Isi organis 32

Page 1

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

1


Foto Sampul Aneka pangan organik Indonesia Foto Dokumentasi AOI inspirasi gaya hidup organik

Dari Redaksi,

ISSN : 2089 7294

Redaksi

Saat ini kekurangan gizi (malnutrisi) telah menyebabkan tingginya biaya hidup di masyarakat. Satu dari empat anak di bawah usia lima tahun di dunia pertumbuhannya terhambat. Ini berarti 165 juta anak-anak yang kekurangan gizi tidak akan mencapai potensi fisik dan kognitif mereka. Menurut FAO, untuk mengatasi kekurangan gizi salah satu cara terpenting adalah bagaimana kebijakan dan intervensi pada sistem pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat selain dengan tindakan medis - seperti memberikan vitamin suplemen, yang dapat mengatasi kekurangan gizi tertentu.

Penerbit Aliansi Organis Indonesia (AOI)

Sebuah sistem pangan terdiri dari lingkungan, manusia, lembaga dan proses dimana produk pertanian diproduksi, diproses dan dibawa ke konsumen. Sistem pangan berkelanjutan menggunakan sumber daya secara efisien di setiap tahap sepanjang jalan dari lahan sampai meja makan. Mendapatkan sebagian besar makanan dari setiap tetes air, lahan, setitik pupuk dan waktu kerja menghemat sumber daya untuk masa depan dan membuat sistem yang lebih berkelanjutan.

Redaksi Pelaksana Ani Purwati

Diilihat dari proses pengelolaannya yang berbeda (antara sistem konvensional dan organik), terlihat bahwa pangan yang dihasilkan dari sistem pertanian organik lebih aman dikonsumsi. Pangan organik jauh lebih sedikit mengandung residu pestisida atau bahkan bebas sama sekali dari residu pestisida dan antibiotik maupun obat-obatan pada produk dari ternak.

Desain Grafis Muhammad Rifai

Dibandingkan produk yang dihasilkan dari pertanian konvensional, produkproduk pertanian yang dihasilkan dari tanaman yang ditumbuhkan atau dibudidayakan secara organik memiliki lebih banyak mengandung vitamin, mineral dan meningkatkan kesehatan ‘fitonutrien’ dalam makanan. Senyawa fitonutrien memiliki aktivitas anti oksidan yang sangat tinggi, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.

Marketing Rizki Ratna A.

Bahkan, kerusakan oksidatif diperkirakan menjadi penyebab utama perubahan fisik yang disebut “penuaan.� Jadi, tingkat anti oksidan yang lebih tinggi dalam makanan kita akan berpotensi memberikan manfaat bagi kesehatan. Bahkan, beberapa studi yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa konsumen organik memiliki senyawa sehat yang lebih tinggi di dalam tubuhnya. Bagaimana manfaat pangan organik dalam menyediakan pangan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat? Simak selengkapnya dalam uraian Organis Edisi 32 berikut ini.

diterbitkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI), sebuah organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, organisasi tani, koperasi, peneliti dan pihak swasta yang bergerak di bidang pertanian organik dan fairtrade. 2

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Penanggung Jawab Direktur Program AOI Pemimpin Redaksi Sri Nuryati

Staf Redaksi Rasdi Wangsa Lidya Inawati Sucipto K. Saputro

Keuangan Endang Priastuti

Distribusi Ilyas Alamat Redaksi Jl. Kamper Blok M No.1 Budi Agung, Bogor, Jawa Barat Telp./Fax +62 0251-8316294 E-mail organis@organicindonesia.org Website www.organicindonesia.org

be part of our movement


05 Isu Utama

10 Isu Utama

Pangan Sehat, Masyarakat Sehat

Pertanian Organik, Sistem Pangan yang Sehat

Dari Redaksi

02

Surat Pembaca

04

Jendela Konsultasi

14

Agribisnis

21

- Untung dan Sehat Bisnis Jahe Merah

15 Penjaminan Organis

Sistem Pengawasan Internal Organik, Tingkatkan Mutu Pala Indonesia

Info Organis

25

Bijak di Rumah

28

- KELOR: Si Pohon Ajaib

- Tips Mengolah Bahan Makanan Agar Gizi Tetap Terjamin

Ragam

- Pertanian Organik Cegah Perubahan Iklim

30

18 Profil

Museum Organik Namyangju Korea

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

3


Surat Pembaca Ingin Menjadi Pelanggan

Masih yang Terbaik

Ingin Dapatkan Buku-Buku AOI

Rubrik Opini Perlu Ditambahkan

4

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)


Untuk mengatasi kekurangan gizi dan menciptakan masyarakat yang sehat perlu tindakan terpadu di bidang pertanian dan sistem pangan, dalam pengelolaan sumber daya alam, kesehatan masyarakat dan pendidikan, serta domain kebijakan yang lebih luas.

S

aat ini kekurangan gizi (malnutrisi) telah menyebabkan tingginya biaya hidup di masyarakat. Satu dari empat anak di bawah usia lima tahun di dunia, pertumbuhannya terhambat. Ini berarti 165 juta anak-anak yang kekurangan gizi tidak akan mencapai potensi fisik dan kognitif mereka. Sementara itu sekitar 2 miliar orang di dunia kekurangan

vitamin dan mineral penting untuk kesehatan, dan 1,4 miliar orang kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut, sekitar sepertiganya mengalami obesitas dan berisiko penyakit jantung koroner, diabetes atau masalah kesehatan lainnya. Malnutrisi dapat terjadi dalam satu negara, rumah tangga atau bahkan individu. Perempuan yang kekurangan gizi cenderung melahirkan bayi yang lebih kecil, dengan risiko Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

5


Isu Utama

Pada saat yang sama, orang tua obesitas dapat menderita kekurangan vitamin dan anak-anak mereka dapat terhambat pertumbuhannya karena berat badan pada saat dilahirkan rendah dan pola asuh yang buruk. Anak-anak yang pertumbuhannya terhambat bahkan memiliki risiko lebih besar terkena obesitas dan penyakit di masa dewasa. Sebagian besar negara di dunia menghadapi berbagai jenis kekurangan gizi (malnutrisi). Biaya perekonomian global yang disebabkan oleh kekurangan gizi, sebagai akibat dari kehilangan produktivitas dan biaya perawatan kesehatan langsung, bisa mencapai 5 persen dari pendapatan global. Jumlah itu setara dengan US $ 3,5 triliun per tahun atau US $ 500 per orang. Menghilangkan masalah kekurangan gizi adalah sebuah tantangan besar tetapi bisa mengembalikan nilai investasi yang tinggi. Jika untuk mengurangi defisiensi mikronutrien, masyarakat global menginvestasikan US $ 1,2 miliar per tahun selama lima tahun, maka hasilnya adalah kesehatan yang akan lebih baik, tingkat kematian anak yang akan berkurang dan masa depan mereka yang akan lebih sejahtera. Ini akan menghasilkan keuntungan tahunan senilai US $ 15,3 milyar - ratio manfaat dan biaya setara 13 banding 1.

Pentingnya ‘sistem pangan’ Sebuah sistem pangan terdiri dari lingkungan, manusia, lembaga dan proses dimana produk pertanian diproduksi, diproses dan dibawa ke konsumen. Setiap aspek dari sistem pangan memiliki efek pada ketersediaan akhir dan aksesibilitas 6

Foto: Dok. AOI

gangguan fisik dan kognitif yang lebih tinggi. Bahkan, kekurangan gizi pada ibuibu adalah salah satu penyebab utama kemiskinan turun temurun.

n Menu dengan bahan organik

yang beragam, makanan bergizi dan kemudian kemampuan konsumen untuk memilih pola makan yang sehat. Tentu saja, ada faktor lain juga, seperti pendapatan rumah tangga, harga, dan pengetahuan konsumen, misalnya. Selain itu kebijakan dan intervensi pada sistem pangan jarang dirancang dengan gizi sebagai tujuan utamanya. Bahkan terkadang peneliti menyimpulkan bahwa intervensi sistem pangan tidak efektif dalam mengurangi kekurangan gizi. Sebaliknya, efektivitas tindakan medis - seperti memberikan vitamin, suplemen, untuk mengatasi kekurangan gizi tertentu, lebih mudah diamati dan dilakukan. Tapi peran serta medis tidak dapat menggantikan manfaat gizi dalam jangka panjang melalui penerapan pola makan yang sehat dan seimbang.

Pola makan seimbang baik kualitas dan kuantitas Rekomendasi pertama ahli gizi adalah “makanlah berbagai jenis makanan.�

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Slogan sederhana ini merupakan salah satu prinsip utama untuk memastikan kualitas makanan. Kuantitas atau jumlah makanan dan kandungan energi – di sisi lain juga penting. Energi makanan harus cukup, tapi jangan terlalu banyak, dan harus seimbang dengan aktivitas yang dilakukan. Pola makan yang mengandung jumlah dan kombinasi yang seimbang antara buah-buahan segar, sayuran segar, sereal, lemak dan minyak, kacang-kacangan, serta sumber makanan hewani, cukup sebagai penyedia berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh sebagian besar orang untuk menjalani kehidupan yang sehat dan aktif.

Sistem pangan yang efisien Pertanian sangat tergantung pada sumber daya alam. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi lingkungan. Pertanian adalah kekuatan yang dominan di balik banyak ancaman lingkungan, termasuk perubahan iklim, kelangkaan dan degradasi lahan, kelangkaan air tawar,


Foto: Dok. AOI

Isu Utama

n Lahan pertanian organik

hilangnya keanekaragaman hayati, degradasi sumber daya hutan dan perikanan, serta kontaminasi bahan kimia pertanian. Saat ini, sistem pangan yang berkelanjutan menghasilkan pola makan bergizi bagi semua orang yang juga sekaligus melindungi kemampuan generasi mendatang untuk dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Sistem pangan berkelanjutan menggunakan sumber daya yang efisien di setiap tahapannya, mulai dari lahan sampai ke meja makan. Mendapatkan sumber makanan dari setiap tetes air, lahan, sejumput pupuk dan waktu kerja menghemat sumber daya untuk masa depan dan membuat sistem lebih berkelanjutan. Mengubah produk limbah seperti kotoran dan sisa makanan menjadi pupuk yang berharga atau energi dapat meningkatkan

keberlanjutan. Hama dan penyakit yang merusak tanaman dan hewan, mengurangi kuantitas dan kualitas makanan yang ada, ditangani dengan menggunakan metode yang aman dan efektif untuk mengendalikan kerugian dalam produksi, pengolahan dan penyimpanan membuat sistem pangan yang lebih berkelanjutan. Sementara konsumen dapat melakukan peran mereka dengan memilih pola makan seimbang dan meminimalkan limbah makanan.

Mengatasi malnutrisi Penyebab langsung malnutrisi sangatlah kompleks, diantaranya adalah minimnya ketersediaan dan akses pangan yang aman, beragam, bergizi, kurangnya akses ke air, sanitasi dan perawatan kesehatan, dan tidak tepatnya pola makan anak dan

orang dewasa. Akar penyebab kekurangan gizi bahkan lebih kompleks dan mencakup lingkungan ekonomi, sosial, politik, budaya dan fisik yang lebih luas. Untuk itu mengatasi kekurangan gizi memerlukan tindakan terpadu dan intervensi pelengkap di bidang pertanian dan sistem pangan, dalam pengelolaan sumber daya alam, dalam kesehatan masyarakat dan pendidikan, serta dalam domain kebijakan yang lebih luas. Karena tindakan yang diperlukan biasanya melibatkan beberapa instansi pemerintah dan dukungan politik tingkat tinggi.

Produksi pangan lebih banyak: Baik, tapi tidak cukup Produktivitas yang lebih tinggi di sektor pertanian memberikan kontribusi untuk

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

7


Foto: Dok. www.google.com

Isu Utama

n Bayi kekurangan gizi

gizi yang lebih baik dengan meningkatkan pendapatan - terutama di negaranegara dimana sektor pertanian adalah penyumbang yang cukup besar dari sisi ekonomi dan lapangan kerja serta dengan mengurangi biaya makanan untuk semua konsumen. Hal ini penting untuk disadari, meskipun dampak pertumbuhan pertanian lambat dan mungkin tidak cukup untuk menurunkan malnutrisi dengan cepat.

Untuk alasan ini, prioritas untuk penelitian dan pengembangan pertanian harus lebih sensitif gizi, dengan penekanan utama pada makanan padat gizi seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan sumber makanan hewani. Upaya yang lebih besar harus diarahkan pada intervensi diversifikasi pada petani skala kecil dengan sistem pertanian terpadu misalnya.

Dalam dekade mendatang, meningkatnya produktivitas pertanian akan menjadi penting: produksi makanan pokok diperlukan untuk memenuhi meningkatnya permintaan sebesar 60 persen.

Hal lainnya yang bisa dilakukan dengan meningkatkan kandungan mikronutrien makanan pokok atau mendorong penggunaan varietas dengan kandungan nutrisi lebih tinggi, atau spesies tanaman pangan yang kaya nutrisi. Intervensi yang melibatkan pertanian umumnya lebih efektif bila dikombinasikan dengan pendidikan gizi dan dilaksanakan dengan kepekaan terhadap peran gender.

Tapi pola makan yang sehat lebih bermanfaat ketimbang makanan pokok karena lebih beragam, mengandung kombinasi yang seimbang dan cukup energi dan nutrisi. 8

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Pilihan konsumen dan perubahan perilaku Selain membantu konsumen membuat pilihan pola makan yang sehat, membuat sistem nutrisi yang baik sehingga makanan yang tersedia bisa diakses, beragam dan bergizi adalah kunci jika kita akan merubah perilaku konsumen. Selain itu juga diperlukan untuk membantu konsumen membuat pilihan pola makan yang sehat. Mempromosikan perubahan perilaku melalui pendidikan gizi dan penyebaran informasi, selain memberikan pengetahuan mengenai sanitasi rumah dan memastikan makanan yang cocok untuk segala usia, khususnya 1000 hari pertama telah terbukti efektif. Bahkan di kawasan dimana kekurangan pangan dan kekurangan mikronutrien sebagai


masalah utama, adalah penting untuk mengambil tindakan untuk mencegah kenaikan berat badan dan obesitas, terutama dalam jangka panjang. Perubahan perilaku juga dapat mengurangi limbah dan memberikan kontribusi pada pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.

Pro dan kontra rantai pasokan Sistem pangan tradisional dan modern sejalan dan berkembang karena adanya pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi. Rantai pasokan modern mengintegrasikan antara penyimpanan, distribusi dan ritel serta menawarkan efisiensi yang dapat menyebabkan harga lebih murah bagi konsumen dan pendapatan yang lebih tinggi bagi petani. Pengolahan dan pengemasan makanan padat gizi tetapi sangat mudah rusak seperti susu, sayur dan buah membuat berbagai makanan bergizi lebih mudah didapat dan lebih terjangkau bagi konsumen sepanjang tahunnya. Di sisi lain, pemrosesan makanan berteknologi tinggi bisa menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas ketika dikonsumsi berlebihan.

Pengolahan dan distribusi makanan modern juga menawarkan peluang bagi penggunaan makanan yang diperkaya, yang bisa memberi kontribusi penting untuk nutrisi. Meskipun supermarket cepat tersebar di negara-negara berpenghasilan rendah, konsumen yang paling miskin di daerah pedesaan dan perkotaan masih membeli sebagian besar makanannya melalui jaringan distribusi makanan tradisional. Outlet tradisional ini merupakan saluran utama untuk makanan yang kaya gizi seperti buah-buahan dan sayuran dan produk ternak segar, meskipun mereka membawa makanan yang diproses dan dikemas juga. Penggunaan gerai ritel tradisional untuk mendistribusikan makanan yang diperkaya seperti garam beryodium adalah strategi yang terbukti berhasil meningkatkan gizi masyarakat.

Konferensi gizi internasional “Konferensi Internasional tentang Gizi ke-2� berlangsung di Roma pada 19-21 November 2014. Konferensi ini akan meninjau kemajuan yang dibuat sejak konferensi gizi sebelumnya pada tahun 1992, dan mengatasi tantangan dan peluang untuk meningkatkan gizi dalam lingkungan global yang baru. Konferensi ini akan membahas bagaimana pemerintah dan lain-lain dapat bekerjasama lebih baik untuk mengatasi berbagai beban kekurangan gizi, dan menawarkan forum

untuk berbagi alat praktis, pedoman dan pengalaman dalam meningkatkan hasil gizi. Diselenggarakan oleh FAO dan WHO, di konferensi tingkat tinggi ini para menteri akan berusaha untuk mengusulkan kerangka kebijakan yang fleksibel untuk memenuhi tantangan gizi utama dari dekade mendatang.

Kelembagaan dan kebijakan untuk nutrisi Beberapa negara telah berhasil mengurangi malnutrisi secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Namun kemajuan telah merata dan ada kebutuhan mendesak untuk menggunakan sistem pangan lebih baik untuk meningkatkan gizi. Malnutrisi dan penyebab yang mendasarinya sangat kompleks. Ini berarti pendekatan yang paling efektif akan melibatkan berbagai sektor dan berbagai pelaku yang berbeda. Seperti pendekatan dengan perencanaan yang efektif, koordinasi dan kolaborasi, membutuhkan pemerintahan lebih baik, berdasarkan data suara, kesamaan visi dan kepemimpinan politik. Tiga Pesan Kunci 1. Gizi yang baik tergantung pada pola makan yang sehat. 2. Pola makan sehat memerlukan sistem pangan sehat - sejalan dengan pendidikan, kesehatan, sanitasi dan faktor-faktor lain. 3. Sistem pangan sehat dimungkinkan oleh kebijakan, insentif dan tata kelola yang tepat.(*) Sumber: www.fao.org

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

9


n

Pangan yang dihasilkan dari sistem pertanian organik lebih aman dikonsumsi. Pangan organik jauh lebih sedikit mengandung residu pestisida atau bahkan bebas sama sekali dari residu pestisida dan antibiotik maupun obat-obatan pada produk dari ternak.

B La Ja ina han w Sa p a B ra er ar na tan Fo at B ia to ak n :D ti or ok .A di ga O Ci ni I sa k ru a, Bo go r,

Isu Utama

n Oleh: Dr. Ir. Toto Himawan, SU

K

ecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi pangan organik dewasa ini semakin meningkat. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan untuk mengonsumsi pangan organik. Selain karena lebih menyukai rasa (taste), orang memilih mengonsumsi pangan organik karena kekhawatiran terhadap residu pestisida yang terkandung, bahan tambahan pada makanan olahan seperti: pengawet, penyedap rasa dan monosodium glutamate, juga karena peduli terhadap lingkungan. Cita rasa, bebas residu pestisida, dan kandungan nutrisi tinggi diyakini tidak akan ditemukan pada produk yang dihasilkan dari cara budidaya konvensional. Selain itu manfaat yang dirasakan dari pertanian organik, termasuk makanan dan keselamatan pekerja pertanian, meningkatkan nilai gizi, dan dampak lingkungan yang positif juga dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk organik. Secara internasional gaya hidup sehat ini telah melembaga, sehingga mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attribute), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Pilihan konsumen terhadap produk sehat ini menyebabkan permintaan produk 10

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)


Isu Utama

Pertanian konvensional vs organik Istilah atau kata “organik� mengacu pada bagaimana cara petani menanam dan mengolah hasil pertanian, seperti buahbuahan, sayuran, biji-bijian, produk susu dan daging. Praktik pertanian organik sengaja dirancang untuk mendorong konservasi tanah dan air, dan mengurangi cemaran bahan racun. Petani yang menanam produk organik dan daging tidak menggunakan metode atau caracara konvensional untuk pemupukan, mengendalikan hama, penyakit dan gulma atau mencegah penyakit ternak. Sebagai contoh: petani organik dapat melakukan rotasi tanaman dan penggunaan mulsa atau pupuk kandang untuk mencegah pertumbuhan gulma. Berikut adalah perbedaan dalam sistem budidaya dengan cara-cara konvensional dan organik :

Pangan organik aman dikonsumsi Dilihat dari proses pengelolaannya yang berbeda pada sistem konvensional dan organik seperti pada ringkasan tersebut, menunjukkan bahwa pangan yang dihasilkan dari sistem pertanian organik lebih aman dikonsumsi. Pangan organik jauh lebih sedikit mengandung residu pestisida atau bahkan bebas sama sekali dari residu pestisida dan antibiotik maupun obat-obatan pada produk dari ternak.

Foto: Dok. AOI

pertanian organik dunia meningkat pesat, sehingga pertanian organik telah menjadi industri yang berkembang di seluruh dunia.

Pestisida dapat diserap oleh bagianbagian tanaman seperti, buah, daun, batang maupun akar (umbi) dan akan meninggalkan jejak residu. Hasil analisa kandungan residu pestisida pada beras yang dibudidayakan secara konvensional terdeteksi mengandung residu insektisida sipermetrin dalam kadar yang rendah. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa jejak residu insektisida dalam buah dan sayur hasil panen dari sistem pertanaman konvensional jangka waktu persistensinya menjadi lebih panjang (tidak mudah hilang) ketika disimpan dalam pendingin, seperti pendingin pada pasar swalayan. Meski demikian, bila residu tersebut dipaparkan dalam tubuh kita secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang tentu efek peracunan terjadi, itu yang disebut sebagai peracunan kronis. Umumnya bahan racun pestisida akan tersimpan dalam badan lemak yang ada di tubuh kita, termasuk dalam air susu ibu. Atas dasar fakta tersebut, maka produkproduk organik menjadi pilihan produk yang aman dikonsumsi baik dalam bentuk produk segar ataupun olahan.

n Aneka tanaman organik

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

11


Foto: Dok. AOI

Isu Utama

n Lahan pertanian padi organik di Banjarnegara, Jawa Tengah

Pangan organik : Sehat dan kandungan nutrisi tinggi Produk-produk pertanian yang dihasilkan dari tanaman yang ditumbuhkan atau dibudidayakan secara organik memiliki lebih banyak vitamin, mineral dan meningkatkan kesehatan ‘fitonutrien’ dalam makanan, dibandingkan produk yang dihasilkan dari pertanian konvensional. Senyawa fitonutrien memiliki aktivitas anti oksidan yang sangat tinggi, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Bahkan, kerusakan oksidatif diperkirakan menjadi penyebab utama perubahan fisik yang disebut “penuaan.” Jadi, tingkat anti oksidan yang lebih tinggi dalam makanan kita akan berpotensi memberikan manfaat bagi kesehatan. Bahkan, beberapa studi yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa konsumen makanan organik memiliki senyawa sehat dalam tubuh dalam tingkat yang lebih tinggi. Hasil uji laboratorium terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih tinggi daripada beras non organik. Nasi yang berasal dari beras organik bisa bertahan (tidak mudah basi) 12

dua kali lebih lama dibandingkan nasi yang berasal dari beras yang dibudidayakan secara konvensional. Demikian pula buah apel yang dibudidayakan secara organik bila dibelah tidak segera menunjukkan “browning” atau kecoklatan, dan kondisi ini bertahan sampai 12 jam. Hal ini menunjukkan bahwa dalam buah tersebut kandungan anti oksidannya cukup tinggi. Dalam pangan organik juga tersirat memberikan manfaat bagi kesehatan yaitu terkait untuk pencegahan kanker. Studi yang telah dilakukan yaitu mengukur kemampuan sayuran untuk menekan kerusakan genetik penyebab kanker dari berbagai racun lingkungan, termasuk benzo (a) pyrene (BaP) yang merupakan senyawa kimia utama penyebab kanker yang ada dalam asap rokok dan knalpot mobil. Para peneliti ini menemukan bahwa sayuran organik jauh lebih aktif daripada sayuran yang dihasilkan dari pertanian konvensional dalam menekan toksisitas senyawa kimia yang jahat ini. Dalam studi laboratorium lain, strawberi organik mampu memblokir pertumbuhan yang cepat dari

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

sel-sel kanker usus besar dan payudara. Ekstrak buah organik jauh lebih kuat untuk mengurangi proliferasi sel kanker daripada strawberi konvensional (Crinnion, 2010). Sebuah studi oleh Asami et.al.,(2003) menemukan bahwa buah dan jagung yang ditanam secara organik mengandung 58 persen polyphenol dan 52 persen vitamin C lebih tinggi dari daripada yang ditanam secara konvensional. Poliphenol merupakan anti oksidan yang membantu mencegah penyakit jantung (cardiovascular disease). Pada tahun 2007 sebuah studi dari Newcastle University di Inggris melaporkan bahwa beberapa nutrisi (termasuk vitamin C, seng dan besi) dari produk organik meningkat hingga 40 persen lebih tinggi daripada produk konvensional (Lippert, 2009). (*) Dr. Ir. Toto Himawan, SU Staff pengajar Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Jl. Danau Surubec F3ES, Sawojajar Malang-Jawa Timur. E-mail: totohimawan@yahoo.co.id


Isu Utama

Manfaat Organik bagi Kesehatan

M

Tubuh anak kecil yang paling rentan terhadap paparan pestisida karena sistem kekebalan tubuh dan organ internal mereka masih berkembang sehingga mereka mungkin tidak mampu melawan racun secara efektif. Tapi apa benarbenar makanan organik berarti bagi kesehatan anak-anak kita? Ilmuwan mulai menemukan beberapa jawaban yang sangat menarik. “Setelah anak-anak dalam penelitian kami beralih ke pola makan organik, tingkat pestisida menghilang,� papar Dr Alex Lu. Pertama, pada 2009 Panel Kanker Presiden dalam laporannya merekomendasikan memilih makanan yang tumbuh tanpa pestisida, pupuk kimia, dan hormon pertumbuhan buatan untuk membantu mengurangi paparan terhadap bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker. Panel mendorong orang tua untuk memilih makanan yang bisa meminimalkan paparan anak terhadap racun ini selama kehamilan dan kehidupan awal karena saat itulah risikonya paling besar. Sebuah studi pada 2009 yang dipublikasikan di Pediatrics menunjukkan bahwa paparan pestisida organofosfat (OP) dapat menyebabkan ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder) pada anak-anak. ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Residu pestisida OP biasanya ditemukan pada buah-buahan non organik dan sayuran seperti anggur, apel, dan kacang hijau. Anak-anak dalam penelitian dengan tingkat pestisida yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki ADHD di bandingkan dengan anak-anak dengan tingkat pestisida yang lebih rendah. Untuk mencegah risiko ADHD, penelitian dari sebuah tim di Universitas Washington, Amerika Serikat menyarankan kita untuk mengonsumsi makanan organik. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Pusat Organik

r ayu nS

Foto: Dok. AOI

akanan organik bermanfaat untuk kesehatan dengan mengurangi paparan pestisida dan meningkatkan kualitas gizi. Makanan organik membuat kita tetap sehat tanpa menghasilkan efek racun dari pertanian kimia. Stonyfield Liza (Konsumen dari Amerika Serikat) menuturkan, setelah putra sulungnya lahir dan mulai makan makanan padat, dia membuat pilihan untuk memberinya makan makanan organik meski dia tidak tahu semua alasan memilih organik. Yang dia tahu hanya tidak mengandung pestisida.

anik

org

mengungkapkan bahwa makanan organik lebih tinggi kandungan gizinya seperti antioksidan, polifenol, dan dua flavonoid kunci, quercetin dan kaempferol. Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Agricultural Food Chemistry menyebutkan bahwa strawberi dan jagung organik mengandung fenolat yang lebih tinggi. Fenolat bermanfaat bagi kesehatan tanaman (sebagai pertahanan terhadap serangga dan penyakit), serta kesehatan manusia sebagai anti oksidan dan anti kanker. Swasti, seorang konsumen organik dari Jakarta, Indonesia mengakui bahwa anaknya saat berusia 9 tahun yang menderita autism, aktivitas dan kondisi tubuhnya bisa lebih stabil setelah mengonsumsi produk pangan organik. Sebelum mengonsumsi pangan organik, anaknya tersebut sangat aktif. Melihat manfaat organik yang besar untuk lingkungan dan kesehatan tubuh, akhirnya keluarganya memutuskan untuk mengonsumsi produk organik. Selain bermanfaat untuk kesehatan konsumen, pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia beracun seperti pestisida juga bisa menghilangkan bahaya kesehatan terhadap pekerja tani, keluarga dan komunitas mereka. Menurut laporan Fields of Poison 2002: California Farmworkers and Pesticides, di beberapa negara bagian California, rata-rata per tahun 475 pekerja tani keracunan pestisida di tahun 1997-2000. Data ini mungkin belum menunjukkan jumlah keracunan yang sesungguhnya. Karena banyak kasus yang tidak melanjutkan pengobatan karena biaya yang mahal, salah diagnosa, dan gagalnya perusahaan asuransi untuk meneruskan laporan ke otoritas yang tepat. (Dari berbagai sumber) Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

13


Tunas Daun Cabai menjadi Keriting dan Menguning Daun cabai saya kok tunas-tunasnya menjadi keriting-keriting dan menguning? Lalu bakal buahnya, lama-lama menguning dan jatuh. Apa sebabnya dan bagaimana cara menanggulangi penyakit keriting daun ini? Bagaimana sebaiknya jika ingin mendapatkan pohon cabai yang bisa berbuah banyak? Terima kasih Harsono Desa Sirna Galih Cimanglid, Ciapus, Bogor, Jawa Barat Toto Himawan menjawab: Tanaman cabai Bapak Harsono terserang penyakit virus. Kalau sudah terserang jalan satu-satunya ya dicabut dan dibakar di luar kebun agar tidak menjadi sumber penularan. Penyakit virus bisa muncul karena terbawa benih/biji, penularan ke tanaman sehat biasanya melalui serangga vektor antara lain: kutu kebul (Bemisia sp.), Thrips. I. Untuk menghambat penularan lebih lanjut pada tanaman yang masih kelihatan sehat : 1. Lakukan pengendalian vektor dengan penyemprotan pestisida nabati dari bahan tanaman Mimba atau Mindi, atau gunakan pestisida hayati: Beuveria basiana dan Metarhizium sp. Lakukan penyemprotan satu minggu sekali. 2. Untuk memberikan ketahanan pada tanaman lakukan penyemprotan pupuk hayati yang biasanya mengandung atau berisi gabungan Pseudomonas fluorecent, B. subtilis, Trichoderma sp., Aspergilus niger, dan lain-lain. Atau bisa menggunakan gabungan dari beberapa MOL sehingga terjadi

14

Edisi 31 32 / Th. 10 (Mei (September - Agustus - Desember 2013) 2013)

pengayaan jenis mikroba yang ter kandung dari masing-masing MOL tersebut. Minimal seperti jenis-jenis tersebut di atas. Semprotkan pada seluruh permukaan tanaman sampai pangkal batang/tanah di bawah tanaman.

Redaksi Ahli Agus Kardinan

II. Untuk mendapatkan tanaman cabai yang bisa berbuah banyak tentunya juga didasarkan pada budidaya tanaman SEHAT. Langkah-langkah berikut dapat membantu: 1. Pastikan benih bersertifikat (ada jaminan bebas penyakit), jangan gunakan benih dari tanaman sakit. 2. Siapkan media semai dengan baik, campuran tanah dan kompos (1:1) lalu siram dengan MOL dan biarkan selama satu minggu. 3. Benih sebelum disemai rendam dahulu dengan MOL selama 5 jam. 4. Sambil menunggu bibit siap tanam, lakukan pekerjaan pengolahan tanah dan tebarkan/masukkan kompos (10 ton/ha atau 0.5 kg/lubang tanam). Setelah selesai, siram dengan MOL dan biarkan satu minggu, tanah siap ditanami. 5. Setelah tanam. Umur 15 hari setelah tanam (hst) lakukan penyemprotan dengan MOL. Ulangi penyemprotan dengan interval 10 hari. 6. Saat tanaman umur 60 hst tambahkan kompos lagi pada tanaman cabai dan siram. 7. Memasuki fase berbunga sampai dengan berbuah, tanaman jangan sampai kekurangan air.

Sabirin

Pestisida Nabati

Tanaman Tahunan

Agung Prawoto

YP Sudaryanto

Diah Setyorini

Daniel Supriyono

Standar dan Sertifikasi

Kesuburan Tanah

Sayuran Organik

Padi Organik

Toto Himawan

Hama dan Penyakit Tanaman


Penjaminan Organis n Buah Pala Foto: Dok. wikipedia. org

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

15


P

ala atau yang dikenal Myristica frangansHoutt (Myristicaceae), merupakan tanaman rempah asli Indonesia yang berasal dari kepulauan Banda dan Maluku. Indonesia merupakan produsen pala terbesar di dunia (70-75 persen) dan berkualitas tinggi, dengan daerah utama penghasil pala adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua dan Sumatera Barat. Komoditas pala Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh perkebunan rakyat, yaitu 99,8 persen. Pala memiliki nilai ekonomis tinggi dan multiguna. Setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan dalam industri makanan dan minuman. Selain itu minyak yang berasal dari biji, fuli dan daun banyak digunakan untuk industri obat-obatan, parfum dan kosmetik. Sebagai komoditas ekspor, pala mempunyai prospek yang baik karena selalu dan akan selalu dibutuhkan secara berkelanjutan baik dalam industri makanan, minuman, obat-obatan dan lain-lain. Negara importir utama biji pala Indonesia yaitu Jepang, Singapura, Vietnam, Uni Eropa dan Belanda. Sampai saat ini, kebutuhan dalam negeri untuk pala juga cukup tinggi. Potensi pala Indonesia yang besar harus diimbangi mutu yang tinggi pula. Bermacam standar mutu pala negara tujuan ekspor maupun dalam negeri harus dipenuhi agar penolakan ini tidak terjadi. Namun beberapa tahun terakhir, ekspor pala Indonesia ke Uni Eropa menghadapi masalah standar mutu, terutama karena 16

kontaminasi aflatoksin. Racun ini berasal dari jamur yang tumbuh pada pala akibat kurang optimalnya higienitas, pengeringan dan kondisi penyimpanan. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa aflatoksin dapat menyebabkan kanker. Perbaikan harus dilakukan mulai dari penanaman hingga pasca panen dan distribusi pala pada rantai pemasaran. Kepedulian semua pihak untuk memperbaiki mutu pala nasional baik dari pemerintahan, swasta, maupun pelaku usaha pala lainnya akan menjadi kunci dalam perbaikan mutu pala nasional sehingga tidak ada lagi penolakan ekspor pala yang dilakukan negara konsumen pala dari Indonesia. Untuk bisa meningkatkan mutu pala bisa dilakukan dengan sistem organik. Perhatian dunia terhadap produk-produk alami tanpa bahan-bahan kimia sintetis telah memberi peluang cukup besar terhadap produk-produk pertanian termasuk pala untuk dikembangkan secara organik. Potensi Indonesia sendiri untuk mengembangkan pala organik cukup terbuka dengan didukung ketersediaan lahan yang cukup luas, kesesuaian lahan dan iklim, pengelolaan usaha tani, potensi produksi dan permintaan pasar. Setiap tahun pasar organik diperkirakan meningkat hampir 20%, hal ini menjadi peluang yang cukup besar bagi Indonesia, terlebih lagi produk pertanian organik dihargai jauh lebih tinggi dibandingkan produk non organik. Sementara itu volume ekspor pala Indonesia ke Uni Eropa mencapai 900 ton dan nilai sekitar 38 juta euro atau sekitar 589 milyar rupiah per tahun. Jika pada 2015 diprediksi volume ekspor pala sebesar 16.476,7 ton, maka Indonesia harus memproduksi pala

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

minimal sebesar 32.953,4 ton pada 2015. Untuk memenuhi kebutuhan pala ini, Indonesia harus menyediakan lahan untuk bertanam pala seluas 128.223 ha pada 2015.

ICS organik petani pala Sebagai salah satu penghasil pala di Indonesia, Kelompok Swadaya Masyarakat Komunitas Mandiri Sangihe (KSM KOMASA) dan Asosiasi Petani Organik KOMASA (APO KOMASA) di pulau Sangihe, Sulawesi Utara juga ingin meningkatkan mutu pala organik. Terlebih lagi pala organik produksinya telah mendapatkan sertifikat organik dari IMO Swiss. Dengan jumlah petani organik 373 orang dan luas lahan organik 698,59 hektar, petani Sangihe bisa menghasilkan 104.989 kg/tahun. Untuk bisa meningkatkan mutu pala organik, KSM KOMASA dan APO KOMASA kembali menggelar Pelatihan Sistem Pengawasan Internal (Internal Control System - ICS) bagi para petani anggota APO KOMASA pada 8 - 11 Oktober 2013. Setelah pada 2012 lalu petani pala organik Sangihe ini berhasil mendapatkan sertifikat organik dari IMO Swiss dan mengirim utusan ke pameran organik dunia Biofach di Nurnberg, Jerman, maka di tahun 2013 ini Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) juga mendukung kegiatan ini. Pelatihan ICS ini sebagai bagian komitmen KEHATI di Sangihe untuk membantu masyarakat melestarikan dan memanfaatkan keanekaragaman hayati yang ada di sekitarnya sebagai solusi alternatif meningkatkan ekonomi masyarakat dengan tetap menghargai nilai-nilai sosial budaya masyara-


Penjaminan Organis kat, melalui program pertanian organik komoditi pala, kopra dan sagu secara baik, benar dan berkelanjutan. Sebagai pelatih dan narasumber ICS organik berasal dari Aliansi Organis Indonesia (AOI), KEHATI, Koordinator ICS APO KOMASA dan praktisi/pengusaha yang menjadi mitra APO KOMASA. Selain itu pelatihan yang dilaksanakan setiap tahun ini untuk meningkatkan kapasitas kemampuan para petani dalam melaksanakan Sistem Pengawasan Internal sesuai ketentuan yang dipersyaratkan dalam proses sertifikasi organik, memperbaiki temuan hasil evaluasi Inspektur IMO di tahun 2012 lalu, meningkatkan kemampuan para petani menjaga kualitas mutu produk organik komoditi pala, kopra dan sagu, dan meningkatkan pemahaman tentang pola perdagangan produk organik. Saat ini petani pala organik Sangihe masih melakukan penjualan biasa, namun ada rencana APO KOMASA akan mengekspor. Eksportir tersebut ada di Kabupaten Bitung, Sulawesi Utara. Dengan pelatihan ICS dan sertifikasi organik, petani APO KOMASA juga ingin mendunia dengan pala organik. Terlebih potensi pala di Sangihe cukup tinggi, komoditas tersebut merupakan komoditas kedua unggulan setelah kopra sehingga berpotensi sekali bisa dipasarkan ke mancanegara.(*)

n Pelatihan ICS Kelompok Tani Pala Organik

di Sangihe, Sulawei Utara Foto: Dok. AOI

P

Cara Tanam Pala

enanaman bibit pala dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini untuk mencegah agar bibit tanaman tidak mati karena kekeringan, bibit tanaman yang berasal dari biji dan sudah mempunyai 3–5 batang cabang biasanya sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan sehingga pertumbuhannya baik. Penanaman yang berasal dari biji dilakukan dengan cara sebagai berikut: polybag (kantong pelastik) dilepaskan terlebih dahulu, bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dan permukaan tanah pada lubang tanam tersebut dibuat sedikit di bawah permukaan lahan kebun. Setelah bibit-bibit tersebut ditanam, kemudian lubang tanam tersebut disiram dengan air supaya media tumbuh dalam lubang menjadi basah. Bila bibit pala yang berasal dari cangkok, maka sebelum ditanam daun-daunnya harus dikurangi terlebih dahulu untuk mencegah penguapan yang cepat. Lubang tanam untuk bibit pala yang berasal dari cangkang perlu dibuat lebih dalam. Hal ini agar setelah dewasa tanaman tersebut tidak roboh karena sistem akaran dari bibit cangkokan tidak memiliki akar tunggang. Setelah bibit ditanam, lubang tanam harus segera disiram supaya media tumbuhan menjadi basah. Penanaman bibit pala yang berasal dari enten dan okulasi dapat dilakukan seperti menanam bibit-bibit pala yang berasal dari biji. Lubang tanaman perlu dipersiapkan satu bulan sebelum bibit ditanam. Hal ini bertujuan agar tanah dalam lubangan menjadi dayung (tidak asam), terutama jika pembuatannya pada musim hujan, lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm untuk jenis tanah ringan dan ukuran 80x80x80 cm untuk jenis tanah liat. Dalam menggali lubang tanam, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan dengan lapisan tanah bagian bawah, sebab kedua lapisan tanah ini mengandung unsur yang berbeda. Setelah beberapa waktu, tanah galian bagian bawah dimasukkan lebih dahulu, kemudian menyusul tanah galian ba-

gian atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang secukupnya. Jarak tanam yang baik untuk tanaman pala pada lahan datar adalah 9x10 m. Sedangkan pada lahan bergelombang adalah 9x9 m.

Syarat Tumbuh Pala Iklim

1. Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun. 2. Suhu udara lingkungan 20-30 derajat celcius sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.

Media Tanam

1. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkanis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi. 2. Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik. 3. Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng.

Ketinggian Tempat Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akan rendah.

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

17


Profil n percontohan peralatan pertanian

dan pengolahannya

Oleh: Bibong Widyarti

U

dara yang nyaman dengan sinar matahari yang cukup terik mengiringi perjalanan dari area AsioGusto di Namyangju, sebuah kota yang terletak di sebelah barat kota Seoul. Namyangju merupakan kota dengan penduduk sekitar 812.877 jiwa dengan luas sekitar 458,1 km2. Sepanjang jalan terlihat tepian sungai Han (Han Gang) yang jernih dan bersih serta pegunungan Gyeonggi-do yang ditumbuhi pepohonan rindang diselingi beberapa ladang pertanian berupa greenhouse, tempat penginapan dan rumah makan. Bangunan kokoh berdesain modern “Namyangju Organic Museum Theme Park” menyambut pandangan mata kita. Ada sedikit keterangan berbahasa Inggris disertai hiasan yang unik di bagian depannya. Alih-alih sebuah museum 18

yang biasanya terasa kaku dan terlihat sangat “scientist” (ilmiah), dengan luas sekitar 3.575.62 m2 museum ini memberikan kesan sebaliknya, dimana sudah mulai terasa akrab dengan aura organik, baik berupa warna, poster atau hiasan unik buatan tangan. Di samping meja informasi ada 2 box yang diberi 2 lubang, setelah memasukkan tangan, pengunjung dipersilakan meraba serta mengambil dan melihat apa yang diperolehnya. Ini merupakan informasi dasar tentang bahan pangan. Ruangan perpustakaanpun terlihat cozy (nyaman), ruangan yang bersifat mendidik berisi buku dengan nuansa terbuka dengan deretan buku. Sebelum memasuki ruang museum di lantai 2, saya tertarik pada sebuah poster berbingkai yang menggambarkan tentang “Organic is Life” (Organik adalah

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

kehidupan) dengan 4 prinsipnya: the principle of ecology, the principle of health, the principle of fairness and the principle of care (ekologi, kesehatan, keadilan dan kepedulian). Tentunya prinsip tersebut tidak asing lagi bagi yang sudah bergelut di bidang organik. Di museum ini juga pernah diadakannya 17th IFOAM Organic World Congress pada tahun 2011. Di dalam museum ini terdapat ruang video 3D, dapur, restoran organik, pasar dan area pameran. Penggunaan lampu LED serta pembangkit tenaga surya sudah digunakan untuk penerangan guna memenuhi kebutuhan energi di areal ini. Masuk museum melalui pintu masuk dengan atribut sederhana dengan warna hijau, lalu memasuki lorong diawali diorama tentang “the order of nature in soil,” tanah sebagai rumah untuk kehidupan


Foto: Dok. Bibong Widyarti

Profil

n Diorama pertanian Korea

mikroorganisme, berbagai jasad renik yang memegang peran penting dalam kesehatan tanah tergambar mulai dari jenis fungus hingga nematode. Di lorong ini secara gamblang tergambar peran semua makhluk hidup. Semua digambarkan secara sederhana dan menarik. Di sini pengunjung juga bisa melihat benih padi tertua di dunia (13.000 tahun yang lalu) dari galian di Soro-ri Korea. Selanjutnya ke era dimana peradaban manusia mulai mengenal pertanian, dilanjutkan dengan diorama tentang alat perlengkapan pertanian organik tradisonal, irigasi serta kearifan pertanian berupa manuscript (ilustrasi). Berikutnya melangkah tentang aktifitas manusia sehubungan dengan waktu, dimana digambarkan cara penentuan masa tanam dan panen yang dihubungkan dengan posisi bulan dan musim. Dari musimpun digambarkan aktifitas apa yang dilakukan masyarakat

Korea secara umum. Lalu melangkah ke kearifan lokal, cita rasa makanan lokal, pakaian, tempat tinggal termasuk budaya. Bahan pangan dan makanan termasuk di dalamnya makanan lokal dan makanan musiman. Di sini sentuhan teknologi modern dalam penyajian informasi terlihat dengan adanya layar sentuh yang bisa memperlihatkan dimana dan bahan lokal apa yang tersaji serta dari mana asal daerah produksinya. Segmen selanjutnya membawa kita ke bagaimana kehidupan modern dengan produksi massal yang sedang berlangsung saat ini, yang secara disadari ataupun tidak menggeser semua tatanan yang sudah ada, semua bergerak menuju serba instan, bahkan menghasilkan limbah yang sulit terurai hingga perubahan sikap serta peradaban yang berakibat menurunnya sumber daya alam, polusi lingkungan, hingga dampak pada kesehatan.

Diorama tentang kehidupan modern sehari-hari digambarkan dengan sederhana namun sangat menarik, semua tidak terlihat menggurui tetapi mencoba membawa kita sebagai pengunjung menyadarinya bahwa kita terlibat serta berperan besar di dalamnya. Diorama tersebut berupa gambar yang menyuguhkan tentang isi lemari pendingin, melihat apa yang ada dalam dapur, hingga di ruang keluarga. Bahkan mencoba melihat yang tersembunyi seperti dalam dunia mode, cafĂŠ, hingga toko serba ada terutama di bagian “food corner,â€? rumah makan siap saji dengan aneka makanan olahan ayam dan daging, makanan pencuci mulut seperti ice cream. Secara detail dihubungkan dengan makanan siap saji seperti burger dan apa yang terkandung di dalamnya. Topik tentang keragaman hayati menjadi pelengkap utama bagaimana pertanian organik sangat berperan di dalamnya. Kronologi sejarah tentang perjalanan pertanian organik digambarkan secara detail di dalamnya dengan bentuk yang sangat menarik beserta semua referensinya, tentunya dikaitkan dengan keberadaan IFOAM di dalamnya.

Menginspirasi Pertanian dengan 4 prinsip yang digambarkan di awal, mencoba menginspirasi berbagai bentuk implikasi mulai dari menjaga kesehatan ekologi mulai dari kesehatan tanah, keragaman benih-benih lokal asli, urban farming (pertanian kota) - pertanian kota dengan lahan terbatas juga dapat menerapkan prinsipprinsip organik untuk menghasilkan

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

19


Profil kimchi sendiri serta membawa pulang hasilnya untuk dinikmati setelah hari ke-2 didiamkan.

Foto: Dok. Bibong Widyarti

Suatu pengalaman menarik bisa mengenal tentang pertanian organik di Korea yang dilengkapi dengan praktik membuat makanan khas mereka berupa kimchi yang selalu ada di setiap hidangan khas Korea dengan paduan rasa pedas kecut asam ternyata cukup cocok dengan lidah Indonesia.

n Sejarah pertanian

sayuran yang sehat serta memperoleh manfaat kesehatan tubuh dan pikiran, “fun” atau senang menanam tanaman, kebahagiaan berbagi, kepercayaan diri, dan kenikmatan dari makanan. Semua dilihat secara holistik. Pengunjung juga dibawa untuk menyadari tentang apa itu Food Mileage and Local Food, tentunya istilah ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Dengan mengacu pada berapa jarak dari daerah dimana bahan pangan diproduksi hingga tersaji di meja makan kita dengan perhitungan semua energi yang dikeluarkan. Pengunjung diajak untuk menyadarinya dengan adanya peta karena ada banyak produk impor di Korea seperti bawang putih, jahe, wortel, dan lainnya yang diimpor dari China misalnya. Di akhir perjalanan digambarkan hubungan Namyangju dengan perkembangan pertanian organik. Daerah Joanmyeon dan Dumulmeori merupakan pusat pertanian organik di Korea. Produk pertanian banyak dipasarkan ke Seoul yang merupakan kota besar terdekat. Sumber air yang baik dari Paldang menyuplai pertanian organik dan para petani yang tidak menggunakan bahan 20

kimia sintetis. Diantaranya pear (Namyangsu-si Mukgolbae), jamur dan comhor ginseng. Di luar area museum pun tersedia café yang menjual kopi dan teh organik, dan di bagian samping terdapat areal percontohan ternak seperti kambing, kebun tanaman obat (herbs garden), greenhouse, serta berbagai alat produksi seperti lumpang, pengiling biji-bijian yang dapat digunakan untuk pengenalan alat pertanian bagi pengunjung terutama anak-anak. Arena lainnya adalah pasar tani organik, area bermain anak-anak dengan permainan terbuat dari kayu ala daerah pertanian.

Workshop kimchi Di areal depan, terdapat tempat untuk workshop singkat membuat kimchi. Dengan semua perlengkapan yang sudah disediakan dalam baki, sawi besar yang sudah dilayukan, daun bawang serta bumbu pelumur yang telah dihaluskan (bubuk cabai merah), garam, gula, bawang putih, minyak wijen, udang yang dicacah halus, cuka buah yang telah difermentasi selama 6 bulan, pengunjung dapat langsung praktik membuat

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Dari kunjungan secara umum, kesan pada “Organic Museum Theme Park” dengan uang masuk untuk dewasa sekitar 2000 won Korea atau setara Rp 24.000,- dan anak-anak sekitar 1000 won Korea atau setara Rp 12.000,-, banyak pengalaman yang dapat dipetik bahwa sebenarnya membangun kesadaran dapat dilakukan dengan cara yang “fun,” dengan komunikasi yang tidak hanya sekedar memberikan informasi namun museum bisa dijadikan komunikasi yang setara dengan pembelajaran antar generasi. Museum Organik sangat efektif untuk membangun serta meningkatkan kesadaran tentang pergerakan organik di dunia khususnya di Korea, dimana kekuatan penyadaran dalam keluarga menjadi kunci utama di samping pendidikan formal. Dari apa yang tersaji di dalamnya secara langsung maupun tidak langsung akan membawa komunikasi dalam diri pengunjung bahkan antar anggota keluarga apabila pengunjungnya adalah keluarga. Semua informasi dibuat menarik untuk semua baik dari bentuk hingga istilah yang digunakan dengan menggunakan kemajuan teknologi dengan penggambarannya tidak hanya sekedar informasi dan benda dipajang saja. (*)

Bibong Widyarti Writer and Organic Educator. E-mail : bibong.w@gmail.com


Agribisnis

T

ak terelakkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam hayati yang mempunyai banyak manfaat untuk kebutuhan manusia seperti pangan, sandang dan papan. Bahkan bisa juga bermanfaat sebagai obat. Salah satu jenis tanaman obat yang telah dikenal luas oleh masyarakat akan khasiat dan manfaat serta bernilai ekonomis tinggi adalah jahe. Kondisi lahan dan alam Indonesia memberi potensi besar untuk berbagai jenis tanaman obat termasuk jahe. Bermacam jahe seperti jahe merah, jahe putih atau jahe gajah, dan jahe emprit. Namun dari beberapa macam jahe tersebut, saat ini pamor jahe merah sedang naik daun. Naiknya pamor jahe merah karena diperkirakan bisa menghasilkan omzet minimal Rp 100 juta per bulan. Selain dipasarkan di dalam negeri, jahe merah juga bisa merambah pasar Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Dalam dua tahun terakhir tren permintaan produk berbahan jahe merah meningkat pesat karena meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat jahe merah. Menurut data ekspor jahe Indonesia rata-rata meningkat 32,75 % per tahun. Sedangkan pangsa pasar jahe Indonesia terhadap pasar dunia 0,8 %, berarti peluang Indonesia ekspor jahe Indonesia masih memiliki potensi untuk pangsa ekspor. Negara-negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat, Belanda, Uni Emirat Arab, Pakistan, Jepang, Hongkong. Bahkan Hongkong yang tidak mengembangkan jahe juga telah mengekspor manisan jahe yang diolah dari jahe yang diimpor dari Indonesia.

Selain menjanjikan secara ekonomi, menyegarkan dan menghangatkan tubuh, jahe merah berkhasiat untuk menjaga stamina tubuh dan mengobati bermacam penyakit, seperti batuk, sakit kepala, pencahar, anti rematik, peluruh masuk angin, jantung bengkak, lambung, ginjal, memperbaiki fungsi limpa, penambah nafsu makan, peluruh keringat, mencegah dan mengobati masuk angin, mengatasi radang tenggorokan (bronkitis), rematik, sakit pinggang, lemah syahwat, nyeri lambung, meningkatkan stamina, meredakan asma, mengobati pusing, nyeri otot, ejakulasi dini, dan melancarkan air susu ibu. Hingga saat ini memang belum ada penelitian tentang khasiat jahe merah untuk mengatasi asma. Menurut DR. Suwijiyo Pramono, ahli fitofarmaka dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dalam sebuah media, kemungkinan rasa hangat karena kandungan minyak asiri jahe merah itulah yang menyebabkan rasa lega bagi penderita asma. “Pada dasarnya jahe merah tidak memiliki kandungan zat yang bersifat bronko splasmolitika (zat pelega saluran napas). Kemungkinan lain efek antihistamin pada jahe yang menyebabkan asma mereda,� tuturnya. Namun, bagi Anda penderita asma sekaligus maag, sebaiknya menghindari konsumsi jahe merah. “Karena gingerolnya bisa bikin lambung panas dan iritasi,� ujar dosen Fakultas Farmasi UGM ini.

Edisi 32 / Th. Edisi 1031 (September / Th. 10 (Mei - Desember - Agustus 2013)

21


Agribisnis

Sebagai perhitungan, nilai ekonomi polybag/karung yang diisi 2 - 3 tunas bibit Jahe seharga Rp. 500,- dalam waktu 8 - 10 bulan bisa berkembang menjadi 20 kg (Jika menggunakan cara tanam biasa/di lahan) 1 rumpon hanya kisaran 2 kg). Misalnya estimasi harga ± Rp. 25.000 – Rp. 40.000, maka per polybag dapat menghasilkan Rp. 500.000,- sampai Rp. 800.000,-. Jika Anda mempunyai 100 polybag saja maka estimasi hasil kotor yang Anda peroleh adalah Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 80.000.000,- . Dengan cara tanam yang cukup sederhana, menanam jahe merah bisa memberi keuntungan ekonomi. Hendro menggunakan karung sebagai tempat menanam jahe merah. Sebanyak 1 kg bibit jahe merah bisa ditanam dalam 120 karung.

(berumur 10-12 bulan). • Jumlah rimpang yang luka tidak boleh lebih dari 10%.

Foto: Dok. AOI

Melihat khasiat jahe merah, tergerak Hendro Utoyo (53 tahun) untuk menanam jahe merah di rumahnya. “Alasannya saya ingin menjaga kesehatan dan mengobati orang-orang di sekitar saya yang sekarang ini sering sakit dan terganggu kesehatannya karena banyaknya aktifitas. Selain itu, perusahaan jamu terkenal di Indonesia juga sering mencarinya, sehingga merupakan peluang bisnis yang menggiurkan dengan nilai ekonomisnya,” ungkap Hendro Utoyo, warga Desa Merden, Purwanegara, Banjarnegara, Jawa Tengah ini.

n Hendro Utoyo dengan tanaman jahe merahnya

Tentu saja menanam dengan media dan bahan-bahan organik buatan sendiri (campuran tanah, arang sekam atau sabut kelapa dan pupuk kompos). Di pekarangan depan dan belakang rumahnya seluas 130 m2, Hendro meletakkan 570 karung-karung berisi tanaman jahe merah ini di seputar kolam ikan. Hasil panen rata-rata 1-2 kg per karung tanaman jahe merah. Tak lupa Hendro mengelompokkan per 100 karung tanaman jahe sehingga tiap bulan bisa panen rata-rata 100-200 kg jahe merah basah. Sejak tanam pada Agustus 2012 lalu, Hendro bisa panen pertama pada September 2013 ini. Diperkirakan harga dari petani 1 kg jahe merah basah Rp 10.000,- dan jahe kering Rp 85.000,-.

Cara tanam jahe merah Untuk menghasilkan produksi jahe merah yang baik diperlukan tanah yang banyak mengandung bahan organik atau humus dan drainase yang baik. Jahe merah sangat cocok ditanam pada daerah yang beriklim sejuk dengan ketinggian 500-100 m dpl. Meski demikian sebenarnya jahe merah bisa juga tumbuh dan berkembang di dataran rendah. Berikut ini cara tanam jahe merah oleh Hendro Utoyo: 1. Pemilihan Bibit • Bibit merupakan rimpang yang sehat (tidak terkena jamur). • Bibit dari tanaman yang sudah tua 22

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

2. Penyiapan Media Semai dan Tanam • Siapkan media semai menggunakan pasir ladu atau tanah dengan ketebalan 10 cm (dapat ditambahkan pupuk kompos yang dihaluskan dengan perbandingan 1 :1). • Siapkan karung untuk tempat media tanam. Karung yang digunakan be rukuran 45 cm x 75 cm atau lebih. • Campurkan pupuk organik (kompos) dan tanah dengan perbandingan 1 pupuk, 1 tanah, 1 arang sekam sebagai media tanam. 3. Penyemaian • Siapkan tempat semai seperti baskom besar, peti kayu, ataupun bedengan sebagai alas penyemaian. • Rendam rimpang jahe dengan air dan nutrisi bawang putih untuk mengendalikan jamur dan virus (bisa ditambahkan dengan nutrisi perangsang tumbuh) selama 12 jam, kemudian angin-anginkan sampai kering. • Tata jahe di atas media semai yang telah disiapkan secara merata dan rapi. • Sebarkan jerami atau daun bambu di atasnya (ketebalan kurang lebih 2 cm). • Letakkan di tempat yang teduh dan terhindar dari hewan yang dapat merusak semaian (misalnya ayam). 4. Penanaman • Siapkan media tanam seperti yang sudah disebutkan di atas. • Masukkan media tanam tersebut ke dalam karung dengan ketebalan ± 30 cm. • Ambil tanaman jahe yang sudah berdaun tiga dari penyemaian dengan cara dipatahkan bagian tunas tanaman dari jahenya (dalam pengambilan jahe usahakan agar akar tidak putus). • Tanam jahe ke media tanam dengan posisi akar terbaring secara horisontal agar akar mudah tumbuh. 5. Perawatan Penyiraman Penyiraman pada musim kemarau dianjurkan dilakukan 2 hari sekali. Jika


Agribisnis

Fo

to

:D

ok .A O I

musim penghujan, tidak lagi membutuhkan penyiraman yang intensif, hanya disiram jika lebih dari 3 hari tidak hujan dan kondisi terik matahari yang tinggi.

n Tanaman jahe merah

Penambahan Tanah / Pengurugan Penambahan tanah atau “pengurugan� dilakukan setiap muncul anakan dari jahe dan sudah berdaun 2-3. Pengurugan tersebut biasanya berperiode 3 minggu sampai 1 bulan sekali. Pengurugan menggunakan media seperti yang dibuat untuk penanaman. Tinggi pengurugan sekitar 10 cm atau disesuakan dengan tinggi anakan tanaman jahe. Pengurugan dilakukan sampai tanaman jahe berumur 7-8 bulan (karung terisi penuh).

Pemupukan Pemupukan yang diberikan terdiri dari pupuk kompos yang dicampur dengan media tanam dan pemberian nutrisi organik dengan perbandingan: • Pupuk kompos yang dicampur tanah dengan perbandingan 1 pupuk : 1 tanah : 1 arang sekam. • Nutrisi organik yaitu urin kambing dengan perbandingan 1 liter urin : 60 liter air dengan dosis pemakaian 250 ml per tanaman (karung).

Pemberian Jerami Pemberian jerami atau daun bambu sebagai penutup media tanam dilakukan setiap setelah perlakuan pengurugan. Jerami atau daun bambu diletakkan di sekitar tanaman jahe secara merata dengan ketebalan sekitar 2 cm.

Selain bisa ditanam di dalam karung atau pot, pada umunya tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang di lahan. Sebelum jahe merah ditanam, terlebih dulu disiapkan lahan dengan membuat bedengan pada lahan yang dibentuk dengan lebar 80-100 cm dan panjang disesuaikan dengan

kondisi lahan, jarak antar bedengan 40 – 50 cm. Pada bedengan dibuat alur sedalam 10-15 cm sebagai lubang tanam kemudian bibit ditanam sedalam 3-5 cm dengan tunas menghadap ke atas. Setelah tanam dapat diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun pisang terutama pada daerah-daerah yang penyinarannya cukup tinggi. Setelah tanaman jahe merah ditanam, tahap selanjutnya adalah tahap pemeliharaan. Pemeliharaan meliputi penyulaman untuk mengganti tanaman jahe yang tidak tumbuh atau perkembangannya kurang baik. Langkah lain adalah penyiangan tanaman jahe merah, agar tidak terganggu oleh gulma. Penyiangan sangat penting dilakukan pada 3 bulan pertama. Pada usia satu bulan dan 3 bulan setelah tanam, pemupukan jahe merah perlu dilakukan dengan organik. Tanaman jahe umumnya dipanen tua setelah berumur 8 – 10 bulan saat kadar oleoresin optimum ditandai dengan rasa pedas dan bau harum.(*)

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

23


Agribisnis

Manfaat Jahe Merah

J

ahe merah (Zingiber officinale) adalah salah satu jenis varian jahe yang memiliki ukuran rimpang paling kecil namun mengandung minyak asiri sangat tinggi serta memiliki rasa yang paling pedas.

Rimpang jahe merah mengandung minyak asiri yang terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberal, gingeral, dan shogool. Kandungan lainnya, yakni minyak damar, pati, asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin. Manfaat jahe merah sangat baik untuk kesehatan sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuatan jamu dan obat herbal. Untuk lebih jelasnya, beberapa manfaat jahe merah dapat Anda peroleh dengan beberapa resep sebagai berikut: 1. Mengobati batuk Sediakan 3 rimpang jahe merah seukuran ibu jari, lalu cuci hingga bersih, kemudian rebus dalam 2 gelas air bersih. Tunggu hingga mendidih dan air yang tersisa tinggal 1 gelas. Minum air rebusan jahe tersebut sebanyak 2x sehari. 2. Mengobati sakit kepala Siapkan 3 rimpang jahe merah, kemudian cuci hingga bersih. Bakar jahe merah tersebut dan memarkan. Kemudian campur dengan sedikit madu atau gula aren dan seduh menggunakan 1 gelas air kemudian minum. 3. Mengatasi reumatik Siapkan jahe merah segar 20 gram, temulawak 20 gram, cabai jawa 20 gram, kumis kucing 30 gram, daun komfrey 30 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan dicuci bersih, rajang atau diiris tipis, lalu direbus. Tunggu hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian saring. Minum 2 kali pada pagi dan sore hari, sekali minum 1 gelas. Agar rasanya lebih segar, tambahkan 2 sendok makan madu dan perasan jeruk nipis. 4. Mengatasi keropos tulang Siapkan jahe merah segar 20 gram, kacang hijau 30 gram, biji cengkih 10 gram, kapulaga 10 gram, merica 15 gram, kayumanis 20 gram, dan air 4 gelas. Bahan-bahan dicuci bersih dan dilumatkan atau dimemar-kan. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. Agar rasanya nikmat, bisa ditambahkan 2 sendok makan madu. 5. Mengatasi asma Siapkan jahe merah segar 20 gram, daun sambiloto 30 gram, daun randu 30 gram, daun lampes 20 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan setelah dicuci bersih, diiris atau dirajang kecil. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, lalu saring.

Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. agar rasanya segar, bisa ditambahkan madu dan perasan jeruk nipis.

6. Mengatasi stroke Siapkan jahe merah 20 gram, mengkudu 40 gram, pule pandak 20 gram, daun dewa 30 gram, daun ciremai 20 gram, air untuk minum 4 gelas. Setelah semua dicuci, dirajang atau diiris. Rebus dengan air 4 gelas hingga air rebusan tersisa 1,5 (satu setengah) gelas, kemudian saring. Minum tiga kali pada pagi, siang, dan sore setelah makan. Sekali minum 0.5 (setengah) gelas.

24

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Buku baru AOI: “Merenda Asa Organik dan Fair Trade di Indonesia� Buku ini mengisahkan tentang pengalaman petani organik dalam mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang layak di Indonesia. Kisah ini bisa memberi inspirasi seputar pengembangan organik dan perdagangan adil (fair trade) di Indonesia. Penulis: Sabastian E. Saragih/YP Sudaryanto/ Imam Hidayat/Gandi Bayu/Agung Alit Berminat? Hubungi: Rizki Ratna Anugrah Telp: 0251-8316294 HP: +6285721519878 E-mail: rizki@organicindonesia.org

Kami hanya mencetak 100 pieces Info selengkapnya: http://organicindonesia.org/web2/0403-penerbitan. php?cid=3


Oleh: Prapti Utami, dr, M.Gz

P

ertama mengenal kelor (Moringa oleifera) berkhasiat obat adalah ketika saya baru mendalami pengobatan herbal di tahun 2000. Saat itu kelor dikenal sebagai tanaman yang bisa mengatasi alergi. Satu setengah tahun lalu saya disegarkan lagi tentang tanaman ini dengan mengonsumsinya sebagai teh celup. Lama-lama sangat menarik, apalagi ketika saya mempelajari literatur dan penelitian yang dilaku-

kan di luar negeri dan juga ketika melihat video penggunaan kelor sebagai bahan pangan di Senegal. Mereka bahkan sudah biasa menggunakan kelor sebagai tepung yang ditaburkan ke makanan sehari-hari. Tanaman kelor telah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman multiguna, padat nutrisi dan berkhasiat obat. Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

25


Info Organis Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan beragam dibanding jenis tanaman lainnya. Tanaman kelor mengandung 46 anti oksidan kuat yang melindungi tubuh dari radikal bebas, mengandung 18 asam amino (8 diantaranya esensial) yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel-sel baru, 36 senyawa anti inflamasi, serta 90 nutrisi alami seperti vitamin dan mineral. NIH (NATIONAL INSTITUTE OF HEALTH): “Tanaman ini memiliki potensi untuk membantu membalikkan berbagai masalah lingkungan yang besar dan menyediakan banyak kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi” dan “Tumbuh di semua negara di dunia yang memiliki persentase besar penduduk kurang gizi. Tanaman ini bisa menyelamatkan jutaan nyawa.” Ada bukti bahwa kelor ini telah dibudidayakan di India sejak ribuan tahun yang lalu. Masyarakat kuno India tahu bahwa biji-bijian mengandung minyak nabati dan mereka menggunakannya untuk tujuan pengobatan. Sekarang, masyarakat India pada umumnya memanfaatkan kelor sebagai pakan ternak atau sayuran. Belakangan ini, kelor digunakan dengan sukses dalam memerangi kekurangan gizi pada anak-anak dan upaya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di banyak negara berkembang. Dunia pengobatan tradisional sudah lama menggunakan kelor untuk pengobatan berbagai penyakit, termasuk pemulihan dari kerusakan hati. Kelor pun sering digunakan untuk melengkapi obat-obatan modern pada penderita sakit kronis termasuk mereka yang menderita AIDS dan penyakit yang terkait dengan HIV. Sejak sepuluh tahun terakhir, dunia memandang kelor sebagai pohon tropis yang paling berguna karena kandungan dan manfaat seluruh bagian tanamannya. Selain itu, kelor relatif mudah dibudidayakan dan disebarluaskan, baik dengan cara seksual maupun aseksual, tidak memerlukan unsur hara dan air yang banyak sehingga sangat mudah dalam proses pengelolaan produksi dalam skala besar maupun skala rumah tangga. Kelor pun memiliki banyak fungsi 26

seperti sumber makanan bergizi, apotek hidup, herbal, natural kosmetik, pelestarian alam dan lingkungan, konservasi, penyerapan karbon, sumber minyak nabati, energi terbarukan, peningkatan kualitas air, kebutuhan pakan ternak dan sumber pupuk serta pestisida alami. Perbanyakan kelor dapat dilakukan dengan metode penyemaian langsung dengan biji atau menggunakan stek batang. Daun kelor dapat dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5 hingga 2 meter, yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6 bulan. Namun dalam budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi daunnya, kelor dipelihara dengan ketinggian tidak lebih dari 1 meter. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik batang daun dari cabang atau dengan memotong cabangnya dengan jarak 20 sampai 40 cm di atas tanah.

Mengapa disebut Si Pohon Ajaib? Kelor terbukti secara ilmiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat yang kandungannya di luar kebiasaan kandungan tanaman pada umumnya. Sehingga kelor diyakini memiliki potensi untuk mengakhiri kekurangan gizi, kelaparan, serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit di seluruh dunia. Kelor benar-benar tanaman ajaib (The Miracle of Tree) dan karunia Tuhan sebagai sumber bergizi dan obat penyembuhan bagi umat manusia. Kelor pun diketahui mengandung lebih dari 40 anti oksidan. Kelor dilaporkan mengandung 539 senyawa yang dikenal dalam pengobatan tradisional Afrika dan India (Ayurvedic) serta telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mencegah lebih dari 300 penyakit.

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Kandungan kelor Dr. Gary Bracey, seorang penulis, pengusaha, motivator, dan ahli kesehatan di Afrika, mempublikasikan dalam moringadirect.com, bahwa tiap 100 gr serbuk daun kelor mengandung : • Vitamin A, 10 kali lebih banyak dibanding wortel • Vitamin B2, 50 kali lebih banyak dibanding sardines • Vitamin B3, 50 kali lebih banyak dibanding kacang • Vitamin E, 4 kali lebih banyak dibanding minyak jagung • Beta Carotene, 4 kali lebih banyak dibanding wortel • Zat Besi, 25 kali lebih banyak dibanding bayam • Zinc, 6 kali lebih banyak dibanding almond • Kalium, 15 kali lebih banyak dibanding pisang • Kalsium, 17 kali dan 2 kali lebih banyak dibanding susu • Protein, 9 kali lebih banyak dibanding yogurt • Asam Amino, 6 kali lebih banyak dibanding bawang putih • Poly Phenol, 2 kali lebih banyak dibanding red wine • Serat (Dietary Fiber), 5 kali lebih banyak dibanding sayuran pada umumnya • GABA (gamma-aminobutyric acid), 100 kali lebih banyak dibanding beras merah

n Kapsul dari bahan daun kelor Foto: Dok. www.daunkelor...


Info Organis

Foto: Dok. www.google.com

luka, dioleskan pada kening untuk sakit kepala, digunakan untuk kompres demam, sakit tenggorokan, mata merah, bronhitis, dan infeksi telinga, kudis dan penyakit selesma. Jus daun diyakini untuk

n Daun dan bunga kelor

Kelor berisi mineral penting dan merupakan sumber protein yang baik, vitamin, β-karoten, asam amino fenolat dan berbagai asam amino essensial lainnya. Kelor menyediakan kombinasi yang kaya dan langka dari zeatin, quercetin, β - sitosterol, asam caffeoylquinic dan kaempferol. Selain memiliki kekuatan sebagai pemurni air yang efektif dan nilai gizi yang tinggi, kelor sangat penting untuk pengobatan alami. Berbagai bagian dari tanaman kelor seperti daun, akar, biji, kulit kayu, buah, bunga dan polong dewasa, bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki anti tumor, anti piretik, anti epilepsi, anti inflamasi, anti ulcer, anti spasmodic, diuretik, anti hipertensi, menurunkan kolesterol, anti oksidan, anti diabetik, hepatoprotektif, anti bakteri dan anti jamur. Saat ini Kelor sedang diteliti untuk digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit dalam sistem kedokteran, khususnya di Asia Selatan. Kelor memang merupakan tanaman ajaib anugrah Tuhan untuk umat manusia.

Tanaman multiguna berkasiat obat Semua bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan. Daun dibuat sayur seperti bayam atau kangkung, buah muda dimasak dalam berbagai cara yang berbeda, biji muda digunakan seperti kacang polong atau dibuat bubur seperti kacang hijau, minyak yang diambil dari bijinya digunakan untuk memasak dan

bahan kosmetik, khususnya perawatan kulit sebagai nutrisi kulit, antiaging, pelembab dan tabir surya. Daun yang sudah tua diambil dengan rantingnya, dan lebih cocok untuk membuat serbuk daun kering melalui proses penggilingan. Untuk sayuran segar daun harus dipanen lebih awal di pagi hari dan diolah pada hari yang sama. Bunga dan polong yang dihasilkan selama tahun kedua pertumbuhan, dipanen ketika masih muda, bertekstur lembut dan berwarna hijau. Saat ini kelor sedang diteliti penggunaannya sebagai bio-enhancer karena kandungan senyawa antibiotiknya dan penggunaan bijinya atau pasta biji sebagai penjernih air karena kemampuannya menggumpalkan kotoran yang melayang dalam air.

Akar Antilithic (pencegah/penghancur terbentuknya batu urine), rubefacient (obat kulit kemerahan), vesicant (menghilangkan kutil), karminatif (perut kembung), anti-fertilitas, anti-inflamasi (peradangan), stimulan bagi penderita lumpuh, bertindak sebagai tonik/memperbaiki peredaran darah jantung, digunakan sebagai pencahar, aborsi, mengobati reumatik, radang, sakit artikular, punggung bawah atau nyeri ginjal dan sembelit.

Daun Pencahar, diterapkan sebagai tapal untuk

mengontrol kadar glukosa, dan digunakan untuk me-ngurangi pembengkakan kelenjar.

Batang Rubefacient, vesicant dan digunakan untuk menyembuhkan penyakit mata dan untuk pengobatan pasien mengigau, mencegah pembesaran limpa dan pembentukan kelenjar TB leher (gondok), untuk menghancurkan tumor dan untuk menyembuhkan bisul. Jus dari kulit akar yang dimasukkan ke dalam telinga untuk meredakan sakit telinga dan juga ditempatkan di rongga gigi sebagai penghilang rasa sakit, dan memiliki aktivitas anti-TBC. Setiap hari miliaran sel menggantikan sel yang terbentuk sebelumnya. Setiap regenerasi harus menjadi salinan sempurna dari sel yang digantikannya. Proses regenerasi terancam oleh banyak hal seperti polusi di udara, air, dan tanah, radiasi dari matahari, stres, pilihan gaya hidup dan bahkan bahan makanan selama diproses. (Dari berbagai sumber) Prapti Utami, dr. M.Gz Dokter & Konsultan Terapi Herbal Tanaman Obat Sekar Utami. Telp : 021-7456129 : 021-98213942 E-mail: sekarutamitoga@yahoo.com

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

27


n Bermacam sayur organik Foto: Dok. AOI

B

anyak orang yang mengenal makanan organik pasti punya kesan sebagai makanan yang sehat dan bergizi. Konsumen organik pun percaya akan kualitas bahan pangan organik yang menyehatkan. Tapi bagaimana cara agar kualitas gizi pangan organik tetap terjamin? Tentu saja harus melalui pengolahan dan cara memasak yang tepat. Metode memasak menjadi penting ketika gizi makanan juga diperhitungkan. Memasaklah dengan suhu api kurang dari 40 derajat Celcius agar Anda bisa menikmati manfaat gizi sekaligus cita rasa alaminya. 28

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Cara Mengolah Bahan Makanan yang Baik: > Pilih metode mengukus, membakar, dan memanggang dengan microwave. > Makanan yang direbus akan kehilangan gizinya, jadi hindari metode ini. Bila harus menggunakan metode perebusan, gunakan sisa air rebusan yang memiliki banyak mineral dan gizi sayuran ketimbang membuangnya di wastafel. > Ketimbang mengupas kulit luar sayuran, lebih baik menggosok serta mencuci sayuran dengan benar agar


>

>

>

>

bisa menjaga nutrisi, seperti serat dan mineral di dalamnya. Memasak dan menyimpan dengan baik akan mempertahankan nilai gizi sayuran. Mengonsumsi bahan makan yang baru dimasak bisa bermanfaat bagi tubuh. Ada baiknya tidak mengonsumsi makanan setelah dimasak lebih dari dua hingga tiga jam. Proses pembekuan, pasteurisasi, pengalengan, dan pengeringan sayuran akan mempengaruhi nilai gizinya. Makanan dan sayuran organik adalah sumber nutrisi yang sehat dan alami. Ketimbang sayuran sintetis dan tidak organik, lebih baik ganti dengan sayuran organik. Pengaruh memasak pada sistem pencernaan juga penting untuk diketahui. Pasalnya, nutrisi makanan dapat diserap oleh tubuh setelah dicerna, jadi memahami proses pencernaan sama pentingnya dengan mengetahui proses pemasakan yang benar. Sereal, seperti gandum, jagung, dan kedelai merupakan beberapa jenis makanan yang dapat mempertahankan gizinya setelah dimasak.

Memasak brokoli Brokoli mengandung bahan pelawan kanker. Namun cara memasak brokoli yang salah bisa menyebabkan kandungan pelawan kanker dalam sayuran berwarna hijau ini hilang. Ilmuwan dari Universitas of Illinois, Amerika Serikat, berhasil menemukan cara untuk memaksimalkan kekuatan anti kanker dalam brokoli. Caranya dengan memanaskan brokoli dalam batas suhu tertentu sehingga zat pelawan kanker yang disebut sulforaphane tidak hilang. Temuan oleh Elizabet Jeffery itu membuat kandungan sulforaphane dalam brokoli meningkat. Sulforaphane merupakan salah satu kandungan anti kanker paling kuat yang terdapat di tanaman. “Kandungan ini bekerja dengan meningkatkan enzim dalam liver untuk menghancurkan zat kanker yang masuk ke tubuh lewat makanan atau lingkungan,” jelasnya. Menurutnya, untuk memicu pengeluaran sulforaphane ini agak sulit. Pasalnya sulforphane ini berkaitan dengan molekul gula lewat ikatan sulfur. Ketika enzim

n Brokoli

Foto: Dok. AOI

Mencuci beras: sebelum dimasak beras harus dicuci sampai bersih. Cara mencucinya yaitu letakkan beras di saringan, kemudian bilaslah beras di bawah air keran agar kotoran-kotoran yang ada dalam beras benar-benar bisa hilang. Setelah itu tiriskan, dan pindahkan beras ke dalam mangkuk atau baskom. Setelah itu siapkan panci yang cukup besar dan masukkan air ke dalam panci dengan ukuran yang tepat (sesuai ukuran). Takaran airnya yaitu 1:10, jika akan memasak 1 canggkir beras maka airnya sebanyak 10 cangkir. Dan jika memasak 2 cangkir beras maka airnya sebanyak 20 cangkir dan seterusnya. Kemudian nyalakan kompor dan masaklah air tersebut. Pada saat air mulai mendidih kemudian tuangkan beras ke dalamnya, lalu apinya dikecilkan dan tunggu selama 30 menit tanpa ditutup.

brokoli memecahkan gula untuk mengeluarkan sulforphane, sulfur pengikat protein bisa menghapuskan sulforphane ini dan membuatnya tidak aktif. “Meski bakteri dalam usus kita mungkin bisa mengeluarkan sulforphane, namun kita tidak punya enzim untuk mengeluarkannya dari jaringan tubuh. Karena itu yang terbaik adalah mendapatkan enzim itu dari brokoli,” kata profesor dari departemen ilmu pangan dan nutrisi ini. Itu sebabnya ia dan timnya melakukan beberapa eksperimen pemanasan untuk mencari tahu pada titik berapa enzim brokoli yang mengeluarkan sulforphane ini dihancurkan. “Waktu pemanasan 10 menit dalam suhu 60 derajat celcius adalah yang paling tepat untuk mendapatkan kandungan anti kanker dari brokoli. Untuk konsumen di rumah, sebaiknya kukus brokoli selama 3-4 menit sampai terasa sedikit lunak,” katanya.

Memasak beras merah organik Cara memasak beras organik merah lebih rumit ketimbang beras yang lainnya. Jika saat memasak takaran airnya salah/ tidak tepat maka dapat dipastikan nasi yang akan Anda dapatkan adalah nasi yang bertekstur keras. Berikut ini cara memasak beras organik yang baik, agar diperoleh nasi yang pulen dan enak.

n Beras Merah

Foto: Dok. AOI

Membuang busa pati: Jika pada saat memasak timbul busa-busa pati pada permukaan beras, maka buanglah busabusa tersebut dengan cara menyendoknya. Tapi jangan di aduk-aduk ya… dan berhati-hati pada saat membuang busanya karena uapnya panas. Setelah 30 menit matikan apinya dan saringlah berasnya dengan hati-hati. Setelah itu tiriskan. Memasak lagi: setelah ditiriskan, masaklah kembali beras tersebut selama 10-15 menit. Setelah 15 menit maka nasi akan matang dan siap untuk disajikan. Beras merah organik berwarna merah yang berasal dari kulit ari. Kulit ari tersebut mengandung gen yang dapat bermanfaat sebagai anti oksidan. Beras yang masih mempunyai kulit ari, seperti beras merah organik ini kaya sekali akan serat dan asam lemak esensial, yang baik bagi orang-orang yang sedang diet. Karena beras ini dapat menurunkan kadar kolestrol LDL yang dapat menyebabkan jantung dan penyakit lainnya.

(Dari berbagai sumber)

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

29


Ragam

A

khir- akhir ini kita sering mengalami perubahan iklim ekstrim. Diantaranya mundurnya musim penghujan, lamanya musim kemarau, dan sebagainya. Karena naiknya suhu global dan tidak menentunya pola iklim, sektor pertanian yang tergantung pada pola iklim juga terpengaruh seperti waktu tanam, jenis tanaman yang kuat, pengairan dan lain-lain. Selain terpengaruh oleh perubahan iklim, pertanian juga memainkan peran penting dalam meningkatkan atau mengurangi efek perubahan iklim. 30

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

Pertanian dengan sistem intensif menggunakan bahan-bahan kimia sintetis dan energi bisa melepaskan dan meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca penyebab pemanasan global dan perubahan iklim seperti karbon dan nitrogen. Ini karena bahan kimia sintetis dalam pertanian intensif berasal dari bahan bakar fosil penghasil gas rumah kaca. Sebaliknya, pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia sintetis dan rendah energi bisa mengurangi pemanasan global. Pertanian organik memberikan praktik pengelolaan


Ragam yang dapat membantu petani beradaptasi terhadap perubahan iklim melalui penguatan agro-ekosistem, diversifikasi tanaman dan produksi ternak, serta membangun basis pengetahuan petani untuk mencegah dan menghadapi perubahan iklim. Food and Agriculture Organisation (FAO) pun mempromosikan pertanian organik sebagai pendekatan alternatif yang memaksimalkan kinerja sumber daya terbarukan dan mengoptimalkan nutrisi maupun energi yang mengalir dalam agroekosistem. Penilaian siklus hidup menunjukkan bahwa emisi dalam sistem produksi konvensional selalu lebih tinggi daripada sistem organik, berdasarkan area produksi. Emisi tanah dari oksida nitrat dan metana dari padang rumput dan lahan gambut kering dapat dihindari dengan praktik pengelolaan organik. Banyak uji coba lapangan di seluruh dunia menunjukkan bahwa pemupukan organik lebih mampu meningkatkan karbon organik di tanah karena menyerap sebagian besar karbondioksida dari atmosfer ke tanah. Hasil penelitian FiBL menunjukkan bahwa cadangan karbon organik tanah di pertanian organik adalah 3,5 metrik ton per hektar lebih tinggi daripada sistem pertanian non-organik (konvensional) dan sistem pertanian organik mampu menyerap hingga 450 kg karbon dari per hektar atmosfer per tahun dengan mengikat

karbondioksida (CO2) menjadi bahan organik tanah. Emisi gas rumah kaca yang lebih rendah untuk produksi tanaman dan penyerapan karbon yang meningkat, ditambah dengan manfaat tambahan keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan lainnya, membuat metode pertanian organik memiliki banyak kelebihan dan berpotensi besar untuk mitigasi dan mengatasi perubahan iklim, adaptasi petani terhadap perubahan iklim, meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan hasil panen. Tak heran bila petani organik selayaknya mendapatkan nilai lebih dari apa yang telah dilakukannya dengan bertani organik.

Pertanian organik di KTT Iklim PBB Pertanian organik juga mendapatkan tempat pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (KTT Iklim PBB) di Kopenhagen 2009 dengan Perundingan Meja Bundar tentang “Pertanian Organik dan Perubahan Iklim�. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peran pertanian organik dalam memperlambat perubahan iklim serta mendorong, mendukung dan mempromosikan penelitian tentang pertanian organik dan perubahan iklim. Ada delapan anggota yang telah bergabung, termasuk Italian ICEA, World Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM), the Rodale Institute

(U.S.), Swedish KRAV, English Soil Association, International Center of Research on Organic Farming (ICROFS) dari Denmark, Research Institute on Organic Farming (FIBL) dan FAO. Kelompok ini telah membentuk rencana aksi untuk tahun 2010 dan 2011. Selama 2010, kegiatan utamanya adalah mengembangkan metodologi untuk pasar emisi karbon, yang bersinergi dengan tujuan pembangunan yang lebih luas, dan bermanfaat bagi produsen kecil di Selatan. Menurut Urs Niggli, Direktur FiBL, koordinator kegiatan ini, “Pertanian organik memiliki potensi besar untuk mitigasi perubahan iklim karena kemampuan yang tinggi dalam penyerapan karbon dalam tanah dan pengurangan emisi gas rumah kaca akibat tidak adanya pupuk sintetis dan penggunaan bahan organik. Selain itu, menawarkan potensi besar dalam hal strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.� Sedangkan IFOAM mengatakan, pertanian organik memiliki potensi untuk mitigasi melalui penyerapan CO2 dalam tanah antara 5% dan 32% dari seluruh emisi gas rumah kaca global per tahun. Selain itu juga mengintegrasi ekosistem, melindungi dan meningkatkan keanekaragaman hayati, mengurangi risiko, mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan pendapatan dan pengetahuan serta mengembangkan masyarakat. (*)

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)

31


32

Edisi 32 / Th. 10 (September - Desember 2013)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.