RADAR LAMPUNG | Jumat, 25 Januari 2013

Page 21

LAMPUNG RAYA

JUMAT, 25 JANUARI 2013

21

Lambar-Lampura-Waykanan

PKL

Menumpuk di Gang WARGA RT 2/Lk. 5 Kelurahan Kotabumi Udik, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara, mengeluhkan keberadaan peralatan pedagang kaki lima (PKL) yang disimpan di dalam Gang Kratun II yang ada di daerah itu. Diketahui, pasca penertiban oleh tim penertiban umum Pemkab Lampura, Selasa (22/1), para PKL itu menempatkan peralatannya di gang tersebut. Andi (33), salah seorang warga, mengatakan, di Pasar Kotabumi sudah sering kali dilakukan penertiban PKL. Ketika penertiban berlangsung, PKL meletakkan peralatan dagangnya di dalam gang sehingga menyebabkan jalan gang semakin sempit. Senada disampaikan Rohana (45). Wanita yang tinggal di wilayah itu mengaku jalan di gang tersebut bukan hanya menyempit, tapi tampak semrawut. ”Kami sudah kesal karena sudah sering kami ingatkan agar PKL tidak menyimpan lapaknya di dalam gang kami. Namun, PKL malah marah-marah. Karena tidak mau terjadi kericuhan, kami minta petugas penertiban bisa bertindak tegas,” harapnya. Diketahui, lokasi RT 2/Lk. 5 Kelurahan Kotabumi Udik memang berada tepat di belakang pasar. Pantauan di lokasi kemarin, tak hanya Gg. Kratun II yang menjadi tempat penyimpanan lapak PKL. Tapi, sejumlah gang lainnya juga menjadi tempat penyimpanan lapak. (rid/rnn/p1/c2/whk)

MENUMPUK: Warga RT 2/Lk. 5 Kelurahan Kotabumi Udik, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara, mengeluhkan keberadaan lapak pedagang kaki lima (PKL) yang disimpan di dalam Gg. Kratun II.

KRIMINALITAS

FOTO RIDUAN/RNN

Tak Bersalah, Mulyanto Dilepas PENYIDIK Satreskrim Polres Lampung Utara melepas Mulyanto (43), warga Kelurahan Rejosari, Kecamatan Kotabumi, karena tidak terbukti bersalah dalam kasus pencurian motor tetangganya, Yuli (33). ”Memang sebelumnya pengakuan Sutomo (pelaku, Red) disuruh oleh Mulyanto. Tapi, Mulyanto tidak pernah menyuruh Sutomo (40) mencuri motor. Setelah diselidiki, rupanya Sutomo berbohong,” kata Kasatreskrim AKP Bunyamin kemarin. Meski demikian, sambung Bunyamin, penyidik menetapkan Mulyanto sebagai saksi dalam kasus itu. ”Kita menetapkan dia sebagai saksi untuk sementara ini. Sedangkan Sutomo, kita tetapkan sebagai tersangka,” ungkapnya. Menurut tim medis RSUD Ryacudu, Kotabumi, Mulyanto melakukan visum lantaran tidak terima dituding sebagai pelaku pencurian motor. ”Tadi dia visum. Mungkin mau laporan ke polisi,” ujar Aria, salah satu perawat RSUD Ryacudu, kemarin. Diketahui, Sutomo dan Mulyanto babak belur dihajar warga lantaran dituding sebagai pelaku pencurian motor Honda Supra Fit BE 9898 JC milik Yuli, tetangga mereka. Beruntung, anggota Polisi Lalu Lintas Polres Lampura cepat mengamankan keduanya dari amuk warga dan langsung dibawa ke mapolres setempat. (ung/rnn/p1/c2/whk)

Rancang Perda Pemekaran KOTABUMI – Meski moratorium pemekaran wilayah masih diberlakukan pemerintah pusat, Pemkab Lampung Utara tetap merancang peraturan daerah (perda) tentang pemekaran desa dan kelurahan. Bahkan, rencananya perda itu disahkan pada tahun ini. Kabag Hukum Pemkab Lampura M. Rezki, S.H. mengatakan, kini memang moratorium masih diberlakukan. Meski demikian, ia menganggap pemekaran itu merupakan kebutuhan suatu daerah. ”Dengan adanya moratorium, bukan berarti tidak dibahas. Sebab, kita bekerja berdasarkan undangundang (UU). Jika kita membutuhkan, kenapa tidak? Jadi, kita bekerja berlandaskan UU dan kebutuhan suatu daerah,” katanya. Selain itu, lanjut Rezki, Pemkab Lampura juga merancang tiga perda lainnya. Yakni perda investasi daerah, perizinan dari

Dinas Kesehatan, serta pencabutan perda tentang lalu lintas yang lama karena sudah tidak layak lagi dan tidak sesuai dengan UU Lalu Lintas yang terbaru. ”Perda tentang lalu lintas kita mengacu pada UU lama. Sedangkan sekarang ini sudah terbit UU yang baru, yakni UU No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jadi, kita lakukan penyesuaian,” ucapnya. Rezki merinci jika UU yang lama pengelolaan izin penutupan jalan ada pada Dinas Perhubungan, semenjak ada UU yang baru izin penutupan jalan jadi kewenangan polantas. ”Jadi kalau mau ada penutupan jalan, sekarang izinnya ke Satlantas Polres Lampura,” ujarnya. Dia menambahkan, ada juga raperda yang sudah dibuat diselesaikan pada 2012, namun belum disahkan. Di antaranya raperda rencana tata ruang wilayah (RTRW). (rid/rnn/p1/c2/whk)

Bangunan Liar di Lambar Menjamur LIWA – Sebanyak 15 bangunan tidak berizin alias liar di sekitar objek wisata Pantai Labuhanjukung, Pekon Kampungjawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Lampung Barat, rencananya segera ditertibkan. Penertiban yang rencananya dilakukan Dinas Pariwisata Lambar itu lantaran bangunanbangunan liar tersebut berada di kawasan seluas enam hektare milik Pemkab Lambar. Kepala Dinas Pariwisata Lambar Ujang Misron mengatakan,

sesuai peraturan memang tidak diperbolehkan adanya bangunanbangunan liar itu di dalam area pantai. ”Hingga kini baru 15 bangunan yang kita ketahui. Secepatnya akan segera kami tertibkan,” ungkapnya. Dia melanjutkan, sebelum penertiban dilakukan, pihaknya kini tengah melakukan pengajuan surat peringatan kepada bupati yang kemudian ditujukan kepada warga pemilik bangunan liar itu untuk segera membongkar ba-

ngunannya. ”Setelah ditandatangani Pak Bupati, selanjutnya surat itu diedarkan kepada para pemilik bangunan liar tersebut,” katanya. Menurut Ujang, surat peringatan itu akan disampaikan sebanyak tiga kali dengan jarak waktu selama 1,5 bulan. Artinya, jika dalam tiga kali surat peringatan itu tidak dihiraukan pemilik bangunan, pihaknya secepatnya menurunkan tim untuk membongkar paksa bangunan liar tersebut. ”Karena memang tidak diper-

bolehkan. Kami berhak membongkar paksa jika memang mereka tidak menghiraukan peringatan yang sudah disampaikan,” ujarnya. Dia memaparkan, pada dasarnya para pemilik bangunan liar itu memiliki sebuah perjanjian yang isinya siap kapan saja pindah. Namun, mereka meminta kepada pemerintah dapat diikutsertakan jika ke depannya Pantai Labuhanjukung akan dikelola. ”Mereka berharap dapat diber-

dayakan pemerintah jika nantinya Labuhanjukung ditingkatkan. Saya juga berharap bangunan mereka tidak dibongkar, meski harus pindah. Sebab, mereka juga manusia yang sudah tinggal di sana selama puluhan tahun,” harapnya. Kendati demikian, imbuh dia, pihaknya belum dapat memastikan apakah bisa memenuhi permintaan para pemilik bangunan liar itu. ’’Kami harus lihat dahulu situasi dan kondisinya,” ungkapnya. (gyp/p1/c2/whk)

Hilang Empat Hari, Kakek 60 Tahun Ditemukan

FOTO DOKUMEN

POTENSI WISATA: Pantai Tanjungsetia, Lampung Barat, adalah salah satu pusat tujuan wisata turis domestik maupun mancanegara lantaran ombaknya yang disebut-sebut sebagai salah satu ombak terbaik di dunia.

BLAMBANGANUMPU – Setelah dinyatakan hilang selama empat hari, Wahidin bin Sulaeman (60) akhirnya ditemukan warga Kampung Srirejeki, Kecamatan Blambanganumpu, Waykanan, dalam keadaan sehat. Kakek itu ditemukan di pinggir sungai yang berada di belakang kediamannya kemarin. ”Sebenarnya, kemarin seluruh warga akan kembali mencari Wahidin. Tapi, ketika kami sedang bersiap-siap, tiba-tiba kami mendengar teriakan dari keluarga Wahidin yang melihatnya sedang duduk kebingungan di pinggir kali belakang rumahnya,” ungkap Kepala Kampung Srirejeki Wanyani.

Sementara Wahidin mengaku, selama menghilang, sebenarnya ia dapat melihat dengan jelas semua aktivitas warga yang sedang mencari dan memanggil-manggil namanya. Anehnya, dia sama sekali tidak dapat berbicara. ”Saya tidak ke mana-mana, duduk di sinilah. Saya juga melihat anak-anak dan tetangga yang mencari. Tapi, saya bingung kenapa tidak dapat bicara. Anehnya lagi, saya dapat melihat mereka. Sedangkan mereka tidak dapat melihat saya,” tuturnya. Sementara Hadi, salah satu keluarga Wahidin, menyatakan akan menggelar pengajian dalam rangka syukuran atas ditemukan-

nya Wahidin. ”Ya, kami akan menggelar pengajian sebagai ungkapan rasa syukur kami,” ujarnya. Diketahui, Wahidin dikabarkan hilang saat mengambil air wudu di belakang rumahnya ketika akan salat magrib, Minggu (20/1). Wanyani mengatakan, setiap menjelang magrib, Wahidin selalu mengambil wudu di belakang rumahnya. Ketika itu, keluarganya juga melihat dia berjalan ke belakang rumahnya untuk mengambil wudu. ”Informasinya, ketika itu Wahidin ke belakang rumahnya menggunakan sarung dan kopiah. Tapi, ditunggu keluarganya hingga malam hari, dia (Wahidin, Red) tidak kunjung pulang. (red/p1/c2/whk)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.