Edisi 12 Desember 2012

Page 12

RABU, 12 DESEMBER 2012

website : http://www.faktakarawang.com

Gempungan

Pemkab Bayar Pelawak

Rp230 Juta

foto: Ega

RUSAK : Tak berfungsinya lampu pengatur lalu lintas di Prapatan Maracang Purwakarta kembali menjadi keluhan warga. Ironi sampai saat ini Pemerintah tak kunjung melakukan perbaikan.

Honor PNS (Pegawai Negri Sipil) juga kalah jauh sama Ohang. Anton warga Kelurahan Sindang Kasih Ohang pelawak yang dibayar Pemkab Purwakarta.

PURWAKARTA - Menakjubkan! Cuma untuk meramaikan acara gempungan, Pemkab Purwakarta harus mengeluarkan anggaran dari “kantong APBD hingga ratusan juta. Honor pelawak Ibukota Ohang mendapat bayaran sebesar Rp230 Juta selama tahun 2012. Dana itu dikeluarkan BKPIA selama Ohang mengisi kegiatan gempungan sebagai salah satu Program Pemkab Purwakarta. Menurut pengakuan pihak BKPIA Purwakarta, Ohang mengikuti kegiatan gempungan selama 46 kali dengan tarif sebesar Rp5 juta setiap kali tampil. Sedangkan dana yang digunakan untuk membayar pelawak dengan ciri khas guyonan Sunda itu menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni Pemkab Purwakarta. “Selama tahun 2012 kami membawa serta pelawak Ohang melaksanakan gempungan,” ujar Kabid KB BKPIA Purwakarta Asep Kusmayadi di ruang kerjanya. Menurut Asep Kusmayadi, selama satu tahun 2012 kegiatan gempungan berjalan lancar. Keterlibatan Ohang selama gempungan itu masuk pada rangakaian kegiatan penyuluhan Keluarga Berencana (KB), dan keberadaan Ohang memberikan hasil yang positif. “Keberadaan Ohang sangat membantu pelaksanaan program penyuluhan KB. Selama ia tampil banyak di datangi masyarakat. Ajakan Ohang kepada masyarakat untuk mengikuti program KB berjalan baik,” paparnya. Dari data BKPIA per November 2012, dari jumlah peserta KB aktif terjadi kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Seluruh tahapan KS Pasangan

Usia Subur (PUS) tercatat sebanyak 206.665 dan 162,094 diantaranya adalah peserta KB aktif. “Jumlah peserta KB aktif tahun 2012 sebanyak 78,43 persen dari 65 persen yang ditargetkan. Jadi program kami selama tahun 2012 cukup berhasil,” aku Asep dengan bangga. Sementara itu, salah seorang warga Kelurahan Sindang Kasih Anton kepada Fakta Karawang mengatakan, jika benar Ohang di bayar Rp5 juta untuk setiap kali tampil itu wajar-wajar saja. Karena saat ini Ohang sudah menjadi orang terkenal. Tetapi alangkah baiknya jika Ohang tidak dilibatkan secara terus menerus apalagi dibayar hingga ratusan juta. “Honor PNS (Pegawai Negri Sipil) juga kalah jauh sama Ohang. Seharusnya Pemkab Purwakarta jangan terlalu banyak membayar Ohang. Gunakan Ohang sesekali saja karena masih banyak warga masyarakat Purwakarta yang membutuhkan bantuan Pemkab Purwakarta,” paparnya. Lebih jauh Anton mengaku heran dengan kebijakan Bupati Purwakarta. Kenapa Bupati lebih banyak menggunakan artis dari luar daerah ketimbang memberdayakan seniman asal Purwakarta. Dengan melibatkan seniman asl Purwakarta otomatis membantu masyarakat mengembangkan potensi dan bakatnya. “Kalau seniman-seniman asal Purwakarta sering di ajak manggung otomatis menambah pengalaman, wawasan, pendapatan serta penghargaan dari pemerintah. Bahkan dengan melibatkan seniman Purwakarta bisa menjadi ajang pembinaan dengan harapan seniman Purwakarta bisa terkenal dan merambah ibukota seperti Ohang,” tukasnya. (Ega)

Ironi, Lampu Merah Tak Berfungsi Selama 5 tahun PURWAKARTA - Disaat Pemkab Purwakarta gencar melakukan penataan sejumlah sarana umum, seperti memperbaiki taman kota di sejumlah titik, justru sarana umum seperti lampu pengatur lalu lintas (trafic light) dibiarkan rusak tak berpungsi selama beberapa tahun terakhir. Kondisi ini membuat arus lalu lintas di beberapa titik terkesan semrawut terutama pada saat jam-jam kerja. Seperti pantauan di prapatan Maracang, Purwakarta Selasa (11/12) sore. Sejumlah pengendara terlihat berhati-hati

dan harus menengok kanan kiri jika ingin melintas di prapatan tersebut. Tak jarang, kondisi ini memaksa para pengendara lain harus menghentikan kendaraannya di tengah jalan untuk memberikan jalan kepada pengendara yang tengah melintas. Akibatnya, arus lalu lintas menjadi semrawut. Edi Junaedi (30) warga Jl Veteran saat ditemui Fakta Karawang, mengaku kecewa dengan lampu pengatur lalu lintas yang sampai saat ini belum mendapat perhatian dari Pemerintah.

Padahal menurut dia, perbaikan dan penataan kota yang dilakukan Pemerintah seharusnya dibarengi dengan perbaikan lampu pengatur lalu lintas. Mengingat, lampu pengatur lalu lintas itu cukup vital, terutama mengantisipasi terjadinya kecelakaan. “kalau menata kota bisa. Kok benerin lampu merah sudah hampir lima tahun susah,” cetus Edi saat melintas di perempatan Maracang. Selain perempatan maracang, tidak berfungsinya lampu pengatur lalu lintas itu juga terjadi di Permpatan combro dan jalan Baru.

Sehingga kata Edi, tidak berfungsinya lampu pengatur lalu lintas ini membuat arus lintas tidak lancar dan kerap mengundang kecelakaan. Menanggapi hal itu, KadishubParpostel Kabupaten Pur­­wa­­karta Nana Suryana saat dihubungi mengatakan, bahwa perbaikan lampu pengatur lalu lintas secepatnya akan segera diperbaiki. Bahkan terkait anggaran perbaikan lampu pengatur lalu lintas itu akan segera cair. “Pokoknya secepatnya diperbaiki,” tukas Nana. (Ega)

LPKSM Konfrontir RSUD

foto: ega

BERIKAN PENJELASAN : Kabag TU Dicki Darmawan (tengah) memberikan keterangan saat LPKSM Satria Pangkal Perjuangan melakukan konfrontrir soal pengaduan seorang pasien yang mendapat perlakukan tidak menyenangkan .

PURWAKARTA- Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Satria Pangkal Perjuangan mendatangi managemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih) Senin (10/12). Kedatangan LPKSM tersebut untuk menkonfrontir adanya pengaduan salah seorang pasien perempuan bernama Ria (24) yang merasa dirugikan oleh oknum karyawan berstatus PNS di rumah sakit tersebut. Berdasarkan pengaduan yang diterima LPKSM, oknum petugas RSUD itu telah memaki dan mengeluarkan kata-kata kasar karena belum bisa membayar biaya pengobatan. Kedatangan LPKSM diterima oleh Kabag TU RSUD Bayu Asih Dicki Darmawan, SH M HUM diruang kerjanya. Ketua LPKSM Kabupaten Purwakarta Dodo Zakaria mengatakan, kejadian itu berawal ketika Apriliani salah satu saudara dekat Ria, membawa Ria yang dalam keadaan over dosis akibat mengkonsumsi obat warung membutuhkan pertolongan rumah sakit. Saat itu, Ria pun di bawa dan langsung

mendapat perawatan di ruang UGD rumah sakit tersebut. Sesaat setelah itu, karena merasa tidak memiliki uang, Aprialiani selaku saudara dekat Ria berusaha mendatangi kasir sambil menjelaskan permasalahan yang dialami, dengan alasan keluarga korban belum bisa datang karena berada di Palembang. Awalnya, kasir RSUD Bayu Asih menyetujui. Namun entah kenapa seorang oknum PNS yang bertugas sebagai sopir ambulan malah memaki Apriliany dan memaksa untuk melunasi tunggakan selaku pasien yang dirawat. Akibat makian itu, keributan kecil pun tak bisa dihindari. Bahkan menurut informasi, justru oknum PNS itu dalam keadaan mulut bau alkohol, sehingga memancing amarah rekan Apriliani hingga menantang berkelahi. Menanggapi hal itu Kabag TU Dicki Darmawan mengaku akan segera memanggil oknum karyawannya. “saya berterimakasih dengan laporan ini, secepatnya saya akan memanggil yang bersangkutan untuk mengetahui kronologis kejadian,” ujar Dicky.(Ega)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.