"Kedai Merahh: Kumpulan Karangan"

Page 122

rumput yang terawat dan jalan setapak melingkar. Puas sekali rasanya saya dapat mengantarkan gereja ini sampai menjadi dewasa, bukan lagi sekadar cabang daripada gereja pusat di kota. Saya lakukan semuanya semenjak awal, dan proses demi proseslah yang menjadikan saya sebagai anggota gereja yang aktif, tidak hanya menjadi penetua secara resmi tetapi juga yang tidak resmi sehingga sering dimintai pertimbangan dan saran untuk aneka permasalahan, termasuk di dalamnya sudah barang tentu sebagai bagian daripada panitia pemandirian dan pembangunan gereja. Kalau boleh saya katakan dengan jujur dan penuh puji syukur, inilah berkah dalam sisa usia saya, khususnya dalam mewujudkan kehidupan beriman, yakni bersekutu, bersaksi, dan melayani. “Salaman dulu sama Eyang Wito, sayang,� ujar Menuk, putrinya Pak Markus Haryanto itu, kepada anak perempuannya yang berusia empat tahun, ketika mereka berdua menghampiri saya. Tidak lama kemudian melintaslah Agung Budianto, pria muda gagah 30 tahunan, putranya Pak Ngadimin, yang dengan tergopoh-gopoh mendatangi dan menyalami saya dengan sepenuh takzim, “Apa kabar Pakde Wito? Masih seger aja padahal sudah usia tujuh lima. Malu lho saya yang muda ini...� Puji Tuhan! Ini sungguh sebuah karunia besar. Saya dikelilingi orang-orang terkasih yang kadang menganggap

112

Antyo Rentjoko


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.