ribun Kota
2
Banjarmasin Post RABU 24 APRIL 2013
Ilyas Selalu Tanya Uang Jasa Sidang Dugaan Gratifikasi di Distamben Tala BANJARMASIN, BPOST Sidang kasus dugaan pencucian uang senilai Rp 2 miliar pada 2008 di Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Tanahlaut (Tala), terungkap tentang uang jasa dari pengusaha. Seperti yang terjadi pada sidang lanjutan dengan terdakwa Badaruddin, pada agenda pemeriksaan terdakwa, Selasa (23/4) sore. Mantan Kepala Bidang (Kabid) Pertambangan Distamben Tala, mengungkapkan, atasanya, M Ilyas, selalu mempertanyakan ‘lampiran’ atau ‘peluru’ setiap ada yang mengurus izin. “Setiap ada pengurusan izin pertambangan dari pengusaha, Ilyas selalu tanya ada lampirannya atau pelurunya tidak,” ujarnya menirukan ucapan M Ilyas, mantan Kadistamben Tala. Disambar hakim dengan pertanyaan arti dari lampiran atau peluru, dijawab terdakwa kalau yang dimaksud adalah uang jasa. “Yang dimaksud uang jasa,” cetus terdakwa. Kalau ada uang jasa, sambung terdakwa, dengan cepat dan lancar mengurus dan menandatangani perizinan. “Namun jika tidak ada, saya diminta untuk menghubungi pengusaha agar minta disediakan peluru itu,” sebut terdakwa di depan hakim Tongani, Dana Hanura dan Mardiantos. Karena mendapat perintah atasan, dirinya langsung melaksanakan saja. “Saya ini hanya memproses saja. Sementara, persetujuannya dari atasan,” selanya, seraya menambahkan dirinya hanya menjadi bagian sistem karena ada perintah atasan. Terkait blangko kosong namun sudah ditandatangani
“Untuk perizinan pertambangan, mulai dari Rp 25 juta sampai Rp 80 juta. Mengurus SKAB, mulai Rp 100 ribu sampai Rp 9 juta” BADARUDIN mantan Kabid Distamben Tala
Kadistamben untuk mengeluarkan surat keterangan asal barang (SKAB), juga atas perintah Ilyas. “SKAB itu ditandatangani Ilyas dulu, baru saya paraf sebagai syarat bahwa SKAB sudah bisa keluar,” tambah dia. Kalau pada sidang sebelumnya, yang menghadirkan M Ilyas sebagai terdakwa, dikatakannya, blangko kosong akan ditandatangani setelah ada paraf dari terdakwa Badaruddin. Selanjutnya, terdakwa Badaruddin juga buka-bukaan soal pemberian uang jasa dalam pengurusan royalti, SKAB dan pembayaran lain dari pengusaha. Jumlahnya bervariasi. “Untuk perizinan pertambangan, mulai dari Rp 25 juta sampai Rp 80 juta. Mengurus SKAB, mulai Rp 100 ribu hingga Rp 9 juta. Uang itu dibagibagi jika urusan SKAB sudah selesai,” imbuh Badarudin, seraya mengakui pula secara keseluruhan total uang yang diterima Rp 500 juta lebih. Uang hasil pemberian dan hadiah pengusaha itu, lanjut Badarudin, dimanfaatkan d-
irinya untuk membeli dua buah rumah. Salah satunya, di kawasan Bunyamin Resident. Lalu, beli Toyota Rush, motor Spin dan Beat. Menurutnya, praktik pembagian dan pemberian uang jasa oleh pengusaha, sudah ada sejak dulu. “Sebelum saya di Distamben, sudah ada. Jadi, saya melanjutkan tradisi saja,” terang dia. Saat sidang yang berlangsung sekitar empat jam, tak ada satupun keluarga atau teman Badaruddin yang turut hadir. Mengenakan kemeja lengan panjang warna putih dan celana hitam, ia cukup tenang dan lancar ketika menjawab pertanyaan yang dilontarkan majelis hakim, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan juga kuasa hukumnya. sendiri. Terkait soal lima rekening pribadi yang menjadi penampung uang dari pengusaha, Badaruddin berkilah, itu hanya titipan dan langsung kembali disetorkan ke kas daerah dan negara. “Terus terang, SDM pengusaha banyak yang kurang. Mereka tidak mengerti prosedur pembayaran dengan benar, sehingga menitipakan ke bendahara penerimaan,” lanjut dia. Setahunya, hanya ada tiga perusahaan batu bara yang mampu membayar sendiri kewajibannya secara langsung ke kas daerah dan negara. Mengenai rekening istri, yaitu Rodiyah, yang juga dipakai untuk penampungan uang dari pengusaha, itu atas permintaan dirinya. “Memang saya yang meminta. Sebab ada juga pengusaha yang ingin mengirim melalui Bank Mandiri. Kebetulan, istri saya memiliki rekening bank itu,” cetusnya. (arl)
Warga Balangan Rela Nginap di Hotel BUMN-Aparat Kelurahan di Batola Siap Ikut BANJARMASIN, BPOST - Rahmadi rela jauhjauh datang dari Balangan ke Banjarmasin hanya untuk mendaftar sebagai peserta jalan sehat Paramex Melangkah Bersama Tribun 2013 yang digelar Minggu (5/5) nanti. “Saya mendaftarkan tiga kupon sekaligus untuk saya, istri dan anak,” ujar pria yang mengendarai mobil pribadi ini, saat mendaftar di stand pendaftaran halaman kantor Banjarmasin Post Group, Selasa (23/4). Rahmadi mengaku ikut jalan sehat hanya untuk refreshing membawa keluarga ke Banjarmasin. “Daripada jalan-jalan tidak karuan, lebih baik ikut jalan sehat. Siapa tahu ada rezeki dapat hadiah,” kata dia.Rencananya, saat Sabtu (4/ 5) nanti, akan berangkat dari Balangan ke Banjarmasin. “Kami akan tidur di hotel, subuhnya ikut jalan,” tandas dia. Warga Bumi Sanggam lain yang ikut jalan sehat adalah keluarga Dody Rahmad. Ia juga mengendarai mobil pribadi untuk mendatangi stand pendaftaran khusus wilayah Banjarmasin, lalu membayar empat kupon. Sementara itu, setelah sejumlah SKPD dan BUMD di Batola ikut mendaftar, giliran BUMN
di sana yang menyusul. Manajer PLN Cabang Marabahan, Winardi, mengatakan, siap bersama jajarannya untuk mengikuti jalan sehat nanti. Tidak ketinggalan, jajaran Dinas Pendapatan Batola dan Dinas Transmigrasi Batola pun sama. Menarik lagi, pegawai Kantor Kecamatan Alalak bergabung dengan aparat Kantor Kelurahan Handil Bakti akan ikut meramaikan jalan sehat berhadiah utama rumah tipe 40 di Cluster Flamboyan Kota Citra Graha, Banjarbaru, dan dua Toyota Etios itu. Seperti diketahui, untuk bisa menjadi peserta jalan sehat Paramex Melangkah Bersama Tribun 2013, peserta diminta membayar Rp 75 ribu. Biaya tersebut sudah termasuk mendapatkan baju kaus, snack dan berlangganan Metro Banjar selama satu bulan.ini. Acara ini didukung Kota Citra Graha, Wira Toyota, HapeWorld, UFO Banjarmasin, Gadget Mart, Yamin Bangun Mandiri, Larutan Penyegar Cap Badak, Bank Bukopin, TVS, PT PLN Persero, Banjar TV, Kompas TV dan Mirai Ocha. (arl/don)
Norhasan Siapkan Rp 40 Juta Satu Lanting Upaya Mendukung Pariwisata di Pasar Terapung BANJARMASIN, BPOST Hampir setiap minggu masyarakat ‘menyerbu’ Pasar Terapung di Piere Tendean Banjarmasin. Cukup banyak warga dan turis lokal hingga mancanegera yang datang, membuat lanting yang ade masih belum mencukupi. “Sekarang ini kami menyediakan lima lanting, terdiri dari tiga lanting biasa, satu warung lanting dan satu rumah lanting. Tapi masih belum mencukupi,” papar Norhasan, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Kadisparbudpora) Banjarmasin, Selasa (23/ 4).
2404/B02
Menurut dia, lanting-lanting tersebut dipergunakan pengunjung sebagai jembatan untuk transaksi jual beli maupun tempat beristirahat. Malah, lanting rumah bisa dipergunakan menginap buat turis lokal maupun asing bila ingin menginap. Ia jelaskan, para pengunjung yang datang begitu antusias sehingga lima lanting tersebut perlu ditambah lagi guna menunjang transaksi di Pasar Terapung. Rencananya, menambah lima lanting lagi. “Satu lanting, sesuai standar operasional Prosedur (SOP) konsultan, biayanya mencapai Rp 40 juta,” jelasnya.
Menurut Hasan, pembuatan lanting ini dilakukan sejak Februari 2013 dan tidak ada kaitan dengan kedatangan Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, Rabu (17/4), yang meresmikan bedah rumah di Alalak, Banjarmasin. “Memang ada wacana Menteri Sosial mau menginap di lanting. Ternyata dibatalkan. Namun kami membikin lanting sejak jauh-jauh hari dan bertujuan untuk mendukung kegiatan pasar terapung,” tegasnya. Selain menambah lanting, kata Norhasan, juga akan melebarkan dermaga dari 30 meter jadi 85 meter. (ful)
BANJARMASIN POST GROUP/KHAIRIL RAHIM
SIDANG - Badaruddin (tengah) dalam sidang perkara dugaan gratifikasi dan pencucian uang di Distamben Tanahlaut, Selasa (23/4).