"Kedai Merahh: Kumpulan Karangan"

Page 124

lain. Memang kadang potongan film itu masih terputar dalam proyektor diriku, melalui proyeksi di alam mimpiku, termasuk saat tidur siang dan terlebih lagi tidur malam. Seiring perjalanan waktu, karena aku mencoba berdamai dengan diri sendiri, gangguan tidur itu pun berkurang. Tapi sejak tahun lalu, tepatnya semenjak aku pindah ke Rawakangkung ini, dan akhirnya menemukan gereja terdekat, setiap kali melihat Wito maka rekaman itu terputar lagi dengan cepat, renteten gambar menjadi jelas kembali, tetapi terputar dalam empat-lima kali kecepatan normal; hanya saja isinya tetap 24 bingkai per detik. Serentetan gambar, suara, dan rasa yang memang singkat namun sungguh menyiksa. Membuat aku tersengal lalu sesak napas. “Si-apa na-ma-mu? Sia-pa?� Pertanyaan yang terus diulang-ulang. Kadang selagi tidur kelelahan pun aku dibangunkan hanya untuk menjawab nama, dan soal lain semisal tempat lahir, nama orang tua, kakek-nenek, pernah sekolah di mana, dan apa saja pekerjaan maupun kegiatanku, untuk dicocokkan dengan kertas doorslag1) berisi tiktikan kabur hasil tembusan karbon rangkap. Diulang-ulang. Dengan bentakan. Sesekali dengan

1)   Dari bahasa Belanda, dibaca "door-slah". Kertas tipis, seperti kertas untuk layangan, lebih tipis daripada kertas HVS 60 gram.

114

Antyo Rentjoko


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.