Media Indonesia

Page 10

10

K ULINER

MINGGU, 17 JULI 2011

Surga Durian Sekarang lagi musim durian. Di Ulliko, durian diolah jadi kue gulung, pancake hingga sus. Rasanya tidak kalah nendang dari durian biasa karena daging buah dimasukkan utuh.

Nasi Puyung Lombok

FOTO-FOTO: MI/ANGGA YUNIAR

RASA DURIAN: Aneka cake ringan yang di padukan dengan durian yang di jual di Kedai Ulliko saat dipotret Media Indonesia di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (8/6).

SISKA NURIFAH

S

INFO ENAK

URGA Durian! Inilah kesan pertama yang langsung terasa saat menyambangi Ulliko. Toko dan tempat makan di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu punya segala kreasi kue dan minuman yang seluruhnya terbuat dari durian. “Semua asli durian, tanpa menggunakan essence durian ataupun pengawet makanan,” ungkap Yap Johanes, pemilik toko yang telah berdiri sejak 12 tahun silam itu. Makanan berbahan durian yang dibuat Jo--panggilan akrabnya— terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan level atau kadar rasa durian. Untuk rasa durian yang kental, Anda bisa memilih talam, gulung, dan pancake durian. Di bagian luarnya, rasa durian dibuat tidak terlalu kental. Talam dan gulung yang juga merupakan makanan unggulan toko tersebut sepintas mungkin meragukan karena berukuran kecil. Namun, begitu mendekat ke hidung, dijamin Anda sudah bisa membayangkan kandungan durian yang tinggi. Tidak mengherankan bila daging durian dimasukkan utuh di kue khas Pontianak itu. Maka, dari gigitan pertama pun serat-serat lembut durian sudah langsung terasa di lidah. Sensasi yang sama juga terasa saat mencicipi kue gulung durian. Malah, rasa durian makin kuat dengan siraman fla yang juga mengandung durian. Mmmm..., benar-benar membuat pecinta durian sulit berhenti. Namun, jika Anda kurang suka dengan aroma durian yang menusuk, ada serabi durian yang lebih pas jadi pilihan. Serabi durian itu seperti serabi pada umumnya. Bedanya, rasa durian justru terletak pada siraman kuah kentalnya yang terbuat dari campuran buah berduri itu dengan gula jawa (gula aren). Paduan rasa manis dan berserat membuatnya sangat berbeda dari

serabi bandung maupun serabi solo. “Kuah manis di kanan dan kiri lidah, di atas gurih, dan tengah lidah rasa durian. Kalau sudah terasa seperti itu, baru bisa disebut cita rasa yang nikmat,” ujar Jo yang dengan pas menggambarkan kenikmatan cita rasa serabi itu. Selain serabi, pilihan makanan berbahan durian dengan rasa yang tidak terlalu kental adalah kue sus durian. Sus durian keju pantas menjadi favorit karena ‘tabrakan’ keju yang menjadi puncaknya dengan durian di bagian dalam sangat serasi dan bisa membuat para cheeslover ketagihan. Sebagai penutup, pengunjung bisa menjajal jus durian. Jus yang disajikan dalam gelas tinggi itu sebenarnya lebih pantas disebut bubur karena begitu kental sehingga harus disendok. Namun jika kepala belum pening dan lidah masih ingin mengecap durian, Ulliko menyediakan banyak kreasi durian lainnya yang juga pas menjadi buah tangan. Beberapa di antaranya pancake, pie, muffin, bolu, hingga ketan durian dan es mambo durian. Durian lokal Jo yang terjun di bisnis durian itu sejak krisis moneter 1999 mengaku kunci cita rasa produknya terletak pada buah durian yang digunakan. Pemilihan dan penyimpanan buah pun menjadi cerita tersendiri baginya karena musim panen durian yang tidak terus-menerus. Pria yang belajar kuliner durian dari sang bibi, yang memiliki usaha sejenis bermerek Aditia, itu mengatakan biasa mengumpulkan durian dua kali dalam setahun, yakni saat musim panen Mei-Juli dan Desember-Februari. Jo mengaku hanya mengambil durian lokal. “Saya tidak menggunakan durian montong karena teksturnya sangat halus, jadi kurang baik untuk diolah menjadi masakan atau kue. Jika diolah akan

Serabi durian

Jus durian

hancur dan kurang serat,” jelas pria yang mengaku berusaha memilih sendiri durian dari para pemasok langganannya. “Duriannya harus yang bagus, wanginya harum. Durian-durian yang saya pilih, seperti durian medan, durian kalang, durian selese, durian pontianak. Dan beberapa dari durian semarang,” tambahnya. Jo bisa membeli durian hingga 1 ton setiap musim panen. Setelah dikumpulkan, daging durian diambil, dimasukkan ke plastik kedap udara, dan disimpan di lemari pembeku. Karena tidak menggunakan bahan pengawet, produk jadi yang tidak terjual akan dibuang pada hari itu juga. Selain menjaga kualitas produk, Jo pun terus berinovasi menciptakan berbagai menu terbaru untuk menambah kepuasan para pelanggannya. Salah satu inovasi yang unik adalah paket tumpeng durian. Tumpeng yang bisa dipesan melalui telepon itu terdiri dari berbagai produk kreasi Ulliko yang disusun dengan bentuk piramida. Dalam waktu dekat, tokonya juga akan mengeluarkan menu terbaru, yakni waffle durian dan es krim durian. Harga yang dibanderol untuk durian-durian ‘cantik’ itu berkisar Rp6.000 hingga Rp9.000 per kue. Khusus serabi dan ketan durian dihargai Rp9.000 per mangkuk, sedangkan jus durian Rp22.500 per gelas. Dengan harga cukup terjangkau, Ulliko bisa menghabiskan 10 kilogram durian setiap harinya. Seluruh produk Ulliko tersedia baik di toko pusatnya maupun di toko-toko cabang yang berada di Grand Indonesia dan Golden Truly, Jakarta Pusat, yang buka dari pukul 08.00 WIB hingga 20.00 WIB. Durian-durian itu memang nikmat dikonsumsi pagi hingga malam. Namun, tentunya kita harus bijak dalam mengonsumsi durian agar tetap aman bagi kesehatan. (M-5)

PARA penikmat masakan superpedas tidak boleh melewatkan masakan khas satu ini, nasi puyung. Makanan khas Lombok ini memang tengah naik daun di antara wisatawan lokal ataupun mancanegara yang berwisata di pulau tersebut. Berbeda dengan ikon kuliner Lombok, ayam taliwang, yang sudah banyak ditemui di Jakarta dan kota besar lainnya, nasi puyung baru bisa dijumpai di pulau ini. Meskipun masakan ini termasyhur di kalangan pecinta kuliner dan turis, jangan kaget ketika melihat tampilannya yang terbilang sederhana dan jauh dari kesan pedas. Kekuatan nasi puyung yang terdiri dari nasi putih, ayam cincang tanpa tulang, suwiran, serundeng, dan kacang kedelai goreng memang terletak pada rasanya. “Sederhana, tapi nendang pedasnya,” ujar seorang rekan wartawan yang ikut mencicipi hidangan ini di kedai Nasi Balap Puyung Inaq Esun di Jalan Sriwijaya, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, beberapa waktu lalu. “Lidah sampai mati rasa nih,” tambahnya sambil terus menenggak air mineral. Saat Anda menikmati hidangan ini, rasa pedas yang dihasilkan cabai kering khas Lombok itu bisa jadi belum terasa. Namun, sesaat Anda berhenti mengunyah, lidah baru terasa panas. Salah satu penjaga kedai, Anwar, menganjurkan pengunjung untuk menikmati hidangan itu dengan teh tawar hangat. “Supaya rasa pedasnya cepat hilang,” ujarnya. Nama nasi puyung sendiri diambil dari nama daerah asalnya, yaitu Desa Puyung, Lombok Tengah. Pembuat hidangan ini memang berasal dari desa itu, yaitu Inaq Esun. Pada 1970-an, ia membuat hidangan ini dan menjualnya ke pasar untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya. Salah satu kedai lain yang juga menyajikan menu ini ialah D’Rice di kawasan Karang Bedil, Mataram. Namun, tampilan nasi puyung ini sedikit berbeda dengan sajian milik Inaq Esun. Jika hidangan aslinya disajikan berbalut daun pisang, di kedai ini nasi puyung disajikan hanya di atas piring rotan berbalut karton makan. Di kedai tersebut, nasi puyung dibanderol dengan harga Rp8.000 per porsi. Namun, jika Anda ingin menambah lauk, kedai tersebut menyediakan menu nasi puyung ekstra dengan harga Rp10 ribu. Untuk menambah kegurihan sekaligus menyeimbangkan rasa pedas hidangan tersebut, Anda bisa menambahkan kerupuk beras di atasnya. Saat ini, di Lombok sudah terbilang banyak kedai yang menjual masakan khas ini . Rata-rata mereka memasang tagline ÂNasi Balap Puyung’ besar-besar di papan nama atau spanduk kedai. Namun, kata Anwar, tidak semua nasi puyung itu berasal dari Desa Puyung. “Kalau yang di sini (Nasi Balap Puyung Inaq Esun) asli dari Desa Puyung. Yang mengelola juga generasi ketiga pembuatnya. Setiap pagi, kita ambil lauk di sana. Nasinya baru buat sendiri. Untuk menjaga keaslian rasa. Jadi, beda sama yang dijual di kedai-kedai lain,” tegasnya. Namun, jika ingin mengalami langsung keaslian kuliner khas itu, Anda bisa mendatangi langsung ke Desa Puyung, Lombok Tengah, yang letaknya hanya sekitar 20 menit dari Kota Mataram. (Csi/M-5)

Sesaat Anda berhenti mengunyah, lidah baru terasa panas.”

Nasi Puyung Lombok MI/CHRISTINA

Ketan durian miweekend@mediaindonesia.com

REKOMENDASI

Mencicipi Bagel ala New York di Jakarta MENGONSUMSI bagel sebagai menu sarapan atau kudapan mungkin masih terbilang langka bagi sebagian masyarakat Indonesia. Roti khas warga Yahudi yang sudah populer di Amerika Serikat dan Eropa itu memang belum banyak ditemui di Tanah Air. Kalaupun ada, hanya terbatas di restoran hotel atau toko roti high-end yang kerap dikunjungi kaum ekspatriat Jakarta. Maklum, penikmat bagel kebanyakan memang dari kalangan tersebut maupun orang-orang Indonesia yang pernah tinggal atau berkunjung ke dua benua itu. Hal itulah yang lantas mendasari berdirinya kedai Bagel Bagel di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Satu dari empat pemilik kedai itu, Fathia Syarif,

menyatakan kedai tersebut diperuntukkan bagi mereka yang merindukan kehadiran bagel di Indonesia. “Kami membawa bagel bercita rasa New York di Indonesia untuk mengisi kekosongan. Selama ini belum ada toko yang khusus menjual bagel. Biasanya jualnya bareng jenis roti lain, jadi pilihan bagel-nya sedikit,” ujarnya ketika ditemui di kedai Bagel Bagel, Kamis (14/7). Kehadiran kedai khusus ini, menurutnya, juga akan menambah alternatif pilihan menu sarapan maupun kudapan warga Jakarta. Kalau selama ini kaum pekerja menikmati roti, sereal, atau menu cepat saji untuk sarapan, kini bagel bisa jadi pilihan. Lantaran hanya menjual bagel, kedai ini menyajikan

beraneka ragam pilihan rasa dan jenis. Untuk bagel biasa tersedia dalam delapan rasa, yaitu plain atau tawar dan whole wheat (gandum) serta bagel dengan pilihan topping poppyseed (jintan), sesame-seed (wijen), cinnamon raisin, keju, bawang, dan campuran dari seluruh topping tersebut. Selain menyajikan bagel biasa, kedai ini menawarkan menu bagel sandwich dengan enam pilihan rasa, yaitu lox, egg, bacon and cheese, smoked beef/ ham cheese, tuna salad, thai spicy chicken, dan ultimate veggie yang merupakan menu khusus bagi para vegetarian. “Kami juga selalu sediakan menu special of the week yang selalu berganti tiap minggu. Minggu ini menu spesialnya roasted turkey with cranberry sauce. Tapi

MI/CHRISTINA

karena banyak banget yang pesan, sudah empat minggu belum kami ganti menu spesialnya,” tambahnya. Menu spesial tersebut, ungkap Manajer Operasional Bagel Bagel Rukhayat, merupakan

yang terlaris di kedai tersebut. Menu favorit lain yang bisa Anda coba adalah lox bagel. Smoked salmon yang bercampur dengan krim keju terasa pas ketika disantap dengan bagel poppyseed.

Begitu juga dengan menu favorit lainnya, egg dan bacon and cheese. Untuk menu ini, Anda dapat menentukan pilihan dagingnya, sapi atau babi. Paduan bagel cheese, keju, daging, dan scrambled egg-nya menjadikan menu ini lebih layak disantap sebagai hidangan makan siang daripada sarapan. Basic bagel sendiri dijual seharga Rp10 ribu per buah. Anda bisa menikmati roti ini dengan cheese cream khusus yang diimpor dari Philadelphia, AS. Lain halnya dengan bagel sandwich dibanderol dengan kisaran harga Rp40 ribuRp55 ribu per porsi. Untuk minuman pendamping bagel, Bagel Bagel menyajikan dua menu andalan, yaitu homemade Thai ice tea atau coffee. Keduanya dibuat khusus oleh

ibu salah satu pemilik kedai. “Kalau di New York sendiri, orang sering memasangkan bagel dengan kopi,” katanya. Sekilas, konsep Bagel Bagel mengingatkan pada restoran berkonsep diner yang banyak terdapat di bagian utara AS, seperti New York dan New Jersey. Menurut Fathia, kedai tersebut memang tidak didesain khusus seperti restoran pada umumnya dengan orang bisa berlama-lama nongkrong. “Ini memang didesain khusus untuk orang makan lalu pulang. Atau pesan lalu bawa pulang. Kita juga sediakan layanan delivery. Pokoknya, benar-benar seperti toko bagel yang biasa ada di New York deh,” tandasnya. (Csi/M-1)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.