Buku Kuliah Lapangan FACADE 2018

Page 8

Kata Pengantar

KATA PENGANTAR Kuliah lapangan Façade ini, terselenggara selama 7 hari kalender yakni dari tanggal 1 – 7 Agustus 2018. Lima hari digunakan untuk berkegiatan kuliah lapangan, dan dua hari digunakan untuk mobilisasi seluruh mahasiswa pulang dan pergi. Hari pertama, kepergian rombongan di bagi atas dua kota yang berbeda, yakni sebagian beragkat ke Semarang dan didampingi dua orang dosen pembimbing, dan sebagian lagi menuju kota Solo, didampingi oleh dua dosen pembimbing juga. Mobilisasi peserta kuliah lapangan, untuk selanjutnya akan disebut ‘kulap’, biasanya membutuhkan waktu 1 hari penuh untuk pulang dan pergi mengingat jumlah mahasiswa yang berangkat cukup besar berkisar 100 orang, dan yang paling sulit dalam memobilisasi ini adalah masalah transportasi, di mana peserta seringkali berangkat dan pulang tidak dalam satu transportasi yang sama bahkan tidak dalam satu waktu yang sama, dan bahkan dari tempat/ kota yang berbeda-beda. Hal ini terjadi dikarenakan masalah harga tiket yang mahal, sehingga transportasi harus dipecah-pecah untuk memudahkan mobilisasi. Selain itu, dikarenakan waktu kulap diadakan pada saat libur semesteran, sehingga sebagian mahasiswa ada yang langsung berangkat dari kota asalnya menuju lokasi survai yang ditetapkan.

Persiapan yang dilakukan oleh seluruh siswa, bukanlah pekerjaan yang main-main, membutuhkan keseriusan dan tekad yang besar untuk dapat menyelenggarakan kuliah lapangan pada tiga buah kota yang berbeda, yakni kota Semarang, Solo dan kemudian bertemu di kota Yogyakarta. Persiapan mahasiswa bukan saja meliputi pembuatan buku panduan, mengikuti pembekalan, namun juga sampai mencari sponsorship bagi kegiatan kulap. Keseriusan mahasiswa ini patut diapresiasi tinggi mengingat kulap di Prodi Arsitektur ITB tidak memiliki sks dan berdiri lepas sebagai satu kegiatan utuh yakni dari, oleh dan untuk mahasiswa. Sedari awal, persiapan juga meliputi pemilihan dan pemilahan objek amatan, yakni objek-objek arsitektur vernakular dan berbagai objek arsitektur kontemporer termasuk objek-objek hasil karya arsitek yang terbangun serta mendapat penghargaan maupun apresiasi luas dari masyarakat di tiga kota tersebut. Tidak berhenti dan selesai menetapkan objek kulap, namun masih dilanjutkan melakukan kontak-kontak dan perijinan keberbagai objek amatan kulap yang telah dipilih tersebut. Hal ini semua dilakukan di sela-sela kesibukan mahasiswa mengikuti kuliah, berkegiatan studio, dan segudang aktivitas lainnya. Hari ke dua, adalah hari kulap di dua kota yakni Semarang dan Solo dengan objek amatan antara lain meliputi Kota Lama Semarang, Lawang Sewu (bangunan-bangunan Kolonial Belanda), Sam Poo Kong, Mesastilla Resort, Amanjiwo Resort, dan untuk kota Solo meliputi Pasar Gede (kota tua), Kasunanan Solo, Kampung Laweyan, Revitalisasi Pabrik Colomadu. Dan pada sore hari seluruh rombongan dari dua kota tersebut berangkat menuju kota Yogyakarta. Pada hari ke tiga sampai ke 6, selama 4 (empat) hari mahasiwa melakukan kegiatan objek amatan di Yogyakarta antara lain meliputi Cemeti Art House karya Eko Prawoto, Tembi Rumah Budaya karya Pak Pradipto, Kota Baru, Kampung Kali Code, Pakualaman, Gunungketur, Observasi ke Jeron Beteng (Kauman), dan tak lupa kawasan yang terkenal yakni Kawasan Malioboro (Pajeksan, Gandekan, Ketandan), dll. Semua perekaman objek-objek amatan dilakukan dalam bentuk foto, wawancara, sketsa, pengukuran bangunan dan juga narasi dari setiap objek amatan.

viii


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.