Selendang Kuning

Page 30

berani dengan atasan saya, tetapi berani karena Kapten bertindak tidak konsekuen. Memberi contoh yang jelek terhadap anak buah. Jika guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kapten dapat berkaok-kaok pahlawan. Tetapi Kapten lari seperti pahlawan kesiangan." "Apa yang engkau maksudkan Letnan De Jong? Saya dapat menembakmu apabila perlu. Engkau akan saya laporkan kepada Overste atas keberanianmu dengan atasan. Engkau banyak mulut, Pasop . . . !" ancam Kapten Yong Keiyer. Belum sampai dijawab tiba-tiba terdengar suara bedil yang menyerang benteng tersebut. Kapten Yong Keiyer mendengar suara bedil yang diberondong itu, kelihatan pucat mukanya. Ia segera menyiapkan pasukan untuk mulai menyerang. Dan memberikan aba-aba, agar segera melancarkan serangan. Melihat kejadian tersebut, Letnan De Jong hanya tertawa dalam hatinya. Karena Kapten Yong Keiyer hatinya hanya sebesar menir dan kepalanya sebesar klenting. Letnan De Jong memberikan aba-aba pada anak buahnya agar mulai bersiap mengadakan penyerangan ke medan yang lain seperti yang telah ditunjukkan oleh Teuku Umar. Letnan De Vrong mengadakan penyerangan di garis depan. Kapten Yong Keiyer menyelinap berada di garis belakang. Ia takut akan terjadi sesuatu hal yang mungkin menimpa dirinya. Bunyi bedil makin lama makin gencar, baik dari pihak Belanda maupun dari pihak putra Aceh, yang dipimpin oleh Cut Nyak Dien. Dia mengenakan selendang kuning dan umbul-umbul sutera kuning. Sehari penuh pertempuran berlangsung dengan sengitnya, dan di waktu malam mereka berunding dan mengatur siasat untuk perang esok harinya. Di waktu malam sesudah sembahyang isyak, para panglima dan hulubalang berkumpul di markas. Ketika itu yang mendapat giliran untuk memimpin rapat adalah Cut Nyak Dien. Yang hadir 28


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.