Menabur Benih di Lahan Tandus

Page 233

Mengajak Warga Bersuara

Terkait dengan hasil FGD yang dilaksanakan oleh Rewang, respon peserta cukup beragam, ada yang membenarkan temuan-temuan tersebut, ada pula yang mengklarifikasi hasil temuan dengan berbagai argumen. Diskusi publik ini mengundang peserta yang bukan hanya berasal dari masyarakat sipil, tapi juga mengundang berbagai aparat pemerintah yang selama ini dekat dengan pelayanan publik. Sayangnya, dalam diskusi ini tidak ada aparat birokrasi (pemerintah daerah) yang bisa hadir sebagai narasumber dengan alasan kesibukan, sehingga sulit untuk mengklarifikasi data yang sudah didapat dengan apa yang menjadi “klaim� pemerintah selama ini. Klarifikasi hanya didapat dari peserta yang sebagian berasal dari instansi yang terkait dengan pelayanan publik. Sekda Bantul memang hadir, tapi hanya membacakan kata sambutan dari Bupati Bantul. Namun demikian, ini tentu kemajuan yang cukup menggembirakan.

Kotak 9 Menurut Sumantoro, jika seorang aparat birokrat berbicara tak ubahnya bagai buih di lautan, bagus tapi pada tataran praktiknya menjadi jelek. Sumantoro berandai-andai, jika dirinya adalah seorang kepala dinas, ia akan pingsan jika melihat hasil survei yang dipaparkan Rewang. Ini karena hasil penelitian tadi valid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjadi gambaran tentang pelayanan publik di Bantul. Sumantoro melihat ada ketertutupan dari pihak sekolah. Bagi Sumantoro, sekolah seharusnya memberikan ruang publik untuk masyarakat mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah. Ia usul agar kepala dinas supaya sering turun ke bawah, tidak hanya mendapat laporan dari kepala sekolah. Apa yang menjadi paparan Rewang, harapan Sumantoro, agar diperhatikan oleh kepala dinas. Sumantoro (Peserta Diskusi Publik User Based Survey di Bantul) Sumber: Narrative Report Quarter VI PBET-IRE Yogyakarta 199


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.