organisasi ekstra kampus dan partai politik membuka sekretariat (perwakilan) dan atau melakukan aktivitas politik praktis di kampus. “Tak apa datang untuk bekerja sama, namun jangan sampai ada unsur kampanyenya,” lanjut Adlin. Unsur kampanye yang dimaksudnya terdiri dari tiga hal. Pertama foto orang yang ingin mencalonkan diri sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, ada visi dan misi yang disampaikan, dan ajakan untuk memilih. Untuk kasus Isjoni, ajakan untuk memilih sudah jelas melalui selebaran pernyataan dukungan yang beredar di kampus FKIP UR. Seminar kewirausahaan Jon Erizal di Gedung Rektorat UR pertengahan Januari lalu diakhiri pembagian buku dengan selipan brosur dan stiker tertulis Jon Erizal Bakal Calon Gubernur Riau 2013-2018. Sedangkan Annas Maamun, kemana ambulance UR yang dihibahkannya pergi, selama itu pula nama H. Annas Maamun dibaca orang yang melihat ambulance tersebut. #

Formulir untuk mendukung pasangan Wan Abu Bakar dan Isjoni yang disebarkan di kampus FKIP UR, tempat Isjoni mengajar.

BAHANA MAHASISWA Edisi Maret-April Tahun 2013

17


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.