RADAR LAMPUNG | Jum'at, 24 Desember 2010

Page 28

METROPOLIS

28

JUMAT, 24 DESEMBER 2010

Bukan Sekadar Berita!

CURAS

Astumaro Makin Tersudut BANDARLAMPUNG – Sidang kasus dugaan ijazah palsu dengan terdakwa Sally Budi Utami memasuki babak baru. Pada persidangan yang dipimpin Robert Simorangkir, S.H. kemarin (23/12), tim penasihat hukum terdakwa menghadirkan Roselis (40), seorang guru SD di Rajabasa, Bandarlampung. Saksi mengaku juga pernah ditipu oleh mantan pacar Sally, Astumaro, yang pada persidangan sebelumnya sempat disebut-sebut sebagai biang keladi kasus itu. ’’Astumaro meyakinkan saya untuk menyerahkan sejumlah uang agar anak saya bisa menjadi pegawai PLN. Awalnya, saya percaya karena dia membawa surat keputusan (SK) pengangkatan dari PLN. Tapi, ternyata surat itu palsu,” tutur Elis di muka persidangan kemarin. Karena aksi Astumaro itu, saksi mengaku mengalami kerugian senilai Rp115 juta. Itu belum termasuk tipu muslihat yang dilakukan Astumaro

SJI Lampung Ditarget 2011 BANDARLAMPUNG – Konferensi Kerja Cabang (Konkercab) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Lampung 2011 merekomendasikan untuk segera merealisasikan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) pada 2011. Selain itu, PWI Cabang Lampung akan memverifikasi pejabat pemegang kartu PWI; menertibkan anggota PWI yang membentuk forum wartawan di luar peraturan dasar (PD) dan peraturan rumah tangga (PRT) PWI; serta meningkatkan profesionalisme wartawan dengan menjunjung etika jurnalistik. Konkercab juga merekomendasikan penertiban kartu anggota PWI dan proses rekrutmen anggota melalui tes. Sebab, masih banyak pemegang kartu PWI yang tidak lagi beraktivitas sebagai wartawan. ’’Rekomendasi itu juga akan kami sampaikan kepada PWI Pusat dan melanjutkannya dalam rapat pleno PWI Cabang Lampung. Anggota PWI yang lebih dari tiga bulan bergabung dalam forum-forum wartawan lain akan direkomendasikan untuk dicabut kartu birunya,” kata Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian pada pandangan umum program kerja PWI Cabang Lampung ketika konkercab di auditorium Lembah Hijau kemarin (23/12). Terkait persiapan Hari Pers Nasional (HPN), PWI Perwakilan Lampung Selatan dan Tulangbawang menyatakan siap menjadi tuan rumah peringatan puncak HPN 2011. Diketahui, hadir pada acara itu gubernur Lampung diwakili Kadis-

Jambret KA Dibekuk

saat meminjam uang Rp45 juta dengan modus menitipkan satu unit mobil. Belakangan, mobil itu diketahui sebagai mobil rental. ’’Waktu saya ke rumah sakit, ternyata saya bertemu dengan pemilik mobil yang langsung membawanya pulang,” tutur wanita berkerudung itu. Karena itu, ia berkeyakinan Sally Budi Utami merupakan salah satu korban dari Astumaro yang kini menghilang bak ditelan bumi. Yuzar Akuan selaku penasihat hukum Sally menyatakan, Roselis adalah salah seorang korban Astumaro. ’’Bahkan masih ada satu lagi korban Astumaro yang lain, yaitu M. Saleh. Sayangnya, dia berhalangan hadir Pak Hakim,” ucap Yuzar. Setelah mendengarkan keterangan Roselis, Robert Simorangkir menunda siding hingga pekan depan. Persidangan selanjutnya akan diisi dengan agenda pembacaan tuntutan. (jar/c2/fik)

infokom Akmal Jahidi, Wakil Bendahara PWI Pusat Rudi Novrianto, Asintel Kejati Lampung Arief, Humas Polresta AKP Syamsidar, Asisten I Pemkot Bandarlampung Dedy Amarullah, Dewan Penasihat Hi. Soetan Syahrir Oelangan, pengurus PWI cabang dan PWI perwakilan seLampung, serta sejumlah pimpinan media. Akmal Jahidi mewakili gubernur saat membuka acara menyinggung masalah banyaknya oknum wartawan yang mengabaikan etika jurnalistik saat melaksanakan tugas di lapangan. ’’Ke depan diharapkan ada peningkatan profesionalisme wartawan dengan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik,” kata Akmal Jahidi. Sementara, Rudi Nofrianto menyatakan PWI Lampung masuk target sebagai provinsi kelima yang akan mendirikan SJI. ’’Dengan sekolah jurnalisik, ke depan diharapkan mampu melahirkan wartawan yang profesional dan beretika,” kata Rudi. Sementara dalam acara diskusi, Prof. Dr. Syarifuddin Basyar selaku pembicara mengingatkan wartawan harus membangun kepercayaan dan keyakinan tentang kebenaran dalam memilih profesi yang dijalani. ’’Wartawan harus inspiratif, bukan mela kukan provokatif apalagi transaksitif,” kata dia. Dengan kepercayaan, wartawan akan berpegang teguh pada kode etik serta memberikan banyak inspirasi dan menyuarakan ketertinggalan masyarakat. (tru/bow/c2/fik)

UNTUK menafkahi orang tuanya, Mahesa (18) memilih profesi sebagai jambret spesialis kereta api (KA). Nahas, petualangannya berakhir di tangan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) Stasiun Tanjungkarang kemarin (23/12). Warga Cempedak, Kotabumi, Lampung Utara, ini tertangkap saat berupaya merampas ponsel BlackBerry milik Idrus Wahab (23), warga Pemulutan, Oganilir, Sumatera Selatan, di atas gerbong KA Limex jurusan Palembang– Tanjungkarang. Menurut Mahesa, ia melakukan aksi itu bersama rekannya, Dr (DPO). ’’Kami sengaja naik dari Stasiun Kotabumi sekitar pukul 05.30 WIB,” ujarnya. Ketika KA melintas di Desa Kalibalangan, Kotabumi, tersangka langsung merampas ponsel yang tengah dipegang korban. Spontan, korban melakukan perlawanan. Penumpang lain yang melihat kejadian itu berupaya membantu. Melihat itu, Dr langsung meloncat dari KA. Sementara tersangka berhasil tertangkap. Tersangka juga sempat dihakimi para penumpang yang kesal dengan ulahnya. ’’Kami sudah sering melakukan ini (menjambret). Hasilnya, kami jual ke counter. Harganya bergantung jenis ponsel,” jelasnya. Pembina Polsuska Stasiun KA Tanjungkarang Aipda Arhanudin menyatakan, tersangka seorang pemain lama. Tersangka langsung diserahkan ke Polsek Kotabumi. Karena tindakannya, tersangka dikenai pasal 365 KUHP dengan ancaman lima tahun penjara. (yna/c2/fik)

FOTO YONA YUMARIKO

DIPERIKSA: KS (17), FS (17), DP (17), dan Haryono di Mapolsekta Tanjungkarang Timur kemarin (23/12).

BAWA GANJA,

Siswa SMKN Ditangkap BANDARLAMPUNG – Tiga pelajar salah satu SMKN di Kota Bandarlampung kedapatan membawa enam linting daun ganja siap pakai, Rabu (22/12) pukul 21.00 WIB. Ketiga pelajar itu adalah KS (17), warga Jl. Urip Sumoharjo; FS (17), warga Jl. Soekarno-Hatta; dan DP (17), warga Jl. P. Tirtayasa. Mereka sebelumnya terjaring razia kendaraan bermotor yang digelar aparat di Jl. Hayam Wuruk, TkT. Saat dihentikan petugas untuk memeriksa kelengkapan surat kendaraan mereka, para pelajar itu berusaha menyembunyikan kotak rokok yang mereka bawa. Karena curiga, aparat lantas memeriksa isi kotak rokok itu dan mendapati enam linting ganja. Daun haram itu rencananya untuk pesta narkoba di kawasan Panjang. Dari pengakuan mereka, daun ganja itu mereka peroleh dari Haryono (24), warga Jl. Sadewo, Sawahlama, TkT. Tidak menunggu lama, aparat langsung mengembangkan kasus

itu. Haryono yang hanya mengaku sebagai kurir ganja itu langsung diamankan dari kediamannya. ’’Kami beli satu am (paket) seharga Rp20 ribu. Satu am itu langsung kami racik jadi enam linting. Kami cuma untuk senang-senang,” ujar KS seraya mengaku telah empat kali menggunakan daun asal Aceh itu bersama rekan-rekannya. Menurut KS, biasanya mereka membeli ganja secara patungan. ’’Waktu mau beli, kami telepon Ag (salah seorang rekan pelajar mereka) untuk minta kasih tahu rumah Haryono. Baru kami ambil langsung ke rumahnya,” lanjut KS. Terpisah, Haryono mengaku cuma mengantar barang pesanan dari Ar (DPO). Sebelumnya, lanjut Haryono, ketiga pelajar itu telah menghubungi Ar. Lebih lanjut, pedagang VCD di Pasar Tugu ini mengaku tidak mendapat upah apa pun dari Ar. ’’Karena teman, saya cuma kasih barang sama tiga anak itu. Nggak

dapet bayaran,” kata residivis yang baru beberapa bulan keluar dari Rutan Wayhuwi. Pada 2009, tersangka pernah ditahan karena kasus serupa selama 1 tahun 7 bulan. ’’Saya baru pertama ketemu Ar setelah dia keluar penjara. Da memang teman saya dulu waktu di tahanan,” ujarnya. Kapolsekta TkT Kompol Feriwanto menyatakan, pihaknya masih mengejar Ar yang diduga menjadi bandar barang haram itu. ’’Anggota kini masih mengejar bandarnya (Ar). Kami juga akan segera memeriksa Ag, rekan tersangka, yang menunjukkan rumah Haryono,” ujar Feriwanto. Selain enam linting ganja, aparat Polsekta TkT juga mengamankan motor Honda Supra Fit BE 7167 BT yang dibawa ketiga pelajar dan tiga buah ponsel merek Nokia. Keempat tersangka diancam pasal 111 (1) Sub 127 UU RI No. 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman minimal empat tahun penjara. (yna/c2/fik)

FOTO YONA YUMARIKO

SPESIALIS JAMBRET: Mahesa (18) tengah diperiksa oleh Polisi Khusus Kereta Api Stasiun Tanjungkarang kemarin (23/12).

NARKOBA

Amankan Tiga Paket SS SATUAN Narkoba Polresta Bandarlampung menangkap dua tersangka tindak pidana penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu (SS), Rabu (22/12) pukul 20.00 WIB. Keduanya adalah Elin Eleina (28), warga Jl. Sisingamangaraja, Gedongair, Tanjungkarang Barat, dan Tabrani (32), warga Jl. RE. Martadinata, Keteguhan, Telukbetung Barat. Keduanya tercatat sebagai karyawan swasta. Kasatnarkoba Polresta Bandarlampung AKP Afrizal Sikumbang menjelaskan, dua tersangka ditangkap petugas di Jl. Laksamana Malahayati, Telukbetung Selatan. ’’Keduanya ditangkap berdasarkan informasi masyarakat. Menurut informasi, mereka sering bertransaksi narkotika. Setelah kami selidiki, keduanya berhasil ditangkap,” kata AKP Afrizal Sikumbang kemarin (23/12). Dari tangan keduanya, petugas mengamankan tiga paket kecil SS, satu timbangan elektrik, satu buah bong (alat isap SS), dan sebuah pirek sebagai barang bukti (BB). ’’Hingga kini kasus itu masih kami kembangkan. Keduanya dikenai pasal 112 UU No. 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman minimal empat tahun penjara,” ujarnya. (fik/hsb/c2/fik)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.