Laporan Tahunan the Wahid Institute 2008

Page 43

2. Kekerasan Berbasis Agama Dalam pemantauan The Wahid Institute selama satu tahun ini, kasus-kasus kekerasan atas nama atau berbasis agama menjadi ancaman yang sangat serius bagi kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Bagaimana tidak, kasus-kasus kekerasan tersebut begitu nyata dipertontonkan dan terus digunakan oleh kelompok orang yang tidak menginginkan semangat toleransi di masyarakat tumbuh dengan baik. Dan kelompok pelaku kekerasan ini tidak saja dalam wujud masyarakat sipil, tetapi juga dalam wujud negara karena ketidakmampuannya mencegah dan menindak pelaku kekerasan sehingga terjadi pembiaran yang terus-menerus. Mereka tidak saja melakukan kekerasan fisik yang berakibat kerugian materil tetapi juga dalam bentuk kekerasan psikis yang menimbulkan trauma dan ketakutan bagi para korban. Sejauh pemantauan The Wahid Institute, tahun ini tidak kurang dari 54 kasus kekerasan atau ancaman kekerasan bernuansa agama yang terjadi hampir setiap bulan di berbagai daerah. Jika melihat latar belakang berbagai peristiwa kekerasan atas nama agama yang terjadi pada tahun ini, sebagian muncul karena adanya penyesatan terhadap seseorang atau sekelompok orang yang tidak bisa dituntaskan secara damai. Kasus kekerasan terhadap Nur Sahidin di Baros pada bulan Januari misalnya terjadi karena yang bersangkutan disinyalir menyebarkan aliran sesat. Di Kota Mataram, NTB, pada 13 Januari terjadi pembubaran paksa pengajian warga Syi’ah oleh raturan massa muslim setempat. Penyerangan dilakukan warga karena ajaran Syi’ah dianggap menyimpang dari ajaran Islam. Selanjutnya di Kota Medan juga pada bulan Januari terjadi penyerangan terhadap kelompok Satariyah Syahid yang diduga menyebarkan aliran sesat. Bulan Maret, kedamaian di Lombo, NTB kembali terusik dengan meletusnya bentrok antara anggota Majelis Mujahidin Indonesia dengan warga Labuan Haji, Lombok Timur. Bentrokan ini dipicu tindakan saling menyesatkan antara kelompok Islam garis keras yang diwakili MMI dengan warga setempat yang umumnya menganut aliran sunni. Masing-masing pihak merasa benar dan tidak bisa diselesaikan secara damai sehingga meluas menjadi konflik pisik. Konflik ini ternyata meluas dan melahirkan kekerasan berikutnya. Pada Mei, dua tokoh Salafi Lombok yang juga beraliran Islam garis keras diusir dari kampung halamannya setelah rumahnya dilempari batu oleh warga. Peristiwa pengusiran ini bukan dilatarbelakangi pemahaman dan praktek keagamaan yang dianggap sesat oleh masyarakat, tetapi justru sebaliknya karena kedua korban dinilai terlalu gampang memvonis sesat dan bid’ah keyakinan masyarakat setempat, sehingga masyarakat setempat terpancing emosinya. Pada Oktober, tuduhan sesat ini kembali memakan korban. Tempat ritual warga penghayat kepercayaan Sapto Dharmo, bernama Sanggar Candi Busono (SCB) Dusun Perengkembang, Balecatur, Gamping, Sleman Yogyakarta digerudug 30-an massa FPI. Mereka merusak simbolsimbol ajaran Sapto Dharmo, menghancurkan berbagai isi rumah, menyita arsip dan berbagai surat berharga termasuk ATM, mengambil kas sanggar Sapto Dharmo dan memukul seorang pengikut. FPI beralasan, Sapto Dharmo adalah aliran sesat, karena itu harus dihancurkan. Kemudian pada 22 November lalu sekolompok masyarakat berjumlah sekitar 300 orang yang mengatasnamakan dirinya Warga Tanah Beru menyerang tempat Tarekat Naqsabandiyah yang sedang melakukan zikir. Mereka melempari dan merusak tempat berzikir tarekat ini. Satu orang terluka dari pihak Naqsabandiyah, sementara kerusakan materi ditaksir sekitar Rp 20 Juta. Selain berakibat kerugian pisik, kekerasan karena tuduhan menyebar aliran sesat dapat berakibat hilangnya nyawa mereka yang dituduh. Pada April, kekerasan jenis ini terjadi di Palu Sulawesi Tengah. Karena dituduh menyebarkan aliran sesat dan membunuh polisi, Madi ditembak mati aparat Polda Sulawesi Tengah setelah buron selama tiga tahun. Pembunuhan penyebar aliran Kasus-Kasus dan Isu Pluralisme di Indonesia 2008 | 40


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.