"Kedai Merahh: Kumpulan Karangan"

Page 64

Kami, maksud saya termasuk anak-anak dan menantu, cukup terbuka mendiskusikannya. Tak mungkin saya berlama-lama di apartemen anak keempat, kakak dari si bungsu (putri saya itu adalah anak yang terakhir menikah ), yang anak perempuannya baru dua tahun. Saya tidak tahan di pagupon2) yang tak punya halaman, karena rasanya seperti tinggal berlama-lama dalam hotel, atau malah rumah sakit, dan ketika membuka pintu yang tampak hanyalah koridor. Saya lebih nyaman tinggal di rumah kecil tapi punya halaman, ketika membuka pintu disambut sepetak latar (isinya hanya pot bunga, tak mungkin menanam pohon mangga atau jambu), dan langsung ikut merubung gerobak penjual sayur yang setiap pagi berhenti di depan tetangga kiri. Dulu rumah si sulung, yang sekarang di Gandaria, kecil seperti itu, di Tangerang sana. Maafkan saya, terlalu banyak yang saya katakan. Tetapi anak-anak saya maklum, begitu pula menantu saya. Hanya sebagian dari sebelas cucu, termasuk yang belum bisa bicara, yang sering kurang sabar, sehingga sering memotong, misalnya, “Terus gimana dong, Mbah Uti? Tadi masalahnya apa? Hayooo... lupa ya?� Ah, namanya juga anak-anak Jakarta, maunya serbaringkas dan cepat, tapi tahan berjam-jam di depan komputer.

2)   Rumah burung dara yang bersusun, setiap dek memiliki beberapa lubang.

54

Antyo Rentjoko


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.