RADAR LAMPUNG | Sabtu, 23 Juni 2012

Page 16

OPINI

16

General Manager: Purna Wirawan Pimpinan Perusahaan: Ismail Komar (non aktif) Manager Iklan: Desti Mulyati Staf Iklan: Leny Hartanti, Masriani, Edwin, Nike Armila, Gde Bayu, Deni (Administrasi), M. Shahib, Decky Hardodes (Design Iklan) Iklan Perwakilan Jakarta: Aspandar Nasution (kepala), Falma Manager Event Organizer (EO) Liris Vawina Staf Event Organizer Indah Sumaputri, Erwin Sajjah, Maria Ulfa Manager Pemasaran Abdul Karim Marlinda (Asisten Manager) Staf Pemasaran: Hery,Agus, Supriyadi, Adi Irawan, Andriyanti Manager Keuangan: Sarri Octarini, Anna Susanti (kasir) ,Pas Irvanus (akunting) Manager Personalia dan Umum: Faradiba Staf Manager Personalia dan Umum: Roby Junasari, Aris, Didik S, Hary, M. Rambe, Slamet Rianto

Pemimpin Redaksi: Nizwar (Non Aktif) Dewan Redaksi: Ardiansyah, Purna Wirawan, Ade Yunarso, Nizwar, Eko Nugroho, Adi Pranoto, Irwansa

Asisten Redaktur: Senen (Non Aktif), Trufi Murdiani Wartawan: Syaiful Amri, Nurlaila Yanti, Eka Yuliana, Yuda Pranata, Dina Puspasari, Wahyu Syaifullah (Fotografer), Anton Adi Wijaya, Widisandika, Hayatullah, Andri Apriyadi, Nur Jannah, Ari Suryanto (Bandarlampung) Dwi Prihantono (Lamtim) Kohar Mega (Lampura) Edy Herliansyah (Tanggamus) Agus Suwignyo (Pringsewu-Pesawaran) Yusuf A,S. (Tulangbawang) Gede Putu Kristanto (Lamteng) Abdurahman (Lamsel) Hermansyah (Waykanan) Wirahadikusumah (Pesawaran) Fajar Arifin (Metro) Gatra Yuda (Lampung Barat) Wartawan Jakarta: Kusumayuda

Dewan Pengawas: Ardiansyah (Koordinator) Anggota Dewan Pengawas: Taswin Hasbullah, Abdurrahman, Ibnu Khalid Penerbit: PT Wahana Semesta Lampung Komisaris Utama: Alwi Hamu Wakil Komisaris Utama: Suparno Wonokromo Komisaris: Lukman Setiawan Direktur Utama: Dwi Nurmawan Direktur: Ardiansyah Percetakan: PT Lampung Intermedia Pencetak: Budi S.(kabag) Suparman, Z. Arifin, Pujianto, Jenianto, Alim, Joko

Simbiosis Parasitisme Malaysia-Indonesia

Redaktur Pelaksana: Ary Mistanto Redaktur Senior: Eko Nugroho Redaktur: Taufik Wijaya (Korlip Kota) Adi Pranoto (Korlip Daerah) Irwansa, Alam Islam, M. Agus Purnomo

Copy Editor: Rudy Saputra, Syaiful Mahrum, Fatikhushiroth Kabag Pracetak: Riswadi Pracetak: Ripto D., Helmi Jaya, Nopriyadi, Farabi Lincoln, Hendrawan Poerbantara, Asep Supriyadi, Iwan N, Heru, Arya Bayu, Khairul Amri Alamat: Jalan Sultan Agung No. 18 Kedaton, Bandarlampung, Telp. (0721) 789750 - 782306 - 787987, Faks. (0721) 789752, 773930 BNI Cabang Tanjungkarang No. Rek. 007.149.0467 BCA Cabang Telukbetung No Rek 0200.721.799 Bank atas nama PT Wahana Semesta Lampung Email: redaksi@radarlampung.co.id Homepage: www.radarlampung.co.id

ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN

Pembaca setia Radar Lampung, kami menerima saran dan kritik Anda

SABTU, 23 JUNI 2012

Oleh SUMASNO HADI, S.PD., M.PHIL. Dosen Prodi Sendratasik FKIP Unlam Banjarmasin

Beberapa hari ini, kasak-kusuk media massa mengabarkan klaim Malaysia atas Tortor dan Gondang Sambilan. Tortor adalah kesenian tari masyarakat Batak, sedang Gondang (istilah yang tepat Gordang pakai ’’r”) Sambilan adalah bentuk tetabuhan sebagai musik pengiringnya. Selama ini sudah begitu adanya, bahwa kesenian Batak sebagai karya-cipta manusia pastinya lahir dari tanah Batak, di Sumatra Utara. Lalu apa urusannya Negeri Jiran (Malaysia) ini dengan seni budaya Batak? ADALAH keterangan Datuk Seri Dr. Rais Yatim, menteri informasi, komunikasi, dan kebudayaan Malaysia, seperti dilansir media Bernama (14/6) yang menyebutkan agenda pemerintah Malaysia untuk menjadikan Tortor dan Gordang Sambilan sebagai national heritage (warisan nasional) untuk mengapresiasi komunitas-masyarakat Batak Mandailing yang menetap di sana. Dan niatan pemerintah Malaysia tersebut –lagi-lagi– telah membuat geram rasa nasionalisme kita. Apalagi masyarakat Batak khususnya, jelas menjadi marah. Dan wajar jika sejumlah praktisi hukum masyarakat Batak mengecam Malaysia dengan gugatan hukum. Malahan seorang Ruhut Sitompul menanggapi hal ini dengan menyarankan, sebaiknya Malaysia dibom saja agar jera. Reaksi geram bangsa kita atas arogansi Malaysia ini tidak hanya satu-dua kali, tetapi berulang terjadi. Masih segar dalam

ingatan kita klaim-klaim serupa atas Reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange Maluku, dan Tari Pendet Bali. Belum lagi persoalan TKI. Juga catatan buruk lainnya sebagai bentuk hubungan dua negara tetangga sekaligus serumpun yang kurang rukun. Kekeliruan Psikis Negara Serumpun Garis antropologis Indonesia dan Malaysia memang melalui titik yang dapat dinamakan garis bangsa rumpun Melayu. Konsep garis kebudayaan bangsa serumpun inilah yang dapat menjelaskan berbagai ikatan dari titik-titik budaya antara Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, juga Myanmar. Di Indonesia sendiri, antropologi etnis Melayu memiliki sub-sub rumpunnya seperti Melayu: Deli, Riau, Minangkabau, Palembang, Pontianak, Banjar, dan sebagainya. Sedangkan negeri jiran Malaysia setidaknya memiliki subrumpun Melayu:

Johor, Kelantan, Kedah, dan Serawak. Kenyataan tersebut tentunya menjadi semacam ikatan kultural antara IndonesiaMalaysia. Dan posisi Malaysia akan menjadi pihak yang paling berkepentingan lantaran seluruh wilayah Malaysia mutlak rumpun Melayu. Berbeda dengan wilayah Indonesia yang memiliki rumpun di luar rumpun Melayu, Bali misalnya. Atas identitas utama Malaysia sebagai bangsa rumpun Melayu, rupa-rupanya telah menimbulkan beban psikologis sebagai penguatan identitas budaya Malaysia. Psikis manusia sebagai makhluk yang ingin diakui keberadaannya, secara eksistensialisme mendorong dirinya untuk mencari bentuk-bentuk pengakuan dari lingkungan. Jadi, dasar eksistensi budaya itulah sumber psikis bangsa Malaysia untuk menguatkan identitas budaya mereka. Karena rumpun Melayu adalah satu-satunya identitas budaya yang secara historis melekat pada bangsa Malaysia, maka segala predikat yang mungkin dimiliki oleh daerah rumpun Melayu ingin dijadikan entitas penguat budayanya. Dan inilah kekeliruan psikis negara Malaysia yang mau mengklaim Tortor dan Gordang Sambilan sebagai warisan nasionalnya. Menjadi keliru karena kesenian tersebut bukanlah milik satu kelompok masyarakat Batak seperti komunitas Mandailing di Malaysia saja. Seni tarian dan musik TortorGordang Sambilan adalah milik seluruh masyarakat Batak yang tersebar di manamana. Tidak hanya di komunitas Mandailaing yang ada di negeri jiran, dan sudah jelas ibu kandung kebudayaannya berada di tanah Sumatra Utara, Republik Indonesia. Kekeliruan ini menjadi jelas

jika klaim itu diletakkan secara legal-formal. Batas teritorial kenegaraan MalaysiaIndonesia pastinya akan mempersulit bentuk pengakuan-pengakuan budaya itu secara formal. Siapa Parasit? Secara historis hubungan MalaysiaIndonesia dapat dianalogikan sebagai hubungan “adik-kakak”. Kemerdekaan bangsa Malaysia baru diproklamirkan pada 31 Agustus 1957, tujuh tahun lebih muda dari “si kakak” yang lahir pada 17 Agustus 1945. Catatan sejarah ini hanyalah ukuran secara hukum Internasioal, dan akan banyak catatan yang menegaskan tentang “adik-kakak” ini jika dikaji melalui perspektif budaya. Misalnya sumber atau asal-usul kebudayaan Melayu dari kerajaan Sriwijaya yang meneruskan kerajaan Melayu di jalur Sungai Batang Hari. Gambaran hubungan bangsa serumpun ini menarik untuk diilustrasikan secara simbiosis-organis, yakni simbiosis parasitisme, bahwa dua organisme melakukan hubungan yang tak sehat. Ada organisme yang diuntungkan oleh kerugian organisme lainnya. Menyadari dinamika hubungan bangsa serunpun MalaysiaIndonesia ini kitapun langsung dapat menelisik pihak mana yang patut disebut sebagai parasit bak benalu, dan pihak mana yang memiliki sumber kehidupan yang kaya? Akhirnya, kasus klaim Malaysia atas kesenian Tortor dan Gordang Sambilan yang masih hangat ini seyogyanya dijadikan tamparan nyata pada wajah keindonesiaan kita. Bahwa bangsa Indonesia kini nyatanyata kurang memiliki kewibawaan di mata negeri tetangga. (*)

Untuk Redaksi Hubungi: Ary Mistanto Eko Nugroho Adi Pranoto Alam Islam

082182145555 081927850700 081369525525 081272343123

Untuk Pemasaran Hubungi: Abdul Karim 0811790544/0721-7308309

Irwansa 08976161611 Taufik Wijaya 081379792432 Trufi Murdiani 0811795826 M. Agus Purnomo 082181825067

Marlinda

081540877339

Masriani

081379920333

Untuk Iklan Hubungi: Desti : 0721 747 7369

Wartawan Radar Lampung selalu dibekali kartu pers Wartawan Radar Lampung tidak boleh menerima atau meminta sesuatu dari siapa pun dengan alasan apa pun. Jika menemukan pelanggaran terhadap dua poin tersebut, silakan hubungi General Manager Purna Wirawan 0811799557

RUANG ini khusus bagi Anda yang berjiwa merdeka. Kirimkan apa pun pendapat Anda tentang apa saja. Baik berupa komentar, kritik, atau saran. Setiap pendapat yang masuk sedapat mungkin tidak akan diedit. Pendapat bisa dikirim lewat surat ke alamat redaksi, fax. di nomor (0721) 789752, e-mail: redaksi@ radarlampung.co.id atau radarlpg@indo.net.id. Sertakan identitas yang masih berlaku. Atau kirimkan Podium Rakyat Anda melalui SMS. Caranya, ketik: POD (Isi Podium). Contoh: POD Mohon pembangunan jalan. Lalu kirim ke No. Matrix: 08154056789. Podium melalui SMS diutamakan yang menyangkut persoalan-persoalan pelayanan publik.

Pelayanan SIM Mengecewakan KEPADA Kapolda Lampung, kami warga Lamtim kecewa dengan pelayanan SIM Polres Lamtim. Jelas-jelas sudah ada tarif harga pembuatan SIM Rp75 ribu untuk SIM C, kenyataannya sampai Rp300 ribu. Sedangkan SIM A Rp120 ribu, kenyataannya Rp400 ribu. Anehnya lagi, kalau kita datang sendiri, pasti tidak lulus. Tetapi kalau lewat biro jasa, pasti lulus. Padahal tidak datang. Terus uang sisa dari yang resmi ke mana? Mohon dijelaskan. Sebab sekarang zaman sudah terbuka. (082374896XXX)

Kecewa Tidak Bisa Nonton Euro SESUNGGUHNYA kami tidak nyaman dan kecewa telah memilih TelkomVision. Karena ternyata tidak dapat memanjakan

pelanggan nonton Euro 2012 meski setia isi ulang paket siaran. (Mujianto, Lampung Pesisir/082269972XXX)

Tindak Pengurus PNPM KEPADA Wali Kota Bandarlampung, tindak tegas oknum pengurus PNPM di wilayah Bukit Kemiling Permai, Kecamatan Kemiling. Karena pelaksanaan pembangunan hanya di lingkungan pengurus dan yang dikerjakan di situ-situ saja sepanjang tahun. Sementara lingkungan kami tidak tersentuh. Tolong kepada dinas terkait untuk mengawasi kegiatan pekerjaan tersebut. (089631381XXX)

Tindak Lanjuti Masalah Raskin KEPADA Gubernur Lampung dan Bupati Pringsewu,

mohon dengan hormat ditindaklanjuti masalah raskin untuk Kelurahan Pajaresuk yang tadinya dapat 6 ton lebih, tahun ini cuma 2 ton lebih. Karena lurah Pajaresuk menugaskan warganya yang bernama Wisnu untuk mendata warga miskin itu tidak diketahui RT se-Kelurahan Pajaresuk. (085369827XXX)

Guru Minta Keringanan KEPADA Bupati Lamsel, kami guru yang mengurus kenaikan pangkat periode Oktober 2012 sangat dirugikan. Karena BKD Lamsel menetapkan batas waktu pengumpulan berkas 20 Juni 2012. Sedangkan PAK yang merupakan syarat bagi guru naik pangkat keluar serentak dari Diknas provinsi 1 Juli 2012. Mohon Bupati bisa membantu mendapatkan hak kami. Setidaknya BKD Lamsel memperpanjang masa pengumpulan berkas menyesuaikan dengan provinsi. (08984398XXX)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.