Media Indonesia - 15 Desember 2010

Page 29

IND

NESIA

di Pentas Dunia

HALAMAN 29

RABU, 15 DESEMBER 2010

Merebut Dunia di Dasawarsa Kedua

Indonesia bisa meniru China, India, dan Brasil yang mampu menguasai panggung dunia di 10 tahun pertama abad ke-21.

Abdul Kohar

T

AHUN 2011 sudah di depan mata. Itulah tahun yang mengawali dasawarsa kedua di abad ke-21. Karena itu, tahun ini menjadi amat krusial untuk sebuah perubahan besar. Sebab, saban pergantian dasawarsa, dunia sering dikejutkan lompatan-lompatan tak terduga. Itu pula yang mewarnai 10 tahun pertama abad 21, mulai pada 2000. Pada periode tersebut, Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC) tampil sebagai raksasa baru ekonomi dunia. Tiga negara itu, khususnya China, mulai menggusur posisi Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa sebagai poros ekonomi dunia. Siapa yang tidak tahu China, raksasa Asia yang menjelma menjadi raksasa dunia dengan berbagai kemajuan. Dunia tercengang dengan perekonomian China yang melesat melebihi perkembangan perekonomian dunia. Presiden Hu Jintao dalam forum tahunan konferensi Boao di Hainan pada 2004 pernah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi China digerakkan oleh investasi dalam jumlah yang luar biasa. Pada 1985 investasi China hanya mencapai US$1 miliar, dalam kurun 17 tahun (pada 2002) menjadi US$50 miliar lebih.

Industri film ini mempunyai peran sangat besar dalam menyerap tenaga kerja, karena 2,3 juta orang India bekerja di sektor ini. Bahkan India dikenal sebagai pemasok pekerja ahli di dunia. Pada awal dasawarsa pertama abad ke-21, dari 150 ribu pekerja asing yang bekerja di perusahaan teknologi informasi Amerika Serikat, sebanyak 60 ribu di antaranya para pakar software dari India. Sejumlah perusahaan India juga dikenal sebagai pemain kelas dunia, seperti Tata, Infosys, dan TVS Motor Company. Di bidang farmasi, India telah memasok 40% kebutuhan dunia untuk obat-obatan curah. Potensi Indonesia Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Tak dapat dimungkiri, Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan ekonomi kita juga relatif terjaga di kisaran 4%-6% kendati dihantam dua kali krisis. Neraca perdagangan kita juga selalu surplus, kendati terus menipis akibat tergerusnya daya saing industri. Di bidang pendidikan, kebudayaan, dan alam, potensi Indonesia cukup besar. Kita memiliki batik, angklung, aneka hewan dan tumbuhan, juga obat-obatan tradisional. Pada tahun 70-an, BUMN minyak Pertamina menjadi rujukan raksasa migas

TIYOK

Dengan investasi tersebut, China membangun sektor industri, infrastruktur, dan properti. Dari situ ekonomi China tumbuh pesat mencapai 9%-11% setiap tahun. Brasil juga mampu ‘merebut’ dasawarsa pertama abad ke-21 dengan revolusi ekonominya. Adalah Fernando Henrique Cardoso dan Luiz Inacio Lula da Silva (mantan Presiden Brasil) yang menjadi inspirasi ‘Negeri Samba’. Mereka memperkenalkan pendekatan yang disebut sebagai ekonomi pasar sosial. Sebuah pendekatan kerakyatan yang tidak membiarkan ekonomi pasar tanpa kontrol. Hasilnya, ekonomi Brasil melesat. Saat ini, pendapatan per kapita Brasil US$8.040, atau tiga kali lipat pendapatan per kapita Indonesia yang berada di kisaran US$2.700. Ekonomi negara berpenduduk 200 juta jiwa itu amat jauh jika dibandingkan dengan kondisi 30 tahun lalu. Ketika itu, pendapatan per kapita Brasil baru US$1.000. Hal serupa dilakukan India. Ekonomi India tumbuh fantastis dalam beberapa tahun terakhir, dan mencatat rekor pertumbuhan tercepat kedua setelah China. Kunci sukses kemajuan ekonomi India terletak pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Kota Bangalore telah menjadi pusat teknologi informasi dunia. Industri film di India merupakan industri layar lebar terbesar di dunia bahkan telah mengalahkan Hollywood dalam jumlah produksi film.

ILUSTRASI: CAKSONO

Giliran Promosi Belitong Setelah Sail Bunaken dan Sail Banda, pada 2011 akan diselenggarakan Sail Belitong. ANTARA/ PRASETYA UTOMO

Hal 32

Malaysia, Petronas. Banyak peneliti dari sejumlah negara Asia yang belajar tentang pertanian dari IPB Bogor. Di bidang ekonomi kreatif, seperti film, musik, fesyen, dan sejumlah kerajinan tangan, potensi bangsa ini juga tidak perlu diragukan. Di bidang industri pertahanan, kita memiliki PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia yang berpotensi menjadi tulang punggung industri pertahanan. Saat ini, salah satu kerja sama yang sudah ada adalah pembelian payung statis produksi Tulungagung, Jawa Timur, kerja sama PT Pindad dengan Prancis, dan Korea Selatan untuk pengadaan panser Canon. Sayangnya, negeri ini tidak cukup tabah dan konsistensi untuk mengembangkan diri menuju pentas dunia. Karena itu, awal dasawarsa kedua abad ke-21 harus menjadi tonggak bagi bangsa ini untuk merebut perhatian dunia. Kita bangga karena PT Telkom berkali-kali memperoleh penghargaan baik di dalam maupun luar negeri. Negeri ini juga perlu menyokong penuh upaya Garuda Indonesia, Pertamina, Bank Mandiri, dan sejumlah institusi maupun sosok di segala lini untuk mengibarkan Merah Putih di panggung internasional. Kini saatnya bagi Indonesia berteriak, “Dunia, kami datang!” (X-8) kohar@mediaindonesia.com

Mendunia dengan Memacu Mutu Sejumlah PTN dan PTS di Indonesia mulai berkibar di level internasional. DOK KEMENDIKNAS

Hal 34

Menanti Peran Para Duta Belia Menjadi generasi muda yang unggul untuk memperkenalkan Indonesia dengan prestasi. ANTARA

Hal 38


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.