"Kedai Merahh: Kumpulan Karangan"

Page 94

anak-anak dari luar paroki sini, Mas Romo?” Lagi-lagi dia hanya tersenyum. Saat itu beberapa cewek remaja melintas, mengucap salam kepada Romo. Anak-anak itu memakai pants dan tank tops – padahal kota ini bukan termasuk kota gerah pemeras peluh. Maka aku pun hanya bisa membelokkan masalah, “Iya, ya, gereja terdekat adalah parokiku.” Kami tertawa bersama, tapi pelan. “Gereja yang Kudus dan Am,” guraunya, sambil mengedipkan mata. Kami menahan tawa sambil menutupi mulut masing-masing. Gereja-gereja Protestan menggunakan kata “am” dalam sahadat atau kredo atau Pengakuan Iman Rasuli, sedangkan gerejanya Romo ini menggunakan “Gereja Katolik yang Kudus”. Romo masih ingat gurauanku dua puluh tahun silam, “Am juga berarti banyak denominasi. Setiap Minggu ada gereja baru gara-gara setiap orang menemukan kebenaran baru. Maka lihatlah di warung-warung yang dikunjungi orang sepulang dari gereja: Alkitab orang Protestan itu kumal, dan penuh coretan Stabilo.” Dengan Mas Romo aku bebas berdiskusi. Dengan cepat dia menggunakan kata "jemaat" jika menyangkut gereja Protestan, dan aku pun secara otomatis memakai kata "umat" jika menyangkut gereja Katolik. Denominasi. Sesungguhnya aku tak paham benar. Apalagi tadi Romo bergurau, “... dulu dan semoga sekarang masih...”. Romo tahu aku abangan. Apalagi sekarang.

84

Antyo Rentjoko


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.