Media Indonesia - 21 Desember 2010

Page 12

CSR

SELASA, 21 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13

CSR, antara Profit dan Harmonisasi Masyarakat Corporate social responsibility (CSR) diharapkan dapat mengedepankan kesetaraan antara kepentingan bisnis dan kepentingan masyarakat. Amalia Susanti

CSR juga dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi perusahaan.” Yanti Koestoer

Direktur Eksekutif Indonesia Business Link

T

ANGGUNG jawab sosial dalam perusahaan merupakan pendekatan yang mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis dan in teraksi dengan stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Business Link Yanti Koestoer, CSR merupakan strategi bisnis ketika kepentingan bisnis jangka panjang dicapai tidak hanya melalui pertumbuhan dan laba, tapi juga harus sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan perbaikan kualitas hidup. “Karena itu CSR juga dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi perusahaan. Manfaat langsung dapat dirasakan dari hal-hal terkait dengan profit atau bisnis maupun operasional, sedangkan manfaat tidak langsung terkait dengan branding, reputasi, dan citra dari perusahaan tersebut,” ujar Yanti. Terkait dengan citra perusahaan, Yanti mengakui hal tersebut termasuk dalam hal yang penting, namun bukan merupakan satu-satunya alasan. CSR juga tidak bisa dianggap sebagai aktivitas pemberian

ANTARA/SAHRUL MANDA TIKUPADANG

BANTUAN BNI: Pimpinan Bank Negara Indonesia (BNI) Wilayah Makassar, Sadiq Akasyah (kanan), secara simbolis memberi bantuan kepada Rektor Unhas Idrus Patturusi di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, September lalu. BNI menyerahkan bantuan satu bus eksekutif kepada Unhas untuk kelancaran akomodasi sivitas akademika dalam proses pendidikan. sumbangan semata. “CSR lebih menggambarkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ketersediaan bahan baku, penerimaan sosial masyarakat yang baik, kondisi lingkungan perusahaan yang kondusif, efisiensi operasional, dan pengurangan risiko manajemen,” tambahnya. Senada dengan hal tersebut,

Executive Director National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin mengatakan tidak dapat dimungkiri CSR berangkat dari pemberian sumbangan dan pencitraan serta peningkatan nama baik perusahaan. Namun, sumbang an yang diberikan juga haruslah jelas terasa di masyarakat, seperti pendidikan dan peng obatan

massal dan memberikan kontribusi dunia usaha. Manfaat Ali mengakui keberadaan CSR dapat memberikan keuntungan dan manfaat bagi perusahaan dalam pengembangan lingkungan atau community development agar mempunyai hubungan yang baik dan hidup harmonis dengan masyarakat.

Lebih lanjut Yanti menambahkan, tren CSR saat ini berkembang ke arah pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, serta berhubungan langsung dengan nasib para pekerja, komunitas sekitar, dan masyarakat umum. Namun, area CSR beragam bagi setiap perusahaan, tergantung kebutuhan pemangku kepentingan. Ali juga mengatakan saat

ini tren CSR mengarah pada bantuan pendidikan, bencana alam, orang yang membutuhkan, dan untuk pengembangan masyarakat. Untuk tahun 2010-2011 diperkirakan CSR yang berkembang ialah yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan ekonomi masyarakat. “Setiap menjalankan program CSR, tiap-tiap perusahaan biasanya melakukan kerja sama dengan mitra CSR dan juga pemerintah. Perusahaan bermitra dengan operator CSR atau perusahaan non-BUMN seperti Dompet Dhuafa, Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), maupun Sampoerna Foundation yang menyusun program bantuan. Setelah program disetujui maka perusahaan melalui CSR akan mengeluarkan dana,” kata Ali. Kemudian kemitraan dengan pemerintah biasanya terjadi melalui kerja sama bantuan bencana alam. Yanti menambahkan, kemitraan dengan pemerintah diperlukan sebagai fasilitator untuk mendorong upaya CSR agar berjalan maju secara efektif dan efisien. “Pemerintah juga selaku regulator suatu negara diharapkan dapat melihat CSR sebagai sinergi, dan bukan sebagai alternatif sumber daya atau dana yang menggantikan fungsinya sebagai penyelenggara kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan,” tutup Yanti. (S-2) amalias @mediaindonesia.com

Advertorial

Kampoeng BNI Berdayakan Ekonomi Rakyat Kegiatan ekonomi berbasis kerakyatan terbukti membuat masyarakat survive menghadapi hantaman krisis. Program Kampoeng BNI mencoba mendongkrak perekonomian rakyat.

P

INJAMAN tersebut dapat dimanfaatkan secara pribadi maupun kelompok sebagai modal usaha yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Semangat kepedulian BNI itulah yang mendasari lahirnya program Kampoeng BNI. Program yang digulirkan sejak 2007 itu berkonsep pemberdayaan masyarakat melalui bantuan permodalan, bantuan sarana prasarana, pelatihan, pendampingan, dan pelestarian alam. “Pemberdayaan ekonomi berbasis rakyat ini diharapkan b e r -

BNI meraih Millenium Development Goals (MDGs) Award di kategori Pengentasan Kemiskinan dan Kelaparan (eradicate extreme poverty and hunger).

dampak multiplier terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat setepat,” ujar Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo. Dia menilai, setiap daerah memiliki potensi yang layak dikembangkan, tak terkecuali kawasan perdesaan. Program Kampoeng BNI merupakan wujud tanggung jawab sosial BNI terhadap lingkungan sosial yang dikemas dalam bentuk program berbasis pemberian kredit kemitraan. Sasarannya adalah masyarakat dan pengusaha kecil di daerah, yang secara ekonomi memerlukan perhatian dan bantuan. Hal itu antara lain dilakukan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BNI. “Melalui dukungan pinjaman lunak yang disalurkan dalam PKBL BNI, diharapkan pengusaha kecil yang tidak bankable dapat mempunyai kesempatan besar untuk lebih berkembang,” tuturnya. Hingga Oktober 2010, BNI telah menyalurkan kredit kemitraan kepada 3.990 usaha kecil di seluruh Indonesia dengan total penyaluran Rp107,5 miliar. Dalam konsep program Kampoeng BNI, masyarakat yang menjadi mitra binaan diberikan pinjaman lunak. “Bersamaan dengan itu, mereka juga berkesempatan mengikuti pembinaan berkelanjutan dalam ben-

DOK BNI

KUNJUNGAN MENTERI: Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kelima dari kiri) dan Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan (kedua dari kanan) bersama sejumlah pejabat daerah mengunjungi Kampoeng BNI Tenun di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Program tersebut kini telah menghimpun 250 wanita perajin tenun dengan bantuan modal kerja mencapai Rp1,5 miliar. tuk capacity building untuk mengembangkan potensi masyarakat,” jelas Gatot. Dalam tiga tahun, program Kampoeng BNI sudah berjalan di enam lokasi. Antara lain Kampoeng BNI Tenun di Sumatra Selatan, Kampoeng BNI Pemberdayaan Wanita di Bogor, Kampoeng BNI Sapi di Subang, Kampoeng BNI Jagung di Ciamis, Kampoeng BNI Sapi di Pasuruan, dan Kampoeng BNI Pisang di Lumajang. “Di enam lokasi tersebut juga disalurkan bantuan berupa sarana umum yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya galeri tempat produk dipamerkan dan dijual, pendopo tempat berkumpul masyarakat, sekolah maupun balai desa,” ungkap Gatot.

Pemberdayaan ekonomi berbasis rakyat ini diharapkan berdampak multiplier terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat setempat.’’ Gatot M Suwondo Direktur Utama BNI

Program Kampoeng BNI telah menunjukkan manfaat nyata. Sebut saja Kampoeng BNI Tenun di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, yang kini menghimpun 250 wanita perajin tenun dengan bantuan modal hingga Rp1,5 miliar. Bina perajin Selain memberikan bantuan modal kerja, BNI juga turut berperan membina perajin serta melakukan pendampingan untuk pemasaran produk kain tenun songket agar dapat diserap pasar dalam maupun luar negeri. Bahkan, sebelum Kampoeng BNI Tenun Sumsel ini dibangun pada Maret 2009, BNI yang juga fokus kepada isu pelestarian lingkungan meng-

gandeng Badan Penerap an dan Pengkajian Teknologi (BPPT) untuk memberikan penyuluhan awal agar pewarnaan benang tenun tidak merusak lingkungan sekitar. Kisah sukses Kampoeng BNI Tenun Sumsel akhirnya berbuah manis. Akhir September lalu, pada acara Kesetiakawanan Nasional Expo dan Award di Jakarta Convention Center (JCC), program tersebut meraih penghargaan Platinum Award dari Wakil Presiden Boediono untuk kategori Pemberdayaan Masyarakat. Penghargaan lainnya juga diberikan kepada Kampoeng BNI Pemberdayaan Wanita di Bogor yang meraih Silver Award untuk kategori Pemberdayaan Wanita. Penghar-

gaan diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dalam acara Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat Expo dan Award 2010 di Jakarta Convention Center, 21 Oktober 2010. Menurut Gatot, Kampoeng BNI Pemberdayaan Wanita yang berlokasi di Desa Kalung, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor, saat ini telah membantu dan membina 200 wanita untuk bangkit dari kemiskinan, dengan bantuan modal kerja mencapai Rp2 miliar. Berpijak dari kesuksesan program Kampoeng BNI, ke depan BNI berencana membuka lagi di sejumlah wilayah Nusantara. Di antaranya Kampoeng BNI Nelayan di Lamongan, Kampoeng BNI Kawasan Bunga di Rawa Belong, Kampoeng BNI Rumput Laut di Manado, Kampoeng BNI Kain Ulos di Pematang Siantar, dan Kampoeng BNI Seni di Klungkung Bali. Gatot menambahkan, kesuksesan program Kampoeng BNI juga tidak terlepas dari peran pemerintah daerah (pemda) setempat sebagai pemangku kepentingan di lokasi Kampoeng BNI. Karena itu, BNI senantiasa menggandeng pemda setempat untuk berpartisipasi. Selain itu, untuk memantau keberlanjutan program, BNI bersama pemda melakukan pendampingan. Termasuk juga pendampingan dalam bidang pemasaran produk mitra binaan melalui pameran di dalam maupun luar negeri (S-25)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.