RADAR LAMPUNG | Senin, 5 April 2010

Page 27

LAMPUNG RAYA

SENIN, 5 APRIL 2010

27

Lamteng-Lamtim-Metro

PENCURIAN

Petambak Keluhkan Pendangkalan Sungai

Pencuri HP Dimassa KEPERGOK mencuri dua unit handphone (HP) Nokia tipe 6300 dan 1208, Bari (38), warga Kampung Bumiaji, Kecamatan Anaktuha, Lampung Tengah, sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu (3/ 4), babak belur dihajar massa warga Kampung Negarabumi Ilir, Kecamatan Anaktuha. Kemudian tersangka diserahkan ke Polsek Padangratu. Menurut Kapolsek Padangratu Handak Prakasa mewakili Kapolres Lamteng AKBP Dedi Jumadi, awalnya tersangka melihat pintu rumah korban, Lasno (47), warga Dusun Sinarresmi, Kampung Negarabumi Ilir, Kecamatan Anaktuha, yang terbuka. Tersangka masuk rumah dan melihat ada dua HP sedang dicas di ruang tamu. Tanpa membuang waktu, tersangka mengambil dua HP itu. Sial baginya, tiba-tiba korban melihatnya sambil berteriak minta tolong. Tak lama, warga sekitar langsung berkumpul dan mengejar tersangka. Massa yang berhasil meringkus tersangka menghajarnya. (rin/rnn/adi)

HAMA

Keong Emas Meresahkan DINAS Pertanian (Distan) Lampung Timur diharapkan segera mengambil tindakan terkait serangan hama keong emas pada areal persawahan milik petani di sejumlah desa Kecamatan Jabung. Serangan hama keong emas itu menyerang areal persawahan di Desa Jabung, Mumbangjaya, Silirsari, dan Adiluhur. Surip (50), warga Dusun Apus, Desa Jabung, mengatakan, hama keong emas itu telah mengakibatkan kerusakan pada 1 dari 2 hektare tanaman padinya. Untuk mengatasi serangan hama keong emas itu, Surip telah menempuh berbagai upaya. Seperti menggunakan obat-obatan pembasmi hama. Namun, upaya itu tetap belum membuahkan hasil. ’’Kami berharap Distan segera mengambil langkah guna mengatasi serangan hama keong emas. Sebab, hama tersebut sangat merusak tanaman padi dan bisa mengakibatkan kegagalan panen,” ujarnya. (mar/adi)

KONSER

FOTO INDARJO/RNN

BUAT ULAH: Penonton yang membuat ulah keributan diduga akibat mabuk miras diamankan polisi ketika konser Armada Band.

FOTO HERU SETIAWAN

RAWAN AMBROL: Bangunan SDN 3 Labuhanmaringgai, Lampung Timur, begitu memprihatinkan. Atap bangunan terlihat jebol dan rawan ambrol.

Perombakan SKPD Dimatangkan GUNUNGSUGIH – Rencana perombakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan sekretariat Kabupaten Lampung Tengah terus dimatangkan. Panitia khusus (pansus) raperda atas revisi Perda No. 12/2007 tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lamteng akan menggelar pertemuan dengan pihak eksekutif, Rabu (7/4). Menurut Ketua Pansus Rosidi, S.E., pihaknya telah berkonsultasi ke Kementerian Dalam Negeri serta Pemkab Malang dan Pemprov Lampung berkaitan raperda tata organisasi. Hasilnya tidak ada masalah untuk penggabungan tiga dinas, yakni Dinas Cipta Karya, Dinas Binamarga, dan

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) menjadi Dinas Pekerjaan Umum (PU). Dikatakan, pansus masih terus melakukan pembahasan raperda dan rencananya bertemu dengan pihak eksekutif untuk menyepakati penggabungan tiga dinas tersebut. Melalui penggabungan ketiga dinas itu, menurutnya, akan terjadi efisiensi anggaran yang dikeluarkan. Di samping ketiga dinas itu, Rosidi membeberkan pula ada beberapa dinas lainnya yang dimungkinkan untuk dipecah atau ditingkatkan statusnya. Seperti Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga, dan Seni Budaya diusulkan pansus agar dimekarkan. Sehingga terbentuk Dinas Pemuda dan Olahraga

sendiri. Kemudian Dinas Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup diusulkan agar dirombak menjadi Dinas Pertambangan dan Energi. Sedangkan bagian Lingkungan Hidup dapat digabungkan pada Dinas PU. Selanjutnya, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana diusulkan untuk ditambahkan Perlindungan Anak. Sementara yang akan dibentuk badan baru adalah Badan Penyuluh. ’’Sebelumnya wadah bagi para penyuluh pertanian dan kehutanan belum ada serta masih menginduk pada satuan kerja lain,” terang Rosidi. Usulan lain adalah peningkatan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) menjadi badan. Dengan demi-

kian, pengurusan perizinan dapat dilakukan pada badan itu. Hanya, perlu ada perwakilan dari masing-masing dinas terkait pada badan tersebut berdasarkan SK bupati. Sehingga proses perizinan dapat berlangsung cepat. ’’Salah satu hasil studi banding kami ke Malang, pendapatan dari sektor perizinan sangat besar. Di sana telah ada badan yang membidangi perizinan sendiri. Harapannya, di Lamteng status kantor pelayanan perizinan dapat berubah menjadi badan. Semua itu nanti akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan dengan eksekutif. Target kita, raperda tentang tata organisasi ini bisa selesai pada pertengahan April 2010,” pungkas Rosidi. (jar/gde/rnn/adi)

LABUHANMARINGGAI – Pendangkalan Sungai Nibung yang mengaliri areal tambak udang Desa Karyamakmur dan Bandarnegeri, Kecamatan Labuhanmaringgai, Lampung Timur, sangat memprihatinkan. Pendangkalan ini menyebabkan petambak udang mengeluh karena sering gagal panen. Ketika musim hujan, Sungai Nibung meluap dan tambak udang milik petani kebanjiran. Banjir yang terus terjadi setiap tahun pada musim hujan itu membuat tambaktambak petani terkikis tergerus air. Di samping itu, karena terjadinya pendangkalan, air pasang tidak bisa naik dengan sempurna sehingga pergantian air yang dilakukan petani tambak pada waktu air pasang terhambat. Jelas ini membuat pertumbuhan udang tidak sehat. Bahkan udang banyak yang mati dan petani gagal panen. Padahal, Sungai Nibung ini dulu merupakan jalur transportasi sungai yang sangat diandalkan petani tambak untuk mengangkut dan menjual hasil panen mereka ke Pasar Karyamakmur. Sekarang, sungai sudah tidak bisa digunakan untuk jalur transportasi karena perahu-perahu milik petani tambak sudah tidak bisa naik ke areal tambak udang. ’’Dulu kalau mengangkut hasil pertanian, kami selalu menggunakan sungai tersebut. Karena semakin dangkal, sekarang tidak bisa dilalui,” ungkap Malik, petambak udang di Desa Karyamakmur, yang diamini petani lainnya kemarin (4/4). Kepala Desa Karyamakmur Sugiat M.S. mengatakan, pada Desember 2008 sudah ada pengerukan dari pemerintah daerah. Tapi, pengerukan hanya dilakukan di hulu sungai di Desa Nibung, tidak sampai ke wilayah Desa Karyamakmur. Padahal yang mengajukan usulan pengerukan adalah Desa Karyamakmur. (eru/adi)

Konser Armada Band Ricuh Siswa SD Tenggelam di Way Sekampung

METRO – Konser Armada Band diwarnai kericuhan di Kota Metro, Sabtu (3/4) malam. Mulai saling dorong antar-penonton, perkelahian, sampai pingsannya enam penonton dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Ahmad Yani (RSUAY) Kota Metro. Keributan mulai terjadi ketika munculnya grup band asal Palembang itu di atas panggung. Histeria penonton yang sebagian besar remaja tak terbendung. Suasana kian memanas ketika sang vokalis, Rizal, melantunkan lagu andalan, Buka Hatimu dan Mau Dibawa ke Mana. Penonton saling berdesakan dan terus merangsek agar lebih dekat ke panggung. Tak ayal, aksi saling dorong pun terjadi. Dari saling dorong itulah, sedikitnya enam penonton harus ditarik dari arena pertunjukan oleh polisi akibat aksi saling dorong antarpenonton dengan yang lain.

Dari enam remaja yang pingsan, tiga di antaranya diketahui identitasnya. Mereka adalah Wulandari (18), Desy (17), dan Fajar (15), semuanya warga Kelurahan 22 Hadimulyo, Kecamatan Metro Pusat. Sementara itu, polisi juga mengamankan beberapa pemuda yang terlibat perkelahian. Mereka diduga mabuk akibat menenggak minuman keras. ’’Kami cukup menyayangkan dengan konser yang cukup besar ini. Pihak keamanan maupun panitia kurang mempersiapkan pengamanan dan peralatan medis lainnya,” ujar salah seorang penonton, Wahap. Dalam konser itu, polisi juga mengamankan tiga bocah yang menangis karena ketakutan dengan aksi keributan yang terpisah dari orang tuanya di tengah kerumunan ribuan penonton. Bocah itu diamankan di pos keamanan yang berada di lokasi konser. (ign/ria/rnn/adi)

BATANGHARI – Nahas dialami Tobing Erlangga (11), siswa kelas 3 SDN 1 Rejoagung, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur. Ia tewas tenggelam di Way Sekampung kemarin (4/4). Kejadian ini bermula ketika korban bersama lima rekannya, yakni Wanto, Toni Ferdianto, Yogi, Juni, dan Rohman, berniat mencari burung di seberang sungai yang ada di Desa Adirejo, Kecamatan Batanghari, sekitar pukul 09.30 WIB. Lokasi untuk mencari burung berada di seberang sungai. Sementara, letak jembatan penyeberangan

cukup jauh dari posisi mereka ketika itu. Karena arus air sungai tidak deras, mereka memutuskan menyeberangi sungai dengan berenang. Kemudian satu per satu rekan korban mulai menyeberangi sungai. Sedangkan korban yang tidak pandai berenang mulai ragu. Namun, ketika sedang mencuci tangan, korban terpeleset dan tercebur ke sungai. Rekan korban yang ketika itu sudah berada dalam air berusaha menolongnya. Dua orang rekan korban yang berusaha menolong nyaris terseret arus sungai hingga memutuskan untuk naik ke daratan. Semen-

tara, rekan-rekan korban yang sudah berada di seberang sungai berusaha meminta pertolongan warga yang sedang berada di sawah. Warga yang mendengar teriakan rekan korban langsung menghubungi keluarga korban untuk melakukan pencarian. Setelah ditelusuri di sekitar lokasi kejadian, korban belum juga ditemukan. Tubuh korban baru dapat ditemukan pukul 12.15 WIB, sekitar 50 meter dari lokasi jatuhnya. Sugeng, orang tua korban, mengetahui anaknya tewas tenggelam langsung histeris. Begitu pula de-

ngan ibu korban ketika korban dibawa pulang ke rumah duka. Warga sekitar rumah korban yang mengetahui kejadian itu berdatangan untuk bertakziah. Salah seorang warga mengungkapkan, korban merupakan anak pertama Sugeng. Musibah yang menimpa korban murni kecelakaan. Sebab, dari keterangan rekan korban menyatakan bahwa korban terjatuh ke sungai. Selain itu, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Pakaian yang dikenakan masih melekat di tubuh korban dengan ketapel yang masih diselipkan di pinggangnya. (wid/adi)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.