Media Indonesia - 21 Desember 2010

Page 9

10 | Internasional

SELASA, 21 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

AS Cari Cara Jerat Assange WAKIL Presiden Amerika Serikat Joe Biden, kemarin, mengaku pemerintah ‘Negeri Paman Sam’ sedang mencari cara untuk menyeret pendiri situs WikiLeaks Julian Assange ke pengadilan. “Kami sedang berupaya untuk melakukannya,” kata Biden dalam acara bincang-bincang Meet the Press yang ditayangkan stasiun televisi NBC. Meski demikian, Biden enggan menjelaskan secara detail dasar hukum yang akan digunakan untuk menjerat Julian. “Saya tidak akan berkomentar tentang prosesnya.” Namun, Biden sempat menegaskan bahwa Assange adalah seorang teroris berteknologi tinggi. “Pria ini telah membahayakan nyawa dan pekerjaan sekian banyak orang di berbagai belahan dunia. Dia membuat urusan kami dengan para sekutu dan sahabat kami menjadi sulit. Dia telah menyebabkan kerusakan.” Sebelumnya, Assange menengarai AS akan berusaha mengekstradisinya atas tuduhan pembocoran rahasia negara. Itu bukan kekhawatiran Assange belaka sebab sebuah kajian untuk Kongres AS merekomendasikan untuk menuntut mantan peretas itu dengan

menggunakan Undang-Undang Spionase. Bahkan, awal bulan ini sekelompok senator AS mengusulkan sebuah paket undang-undang yang mengharamkan penyebaran namanama informan terkait militer dan intelijen AS ke publik. Sejumlah laporan media massa AS menduga Assange hendak ditangkap lantaran kedekatannya dengan Bradley Manning, staf intelijen militer AS. Lebih jauh, Assange bakal dituding telah mendorong Manning untuk mengakses kawat rahasia AS dan mengirimnya ke WikiLeaks. Namun, Assange selama ini membantah mengenal Manning. Spekulasi tersebut dikuatkan pernyataan Biden. “Jika dia berkonspirasi untuk memperoleh dokumen-dokumen rahasia dengan anggota militer AS, itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan saat seseorang meletakkan (dokumen) ke pangkuan Anda, (dan berkata) ‘Anda adalah orang pers, ini materi rahasia’.” Assange saat ini masih berada di Inggris dan tengah berjuang menentang ekstradisi ke Swedia, tempat dia dituduh melakukan tindak pelecehan seksual. (*/Reuters/AP/I-5)

REUTERS/PAUL HACKETT

MELAMBAIKAN TANGAN: Pendiri WikiLeaks Julian Assange melambaikan tangan kepada wartawan di Suffolk, Inggris, Minggu (19/12).

Korsel tidak Hiraukan Korut Dalam hitungan jam mungkin saja hal serius bisa terjadi. REUTERS/NEWSIS/KOREA POOL

GUNAKAN MASKER: Warga menggunakan masker saat dipindahkan ke dalam bungker untuk menghindari serangan Korea Utara yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, kemarin.

Christine Franciska

K

OREA Selatan kembali mengadakan latihan militer di perairan Pulau Yeon pyeong, sekitar 12 km dari wilayah Korut. Aksi yang berlangsung selama 2 jam tersebut mencakup latihan tembakan artileri menggunakan rudal sungguhan dengan jarak bervariasi. Seorang saksi mata mengatakan latihan tersebut sempat menggetarkan bungker perlindungan warga sipil. “Saya tidak mengetahui persis berapa banyak yang telah ditembakkan. Beberapa terdengar dari kejauhan dan sebagian lagi terdengar sangat berisik. Bungker bergetar dan orangorang di sini, termasuk saya, merasa khawatir,” ujarnya. Kepada kantor berita Korsel

Yonhap, seorang pejabat militer ‘Negeri Ginseng’ mengatakan bahwa penembakan artileri dalam latihan itu tak lebih dari 10 km dan tidak melanggar daerah perbatasan. Namun, Pyongyang tidak beranggapan demikian, mengingat perbatasan masih disengketakan. Mereka menganggap bahwa latihan militer itu akan menjadi provokasi bunuh diri bagi Seoul jika terus dilakukan. “Para penghasut perang di Korea Selatan akan bergabung dengan kekuatan dari luar. Kekuatan dari luar itu akan semakin mendorong situasi ke tepi jurang perang,” kata surat kabar Korut, Rodong Sinmun. Korsel terakhir kali mengadakan latihan perang pada 23 November lalu. Mereka bergerak dari Yeonpyeong menuju perbatasan di Laut

Kuning yang masih menjadi sengketa. Saat itu, Pyongyang membalasnya dengan mengebom Pulau Yeonpyeong hingga menewaskan dua warga sipil dan dua marinir. Ini merupakan serangan terparah yang terjadi pada Korsel sejak Perang Korea pada 1953. Diplomasi Sejauh ini, China dan Rusia telah membujuk Korsel untuk menunda latihan militer tersebut. “Federasi Rusia memiliki keprihatinan yang besar atas persoalan ini. Dalam hitungan jam mungkin saja hal serius bisa terjadi,” ujar Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB. “Lebih baik menahan diri dan menunda latihan militer sekarang juga.” Wang Min, perwakilan China di Dewan Keamanan, mem-

peringatkan bahwa situasi di semenanjung Korea sudah menjadi kondisi yang berbahaya. “Jika bentrokan berdarah di semenanjung Korea benarbenar terjadi, hal ini tak hanya akan menyakiti penduduk di kedua sisi semenanjung, tapi juga membawa tragedi pembunuhan antarsaudara di Utara dan Selatan,” kata Wang. Rusia telah mengadakan pertemuan diplomatik dengan Dewan Keamanan untuk menghindari masalah membesar. Namun, pertemuan itu gagal mendapat kesepakatan tentang siapa yang harus disalahkan dalam konflik. “Kesenjangan tetap tidak mungkin dijembatani,” kata Susan Rice, Duta Besar AS untuk PBB. Diplomat Barat, yang menganggap Korea Utara bersalah, mengatakan bahwa China dan Rusia telah mendorong

pernyataan ambigu. Mereka tidak menyalahkan Korea Utara, tapi berfokus agar kedua belah pihak menahan diri. Sementara itu, Rice mengatakan sebagian besar dari dewan anggota tidak ingin pernyataan yang ambigu itu. Sementara itu, Gubernur Negara Bagian New Mexico Bill Richardson mengunjungi Korut untuk meredam ketegangan. Dalam upaya tersebut, Richardson mampu meyakinkan Pyongyang untuk mengizinkan para inspektur nuklir PBB kembali datang ke Korut. Sebelumnya, negara Stalinis itu mengusir para inspektur Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) pada April 2009. (Reuters/CE/I-5) christine@ mediaindonesia.com

Ratusan Warga Pantai Gading Diculik PBB menemukan pelanggaran besar-besaran hak asasi manusia selama berlangsungnya pertarungan perebutan kursi presiden di Pantai Gading. Ratusan orang telah diculik dan sedikitnya 50 orang tewas. Negeri di Afrika Barat itu tengah memanas akibat perebutan kursi presiden. Presiden incumbent Laurent Gbagbo yang kalah pada pemilu 28 November lalu menolak menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin oposisi Alassane Ouattara. Gbagbo bergeming meski mendapat tekanan PBB, Uni Afrika, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Pada Kamis (2/12), pasukan

keamanan yang pro-Gbagbo membungkam aksi protes para pendukung Ouattara hingga menewaskan sedikitnya 20 orang. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay memperkirakan dalam tiga hari terakhir sedikitnya 50 orang tewas dan 200 luka-luka. Ia juga mengaku mendapat laporan telah terjadi ratusan penculikan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal. Mereka juga didukung orang-orang yang mengenakan seragam militer. “Mereka dibawa ke suatu tempat tahanan ilegal. Di sana mereka ditahan tanpa tuduhan dan tanpa komunikasi. Bahkan banyak yang tewas secara men-

curigakan,” ujar Pillay, Minggu (19/12). Pillay berjanji akan menyelidiki kasus penculikan tersebut. “Ketika warga menjadi korban pembunuhan, penyelidikan harus dilakukan. Harus ada yang bertanggung jawab.” Akibat makin memanasnya situasi di Pantai Gading, pemerintah AS mulai kemarin memerintahkan warganya untuk segera meninggalkan negeri itu. Kedubes AS di Abidjan juga ditutup dan hanya menyisakan staf yang menangani urusanurusan sangat penting. Dalam peringatannya, Deplu AS mengatakan demonstrasi para pendukung kedua

presiden itu bisa pecah menjadi kerusuhan. “Warga Barat, terutama warga AS, bakal dimusuhi,” demikian bunyi peringatan tersebut. Pemerintahan Gbagbo menyangkal telah menggunakan kekerasan untuk meredam protes yang digelar para pendukung Ouattara. Sebaliknya, ia menuduh banyak pendukung Ouattara membawa senjata. Di tengah tekanan masyarakat internasional untuk mundur, Minggu (19/12), Gbagbo mengusir pasukan PBB dan Prancis. Gbagbo menilai mereka telah mencampuri urusan dalam negerinya. (Hde/AP/ Reuters/I-4)

AP/SUNDAY ALAMBA

DEMO PEMUDA: Polisi berjaga-jaga selama unjuk rasa para pemuda di Abidjan, Pantai Gading, Minggu (19/12). Selama kerusuhan di Pantai Gading, PBB melaporkan ratusan orang telah diculik pascapemilu di Pantai Gading.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.