Buletin Civitas Edisi 49

Page 1

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010


Surat Pembaca

Nilai Selalu Telat Mari Berkarya

Terasa sudah tiga bulan kita memasuki tahun 2010. Banyak goresan sejarah yang telah terukir dalam waktu yang singkat itu. Senang, sedih, bangga dan haru mewarnai setiap langkah kita. Begitu pula dengan keredaksian Civitas Mimbar Untan khususnya edisi 49 ini, beragam tantangan kami lewati untuk dapat menyuguhkan tulisan ini di hadapaan civitas akademika Untan. Terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam Civitas kali ini. Pada edisi kali ini, kami mengangkat masalah transparansi penggunaan dana di Untan yang masih menuai tanda tanya dari berbagai kalangan. Sebagai headline kami mengangkat kasus bentrok antar oknum mahasiswa yang merugikan. Selain itu, kami muat pula tentang Sylva Untan yang sudah tidak lagi bergantung pada Fakultas Pertanian dalam hal pasokan listrik serta beberapa berita ringan seputar kehidupan kampus lainnya. Demikian sedikit pengantar dari kami. Semoga kehadiran Civitas Edisi 49 ini dapat kembali memompa semangat kita untuk terus berkarya sebagai agen penerus masa depan bangsa. Teruslah belajar dimana saja, karena semua orang itu guru. Alam raya merupakan sekolah yang sebenarnya. Mudah-mudahan bangsa kita akan sejahtera. Wassalam.[]

SAYA seorang mahasiswa angkatan 2007. Selama kurang lebih tiga tahun kuliah di Untan, ada satu permasalahan yang sampai kini masih terus terjadi setiap awal semester. Masalah itu adalah saat mahasiswa masuk kuliah, pasti nilai mata kuliah yang ditampilkan di Siakad belum keluar semua, padahal interval waktu antara akhir UAS dengan jadwal kuliah semester baru adalah selama tiga minggu. Namun waktu itu belum cukup untuk mengoreksi hasil ujian kami. Saya pernah menanyakan hal ini pada dosen yang bersangkutan, namun beliau mengatakan bahwa nilai tersebut sudah lama diserahkan ke operator. Hal ini tentu sangat mengganggu ketika akan mengisi LIRS. Mahasiswa diwajibkan mengisi LIRS paling lambat dua minggu setelah perkuliahan dimulai bila tidak akan dikenakan sangsi, namun nilai saja belum keluar. Mengakses Siakad lewat warnet juga lama, malah terkadang tidak bisa. Apalagi jika ingin mengajukan Beasiswa tapi transkip nilai belum bisa diambil tentu akan mempersulit mahasiswa. Tolong masalah ini lebih diperhatikan. Masa’ tiap semester mahasiswa harus selalu menghadapi masalah yang sama ? Wawan, Mahasiswa Pertanian

Pudek Seleb SUDAH beberapa kali saya ingin menemui Pembantu Dekan (Pudek) kami karena ada urusan, namun selalu tidak ada. Tapi beberapa waktu lalu ketika ada wartawan Koran atau Televisi yang meliput, mereka selau siap. Sebenarnya mereka digaji untuk melayani mahasiswa atau wartawan sih? Kampus bukan ajang cari Tenar Pak. Mo eksis, jangan lebay pliss. Ardi Mahasiwa FKIP

Ayo Sukseskan PKM PROGRAM Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Dikti memfasilitasi pemikiran mahasiswa untuk segera direalisasikan. Pemikiran itu dapat berupa gagasan tertulis, artikel ilmiah,penelitian, kewirausahaan, hingga pengabdian masyarakat. Selain itu, tingkat partisipasi suatu universitas dalam mengikuti PKM akan berdampak pada kuota proposal yang akan diterima Dikti untuk dibiayai pada tahun berikutnya. So, mari kawan-kawan mahasiswa sukseskan PKM demi membangun diri pribadi dan rekanrekan mahasiswa almamater Universitas Tanjungpura. Ricko_bee@plasa.com Agenda LPM Untan mendatang : Technikal Meeting

10 April 2010

Pelatihan Jurnalistik Dasar

10 April 2010 (mulai)

buletin Mimbar Untan Civitas Diterbitkan oleh : Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak Ketua Umum : Sri Pujiyani Sekretaris Umum : Jumardi Budiman Bendahara Umum : Tri Mulyaningsih Divisi PSDM : Odilo Tarigasa Divisi Litbang : Riya Yulharmaini, Laurika Divisi Penerbitan : Agustinah

2

Divisi Penyiaran : Ellia Marliyanti, Suri Mayanti Divisi Peusahaan : Iswandi, Yulia Citra Pemimpin Redaksi : Ihwan Ridho Sekretaris Redaksi : Rizki Amaliah Redaktur : Sri P, Agustinah, Riya, Tri Reporter :

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

4 April 2010

Pendaftaran Terakhir

Andri, Ihwan, Rizky, Dewi, Riza, Irwan, TIM, Citra, Cui Fotografer : Jebe Ide Karikatur : Iswandi Layouter : Irwan K, Odilo

REDAKSI Alamat Redaksi : Jl. M. Isa Gedung GOR Untan, e-mail : lpm_untan@yahoo.com Percetakan : Artha Grafistama, Jl. Pahlawan No. 20 Telp.(0561) 765000-766000 (Isi diluar tanggung jawab penerbit). Redaksi menerima pemasangan iklan, tulisan berupa opini, essai, laporan kegiatan kampus, cerpen,hasil investigasi, surat pembaca disertai identitas diri. Tulisan diketik di lembaran folio dengan spasi ganda. Kirimkan ke Sekretariat LPM Untan, langsung. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah makna tulisan.


Opini Civitas

Aku Melihat Jibril Oleh Tri Wibowo * idalam dunia sosial sering kali membandingkan kejadian-kejadian sosial dengan ilmu pasti (sience), yang memberi maksud bahwa ilmu sosial berbeda dengan ilmu pasti. Contohnya, orang sience berkata bahwa 1+1=2, namun orang sosial bisa saja beranggapan bahwa 1+1=4. Awalnya, saya sempat berfikir naïf ketika pertama kali masuk ke kampus sosial dengan apa yang diajarkan kepada saya, karena seorang anak yang duduk dibangku SD pun tahu, bahwa kebenaran pasti mengatakan bahwa 1+1=2. Jika anak SD pun tahu bahwa 1+1=2, kenapa orang di Kampus sosial yang mengeyam pendidikan yang jauh lebih tinggi bisa mengatakan 1+1=4, bukankah itu mengajarkan kebohongan pada mahasiswanya‌..?! Dan saya sempat berfikir bahwa ketika sekarang banyak sekali koruptor dikalangan para birokrat. Karena jelas saja, di kampusnya mereka diajarkan kebohongan yang mengatakan 1+1=$. Didalam kebingungan saya, saya tetap belajar dan mencari tahu apa yang menyebabkan hal unik itu terjadi. Sampai suatu hari saya bertemu dengan jawaban yang dapat memecahkan masalah ini. Ketika saya mengambil mata kuliah Pengantar Antropologi, saya diajarkan bagaimana kita sebagai mahluk sosial dapat berfikir secara menyeluruh, dan tidak mengambil kesimpulan hanya dari satu sudut pandang masalah yang terjadi (HOLISTIK). Sebagai mahasiswa ilmu sosial, saya memang dituntut untuk berfikir bahwa, mingkin saja ada sebabsebab lain yang membuat 1+1=4. Setidaknya, kejadian diatas dapat membuka paradigma kita dengan apa yang terjadi, bahwa memang tidak ada suatu ilmu yang melebihi ilmu yang lain, dan suatu kesimpulan tidak bisa ditetapkan secara instan(cepat), namun ada proses yang harus ditelaah dengan metode-metode tertentu. Kasus diatas juga akan saya jadikan landasan dalam menyikapi masalah yang akan saya bahas. Banyak orang percaya bahwa kiamat 2012 itu akan terjadi, dan masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Pakar agama mengatakan, hancurnya dunia hanya di tangan Tuhan. Berbeda dengan para peramal yang mungkin berpendapat kehancuran dunia ada pada rasionalitas yang ia miliki. Keadaan bumi yang semakin parah, panasnya bumi, globalisasi, kriminalisasi, porno aksi, krisi mental, golongangolongan yang membuat seakan-akan ada blok antara yang terbaik dan buruk, yang kaya dan miskin, dan tidak adanya lagi

D

keseimbangan (balance) yang terjadi dibumi, adalah salah satu faktor yang membuat beberapa peramal mengambil kesimpulan bahwa kiamat akan tiba di tahun 2012. Secara rasional itu memang masuk akal, tapi kita harus selalu berdoa semoga itu tidak terjadi‌..! bukankah kita masih banyak dosa? Namun hal itu memang akrab ditelinga kita, kasus-kasus yang terjadi belakangan ini juga memaksa kita sebagai masyarakat untuk ikut hanyut dalam sandiwara yang masih belum berakhir. Kasus KPK vs Polri, Bank Century, Prita Mulyasari dan RS. OMNI, nenek yang mencuri buah, seorang bapak yang mencuri semangka dll. Makin melengkapi sandiwara yang sedang terjadi. Seakan-akan ada episode baru, kasus saling menuduh, saling mengejek dan saling mengelak juga terjadi seakan-akan menggambarkan kasus ini seperti cerita anak-anak didalam kisah Power Ranger melawan Monsternya, sekiranya Ranger merah tidak mampu melawan sang Monster, Ranger-ranger lain datang untuk membantu dan berharap Monster dapat dikalahkan. Hal itu adalah beberapa kejadian aneh yang memang sedang kita rasakan. Seakan-akan telah jenuh dengan kasus yang terjadi, kita pun ingin mencari siapakah sosok yang akan dapat memecahkan masalah ini. Di dalam sejarah perkembangan dunia Islam sesungguhnya masalah-masalah yang ada pada masa itu bahkan lebih dari zaman sekarang ini. Nabi Muhammad S.A.W mendapatkan cobaan yang amat berat, dimana banyak orang yang menyembah berhala, membunuh bayi yang baru lahir, menjadikan batu sebagai tuhan, bahkan setiap orang memiliki tuhannya masing-masing. Namun dibalik cobaan itu, sifat Al-amin yang dimiliki oleh Nabi Muhammad S.A.W membuatnya terus bertahan di mekkah dan berharap ada orang yang sadar bahwa apa yang telah mereka lakukan itu adalah hal yang salah. Sampai suatu hari, Nabi Muhammad S.A.W menerima wahyu dari perantara malaikat Jibril dan wahyu itu pun menjadikannya Nabi sebagai pegangan untuk merubah keadaan di Mekkah. Sejarah perkembangan Islam diatas, dapat kita jadikan acuan di era globalisasi sekarang ini, dimana masalah yang melanda dunia sekarang ini sangat beragam. Persaingan kekuatan, pertahanan, politik dan ekonomi adalah masalah-masalah yang selalu menimbulkan konflik dan banyak memakan korban. Yang membedakan keadaan dunia sekarang dengan sejarah Islam masa lalu adalah didalam sejarah islam ada pemimpin yang bisa membawa perubahan bagi rakyat Mekkah pada saat itu. Apakah

sekarang kita tidak memiliki pemimpin? Pasti kita memiliki pemimpin, terbukti dengan adanya Presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Negara ini. Keadaan dunia sekarang ini cukup mencuri perhatian bagi masyarakat awam. Bahkan banyak diantara mereka ingin menjadi pahlawan kesiangan untuk menyelamatkan bumi, salah satu caranya adalah dengan mengaku bahwa dirinya adalah Nabi dan telah menerima wahyu dari Allah melalui perantara Jibril. Bahkan ada yang mengaku telah terbang kelangit ketujuh, dan melintasi dimensi waktu serta melihat surga dan neraka (seperti kejadian yang dialami Nabi Muhammad SAW dalam mi’raj). Salah satu contohnya adalah kisah Soenarto warga Dusun Sawiru Kaler, Desa Suriamedal, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, yang mengaku bahwa dirinya adalah Nabi. Bahkan si Nabi palsu memiliki gagasan yang aneh yaitu akan memindahkan Ka’bah dari Mekkah ke Pasanggrahannya (di tempat ia mengajarkan aliran sesatnya), dengan maksud agar para pengikutnya tidak perlu menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Saya tidak mau memandang buruk hal ini, sesuai dengan komitmen saya pada paragrap pertama saya harus dapat berfikir menyeluruh. Kejadian mengaku Nabi dan telah bertemu dengan Jibril, dapat kita artikan bahwa sesungguhnya perasaan jenuh, benci, dan gundah yang terdapat pada masyarakat awam telah bercampur menjadi satu, sehingga terkadang dapat menghasilkan pemikiran yang keluar dari batas rasionalitas. Perasaan ini wajar terjadi ketika manusia sudah berada dalam tekanan, dan kondisi lingkungan yang seakan-akan tidak pernah lagi berpihak pada mereka, keadilan yang bisa diperjualbelikan, saling menjatuhkan antar satu golongan dengan golongan yang lain dan merasa bahwa saya adalah yang paling benar, seakan-akan membuat sang pengadil sejati (Tuhan) benar-benar telah mati. Ketika kitab-kitab tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup, ketika perbuatan haram telah berubah menjadi halal, dan ketika gagasan manusia lebih besar manfaatnya dari pada gagasan Tuhan. Lalu pertanyaannya siapa yang dapat merubah semua ini? Atau benarkah Jibril turun ke Bumi, dan kembali membawa seseorang untuk melintasi dimensi waktunya. Jikalau orang awam pun punya kemauan untuk merubah dunia walaupun dengan cara yang aneh, kenapa kita sebagai orang yang berpendidikan lebih memilih jalur awam, diam, dan tertawa.[] *) Penulis adalah mahasiswa Fisip Untan Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

3


Headline Civitas

Mahasiswa Bentrok, FISIP Rugi Rp 300 Juta du jotos antara oknum mahasiswa Fakultas Teknik Untan dengan orang yang mengaku mahasiswa Fakultas ISIP Untan di Bundaran Digulis beberapa hari sebelumnya menyebabkan terjadinya kisruh berkelanjutan. Akibatnya Bengkel Seni Fisip (BSF) dan sekretariat Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam (Gempa) FISIP Untan terbakar juga pemecahan beberapa kaca oleh oknum mahasiswa Fakultas Teknik (12/3). “Di hitung dari terbakarnya sekretariat Bengkel Seni dan Gempa, pecahnya seluruh kaca bangunan serta rusaknya beberapa motor yang di parkir, diperkirakan FISIP merugi hingga sekitar Rp 300 juta,” taksir Pembantu Dekan (Pudek) III FISIP, Sukamto, Sabtu (13/3). Hal senada juga diungkapkan P Tandililing, Dekan FISIP ini akan meminta ganti rugi setelah pelaku pengrusakan dan pembakaran gedung dan sekretariat ditangkap. Minggu paginya (14/3), Untan terlihat lengang. Tampak perkuliahan di Fekon, FKIP dan FMIPA berjalan seperti biasa. Bedanya, di beberapa titik jalan masuk Untan dijaga polisi. Setiap orang yang masuk ditanya keperluannya. “Pintu gerbang Untan ditutup sebagian, untuk pencegahan,” jelas Kombes Pol Asep Syahrudin, Kapoltabes Pontianak. Tak lama setelah peristiwa itu, Pembantu Rektor III Untan, Edy Suratman melakukan mediasi antara kedua pihak Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas terkait. Mediasi yang berjalan alot ini membahas tentang akar dan pemecahan masalahnya secara bersama-sama. Namun bentrok nyaris kembali terjadi. Pasalnya Mahasiswa FISIP yang berang karena kampusnya dirusak, nekat menerobos blokade polisi pada pukul 02.00 dini hari. Tak ayal 21 tembakan harus diletuskan untuk membubarkan konsentrasi massa. Tak hanya mengamankan seorang mahasiswa, aparat juga berhasil menyita 6 buah bom molotof dan belasan pentungan dari mahasiswa FISIP. Suhadi SW, Kabag Humas Kapolda Kalbar mengungkapkan tak kurang dari 225 personil kepolisian disiagakan.

A

4

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

IST

TERBAKAR - Api melahap Sekretariat BSF dan Gempa Fisip Untan beberapa waktu lalu. Sungguh disayangkan, kesalahpahaman selalu menjadi momok bagi oknum mahasiswa untan untuk saling serang.

“Ratusan personil itu merupakan cara arif bijaksana, mereka adalah gabungan dari Brimob berjumlah 100 anak-anak didik kita yang semua orang, Samapta Polda Kalbar 50 orang ingin maju,” tutur Aswandi. dan dari Poltabes 75 “Mahasiwa hendakorang. Ratusan personil nya belajar dengan baik, akan berjaga hingga silakukan kegiatan yang tuasi kondusif. Suhadi positif. Intropeksi diri, mengaku sudah mengeMahasiwa untuk menjadi orang yang tahui data pelaku, tinggal hendaknya lebih baik. Karena mahadi bawa dan diperiksa ke siswa adalah calon pebelajar mimpin, jangan sampai Poltabes. dengan baik, merugikan orang lain,” Menyikapi peristiwa lakukan nasehatnya. itu Dekan FKIP, Aswandi juga angkat bicara. “KeSebagai dosen, Netty kegiatan kerasan itu tidak muncul yang positif. Herawati merasa sangat seketika. Bisa saja ada Intropeksi prihatin atas kejadian perperasaan tidak puas yang kelahian antarmahasiswa. diri, untuk Menurutnya ada banyak sudah berlangsung cumenjadi faktor yang mempengakup lama. Akumulasi orang yang ruhi. Faktor keluarga, tidak puas ini kemudian diekspresikan secara berlebih baik. lingkungan, mempengalebihan,” ungkapnya. Ini ruhi mahasiswa menggufenomena dan karena itu generasi nakan tindakan kekerasan. “Ada muda perlu dibina karakternya. pengaruh media massa juga. Media “Kita kurang melakukan pembi- massa sering mempertontonkan kekenaan. Ke depan pendidikan berbasis rasan,” jelasnya. karakter dan pendidikan akhlak di Disamping itu, pihak universitas Untan perlu digalakkan,” jelasnya. juga harus melakukan otokritik. “Ada Aswandi mengatakan kekerasan yang salah dalam mendidik mahaapapun alasannya tidak dapat dibe- siswa. Saya kira kampus kurang memnarkan. Kejadian bentrok antarmaha- berikan ruang kepada mahasiswa, siswa FISIP dan Teknik hendaknya sehingga mahasiswa frustasi dan dijadikan pelajaran bermakna agar ti- mengekpresi dirinya dengan cara dak terulang kembali. “Ditangani se- yang salah,” kata Netty. [tim]


Khusus Civitas

Biaya Tambahan Semester Kurang Jelas

KARIKATUR: ISWANDI

Biaya tambahan semester kurang jelas, pasalnya ada tambahan biaya yang tercantum dalam pembiayaan semester terutama semester 1, tidak terperinci penggunaannya. Oleh Andri Setiawan etua BEM Fakultas Ekonomi Untan Wiwin, mengatakan biaya tambahan yang terjadi pada saat pembayaran SPP tidak transparan. Rincian yang harusnya dijelaskan tidak didapati, hanya gambaran umum yang tertera pada slip pembayaran. “Biaya tambahan semester, yang ter-

K

tera masih terlalu umum dan jumlah yang harus dikeluarkan cukup besar sehingga kita tidak tahu untuk apa dana itu digunakan,”ungkapnya Hal serupa juga disampaikan Mulyadi, anggota BEM Untan. Ia mengatakan rincian biaya tambahan tidak ada sehingga menimbulkan tanya mahasiswa. “Seharusnya dari pihak universitas memberikan rincian jelas sehingga tidak memunculkan buruk sangka dari kalangan mahasiswa,” jelasnya. Heri Mawardi, mahasiswa Fakultas Ekonomi semester VI, mengatakan biaya tambahan itu memang pernah ada, saat awal semester masuk kuliah.Katanya ia pernah meminta konfirmasi kepada pihak fakultas, namun kata pihak fakultas biaya itu untuk biaya pembangunan prodi. Namun sampai saat ini, pembangunan

prodi masih belum terealisasi semuanya. “Pembangunan, sudah mulai terealisasi tapi baru sedikit dan belum rampung,” ungkapnya. Ia juga menambahkan biaya yang ada di awal semester seharusnya bisa lebih jelas dan terinci, agar tidak terjadi salah penafsiran oleh mahasiswa. Begitu pula dengan Mia Pratiwi, mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan (FKIP) angkatan 2007, mengungkapkan kekecewaannya tentang biaya tambahan pada awal semester yang tidak ada rincian. “Harusnya rincian biaya tambahan pada slip pembayaran semester harus lebih di perjelas infonya,” pintanya. Menanggapi masalah tersebut, Saeri Sagiman selaku Pembantu Rektor I mengaku belum mengetahui pasti adanya biaya tambahan yang dibebankan kepada mahasiswa. “Untuk masalah kejelasan tentang rincian yang ada di pembayaran semester, Universitas sudah memberikan kepercayaan kepada masing-masing fakultas untuk memberikan sosialisasi kepada mahasiswanya agar mahasiswa tidak kebingungan,” jelasnya. Jamalia, Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi mengatakan seharusnya mahasiswa yang ingin tahu semua informasi keuangan bisa langsung bertanya ke pihak fakultas, dengan begitu tidak ada lagi tanda tanya dari masyarakat. Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari tiga fakultas, yakni Fakultas Ekonomi angkatan 2009, besarnya biaya tambahan mencapai Rp 150.000,00. Fakultas Teknik Rp 35.000,00. dan yang paling besar ialah Fakultas Pertanian sebesar Rp 250.000,00.[]

POJOK Mahasiswa nilai pengelolaan dana di Untan diduga tidak transparan. Mungkin transparannya hanya untuk kalangan karyawan dan staf... Di beberapa prodi, setiap mahasiswa dikenakan biaya tambahan. Kalau jelas pengaturan dan pengeluaran dananya sih tak apa... Bang Miun Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

5


Kampus Civitas

Sylva-RT Untan Patungan Pasang Listrik Oleh Yulia Citra ylva dan Rumah Tangga (RT) Untan memasang kembali aliran listrik di Arboretum Sylva Untan (31/12/2009). Pemasangan listrik yang menelan dana sekitar Rp. 2 Juta itu dilakukan dalam dua tahap. Awalnya RT Untan menyediakan gardu listrik, lalu Sylva yang merupakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan menyambungkan gardu dengan kabel yang mereka beli. Anggota dan pengurus Sylva kini merasa lega. Mereka tak perlu lagi meminjam genset dari Fakultas Kehutanan untuk penerangan di Arboretum Sylva seperti sekitar tiga minggu lalu. Hal ini bermula saat pasokan listrik Sylva yang selama ini

S

disokong Fakultas Pertanian harus diputus karena dianggap mengganggu perkuliahan. “Aliran listrik itu milik salah satu kelas di kampus ini, kapasitasnya yang terbatas akan membahayakan jaringan listrik ,” ungkap Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian, Edi Suyatno. Pemutusan tersebut merupakan kesepakatan antara BEM Fakultas Kehutanan dengan Fakultas Pertanian. “Keputusan ini sangat disayangkan mengingat arboretum Sylva adalah tempat pelestarian pepohonan jenis kayu khas Kalbar. Disini juga wadah pertemuan Sylva dengan pihak manca negara untuk seminar daerah,” ungkap Ketua Sylva, Hari.[]

ANDRI

ARBORETUM - kembali terang setelah dilakukannya kembali pemasangan listrik secara patungan.

Agroteknologi, Prodi Baru di Faperta Oleh Surimayanti enggabungan Program studi (Prodi) Agronomi Fakultas Kehutanan dengan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian menjadi Prodi Agroteknologi Faperta menuai beragam respon mahasiswa. “Saya senang dan sedih atas terbentuknya prodi ini,” kata ketua Lembaga Dakwah Kampus Ulul Albab Riyan Harjono. Menurut mahasiswa agronomi 2007 ini, penggabungan Ilmu Tanah dan Agronomi memang dapat menambah ilmu yang tidak di pelajarinya di Agronomi untuk memenuhi setiap lingkup dunia kerja dan dapat menjadi terobosan yang tepat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya dalam bidang pertanian. Namun jurusan Agronomi akan hilang. Hal ini juga disadari Pembantu Dekan I Sutarman Ghafur. Menurutnya penggabungan tersebut sudah tertuang dalam Sk Dikti DPN/No 163/Dikti/Kep/ 2007 tentang penataan dan kodifikasi program studi pada perguruan tinggi. “Seharusnya penggabungan ini sudah

P

6

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

ANDRI

FAPERTA - Di kampus ini terdapat jurusan baru yaitu Agroteknologi yang merupakan penggabungan prodi Agronomi dan Ilmu Tanah.

dilakukan sejak 2007, namun baru dapat dilaksanakan Tahun 2009,” katanya. Penggabungan ini tidak hanya dilakukan di Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan di Untan saja, melainkan di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk mengefisienkan pendidikan, dan keterampilan mahasiswa. Keterlambatan pembentukan Prodi yang diketuai Yustina ini disebabkan pro-

gram agronomi baru akan selesai tahun 2014 sehingga prodi agroteknologi ini baru terbentuk dengan catatan prodi agronomi masih berjalan dengan semestinya agar mahasiswa jurusan ilmu tanah maupun agronomi tidak susah untuk menentukan kemana mereka akan berkonsultasi. Sutarman juga menyatakan penggabungan ini untuk menyikapi perubahan pasar dan konsepsional.[]


Liputan Civitas

Hari Anti Korupsi Sedunia Peringatan hari anti korupsi se-dunia (9/12) diwarnai aksi demo oleh mahasiswa seluruh Indonesia. Di Pontianak, mahasiswa yang berjumlah sekitar 200 orang menggelar aksi di bundaran Digulis Untan. Oleh Ihwan Ridho ara demonstran yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Untan, BEM Politeknik dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini, bergabung dalam Gerakan Indonesia Bersih Kalimantan Barat (GIBKB) Dalam orasinya, GIBKB mempunyai 9 tuntutan kepada pemerintah yaitu tentang masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Diantaranya, menuntut agar diselesaikannya kasus Bank Century, menurunkan Boediono dan Sri Mulyani yang diduga terkait kasus Bank Century, serta tuntutan untuk menyelesaikan kasus di daerahKalbar. Aksi demo yang dikoordinator oleh Aditya Nugroho (Ketua BEM Untan) dikawal ketat polisi.

P

“Kami mengirimkan 100 personel polisi dari Poltabes maupun Polda untuk mengamankan aksi demo ini,” ucap M. Asep Syahrudin Kapoltabes Pontianak yang ikut dalam pengamanan. Menurutnya, pengamanan demo ini bersifat preventif, yang mana polisi hanya mencegah, mengamankan dan mengawasi demonstran agar mereka dapat menyampaikan semua aspirasinya dengan aman dan lancar. Walau demikian, polisi akan bertindak tegas apabila demonstran anarkis. Aksi demo ini sempat membuat Jl Ahmad Yani macet total. Terlihat beberapa polisi kewalahan mengatur lalu lintas. Puluhan pengendara roda dua maupun roda empat dari arah Mega Mall yang akan menuju arah kantor gubernur maupun sebaliknya harus berhenti beberapa menit. Setelah GIBKB menyampaikan orasinya, Solidaritas Mahasiswa dan Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) yang juga terdiri dari berbagai elemen mahasiswa di perguruan tinggi Pontianak, ikut bergabung dalam barisan GIBKB. Selain itu, gabungan demonstran ini juga membawa sebuah kurungan yang terbuat dari bambu dan didalamnya terdapat poster Susilo Bambang Yudhoyono beserta wakil Presi-

den, Boediono. Ketua komisi A DPRD Retno Pramuda ikut dalam aksi demo. Beliau menyampaikan sambutan untuk pada demonstran. “Pesan dari rekanrekan DPRD, kami siap untuk memberantas korupsi di daerah Kalbar tetapi kami tak berarti apa-apa tanpa dukungan rekan-rekan semua,” tutur beliau kepada para mahasiswa. Tak beberapa lama setelah ketua komisi A DPRD menyampaikan kata sambutannnya, terjadi adu mulut serta aksi dorong antara mahasiswa dengan polisi karena mahasiswa membakar kurungan yang terdapat poster Presiden dan Wakilnya. Setelah bernegosiasi, akhirnya mahasiswa sepakat untuk melanjutkan aksi demo dengan damai. Tak berapa lama, sejumlah mahasiswa yang merupakan gabungan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pontianak, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Untan, BEM STAIN, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), juga melakukan aksi long march ke gedung DPRD Kalimantan Barat untuk menyampaikan aksinya. Sebelum membubarkan diri, mahasiswa mengelilingi bundaran Digulis dan kembali ketempat awal mereka berkumpul.[]

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

7


Liputan Civitas

Tranparansi Dana Untan Kurang Sosialisasi Transparansi dana Untan kurang sosialisasi, dimana setiap anggaran masuk maupun keluar sebaiknya diumumkan. Tidak adanya sosialisasi menimbulkan tanda tanya bagi beberapa mahasiswa. Oleh Andri Setiawan alah satunya Enki, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK), ia mengatakan transparansi dana di Untan, masih belum terbuka kepada mahasiswa. Dimana setiap anggaran, baik masuk maupun keluar sebaiknya ada sosialisasi. “Transparansi dana sih belum terlalu terbuka, karena informasi itu tidak langsung sampai kepada mahasiswa,” tutur Enki. Menurutnya, Untan harus mensosialisasikan transparansi dana agar lebih memuaskan rasa ingin tahu mahasiswa, semua anggaran yang sedang dalam perencanaan Untan sebaiknya

S

diumumkan di dinding kampus. “Sebaiknya perencanaan aliran dana, ditempel melalui mading kampus,” pintanya. Hal serupa disampaikan oleh Benedikta, mahasiswi Fakulatas Keguruan Ilmu dan Pendidikan (FKIP), kurangnya sosialisasi transparansi dana kepada mahasiswa, menimbulkan ketidakpuasan kepadanya. “Transparansi yang yang tidak ada sosialisasi, saya menjadi kurang puas,” tegasnya. Selain itu, agar transparansi terasa memuaskan seharusnya Ketua Prodi setiap sebulan sekali memberitahukan aliran dana tersebut kepada mahasiswa. “Sebaiknya aliran dana yang ada di Untan maupun fakultas disampaikan oleh ketua prodi,” tegasnya. Untuk mengetahui masalah transparansi dana, sebaiknya Untan mempublikasikan hasil Audit dari BPK, semua laporan keuangan Untan bisa di ketahui oleh semua mahasiswa, lewat berbagai tempat. Demikian yang dikatakan Wawan, Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Untan. “Publikasi itu bisa melalui pers, perpustakaan dan kalau bisa di bu-

Untan Larang Mahasiswa Tinggal di UKM Oleh Andri Setiawan alah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Untan, terkait masalah bentrok Fakultas Teknik (FT) dan FISIP ialah melarang Mahasiswa untuk tinggal dan tidur di UKM, langkah ini dilakukan untuk menghindari bentrok antar mahasiswa lagi. Chairil Effendy, Rektor Untan mengatakan bahwa langkah yang di ambil ini, ialah untuk kepentingan Untan, (19/3). Kata Effendy, kebijakan ini berlaku karena adanya mahasiswa yang tinggal di UKM ialah salah satu sebab terjadinya bentrok antar mahasiswa. Sehingga saat terjadi bentrok yang menjadi sasaran ialah UKM. “Adanya kebijakan ini, ialah salah satu metode

S

8

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

untuk meminimalisir terjadinya bentrok, sehingga fasilitas negara tidak menjadi sasaran tindak anarki bila terjadi keributan,” tegasnya. Adanya kebijakan larang mahasiswa tinggal di UKM, mendapat tanggapan dari mahasiswa, mereka ada yang mendukung, namun di sisi lain menolak kebijakan itu. Novi AP, ketua Green Villa, mengatakan kurang setuju dengan adanya kebijakan itu, menimbang banyaknya aset yang terdapat di UKM, sehingga jika ditinggalkan akan menimbulkan masalah baru yaitu keamanan. “Untuk saat ini, secara kelembagaan masih kurang setuju, karena banyak aset yang ada di UKM, sementara ini, kami masih akan membicarakannya kepada Dekan dan Pembantu Dekan (PD) III, namun secara

kukan dalam bentuk jurnal sehingga semuanya jelas,” katanya. Sistem Satu Pintu Pendapat lain muncul dari kalangan Pembantu Dekan II, karena merekalah yang berperan dalam penanganan keuangan di fakultas. Mereka berpendapat bahwa transparansi Aliran dana yang ada di Untan sudah cukup transparan dikarenakan adanya sistem keuangan baru Untan yaitu sistem satu pintu di mana semua dana yang masuk dan keluar di Untan melalui satu rekening. Sri Ismawati, Pembantu Dekan II Fakultas Hukum mengatakan bahwa transparansi aliran dana yang ada di Untan sudah cukup jelas, sebab semenjak adanya sistem satu pintu dimana semua uang yang masuk ke Untan adalah ke satu rekening sehingga hal itu lebih mempermudah untuk melihat transparansinya. Pendapat hampir serupa juga muncul dari Jamalia, Pudek II Fakultas Ekonomi. “Transparansi sudah cukup tansparan, karena Untan sekarang menggunakan sistem satu pintu, yaitu semua aliran dana yang masuk ataupu keluar lebih mudah dikontrol,” tuturnya.[] pribadi saya setuju, dengan adanya kebijakan itu,” katanya. Meskipun surat edaran sudah turun ke UKM-UKM. Masih ada mahasiswa yang tinggal di UKM, alasannya karena kebijakan itu belum disepakati secara menyeluruh oleh semua elemen universitas. Mereka meminta agar dengan adanya sosialisasi terlebih dahulu akan lebih jelas, apa kedepannya yang harus diambil oleh mahasiswa yang sudah tinggal di UKM. Hemanus Senyan, Ketua Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) mengatakan dengan adanya kebijakan itu, tidak menjadi patokan bahwa bentrok tidak akan terjadi lagi. “Secara lembaga saya kurang setuju, sebab ada yang tinggal di UKM saja masih kecolongan apalagi jika mahasiswa tidak tinggal di UKM,” jelasnya. Lanjutnya, dengan adanya kebijakan itu, ia khawatir jika pengurus UKM tidak bisa kerja secara maksimal. “Dengan adanya kebijakan itu, teman-teman di lembaga jadi tidak bisa bekerja dengan baik,” tegasnya.[]


Seremonial Civitas

Konvensi FRI Dihadiri Mendiknas Oleh Ihwan Ridho KONVENSI Kampus VI dan Temu Tahunan XII Forum Rektor Indonesia (FRI) tahun ini dilaksanakan di Untan dengan mengusung tema Meneguhkan Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Jati Diri dan Martabat Bangsa. Tema ini diangkat melihat kondisi bangsa yang semakin terpuruk karena berbagai masalah yang belum juga diatasi. Dalam kesempatan ini hadir pula Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) RI, Muhammad Nuh, Rektor Untan, Chairil Effendy, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Cristiandy Sanjaya, Ketua Dewan Pertimbangan FRI Edi Suandi Hamid serta perwakilan 100 rektor seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan di negara ini masih banyak persoalan yang harus diselesaikan seperti pendidikan di Indonesia yang masih belum maksimal

dalam pengelolaan sarana dan prasarananya. “Kita harus menumbuhkan optimisme dalam menggali potensi kampus meskipun persoalan itu memberatkan martabat kampus,” tambah Mendiknas dalam pidatonya saat itu. Untuk pertama kalinya, ini bisa dihadiri Mendiknas. Terkait hal itu, permohonan maaf terlontar dari ucapan Muhammad Nuh atas ketidakhadiran Mendiknas di tahuntahun sebelumnya. Berbagai agenda telah dipersiapkan dalam kegiatan tersebut. Salah satunya pelantikan Rektor Untan Chairil Effendi sebagai ketua FRI periode 2009-2010. Sebagai Alumni Untan sekaligus Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya mengungkapkan rasa kebanggaannya atas terpilihnya Chairil sebagai Ketua FRI. Mendiknas beserta rombongan menyempatkan diri untuk mengun-

jungai Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Asih di Jalan Ahmad Yani. Kedatangan Mendiknas disambut gembira oleh siswa-siswi SLB. Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Nuh juga melakukan perbincangan, mengajarkan membaca serta menghitung pada siswa-siswi tersebut. Setelah berbincang serta mengajar siswa, Mendiknas beserta wakilnya membubuhkan tanda tangan di buku para siswa yang dimaksudkan sebagai kenang-kenangan bahwa sekolah mereka pernah dikunjungi Mendiknas. Sebelum meninggalkan sekolah, beliau menyempatkan diri menyantap minuman yang telah disediakan oleh pihak sekolah serta melakukan Foto bersama dengan para guru dan siswa. Kemudian, Mendiknas beserta rombongan meninggalkan area sekolah dan melanjutkan kunjungannya ke beberapa sekolah yang ada di Pontianak. []

Pengukuhan Guru Besar Untan Bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tidak tersaingi sampai saat ini. Bahan bakar fosil menyumbangkan 80 persen dari pasokan energi dunia. Enam miliar ton bahan bakar fosil yang kita gali setiap tahun telah dan akan menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Oleh Andri Setiawan DEMIKIAN di katakan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Thamrin Usman Dea dalam orasi guru besar pada acara pengukuhan guru besar, Rabu (17 / 2) di gedung Auditorium Untan. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 - 11.30 WIB itu ramai dihadiri undangan. Terlihat dari kursi yang ada di gedung hampir semuanya terisi. Tidak hanya Thamrin Usman yang dikukuhkan sebagai guru besar, Pembantu Umum Rektor (Purek) III Untan, Eddy Suratman juga dikukuhkan se-

bagai Guru Besar Untan. Perbedaan dalam pengukuhan guru besar hanya pada bidang disiplin ilmu. Thamrin Usman konsentrasi pada bidang Agroindustri sedangkan Eddy Suratman menganalisa masalah perekonomian. Seakan tidak mau kalah Eddy Suratman pun menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Pengembangan Kawasan Perbatasan: Alternatif Kebijakan untuk Meningkatkan Kinerja Perekonomian Kalimantan Barat. “Kawasan perbatasan Kalimantan Barat yang kaya akan sumberdaya alam seharusnya merupakan kawasan yang maju dan sejahtera” begitu ia sampaikan dalam orasinya Setelah orasi keduanya selesai maka acara berlanjut dengan penyampaian kata sambutan yang disampai-

kan oleh Rektor Untan Chairil Effendy. Dalam kata sambutannya, rektor yang bertitel profesor ini berpesan bahwa setelah Thamrin Usman dan Eddy Suratman menjadi guru besar mereka memiliki tanggung jawab, yaitu harus membuat buku, membuat karya ilmiah, dan mengaplikasikan ilmunya. Chairil mengaku sangat bangga karena menurutnya anak bangsa juga bisa berkembang dan menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Semua rangkaian acara telah selesai, kemudian Ketua Senat menutup secara resmi acara pengukuhan guru besar dilanjutkan bersalam-salaman dengan guru besar yang dikukuhkan. Tamu undangan juga terlihat cukup antusias dari awal acara hingga acara berakhir dan membuat acara pengukuhan terasa hikmat. []

Pemberitahuan Pindah Alamat UNTUK beberapa bulan kedepan Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura (LPM Untan) pindah alamat, karena Sekretariat sedang di renovasi. Semula kami yang bermarkas di Jl Daya Nasional komplek gedung MKDU Untan maka untuk sementara ini berlokasi di Gedung Olahraga atau GOR Untan. Kami berharap bagi mahasiswa atau siapa saja yang berkepentingan silahkan datang langsung ke Sekretariat sementara kami ini. Harap maklum.[*] Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

9


Religi Civitas

Pacaran dalam Islam Oleh Putri Junjung Buih ewasa ini istilah pacaran bukan merupakan suatu hal yang asing lagi dan sudah dianggap hal yang lumrah sehingga ada yang menyatakan kalau tidak berpacaran itu merupakan seseorang yang tidak keren, tidak gaul dan lain-lain. Istilah berpacaran dikenal karena adanya pergaulan yang meluas, pengaruh budaya barat dan kebutuhan untuk mencari pasangan. Ada yang mengatakan bahwa pacaran itu merupakan tahap penyesuaian, pengenalan lebih dalam, saling memahami, menghargai, saling berbagi dan lain sebagainya. Pacaran biasanya di identikan dengan bermesraan untuk melampiaskan rasa kasih sayang diantara dua insan yang berlawanan jenis. Budaya barat semakin mempengaruhi pikiran remaja di zaman sekarang, pacaran tidak lagi sekedar mengucapkan kata-kata sayang, berduaan, atau berpegangan bahkan pacaran su-

D

dah melebihinya. agama Islam istilah pacaran itu dilaDalam Islam istilah pacaran adalah rang dan hukumnya haram. salah satu perbuatan yang mendekati Adapun istilah pacaran dalam zina. Sebab di dalam hubungan ber- Islam yaitu setelah menikah karena nama pacaran itu, semua setelah menikah hubungan bentuk zina bisa ditemulaki-laki dan perempuan kan, misalnya zina hati sudah dihalalkan oleh aga(memikirkan seseorang ma dan adapun pacaran yang dicintai), zina mata sebelum nikah itu dilarang Ta’aruf ada- agama. (saling memandang), zina tangan (berpegangan taDalam Islam tidak melah proses ngan), zina mulut (dengan pendekatan ngenal istilah pacaran, yang memanggil sebutan yang antara laki- ada hanyalah ta’aruf. Ta’aruf mesra), dan zina yang teradalah proses pendekatan laki dan antara laki-laki dan perembesar adalah zina fardzi perempuan puan yang akan menikah. yaitu melakukan hubuyang akan Dengan batas waktu yang ngan intim. Zina merupakan satu menikah maksimal 3 bulan karena diantara dari tujuh dosa ta’aruf merupakan jalan unterbesar di dalam Islam. tuk mengenal pasangan hial-Qur’an menjelaskan dalam surah al- dup, tanpa ta’aruf sama saja dengan Israa’ ayat 32 yang artinya: “Dan membeli kucing dalam karung. janganlah kamu mendekati zina, (zina) Ta’aruf membuat orang terbebas itu sesungguhnya perbuatan yang keji dari perbuatan zina selain tidak adadan suatu jalan yang buruk.” nya kontak fisik diantara mereka dan Dari ayat di atas dapat disimpul- dalam ta’aruf terdapat perantara antara kan bahwa jangankan berzina, men- laki-laki dan perempuan yang akan dekati zina pun dilarang, jadi dalam menikah. []

Launching Buku Sejarah Sekabau

Sejarah Bagian dari Kebudayaan Bangsa “Menggali telaga di tepi kuala Telaga digali bersama-sama Lupa sejarah lupa budaya Mau dibawa kemana anak bangsa“ Oleh Irwan Kurniawan ercikan pantun ini berisi pesan agar pemuda tidak melupakan sejarah dan budaya sebagai salah satu kekayaan, ujar Sandi, mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Untan. Pantun tersebut di ucapkan saat “Launching Buku Sejarah Sekabau” (4/1) di Balai Kajian Sejarah yang di gelar oleh Ikatan Mahasiswa Kecamatan Tebas (IMKT), Ikatan Mahasiswa Teluk Keramat (Imtek), Persatuan Mahasiswa Kecamatan Tekarang (Pemikat), Ikatan Solidaritas Mahasiswa Paloh (Ismapal) dan Gerakan Masyarakat Perlawanan (Gemawan) dengan tema “ Orang Kampung Meninju Zaman”. Penulis buku ini merupakan gabungan dari beberapa mahasiswa Untan serta satu orang dari mahasiswa UPB diantaranya Jefriadi, Leziardi, Iska, Jumadi dan Sandy mahasiswa Faperta Untan, Rudiansyahdan Sobari Mulki mahasiswa FKIP Untan, dan Regenda dari Apj UPB. Buku ini mengungkap sejarah Sekabau, sebagai kota tertua di Kabupaten Sambas yang kini tinggal cerita. Hanya sisa peninggalannya yang dapat dilihat berupa

P

10

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

cerita dan adat istiadat. Menurut Pembantu Rektor III Untan, Edy Suratman yang hadir saat itu mengatakan bahwa kewajiban mengembangbiakkan buku merupakan hal yang luar biasa, dengan menulis buku pemikiran atau ide dapat dilestarikan dan dipatenkan.“Penulisan membutuhkan keikhlasan tanpa memikirkan tulisan tersebut dibaca atau tidak,” katanya. Menurutnya buku ini, membantu perkembangan desa dengan mengangkat potensi-potensi dan keunikan yang ada pada desa tersebut. Hal senada juga diungkapkan Wahyu Hidayat, penelaah sejarah, menurutnya timbulnya buku ini karena adanya sejarah. Dengan sejarah yang dibukukan, sejarah daerah bisa menjadi abadi sehingga apapun yang tertulis didalam buku tak akan hilang. “Sejarah merupakan pengalaman yang nyata sebagai acuan untuk masa depan. Peradaban suatu bangsa yang besar bila tidak merubah sejarah dan kondisi alamnya,” jelasnya. Azman, Ketua Primbas (Perhimpunan Mahasiswa Sambas) mengatakan sejarah hendaknya dibuktikan dengan diteliti, diabadikan, serta dipubilkasikan kepada masyarakat. Dengan demikian potensi daerah dapat dimaksimalkan manfaatnya serta menjadi sebuah budaya yang besar. “Sebagai bagian dari masyarakat yang intelek sudah sewajarnya menghargai sejarah baik dengan menulis dan meneliti sejarah atau dengan cara lain sesuai pemikiran ilmiah mahasiswa,” tambahnya.[]


Ilmiah Civitas

Karbohidrat sebagai Sumber Energi dalam Tubuh Oleh Dinda arbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja. Secara sederhana karbohidrat dapat di bedakan dalam dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karrbohidrat kompleks. Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa dan galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa dan laktosa. Jenisjenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu. Sedangkan contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen (simpanan energi di dalam tubuh), selulosa dan serat (fiber). Se-

K

dangkan karbohidrat kompleks dapat ditemui dalam produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung, singkong, pasta, roti. Di dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian di-absorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berb a g a i organ dan jarin g a n tubuh. Molekul NET glukosa hasil konversi berbagai jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi sebagai dasar bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa menjadi CO2 dan H2O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi

NET

UBI - Salah satu sumber makanan yang mengandung karbohidrat.

kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf. Di negara yang maju, kemakmuran menyebabkan meningkatnya penderita obesitas dan penyakit kelebihan gizi berupa penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut ditimbulkan oleh meningkatnya konsumsi makanan berenergi tinggi, yaitu makanan kaya lemak dan berkadar gula tinggi. Oleh karena itu, cara efektif menjaga kesehatan adalah mengatur menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian dapat dipahami bila dalam kegiatan memilih produk makanan, orang mencari produk teknologi makanan yang berkadar gula rendah. Agar tidak mengakibatkan kegemukan ataupun kolestrol tinggi. [] Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

11


Cerpen Civitas

entah ... Oleh Yauma amaku Aminah. Abangku Amin. Jadi bapak tak mau repot mencari variasi. Tinggal menambah “ah” sebab aku anak perempuan. Mungkin saat aku lahir, dia baru pulang bekerja. Badannya bau keringat dan lelah. Wajahnya berpasir, kukunya penuh tanah. Ia bisa saja baru menguburkan seseorang ketika tetanggaku tergesagesa menemuinya di dekat makam. Lalu ia pulang dan buru-buru memberiku nama. Entahlah. Aku tak pernah tanya. Takut ia marah, seperti hari itu di suatu sore yang merah. “Pak, apa Tuhan juga tidak punya kaki?” Mukanya yang kecoklatan jadi gelap. Aku teringat malam. “Jangan kamu tanya begitu Aminah! Kamu dapat dari mana pertanyaan itu?” “Saya bingung Pak. Mungkin karena Dia sayang saya, Dia menciptakan saya seperti-Nya.” Bapak menatapku risau. Dia mengelus lembut kepalaku. “Bersyukurlah Dia masih menganugerahimu hidup, Nak.” Aku diam. Tak paham. Lalu pelan-pelan menuju kamar yang benderang. Menutup mata, membiarkan cahaya bergaris dan berbintik-bintik mengerubungi pandanganku seperti kunang-kunang. Cahaya perlahan redup. Lalu aku melihat langit yang berkilau seolah matahari memantulkan sinarnya ke dalam berlian. Aku terbang dengan sayap biru kehitaman seperti elang. Rambutku bergesek dengan bulu-bulu menimbulkan bunyi riuh seakan topan berputar-putar bersamaku. Ladang-ladang, jalan raya, puncak gedung tertinggi kulewati. Namun aku tak bisa menikmati indahnya sebab aku ogah menoleh ke bawah. Aku takut jatuh dan tak punya apapun untuk berpijak. *** “Jadi bagaimana Tuhan?” Dunia gelap. Suara-suara tertidur dalam lipatan awan. Tuhan sedang berpikir. “Semua ada takdirnya.” “Hamba mengerti. Hanya akan sedih sekali melihat ia menderita tiap malam.”

N

12

Edisi 49/Thn.XI/Maret/2010

“Apa yang kamu inginkan?” “Berilah dia kaki jenjang yang indah. Agar ia menjadi Cinderella.” “Bagaimana jika ia malah menjajakan hadiahku atas nama citacita?” “Wahai Yang Maha Bijaksana, hamba tak terpikir tentang itu.” Malaikat itu menunduk. Ia bisa melihat embun yang menempel di hijau daun, hijau rumput, dan hijau lumut. Sepotong awan menghalangi tatapannya. “Tuhan, manusia adalah makhluk yang ragu.” “Aku tahu. Percayalah, aku sudah memberinya sesuatu.” Matahari terbit. Cahaya menembus celah-celah langit, cabang beringin, dan lubang ventilasi rumah. Begitulah aku membayangkan saat-saat sebelum aku tercipta. Ada sesuatu untukku di dunia ini. Sesuatu yang tak kumengerti. *** Kurasa tak ada manusia yang mau menghitung beras. Sebutir demi sebutir. Itu sebabnya orang menciptakan satuan kilogram. Begitu pula orang tak sanggup menghitung waktu hingga menciptakan hari. Namun bahkan hari menjadi sesuatu yang sulit dijalani tanpa mimpi. Sayang, mimpiku terlalu besar. Aku mau menukarnya dengan siapapun. Biarkan dia memberiku mimpi yang lebih sederhana misalnya sebuah kematian. Tapi kenyataan telah melelang begitu banyak harapan. Nyaris tak ada yang tersisa bagi orang sepertiku. Sebab dalam dunia yang dibuat begitu sempurna, tak ada ruang untuk cacat cela. Bapak masih sibuk menggali makam. Aku melihatnya dengan tatapan jenuh. Peluhnya berceceran terserap tanah menjadi air yang kelak akan menjadi hujan. Bapak sudah sibuk dari pagi. Entah berapa orang mati hari ini. Kepalaku sering sakit jadi Bapak mendudukkanku di tempat teduh. Sejak tiga bulan lalu, kepalaku terus berdenyut-denyut. Aku kadang khawatir ia akan pecah. Bapak menoleh. Ia menyeringai. Belakangan dia agak aneh. Seringkali dia tersenyum tapi matanya berkaca-kaca. Ia dan ibu memelukku erat tanpa sebab yang jelas. Kadang

kudengar jantung mereka berdetak cepat berselang-seling. Kadang air mata mereka jatuh ke belahan rambutku. Hangat. Meresahkan. Tapi pagi ini semua menjadi jelas saat ibu memintaku mengambil sisir di kamarnya. Aku berjalan terseret-seret. Tiba-tiba kaki yang kujadikan penopang tersandung kaki lemari. Aku tersungkur. Ibu tak mendengar. Mataku menatap lurus ke sebuah kertas di bawah lemari. Dug dug dug. Mungkin hanya sebuah sampah. Mungkin sebuah catatan belanja. Atau lebih mungkin catatan hutang. Dug dug dug dug. Di bagian atas, ada nama rumah sakit tempat aku diperiksa tiga bulan lalu. Aku tak mengerti sebagian besar tulisannya. Hanya kalimat terakhir: Hidupnya tinggal 6 bulan lagi. *** Bapak menghampiriku. Pekerjaannya selesai. Mayat sudah dibaringkan dalam kubur. Seorang pria lagi pulang ke dunia yang sunyi atau riuh rendah. Kita hanya bisa menerka-nerka. Sebab tak ada yang pernah menempelkan telinga di tanah dengan tubuh terbaring miring dan dua kapas di telinga. Seperti orang mati. Aku menautkan dagu di bahu bapak saat ia menggendongku. Mataku menatap nisan yang tertinggal di belakang. Bunga berwarnawarni ditabur. Perempuan menangis tersedu-sedu. Ingus meleleh ke bibirnya yang merah bengkak. Tak seorang pun yang mengulurkannya saputangan. Aku menatap matanya yang sembab hingga tertutup pucuk kamboja. Sore itu setelah pulang dari makam, abang membawaku melihat layang-layang. Langit abu-abu. Ekor layang-layang bergerak kaku. “Bang, siapa yang menguburkan kalau aku mati?” Dia mengernyit. Alisnya terangkat. Aku seolah melihat kembaran bapak. “Hush! Kebanyakan mengkhayal kamu!” Lalu ia memandang jauh seakan menembus awan dan melihat Tuhan. Entah apa yang Tuhan katakan padanya. Aku tak berani bertanya apalagi menyuruh dia meminta sebuah ajal untukku. []


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.