Media Indonesia

Page 5

S OSOK

KAMIS, 21 JULI 2011

5

BURHANUDDIN

ADAPTASI LENONG BETAWI Improvisasi penting dalam lenong. Selain cerita, tokoh, dan ending, improvisasi menjadi inti pementasan lenong. DAVID TOBING

I

A lahir dan besar dalam lingkungan budaya Betawi. Sejak bocah, ia sudah turut ayahnya menyimak dan sesekali membantu pementasan lenong. Di masa remaja, ia pun belajar bermain lenong dengan langsung pentas di atas panggung. Kini, ia menjadi pengelola Lenong Jali Putra, sebuah sanggar kesenian Betawi di daerah Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. “Kalau mau dikata, dari lahir juga sudah ngelenong,” tegas Burhanuddin, kepada Media Indonesia, ketika ditemui di Sanggar Jali Putra, Jalan Gandaria, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, kemarin. Keluarga Burhanuddin memang akrab dan lekat dengan kesenian lenong. Kakeknya, Engkong Saman, ialah pendiri Lenong Sedap Malam, kelompok kesenian tradisional Betawi yang eksis di zaman Belanda. Setelah usia semakin menua, Engkong Saman menyerahkan pengelolaan Lenong Sedap Malam kepada ayah Burhan, Rojali. Pada 1991, Lenong Sedap Malam pun berganti nama menjadi Lenong Jali Putra. Empat tahun kemudian, Burhanuddin pun resmi memikul tanggung jawab mengelola Lenong Jali Putra. “Jali itu

mengacu nama ayah saya, dan Putra itu mengacu pada kami, anak-anaknya yang menjadi penerus untuk mengelolanya,” ungkap Burhanuddin, yang biasa dikenal dengan sebutan Bang Burhan. Mengenal dunia lenong Bang Burhan mengaku mengenal dunia lenong sejak usia 5 tahun. Ketika itu, ia sering diajak ayahnya, pemimpin kelompok Lenong Sedap Malam, ikut melihat dan membantu pentas. Awalnya ia hanya membantu menata panggung dan sesekali turut bermain musik, memukul tamborin. Bang Burhan naik panggung lenong pertama kali pada usia 16 tahun. “Ya, kita belajarnya dari sering nonton aja, sudah itu langsung dah naik panggung,” terang Bang Burhan. Kesenian lenong memiliki tiga ciri khas. Pertama, pementasan hanya mengandalkan si nopsis belaka, tanpa detail-detail pengadeganan. Kedua, jalannya pementasan semata-mata mengandalkan kemampuan improvisasi pemain lenong yang diupayakan masih sejalan dengan sinopsis cerita. Ketiga, ilustrasi musik menggunakan gambang keromong. Ide cerita lenong dapat berasal dari mana saja. Awalnya hanya ada dua model pementasan lenong sesuai dengan cerita yang akan dibawakan. Pertama, lenong bangsawan atau denes, dan kedua adalah lenong preman. Lenong bangsawan atau denes menggunakan cerita-cerita yang berlatarkan kerajaan. Para pemain lenong mengenakan

dapat tampil di hadapan khalayak. Biasanya pementasan lenong bangsawan dimulai dengan syair ‘selamat sampurna//komedi Wilhelmina//jawil kepranakan//komedi bangsawanÊ. Siasat itu perlu dilakukan karena pemerintah Belanda melarang pementasan lenong preman yang mengambil tema kepahlawanan lokal Pitung atau Jampang. Pada masa sekarang, ide cerita lenong mulai mengalami perkembangan tematik. Kelompok lenong harus mampu mengadaptasi persoalan sosial, semisal penyalahgunaan narkoba atau transmigrasi, dan menuangkannya menjadi ide cerita lenong. “Lenong itu yang penting improvisasi. Cerita memang perlu, sebatas tokoh, masalah, dan ending, selebihnya ya sudah kemampuan improvisasi,” terang Bang Burhan. Keandalan pemain lenong memang tampak lewat kemampuan improvisasi. Bang Burhan menyimpulkan improvisasi itulah yang menjadi inti permainan lenong. Ia mengungkapkan, dahulu, pementasan lenong berlangsung pukul 21.00-05.00. Sekarang, durasi lenong bervariasi, mulai dari pementasan panggung selama 4 jam hingga tayangan komedi televisi selama 30 menit. Selain naskah cerita yang spontan dan improvisasi pemain, pertunjukan lenong juga ditopang dengan musik gambang keromong. “Kalau ngelenong tanpa musik gambang keromong, itu bukan lenong. Kalau pakai bahasa sekarang, ya... drama musikal,” tegas Bang Burhan.

kostum para bangsawan dan memakai bahasa Melayu tinggi. Judul lakon lenong bangsawan antara lain Jula-Juli Bintang Tujuh, Indra Bangsawan, dan Syekh Anwar. Adapun lenong preman menggunakan cerita yang berlatarkan kehidupan rakyat biasa. Para pemain mengenakan kostum sehari-hari dan dialog menggunakan bahasa Melayu rendah. Judul lakon lenong preman antara lain Si Pitung dan Bang Jampang. Pementasan lenong bangsawan marak digelar di masa penjajahan Belanda. Lakon lenong bangsawan harus diciptakan agar kelompok lenong

Biodata Tanggal lahir : 13 Oktober 1967 Istri : Hendrawati, 37 Anak : 1. Dea Citra Burhaini, 14 2. Dinda Marcela Burhaini, 10 3. Danela Talita Burhaini, 4 Lenong Jali Putra : • 1991-1996 : Juara I Lomba Lenong Tingkat Provinsi DKI Jakarta • 2009 : Juara I dan III Lomba Lenong Remaja Tingkat Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan BNN Sinetron : 2004 : Terajana 2011 : Islam KTP MI/PANCA SYURKANI

Kesulitan pembelajaran lenong Bang Burhan mengakui pembelajaran lenong yang efektif hanya melalui pementasan. Tapi, Bang Burhan sadar, situasi sekarang sudah berbeda. Ia pun mencoba mengadaptasikan pola pembelajaran teater ke pertunjukan lenong. “Kita siapkan naskah untuk anak didik, dan mereka berlatih,” ungkap Bang Burhan, yang kini melatih sekitar 30 anak didik yang terhimpun dalam Lenong Jali Putra. Meski begitu, latihan di sanggar seluas 5x5 meter tidak cukup dahsyat untuk mengasah kemampuan lenong. “Tetap diperlukan ruang pentas bagi mereka, dan persis di situlah kesulitannya,” jelas Bang Burhan. Bang Burhan menyimpulkan ketiadaan ruang pentas berupa tanah lapang menjadi kendala. Biasanya, untuk pementasan lenong, panggung dibangun di tanah lapang. Namun, karena tanah lapang semakin berkurang, orang yang berminat menanggap lenong pun berkurang. “Sekarang, yang banyak mah organ tunggal. Tidak perlu tempat yang luas untuk manggung,” celoteh Bang Burhan. Meski kesulitan, Bang Burhan optimistis lenong tetap berkembang. Pasalnya, kemampuan improvisasi para pemain lenong merupakan modal berharga untuk memasuki karier di bidang dunia hiburan. “Tapi, kita tetap berharap pemerintah memperhatikan dengan memberikan wahana kompetisi dan ruang pementasan bagi lenong, agar lenong tetap hidup,” jelas Bang Burhan. (M-6) david@mediaindonesia.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.