TRIBUN LAMPUNG - 24 JANUARY 2010

Page 16

cmyk

Hilangkan Imej Motor Penjambret INGIN menghilangkan imej jelek yang melekat pada motor RX King’s, menjadi alasan utama terbentuknya komunitas Yamaha King’s Club Lampung (YKCL). Pasalnya, motor RX King’s indentik dengan tunggangan penjambret atau yang berbau negatif.

Tribun Lampung Diggers = Dina dan Burger WAROENG Diggers (WD) sudah dikenal masyarakat Bandar Lampung sejak pertama kali berdiri sampai saat ini. Apa arti sebenarnya dari Waroeng Diggers yang akhirnya dipakai sebagai nama cafe yang dikelola Dina Arfianti ini? Dina menjelaskan, nama Diggers berasal dari inisial namanya sendiri Dina dan burger. Agar terlihat sedikit catchy disingkat menjadi Diggers. Burger dipilih karena itulah jenis usaha pertama yang dijalankan Dina. “Sedangkan Waroeng, hanya simbol saja yang sengaja menggunakan ejaan lama. Nama cafe itu sendiri diberi oleh dokter hewan yang mengurusi perusahaan peternakan yang dikelola ayah saya,” ujar Dina. Dina mengatakan, kepopuleran WD di kalangan anak muda di antaranya karena sering mengadakan event musik. Rachmad Basuki, suami Dina, adalah

orang dibalik layar yang pertama kali memberikan ide WD pelu membuat event musik. “Saya ingat banget, pertama kali bikin event musik temanya Deep Purple Night tahun 1999. Saya mengundang beberapa musisi Indonesia nge-jam bareng membawakan lagu-lagu dari band Deep Purple,” kata Rachmad. Pria yang akrab dipanggil Uki ini menerangkan, harga tiket masuk untuk pengunjung Rp 50 ribu. Namun, Uki kaget karena hanya sedikit pengunjung yang hadir. Selidik punya selidik, ternyata faktor harga tiket yang menjadi penyebabnya. “Saya menetapkan harga tiket karena mengacu pada standar Jakarta. Ternyata di Bandar Lampung harganya dinilai terlalu mahal,” ungkap Uki tersenyum. Belajar dari pengalaman, WD mencoba mengikuti selera dan daya jangkau

ekonomi masyarakat. Selanjutnya berbagai macam acara musik sering digelar di cafe yang terletak di Jalan Way Sungkai Pahoman ini.

STRATEGIjemput bola kepada relasi perusahaan atau pengunjung yang sudah lama tidak datang ke Waroeng Diggers (WD) kerap dilakukan Dina. Hal itu dilakukan demi membina hubungan baik yang sudah terjalin sejak lama. “Kebetulan saya menyimpan nomor telepon relasi dan pengunjung setia Diggers. Misalkan kami lihat pengunjung itu sudah lama tidak datang ke cafe, kami contact. Sekadar menyapa dan mengajaknya datang ke Diggers lagi,” tutur Dina. Selain itu, Dina tidak segansegan mengundang pengunjung atau relasi yang ingin memesan tempat untuk suatu acara khusus. “Sebelum cocok deal harga, saya undang dulu pengunjung yang mau pesan tempat untuk suatu acara khusus, sekadar menikmati

Nikmati Diggers Combo Ditemani Angin Laut

Waroeng Diggers Jl Way Sungkai, Komplek Besi Baja, Pahoman, Bandar Lampung Telp: 0721-472164, 7413314 Buka: Senin-Jumat Minggu: 11.00 - 23.00 WIB Sabtu: 11.00 - 24.00 WIB

Fasilitas = Cafe bersuasana open air = Live Music: Senin - Sabtu : 12.00-16.00 WIB khusus Jumat : 13.00-16.00 WIB = Free Wi-Fi GRAFIS:TRIBUN LAMPUNG/SAPTO

menu yang ada secara gratis. Setelah deal soal harga dan acara sukses digelar, pengunjung yang memesan tempat di Diggers akan diberi menu gratis lainnya yang belum dicoba untuk dibawa pulang ke rumah. Itu sebagai bentuk terima kasih kami” kata Dina. WD juga siap menggelar resepsi pernikahan jika memang ada yang tertarik. Tapi untuk kapasitas tamu undangan memang dibatasi makimal 700 orang. Pasalnya, area parkir yang terbatas menjadi kendala utama. Dina mengaku telah empat kali menggelar acara resepsi pernikahan di WD. “Sebagian besar suka dengan lokasi di WD. Selain bisa melihat pemandangan laut, menu yang disediakan sesuai standar untuk acara resepsi pernikahan,” ujarnya.(tin)

MINGGU, 24 JANUARI 2010 | HALAMAN 16

TRIBUN LAMPUNG/MARZULI ARI WIBOWO

“Rif, Sheila On Seven, Letto, Nurul Arifin, dan masih banyak lagi artis dan musisi ibukota pernah manggung di Diggers. Kami juga menggelar DJ performance dengan mengundang DJ dari Jakarta. Boleh dikatakan, kami menjadi pioneer di Bandar Lampung,” jelas Uki. Tidak hanya acara musik, event spesial seperti Valentine’s Day, ulang tahun Diggers sampai perayaan malam tahun baru rutin diadakan setiap tahun. WD juga beberapa fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung, seperti free wifi dan live music setiap hari.(tin)

TRIBUN LAMPUNG/MARZULI ARI WIBOWO

Jemput Bola ke Pengunjung

BACA HALAMAN 14

MENJALANKAN usaha cafe sampai mampu bertahan hampir dua belas tahun bukanlah hal yang mudah, terlebih dengan maraknya cafecafe baru bermunculan di Bandar Lampung. Namun, hal itu tidak membuat Waroeng Diggers (WD) kehilangan pelanggan ataupun mengalami kemunduran. “Mampu bertahan sampai saat ini adalah buah dari komitmen kami sejak WD didirikan. Sejak cafe ini berdiri tahun 1998, semua dimulai dari nol, dari warung biasa dengan menu

di kalangan anak-anak muda. Selain menjadi tempat favorit menghabiskan waktu, menu favorit di WD, antara lain Daging Gebuk Basah dan Diggers Combo juga menggoyang lidah pengunjung. Selain itu, menu makanan ringan dari harga mulai Rp 10 ribu sampai pilihan paket makanan lainnya semakin membuat pengunjung lebih. Sebagai ciri khas, Dina mendesain bangunan dengan nuansa bambu dengan konsep area terbuka. “Konsep bangunan sih sengaja gak mau yang terlalu kaku dan eksklusif, agar semua golongan bisa datang tanpa merasa segan. Suasana open air dimana pengunjung bisa menikmati langsung hembusan angin dan menatap laut menjadi pilihan yang tepat,” katanya. Dina menambahkan, keunggulan lokasi yang bisa melihat langsung laut membawa nilai tersendiri. Siang ataupun malam datang ke WD tetap saja bisa menikmati pemandangan laut dari kejauhan. “Cafe paling ramai dikunjungi setiap malam minggu. Pengunjung biasanya mengincar tempat duduk favorit. Bahkan, ada pengunjung yang rela menunggu ataupun duduk di kursi lain di daerah atas sambil mengincar tempat duduk favoritnya,” terang Dina.(tin)

terbatas sampai berbentuk permanen dengan tambahan variasi tambahan menu. Tidak lupa juga karena kepercayaan pelanggan setia kami,” ujar Dina Arfianti, pemilik Waroeng Diggers. Dina menuturkan, sebelum WD berdiri, dia membuka usaha gerobak burger dan dijajajakan di beberapa Sekolah Dasar (SD) di Bandar Lampung. Kala itu, belum ada pedagang makanan yang memiliki ide berjualan burger di sekolah-sekolah. Berangkat dari usaha tersebut, tercetus ide di benak Dina untuk mengembangkan usaha burgernya dalam bentuk cafe kecil-kecilan. Berbekal modal enam juta rupiah, akhirnya WD didirikan 11 April 1998. Pisang, roti, jagung bakar, indomie telur kornet (internet) dan nasi goreng adalah menumenu awal yang ditawarkan WD. Bangunan pun seadanya memanfaatkan kayu dan pohon kelapa yang ada di sekitar daerah tersebut. Tapi lokasinya sangat nyaman sebagai tempat nongkrong, karena langsung bisa menatap laut. “Konsep cafe yang unik mengundang orang-orang untuk datang kesini (Diggers), terutama anak muda. Saat itu, tempat nongkrong di Bandar Lampung masih sedikit,” jelas Dina. Lambat laun, WD dikenal luas

Pulang Kampung demi Keluarga SELEP AS lulus kuliah di SELEPAS Akademi Pariwisata Trisakti Jakarta, Dina melanjutkan studi menempuh strata satu di Danton Texas, Amerika Seriakt. Namun, baru tiga setengah bulan di negeri Paman Sam, dia buru-buru pulang ke Bandar Lampung karena ayahnya meninggal dunia. “Ketika ayah saya meninggal dunia, secara mental kami belum siap, adik-adik saya juga masih sekolah. Masalah ekonomi yang membuat saya memutuskan pulang kampung demi keluarga dan melanjutkan usaha ayah saya di bidang peternakan ayam,” kata Dina. Meskipun tidak mempunyai pengalaman dalam peternakan ayam, Dina mencoba bertahan. Namun apa daya, krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 membawa imbas terhadap usaha ternak ayam keluarganya. “Pakan ternak waktu itu ikut melonjak naik karena krisis ekonomi. Omzet usaha juga menurun drastis, meski belum dikatakan bangkrut. Tapi dampak untuk perekonomian di keluarga saya sangat terasa, saya harus mencari cara dengan membuka usaha sampingan,” lanjut Dina. Memanfaatkan ilmu yang didapat saat kuliah, Dina berinisiatif membuka usaha burger. Alasannya, saat itu di Bandar Lampung belum ada penjual yang menjajakan jenis makanan tersebut. Sebagai langkah awal, Dina menggunakan enam gerobak untuk dijajakan di beberapa sekolah dasar. Dia memperkerjakan enam pegawai untuk

berjualan burger setiap harinya. Ide yang dicetusnya itu ternyata membuahkan hasil. Banyak pelajar yang suka dengan burger atau jajanan lain seperti pizza dan hotdog. “Harga burger, pizza, hotdog waktu itu saya jual hanya Rp 2 ribu, cukup murah dan terjangkau untuk pelajar SD. Setelah beberapa bulan jualan burger dan mendatangkan untung, baru ada niat mengembangkan usaha yang skalanya lebih besar, yaitu cafe, meski hanya kecil-kecilan,” aku Dina.

Waroeng Diggers (WD) yang dikelola Dina pun berkembang pesat. Selain meraih untung besar, Dina juga merasa enjoy, karena mempunyai banyak teman baru, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa sampai pekerja. Namun, ketika cafe-cafe baru mulai marak, pelanggan WD mulai berkurang. Imbasnya, pendapatan WD pun mengalami penurunan. “Saya jadi mempunyai bekal pengalaman untuk menjalankan usaha, harus siap dengan segala sesuatu, baik (tin) atau buruk,” pungkas Dina.(tin)

biofile Nama: Dina Arfianti WN TTL: Tanjungkarang, 28 Juli 1973 Alamat: Jl Way Ngison, Pahoman, Bandar Lampung Suami: Rachmad Basuki Anak: Dery Remmy Lardo Deandra Lauradina Pendidikan: Akademi Pariwisata Trisakti Jakarta (1992-1995) TRIBUN LAMPUNG/MARZULI ARI WIBOWO

Cream DagingGebuk Basah IceGoreng Harga: Rp 37.500 Bahan = 200 gr daging has dalam / luar = 10 buah cabai rawit = 4 siung baang merah = cuka secukupnya = saus barbeque secukupnya = gula pasir secukupnya = garam seckupnya = micin seckupnya = 2 sdm air panas Cara membuat = daging digebuk hingga empuk = olesi daging dengan saus barbeque, mentega = bakar hingga mengkilap dan matang= buat bumbu saus dengan bahan, gula, garam, micim, cuka secukupnya, tambahan sedikit air panas= aduk seperti membuat acar= masukkan potongan rawit dan bawang merah ditambah 1sdm mentega cair = daging yang sudah dibakar disiram dengan mentega= saus yang sudah dibuat disajikan dengan tambahan kentang goreng dan salad.(tin)

Harga: Rp 18.500 (untuk 2 orang) Bahan = Roti panggang (hot dog) = susu cokelat dan putih secukupnya = tepung terigu secukupnya = 1 butir telur = keju yang sudah diparut secukupnya = 3 scoop ice cream = minyak goreng secukupnya Cara membuat = roti dilubangi dan dimasukkan ice cream ke dalam roti= lumuri roti dengan telur yang sudah dikocok dan tepung= goreng sebentar roti tersebut sampai matang= tuangi roti yang sudah digoreng dengan susu = taburi dengan keju yang sudah diparut.(tin)

Diggers Combo Harga: Rp 37.500 (untuk 5 orang) Bahan = 200 gr daging ayam dada, difikket sebesar telunjuk = kentang dipotong panjang secukupnya = bawang bombay dipotong bulat dan agak tebal = minyak makan secukupnya untuk proses penggorengan= 6 sdm tepung terigu = bumbu masako rasa ayam, dicampur jadi satu dengan tepung =1 butir telur, dikocok hingga rata

Cara membuat = Ayam yang sudah difillet, kentang, bawang bombay dimasukkan ke telur yang sudah dikocok= masukkan tepung terigu dan digoreng hingga matang= sajikan dengan tambahan mayonaise dan sambal.(tin) GRAFIS:TRIBUN LAMPUNG/SAPTO

cmyk

FOTO:MARZULI


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.