CMYK
ribun Jogja MINGGU LEGI 14 SEPTEMBER 2014
HALAMAN 13
Hasil Kerja Keras Begundal Clan
P
ATUT diakui bahwa geliat musik dan budaya hip hop di Yogyakarta semakin pesat perkembangannya. Tidak hanya musik, namun elemen-elemennya pun ikut semarak seperti, graffiti, fashion, dan sebagainnya. Satu nama yang patut diperhitungkan di ranah skena hip hop adalah Begundal Clan. Group Rap asal Yogyakarta ini beranggotakan delapan mc/rapper, dan satu DJ/ Turntablist. Kelompok ini dibentuk sejak 9 Desember 2010 lalu. Begundal Clan adalah Destroyer01, Arari, Secknoristo, Dirtybastard, Ghelava, X-Jerico, Donchalivah, Loudlow Gempil, dan DJ Zwinkle. Pada 20 Agustus kemarin salah satu group hip hop dari HELLHOUSE Records ini akhirnya merilis album perdananya tanggal. Pada acara meriah yang digelar di Jogja National Museum ini juga di meriahkan oleh banyak dedengkot Group Rap dari Yogyakarta, Surabaya, dan Malang seperti, Jahanam, Rotra, D.P.M.B, Mlethodman, NOK37, Bloccalito,
■ TWITTER ■ Facebook ■ IG ■ YOUTUBE
Saintsrow, Slam Harder, Rokatenda, Boosdoenoer, Wes’D, dan lainnya. Album bertajuk Dirty As Begundal (D.A.B) ini menjadi buah hasil dari kerja keras dan semangat mereka dalam bermusik selama empat tahun terakhir. Untuk urusan beat dan musik di beberapa track, album tersebut juga melibatkan beberapa produser handal seperti Donnero (D.P.M.B), Balance Ngilazbeat (JHF), Lacos (HELLHOUSE). Dirtybastard seorang MC Begundal Clan mengatakan bahwa meski dalam perorangan punya influence musik, dan karakter rap masingmasing, tapi secara keutuhan kelompok ini mengusung musik seperti Wu Tang Clan, KRS-One, dan musik rap lainnya yang bergenre oldskool funk. Sebelum Begundal Clan dibentuk, beberapa personel sudah memiliki grup rap masing, dengan genre yang berbeda-beda. “Kebetulan kita satu tongkrongan, dan salah satu dari kita ada yang mengeluarkan unek-unek dan idenya untuk membuat satu proyekan iseng, bukan group rap sih, tapi Clan, dan seiring
: : : :
berjalannya waktu kita sudah klop dan akhirnya diputuskan buat ngelajutin Begundal menjadi grup rap,” tukas Dirtybastard. Lewat Begundal Clan, mereka ingin menyampaikan sedikit tentang apa yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. “Kita ingin nunjukin ke orang-orang tentang real hip hop dan kesolidan antara personil, dan kesetian terhadap grup kita biar lebih maju,” tambah DestroyerOne. Dirtybastard dan DestroyerOne bercerita tentang makna dibalik lirik lagu mereka yang terdapat di album Dirty As Begundal (D.A.B). Pada lagu ‘Berbahaya’ mereka bercerita bahwa di setiap hal yang dilakukan itu ada sesuatu yang berbahaya, entah orang di sekeliling, bahkan mungkin teman dekat, karena harus tetap waspada. Lagu berjudul ‘Danger Player’ berpesan agar seseorang haruslah jadi orang yang berbahaya, karena menurut Begundal Clan dalam hidup ini siapa yang lemah, dia yang dimangsa. Lagu ‘Perang Dingin’ menceritakan bahwa dalam kehidupan nyata, pasti ada di antara teman yang sirik
dan tidak suka jika kita lebih maju, karenanya ada yang saling sindir dan omongan di belakang. “Ketika ketemu mungkin biasa saja, tapi ketika di belakang saling menjelekkan dan terjadilah perang dingin,” jelas Rio DestroyerOne. Meski sudah pernah tampil di banyak tempat, baik di luar kota, bahkan di luar pulau, namun menurut mereka yang paling bekesan adalah saat tampil di acara launching album kemarin. “Rasanya merinding karena sudah dari tahun 2010, akhirnya yang kita bangun sama-sama, menghasilkan sebuah album juga..he..he..he,” ujar DirtyBastard. Setelah rilisnya album perdana mereka, Begundal Rencana ingin membangun Hellhouse Studio Record bersama kawan kawan yang lain. Hal tersebut dianggap penting karena studio tersebut bakal membantu dan memfasilitasi mereka untuk sharing dan membuat karya baru. “Semoga musik hip hop tetap mem-booming terus di dunia, long live hip hop music, hip hop we dont stop!!!!” tegas Begundal Clan. (rap)
Konser Pulang ke Jogja Suguhkan Aliran Cadas SEBUAH Konser Musik ‘Pulang ke Jogja’ digelar pada rangkaian Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 26, Minggu malam lalu (7/9) di Jogja National Museum. Konser ini menjadi menarik karena menyuguhkan para pemusik indie Yogyakarta beraliran cadas, yang telah menginspirasi musik di kota budaya ini di era 90-an sampai saat ini. Gelaran ini juga sekaligus menjadi ajang reuni para musisi tersebut. Sebagai pembuka acara ini tampil Stereovilla, DOM65, sebuah band bergenre street punk, dan dilanjutkan oleh Seek Six Sick berkolaborasi dengan Ina dari Atret. Mortal Combat band hardcore yang sudah lima tahun vakum, akhirnya kembali unjuk gigi. Konser yang dipenuhi berbagai pecinta musik indie lintas generasi ini ditutup oleh Sabotage. Penampilan Band metal/hardcore ini pun amat ditunggu oleh sebagian
besar penonton, pasalnya ini kali pertama mereka kembali menghibur penggemarnya setelah sekitar 14 tahun beristirahat dari dunia musik. Menurut Ketua Divisi II FKY 26, Ishari Sahida pagelaran musik ini diselenggarakan karena melihat dinamika masyarakat seni Yogyakarta yang progresif. Band, bisa jadi terkenal dalam kurun waktu tertentu, kemudian hilang pada tiga tahun berikutnya. “Padahal tidak sedikit di antara band tersebut yang mempunyai karya bagus dan menginspirasi perkembangan musik Yogyakarta,” ujarnya. Pegiat seni yang lebih dikenal dengan panggilan Ari Wulu menjelaskan karena jumlah band-band seperti ini cukup banyak, maka hanya sebagian bisa ditampilkan. Lewat konser ini, ia mengharapkan terjadi komunikasi antara seniman lama dan baru, sehingga pembelajaran dapat terus berlangsung. (rap)
@BEGUNDALCLAN BEGUNDAL CLAN @begundalclan_official Begundal Clan FOTO: ist/ Ardyan Bagas & Hellhouse