HAL 12 - 17

Page 1

Menyoroti Nasib Museum di Jakarta Pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu mencoba melelang harta k a r u n y a n g ditemukan pada sxebuah kapal karam sekitar 1.000 tahun lalu di perairan Cirebon, J a w a B a r a t . Penjualan harta bersejarah itu dianggap sebagian orang sebagai tanda ketidakpedulian p e m e r i n t a h terhadap sejarah bangsa dan hanya m e n g e j a r keuntungan secara ekonomi.

A

ndaikata harta karun yang nilainya hamper mencapai Rp 1 triliun itu tidak dijual dan disimpan di sebuah museum, timbul pertanyaan museum seperti apa ? Apakah barang bersejarah dan berharga yang disimpan di museum itu sudah memiliki jaminan keamanan yang absolute tidak akan hilang atau rusak ? “ Kota Jakarta memiliki banyak museum yang bias menjadi sumber ilmu pengetahuan. Museummuseum di Jakarta pada umumnya tersebar di kawasan Kota Tua Jakarta, sekitar Monumen Nasional ( Monas ), dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Namun, museum pada umumnya masih kurang mendapat perhatian. Baik oleh pemerintah maupun masyarakatnya,” tutur Ketua Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta, Selamat Nurdin. Dikemukakan pula, Kementerian Kebudayaan dan Pawiwisata telah membuat program Tahun Kunjung

Museum (TKM ) 2010 yang berlaku di seluruh Indonesia. P r o g r a m i n i bertujuanmenarik minat pengunjung untuk pergi ke museum. Karena hampir seluruh kalangan dan lapisan masyarakat Indonesia masih belum mengerti arti penting keberadaan museum. “ Sepertri yang terlihat di Museum Reksa Artha di Jl Lebak Bulus I, Jakarta Selatan. Jika dilihat dari keadaaqn fisiknya, museum yang dikelola Kementerian Keuangan itu mirip gudang penyimpanan barang-barang kuno. Pagarnya sudah berkarat dan rusak. Museum ini diibaratkan seperti hidup enggan mati tak mau. Padahal, pihak pengelola pun tidak memungut biaya bagi masyarakat yang hendak melihat mesin pencetak uang pada zaman dahulu,” tambahnya. Wakil rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang membidangi pariwisata ini lebih lanjut mengemukakan, kesaan tidak

Slamat Nurdin

12

Legislatif Jaya Edisi 2 Tahun ke XXXI - 2011


terawatt juga terlihat di Museum Taman Prasasti di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat. Padahal, barang-barang bersejarah di museum yang merupakan pemakaman kuno itu rawan rusak karena terletak di luar sehingga terus terkena panas matahari, dan air hujan. Tempat wisata edukasi Ungkapan senada diutarakan, S Andhyka, Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, yang juga anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta. Museum Sejarah Jakarta ( Museum Fatahillah ) terasa k u r a n g t e r a w a t t kebersihannya. Lampu di museum yang terletak di Kota Tua itu banyak yang tidak menyala, sehingga menimbulkan kesan seram. “ Pemandsangan di sekeliling museum juga memprihatinkan dan semrawut. Pedagang kaki lima, seperti penyedia jasa tato dan penjual makanan dan minuman, serta anak-

anak jalanan yang berada disekitar museum mengundang kesan semrawut dan kumuh. Memperparah situasi Taman Fatahillah. Sampah-sampah bekas makanan dan minuman berserakan di mana-mana, karena jumlah tong sampah yang tersedia sangat terbatas. Akibatnya, bias berdampak negative terhadap keberadaan museum,� ujar Andhyka. Menurut catatan Andhyka, jumlah pengunjung Museum Sejarah sejak 2009 terus meningkat. Mencapai 300 ribu pengunjung. Angka itu melampaui target yang ditetapkana pengelol sebanyak 130 ribu pengunjung. Peningkatan jumlah pengunjung itu menunjukkan ktertarikan masyarakat semakin tinggi untuk memilih tempat wisata edukasi. Berbagai program yang dijalankan pihak museum, antara lain dengan menggelar pameran, sosialisasi, dan pemeliharaan koleksi membuat masyarakat makin tertarik berkunjung ke museum. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta pun tengah melakukan berbagai perbaikan. Antara lain pembuatan pedestrian dan

jalan di kawasan Kota Tua, sehingga membuat pengunjung semakin nyaman. “ Museum Fatahillah ini akan semakin diminati pengunjung seandainya pihak pengelola merawat barangbarang yang ada di gedung yang dibangun sejak 1710 ini secara professional. Kurang profesionalnya penataan barang koleksi museum ini mengundang kesan sempit,� kata Jonathan (25), salah seorang mahasiswa Universitas Satyawacana, Salatiga di Museum Fatahillah. Diah Aristianingsih (32) dari Semarang bersama tiga orang anaknya yang berkunjung ke Museum Fatahillah, Museum Bahari dan Museum Wayang menilai, kurangnya perawatan menjadi penyebab banyak bangunan yang mulai lapuk Ia menyarankan agar fasilitas yang mulai using, seperti pintu yang bolong serta cat tembok yang mulai terkelupas segera diperbaiki. Masalah dana Kepala Museum Sejarah Jakarta, Rafael Nadapdap mengakui pihaknya mengalami berbagai kendala menyangkut perawatan museum. Terutama menyangkut masalah dana. Pembiayaan selama ini masih sebatas untuk perawatan, belum pembenahan. Untuk konservasi museum secara menyeluruh, diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 100 miliar.

Legislatif Jaya Edisi 2 Tahun ke XXXI - 2011

13


“ Kalau dana yang digelontotkan hanya sedikitsedikit, misalnya hanya Rp 1 miliar, tidak kelihatan. Dana sebesar itu hanya cukup untuk biaya perawatan,� ujarnya. Padahal, Museum Sejarah Jakarta memiliki banyak barang bersejarah yang tidak dimiliki museum lainnya di seluruh dunia. Ia mencontohkan, piring VOC serta timbangan terlengkap hanya ada satu-satunya di dunia, yakni di Museum Sejarah Jakarta. Namun barang-barang tersebut belum dipajang umum konsumsi umum, karena menyangkut keamanan. Penbjagaannya, masih terbatas orangnya maupun kemampuannya. Untuk mengganti bagian bangunan yang rusak, seperti atap, tembok dan jendela,tambah Rafael, tidak d a p a t d i l a k u k a n sembarangan. Karena dikhawatirkan bias tambah merusak. Dari sekitar 21 ruangan di Museum Sejarah ini, hingga kini baru sekitar enam ruangan yang direnovasi. Pihak pengelola museum, konon sudah mengajukan permohonan kepada tim siding pemugaran untuk segera melakukan renovasi gedung museum yang diresmikan pada 30 Maret 1974 itu, tetapi belum terealissasi.Sementara, bantuan dari Pemprov DKI Jakarta belakangan ini tidak ada lagi. Bantuan yang diterima adalah dar Kementerian Pekerjaan Umum sekitar Rp 2,4 miliar.

14

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Arie Budhiman mengatakan, hanya Sembilan museum di Jakarta yang berada di bawah Pemprov DKI Jakarta. Selain Museum Monumen Nasional ( Monas ), Museum SEjarah Jakarta, Museum Tewkstil, Museum Bahari, Museum Seni Rupa dan Kerami, Museum Wayang, Museum Joang 34, Museum Mohammad Hoesni Thamrin dan Museum Taman Arkeologi Pulau Onrust. Arie Budhiman juga mengakui, kondisi museummuseum itu belum sepenuhnya optimal karena banyak kendala dalam pemeliharaannya. Untuk memperbaiki museum tersebut menurutnya, tidak jarang setiap museum meminta bantuan atau donasi dari pihak lain. Pasalnya, jika hanya bergantung pada pemasukan dari retribusi

museum, jumlkahnya sangat kecil. Museum-museum di Jakarta antara lain; Jakarta Barat ; Museum Tekstil, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, Museum Sejarah (Fatahillah ), Museum Bank Indonesia, NMuseum Bank Mandiri, Museum 12 Mei Universitas Trisakti. Jakarta Pusat : Museum Joang 45, Museum Manisonal (M0nas ), Museum Adam Malik., Museum Anatomi FK UI, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Gajah, Museum Nasution, Gedung Kesenian Jakarta, Gedung MH Thamrin, Museum Pers Antara, Museum Perumusan Nasional Proklamasi, Museum Puri Bhakti Renatama, Museum Sasmita Loka, Museum Taman Prasasti, Museum Tosan Aji ( keris ), Galeri Nasional Indonesia.. Jakarta Selatan ; Museum

Legislatif Jaya Edisi 2 Tahun ke XXXI - 2011


Dirgantara Mandala, Museum Kriminal ( Mabak ), Museum Layang-layang, Museum Manggalka Wana Bhakti, Museum Polri, Museun Reksa Artha, Museum Satria Mandala dab Museum Waspada Purbawisesa., Jakarta Timur ; Museum Loka Jala Sarana, Museum Pengkhianatan PKI, Museum Asmat, Museum Fauna Indonesia, Museum Indonesia, Museum Istiqlal Bayt Alqur;an, Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Komodo dan Taman Reptilia, Museum Listri dan Energi Baru, Museum Minyak dan Gas Bumi, Museum Olahraga, Museum Penerangan, Museum Peragaan Iptek, Museum Perangko Indonesia, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Pusaka dan Museum Serangga dan Taman Kupu, Museum Telekomunikasi, Museum Timor Timur, Museum Transportasik. Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu ; Museum Laut Ancol, Museum Pulau Onrust dan Museum Bahari.

Tertolong SK Gubernur Ali Sadikin Museum Bahari merupakan salah satu museum yang terletak di kawasan Kota Tua Jakarta, Letaknya di Jl Pasar Ikan No.1 Jakarta Barat, menjadi cirri khas Pasar Ikan yang beraroma amis pun melekat pada museum ini. Dahulu, Museum

Bahari terletak dalam kompleks Westzidsche Pakhuizen (gudang-gudang bagian barat sungai ) yang letaknya di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa. SEjak 7 Juli 1977, bangunan-bangunan di Kompleks Westzidsche Pakhuizen itu, oleh pemerintah diubah menjadi Museum Bahari ( The Maritime Museum ). Gedung ini juga pernah dijadikan kantor telekomonikasi Belanda dan pernah juga digunakan PT Telekomuniasi, sebagai tempat penyimpanan barangbarang keperluan Perumtel serta Perum Pos dan Giro. Awalnya, gedung Museum Bahari dibangun sebagai gudang rempah-rempah VOC. Di tiga buah gedung yang masing-masing bertingkat dua itulah jejak Indonesia sebagai Negara kelautan tercatat di duna, Di dalam ruang pamer, diperlihatkan koleksi-koleksi bernuansa bahari. Antara lain sejarah kelautan di Indonesia, teknologi navigasi, berbagai contoh perahu Nusantara serta koleksi biota laut. Sayangnbya, upaya memperkaya koleksi Museum Bahari ini belum menjadi perhatian utama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Bahari, Muhammad Isa pun mengakui hal itu. Padahal menurutnya, dalam beberapa tahun belakangan ini juumlah pengunjung meningkat.

Penyebabnya adalah, Museum Bahari menjadi salah satu tujuan dari wisata Kota Tua dengan menggunakan sepeda onthel dari Taman Fatahillah/. Namun, yang benar-benar tertarik dengan koleksi yang dipamerkan Museum Bahari adalah orang Belanda. “ Pernah ada orang Belanda yang datang bahkan tinggal di Jl Pasar Ikan untuk menyusuri karya ayahnya yang dahulu pembuat kapal di galangan kapal. Ada juga beberapa orang tua dari Belanda yang dulunya menjadi tentara dan bertugas di Sunda Kelapa,� Muhammad Isa menjelaskan. I a b e r s y u k u r, S u r a t Kepoutusan (SK ) Gubernur yang dikeluarkan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, H Ali Sadikin tentang wajib kunjung museum bagi pelajar SD tetap dilaksanakan. Bahkan kini sudah banyak rombongan pelajar SMP dan SMA/SMK yang berkunjung ke museum Bahari. Oleh karena itu, pihak pengelola museum pun rutin melakukan promosi tentang keberadaan Museum Bahari. Baik keluar provinsi maupun ke sekolah-sekolah. Gencar lakukan promosi Promosi keluar provinsi antara lain dengan menyebartkan brosur melalui agen perjalanan. Sementara itu, promosi ke sekolah-sekolah dengan mengadakan penyuluhan kepada siswa-siswa yang ada di Jakarta. Upaya ini ternyata memperoleh dukungan dari Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta yang membidangi pariwisata dan

Legislatif Jaya Edisi 2 Tahun ke XXXI - 2011

15


16

digunakan untuk memperbaiki halaman, renovasi bangunan dan pagar serta perawatan koleksi benda peninggalan sejarah yang ada di Museum Bahari. Jumlah asset Museum bahari sekarang,tercatat 706 buah. Antara lain perahu asli sebanyak 20 buah, 17 meriam, 10 setir kemudi, dua bilah pedang pora, empat pistol, 17 peta tua. Menurut Muhammad Isa, banyak pihak yang menaruh minat pada gedung Museum Bahari. Mereka ingin menggnakan gedung tua itu untuk dijadikan hotel dan restoran. Alasannya, daripada susah-susah merawatnya karena tingginya biaya perawatan, lebih baik dijadikan hotel. Idealnya, tambah

Muhammad Isa, selain perawatan dan penambahan koleksi, keadaan museum dikembalikan ke situasi semula. Salah satunya dengan membongkar pasar ikan, sehingga komplek gudang VOC itu kembali seperti dahulu. (su) .

Legislatif Jaya Edisi 2 Tahun ke XXXI - 2011

MUSEUM BAHARI

Komisi E yang membidangi pendidikan. “ Walau pengunjung berdatangan, tetap saja pemasukan dari tiket masuk yang diujual poer lembar hanya Rp 2.000 tidak mencukupi biaya untuk merawat gedung museummuseum tersebut. Ini merupakan tantangan bagi Eksekutrif dan legislative untuk mencari jalan keluarnya,� tutur Sekretaris Komisi E, Drs Sahrianta Tarigan. Ia menambahkan, bangunan tua yang memanjang itu pun kalah pamor dengan hiruk pikuk pasar di sekitarnya. Padahal, bangunan Museum Bahari sudah waktunya untuk direnovasi agar keberadaannya lebih menarik dan semakin terawatt. Dengan demikian, akan mampu menarik minat para turis domestik maupun mancanegara berkunjung ke Museum Bahari dan beberapa Museum disekitarnya. “ Di samping itu, perawatan peninggalan bersejarah yang disimpan didalam museum itu juga harus dilakukan secara rutin agar lokasi dan koleksi benda yang ada di dalamnya tahan lama,� tutur Sahrianta. Pihak pengelola museum pun setiap tahun mengusulkan anggaran perawatan kepada pihak pemprov DKI Jakarta. Tahun 2010, usulan yang disampaikan mencapai Rp 1 miliar, melalu anggaran belanja tambahan (ABT). Jika dibandingkan dengan tahun lalu yang besarnya Rp 3 miliar, usulan itu jauh lebih kecil. Usulan dana itu, sedanbg dibahas dan tinggal disyahkan DPRD DKI Jakarta. Dana itu nantinya akan


BADAN MUSYAWARAH DPRD PROVINSI DKI JAKARTA

Legislatif Jaya Edisi 2 Tahun ke XXXI - 2011

17


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.