Tribunjogja 10-09-2014

Page 11

tribun buffer 11

RABU P AHING 10 SEPTEMBER 2014 PAHING

Aksi Curang sejak 2009 ketika Bowo Gaplek meminjam dana koperasi melalui Suyoto, saat itu menjabat Sekretaris KPPRI Bangun. Hubungan dekat keduanya membuat peminjaman tak melalui prosedur. Pengurus lain dilewati, kecuali Mashudi, bendahara koperasi. Pinjaman pertama sebanyak Rp 800 juta dengan bunga 0,0225 persen. Tidak jelas untuk apa dana sebesar itu --yang dikumpulkan dari potongan gaji guru-guru se Kota Wonosari-- digunakan. Yang jelas angsuran pengembalian beres, tidak ada masalah. Peminjaman kemudian terulang diikuti pengembalian yang masih lancar. Pada 1 Januari 2010, saldo pinjaman Bowo Gaplek via Suyoto mencapai Rp 1,7 miliar. Pada 4 Januari 2010, Bowo via Suyoto kembali menarik dana pinjaman Rp 500 juta. Pada hari yang sama, dikembalikan Rp 240 juta. Hari berikutnya, 5 Januari 2010 disusulkan pengembalian senilai Rp 260 juta. Peminjaman itu sejak awal dilakukan di bawah tangan, saling tahu sama tahu dan atas dasar kepercayaan semata. Hingga 12 April 2010, saldo pinjaman Bowo yang ditarik melalui Suyoto tercatat Rp 1,196 miliar termasuk bunganya. Sesudah tanggal itu tanda-tanda buruk mulai muncul. Angsuran pengembalian macet. Pengurus koperasi selain Suyoto dan Mashudi mulai curiga. Setelah digelar rapat, baru ketahuan dana simpanan anggota koperasi yang dikumpulkan bertahun-tahun digangsir lewat proses ilegal oleh Bowo Gaplek menggunakan tangan Suyoto, diketahui Mashudi sebagai bendahara. Di depan forum pengurus, Suyoto yang bertetangga dengan Bowo Gaplek, mengakui peran dan proses peminjaman ilegal itu. Begitu

Sambungan Hal. 1

pula Mashudi, bendahara yang mengetahui keluar masuknya uang koperasi. “Dia (Suyoto) mengakui kesalahannya dan mempertanggungjawabkannya. Semua aset sudah diserahkan ke koperasi. Tatkala uang itu tidak kembali, maka aset saudara Suyoto tersebut yang dipakai untuk menyelesaikannya,” ungkap Janusrisman, mantan Ketua I KPRI Bangun. Dicari di rumahnya pekan lalu, Suyoto sedang bepergian. Nomer kontak diperoleh dari anggota keluarganya. Via telepon, Suyoto menghindar menjelaskan duduk perkara masalah ini. “Maaf pak, hari ini saya gak bisa karena ada orangtua teman yang meninggal, dan acara jagong, juga acara di sekolah. Jadi, semua sudah dihandel pengurus. Nuwun,” tulisnya lewat pesan singkat yang diterima Tribun. Sempat ditanya apakah benar ia pernah ditemui oknum perwira dari Mabes Polri, yang berupaya menyelesaikan masalah Bowo Gaplek, Suyoto tak membantah atau mengiyakan. Yang jelas, Suyoto pernah mencabut laporan pengaduan ke Polda DIY terkait kasus ini. Tanah dialihkan Penyelesaian perkara secara kekeluargaan, baik sebelum maupun sesudah Bowo diadukan ke Polda DIY, bukannya tidak pernah dilakukan. Beberapa kali kerabat Bowo Gaplek menemui para pengurus inti KPPRI Bangun. Sesudah kredit diketahui dan macet pengembaliannya, pengurus KPPRI Bangun menagih Bowo Gaplek. Pengusaha mebel dan kontraktor itu menggangsurkan tiga fotokopi sertifikat tanah yang berlokasi di Desa Baleharjo, Wonosari. Namun ia meminta tambahan Rp 600 juta. Sertifikat asli kala itu menurut Bowo masih di bank, dan seminggu kemudian akan diserahkan. Tiga bidang tanah itu masing-

Siap Cabut Wonosari, Senin (8/9). Permintaan mereka, Kasdi diminta mencabut laporan kasus ke Polda DIY. Atas desakan itu, Kasdi bersedia mencabut asal keluarga Bowo bersedia melunasi pinjaman, bunga, dan tambahan total senilai Rp 2,1 miliar. Lobi kuat juga dilakukan ke Suyoto, Sekretaris KPRI Bangun yang jadi medium penting mengucurnya kas koperasi ke Bowo. Desakan itu agaknya berbuah manis ketika Suyoto bersedia mencabut laporan, yang kemudian diralatnya lagi. Macan kertas Di setiap lobi, keluarga Bowo berupaya keras mengakhiri dengan dibuatnya surat pernyataan. Begitu pula jika ditagih pengurus. Namun, dari serangkaian kejadian, di mata Kasdi, surat pernyataan itu cuma macan kertas. “Pernyataan itu tidak ada hasilnya. Keluarga besarnya termasuk keluarga orang-orang kuat dan orang-orang besar. Bahkan ada keluarganya yang mengeluh, dirinya tidak-henti-hentinya membantu Bowo. Kalau belum selesai permasalahnya, berarti itu masih kurang, menurut saya,” katanya. Pengakuan Kasdi yang mengejutkan, saat dirinya mengaku didatangi seorang, yang mengaku dari Mabes Polri. Oknum perwira polisi itu diduga kerabat istri Bowo. Ia meminta Kasdi mencabut laporan ke polisi.

Sambungan Hal. 1 “Saya ditemui familinya (Bowo) dari Mabes. Dia meminta supaya laporan dicabut, namun kami tidak bisa mencabutnya. Kalau hanya minta seperti itu, saya juga susah, karena belum dilunasi. Dia berpangkat AKBP,” tuturnya. Surat lunas Sebelum menemui Kasdi, oknum perwira itu lebih dulu melobi Suyoto sekitar akhir Juli 2014. Hari berikutnya baru menemui Kasdi. Suyoto diajak serta. Di pertemuan itu Kasdi diperlihatkan surat pernyataan berisi pernyataan pelunasan keluarga Bowo terkait pinjaman di KPRI Bangun. “Dia (Suyoto) ditekan keluarga Bowo dengan menawarkan sertifikat tanah yang nilainya jauh dari tanggungjawab Mas Bowo kepada koperasi. Setelah membuat, Pak Suyoto ke sini bersama family Bowo dari Mabes itu,” jelas Kasdi. Tindakan Suyoto yang dapat memperparah keadaan dan dapat menjerumuskan dirinya ke permasalah hukum yang lebih pelik, membuat Kasdi harus melakukan rapat pengurus KPRI Bangun untuk membahas tindakan Suyoto, dengan menghadirkan yang bersangkutan. “Tanpa ditunda, malamnya pengurus dan pengawas KPRI Bangun berkumpul, termasuk Suyoto. Kami akhirnya memerintahkan Suyoto untuk mencabut surat pernyataannya itu. Dia kemudian membuat surat pernyataan yang isinya mencabut surat pernyataan

Cenderung Tindak diberi janji olehnya. Bowo menjanjikan tiga sertifikat tanah kepada Kasdi Siswo Pranoto, untuk mendapatkan uang tambahan Rp 600 juta, dan sekaligus untuk menyelesaikan pinjamannya yang macet dari penjualan tanah yang dijanjikannya. Namun ternyata sertifikat tanah itu telah dijual atau dialihkan nama kepada pihak lain tanpa sepengetahuan Kasdi dan KPRI Bangun Wonosari. Padahal Kasdi dan KPRI Bangun telah berharap ketiga sertifikat tanah itu dapat terima. Namun harapan tersebut tidak terpenuhi, sehingga orang yang memberikan uang dan mendapatkan janji itu terkena penipuan.

Bowo Gaplek juga dapat dikatakan melakukan penipuan karena telah menggunakan barang yang telah digunakan sebagai jaminan utang lama, untuk jaminan utang baru. Sebenarnya, barang yang sudah digunakan untuk utang lama tidak bisa digunakan untuk utang baru. Mengenai tidak dapat mengembalikan pinjaman, Bowo telah melakukan wanprestasi karena tidak bisa mengembalikan pinjaman tersebut. Sementara itu, KPRI Bangun Wonosari perlu menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran ke depan. Pasalnya, para pengurusnya terlalu berani dan dengan mudah percaya melakukan transaksi tanpa

Dicium Bule 1993, terlihat mengenakan busana ketat tanpa lengan, dengan punggung terbuka. Sambil menenteng tas di lengannya, ia merangkul pria yang mengenakan topi terbalik. Cinta memejamkan matanya. Bibirnya yang merah karena lipstik, melempar senyuman. Sementara si pria, yang mengenakan topi terbalik, mencium pipi Cinta. Cinta pun seolah menikmati

masing 499 m2, 573 m2, dan 44 m2. Lokasinya berderet, dan di atasnya berdiri bangunan, antara lain toko mebel di sebelah rumah dinas Kapolres Gunungkidul. Penyelesaian itu dituangkan dalam perjanjian antara Bowo dan pengurus koperasi. Dua pekan setelah perjanjian, pengurus KPRI Bangun memeriksa status dan posisi tiga sertifikat tanah yang dijaminkan di sebuah bank swasta di Wonosari. Betapa terkejutnya mereka. Tiga sertifikat tanah itu ternyata telah dialihkan ke pihak lain. Janusrisman ingat, ketika melihat Bowo menyerahkan fotokopi sertifikat, ia sebenarnya sudah ragu. Tetapi notaris yang hadir mengesahkan akad meyakinkan, tak ada masalah dengan bank. Apalagi ia pun diyakinkan Kasdi Siswo Pranoto, yang berjanji menggelontorkan dana pribadi sebesar Rp 600 juta, guna menambal selisih nilai tanah dan utang Bowo. Masalah kian pelik, karena aset tanah Bowo kabarnya kini dikuasai pihak lain, seorang tokoh politik setempat Bowo sebelumnya berkiprah. Sebelum lompat pagar ke Gerindra, Bowo aktif di PAN, dan menikmati jabatan anggota DPRD DIY melalui Pergantian Antar Waktu (PAW). Kepada wartawan awal pekan lalu, Bowo Gaplek meyakini dirinya tak bersalah. “Ini dinamika politik. Saya meyakini, saya tidak bersalah. Saya harap aparat hukum bersikap netral,” kata Bowo sesudah dilantik sebagai wakil rakyat. Kuasa hukum Bowo, Asman Semendawai, hingga berita ini diturunkan belum merespons upaya konfirmasi dari Tribun. Telepon dan pesan pendek yang dikirim, tidak mendapatkan respon. Kerabat Bowo di rumahnya di Bansari, Kepek, Wonosari, juga memilih diam.(oda/has/ esa)

pencabutan laporan,” urainya. Tak ut tter er tipu akut ertipu Cerita yang sama dituturkan mantan Ketua I KPRI Bangun Wonosari, Janusrisman. Dia mengatakan pernah didatangi utusan Bowo Gaplek. Utusan itu menyerahkan sertifikat tanah seluas 2.800 meter persegi. Tawaran sertifikat tanah itu digunakan untuk pencabutan laporan, pascaBowo ditahan polisi. “Tetapi kami memperhitungkan tanah itu sebagai angsuran jika sertifikat itu sudah balik nama, atas nama koperasi. Kalau belum kami tidak mau memperhitungkannya. Nanti ndak kapusan lagi,” jelasnya. Tanah tersebut, lanjut Janusrisman, juga memiliki nilai jauh dari total utang yang harus diselesaikan Bowo ke KPRI Bangun. “Menurut taksiran pengurus hanya Rp 900 juta, padahal totalnya Rp 2,1 miliar,” ungkapnya. Janusrisman mengaku para pengurus KPRI Bangun siap mencabut laporan terhadap Bowo Gaplek kapanpun diinginkan, asal utang dan tanggung jawab dari caleg terpilih Partai Gerindra kepada koperasi harus diselesaikan. “Mengenai keluarga Bowo yang menghubungi saya untuk mencabut laporan itu hanya kakaknya, istrinya, dan ada dari mantan jaksa di Yogya. Kalau dari Mabes, saya belum pernah. Pak Kasdi dan Pak Suyoto itu mungkin sudah,” pungkas(oda) nya.(oda) Sambungan Hal. 1 melakuan pengecekan terlebih dahulu. Pengecekan dari pernyataan atau omongan seseorang harus dilakukan dalam hal uang. Jadi tidak boleh percaya tanpa melakukan pengecekan. Hasilnya seperti yang dialami koperasi tersebut terkena tipu. Jangan mudah percaya karena bisa dimanfaatkan. Meskipun teman baik, seprofesi, ataupun tetangga sendiri, namun koperasi merupakan milik bersama dengan memiliki aturan. Karena itu prosedur yang baku harus tetap teguh dijalankan. Tanggung jawab para pengurus juga harus ada. Jangan seenaknya (oda) sendiri.(oda) Sambungan Hal. 1

momentum tersebut. Ibunda Cinta, Herdiana Kiehl, tak membantah keberadaan foto itu saat dimintai konfirmasi, Selasa (9/9). Menurutnya, foto tersebut diambil saat Cinta menghabiskan masa liburannya di Seminyak, Bali. Dalam foto itu, katanya, Cinta berpose mesra dengan sepupunya, dari keluarga ayahnya yang orang Jerman. “Foto

itu saya yang ambil kok,” ucap Herdiana. Herdiana menganggap foto itu biasa-biasa saja. Tidak ada yang mengganjal hatinya. Bahkan, saat dihubungi awak media, ia sudah mengetahui maksud dan tujuannya. “Pasti mau tanya foto Cinta dengan cowok di Bali ya. Yang cowok itu saudara dari papinya,” ucap dia. (tribunnews.com/wil)

Mbah Rono Buka Cities on Volcanoes ke 8 di UGM

Seribu Warga Nekat Menetap di Kawasan Rawan Bencana Merapi YOGYA, TRIBUN - Pemerintah pusat memberikan tenggat waktu hingga 2017 untuk membersihkan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi dari pemukiman warga. Hal itu berdasarkan Perpres Nomor 70 Tahun 2014 yang baru saja diterbitkan pada Juli 2014. “Targetnya tiga tahun ke depan, seluruh warga yang mukim di kawasan rawan harus direlokasi,” kata Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional Kementerian Pekerjaan Umum RI, Budi Situmorang, di Hotel Santika Yogyakarta, Selasa (9/9). Data yang dihimpun Pemda DIY, jumlah total warga yang harus direlokasi akibat erupsi Merapi 2010 sebanyak 2.739 kepala keluarga (KK). Hingga April 2014, masih tersisa 588 KK di DIY yang belum mau direlokasi. Mereka tersebar di Desa Umbulharjo, Kepuharjo, Glagaharjo dan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan; serta belasan warga di luar Cangkringan. Selain itu, ada 330 KK di Jawa Tengah yang juga belum mau direlokasi. Mereka tersebar di Balerante (Klaten) dan Jumoyo (Magelang). Jika ditotal, hampir 1.000 warga masih bermukim di KRB yang terdampak langsung erupsi Merapi. Budi menegaskan, KRB Merapi, atau disebut Zona Lindung 2 seperti tercantum dalam Perpres 70/2014, merupakan lokasi terlarang untuk permukiman. Namun, lokasi itu masih diperkenankan untuk lahan pertanian warga.

Karenanya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY maupun Jawa Tengah masih menyediakan fasilitas jalur evakuasi ke sana. Itu untuk perlindungan bagi warga yang bekerja di sana. “Tapi, jangan untuk hunian,” tandasnya. Ia mengakui, relokasi warga yang tersisa memang cukup sulit. Apalagi, beberapa LSM dan calon legislatif ada yang menyediakan jaringan listrik bagi mereka untuk meraup suara saat Pileg 2014. Seharusnya, tidak ada pembangunan fasilitas umum termasuk jaringan listrik dan telepon ke kawasan rawan tersebut. Di tempat sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Permukiman Energi dan Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY, Rani Sjamjinarsi, menjamin warga tidak akan kehilangan tanahnya meskipun mereka mau direlokasi. Warga dijamin tetap mendapatkan sertifikat tanah yang berada di atas. Ditambah, sertifikat tanah untuk lahan tempatnya relokasi. Menurut Rani, hak kepemilikan tanah di dua tempat itu sebagai bagian insentif warga yang mau direlokasi. Wanita berjilbab ini menegaskan, langkah relokasi itu untuk melindungi warga dari potensi bencana Merapi berikutnya. Sebab lokasi yang ditetapkan sebagai area terlarang tersebut akan terdampak aliran lahar dan awan panas yang membahayakan keselamatan warga. “Ini antisipasi bencana ke depan, bukan

TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIANTO

KONGRES VULKANOLOGI - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian ESDM, Dr Surono (kanan), berbicara di hadapan awak media saat Kongres Internasional Cities on Volcano 8, di Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta, Selasa (9/9). kemarin,” kata Rani. Nasib masyarakat Secara terpisah, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono alias Mbah Rono, mengatakan, kebencanaan tidak bisa hanya dipandang dari keilmuan saja, melainkan juga nasib masyarakat yang tinggal di sana. Dengan mengetahui risikonya, masyarakat dapat tinggal di daerah bencana dengan harmonis. “Kita tidak bisa mengusir masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana, karenanya butuh jembatan untuk mengkomunikasikan kejujuran alam dan masyarakat, yakni melalui pengetahuan,” ujarnya, seusai membuka Konferensi Tingkat Dunia bidang Kegunungapian atau Cities on Volcanoes ke- 8, di

Riedl Akui Kembali pemain tengah Fuad Al Omaisi memiliki beberapa peluang yang sempat membuat jantung penonton berdebar. Seperti pada menit 54 dan menit 74. Berbeda dari babak pertama, pada babak kedua beberapa peluang dihasilkan oleh pemain Timnas Indonesia. Pada menit 60, Christian Gonzales memiliki peluang emas menyambut umpan dari kiri yang dikirimkan oleh Irfan Bachdim, namun tak berhasil mengubah angka di papan skor. Permainan Tim Garuda Indonesia terlihat lebih menyerang pada akhir babak kedua. Christian Gonzales, yang dianggap sang pelatih, Alfred Riedl, kurang memuaskan, pun ditarik untuk digantikan oleh Samsul Arif. Selain itu tiga pergantian pemain juga dilakukan oleh Alfred Riedl. Pemain tengah Ahmad Bustomi masuk menggantikan Hariono, sedangkan

Sambungan Hal.1

Raphael Maitimo menggantikan Hendro Siswanto. Selain itu Firman Utina, yang dinilai Riedl tak bermain optimal, juga ditarik dan digantikan Muhammad Nur Iskandar. Pergantian pemain tersebut membuat pola permainan lebih berkembang. Hanya, hingga peluit panjang ditiup, hasil kacamata tetap bertahan. Beruntung Pelatih Timnas Garuda, Alfred Riedl, tatkala diwawancara sesuai laga mengatakan, ia tidak begitu kecewa dengan hasil yang didapatkan oleh anak-anak asuhnya. Karena, melihat dari permainan yang diperagakan di atas lapangan, Timnas Indonesia terlihat sedikit keteteran dengan permainan Yaman, dan kondisi fisik pemain juga dirasa tidak terlalu bagus. “Kami beruntung bisa main imbang dengan lawan yang kuat. Kesulitan yang kami hadapi adalah masalah

fisik. Selain juga fisik lawan lebih bagus, dan juga pergerakan mereka lebih cepat dibanding pemain kita,” kata Alfred Riedl. Dengan kondisi fisik pemain lawan yang bagus, menurut Alfred, hal tersebut membuat serangan yang dibangun anak-anak asuhnya mudah terpatahkan. “Setiap membangun serangan kami pasti sudah tercover oleh lawan yang fisiknya lebih bagus,” ucapnya. Mengenai kondisi fisik para pemain, Alfred tidak mau berkomentar banyak mengingat training centre (TC) yang dijalankan persiapannya mepet, dan para pemain yang bergabung juga baru saja selesai membela klub mereka di kompetisi reguler ISL. Alfred mengakui masih banyak PR yang harus diperbaiki untuk menghadapi laga selanjutnya. Dijadwalkan Indonesia akan kembali menjalani laga uji coba untuk memantapkan

Lomba Berinstruksi dan menggambar dilaksanakan dengan menggunakan sedikit instruksi Bahasa Inggris. Mengapa Bahasa Inggris? Bahasa Inggris semestinya bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan ketika proses belajarnya dikemas dalam kegiatan yang menarik. Mewarnai dan menggambar sebagai contohnya. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip pembelajaran di LIA yaitu Learning English is Fun. Adapun hadiah lomba mewarnai dan menggambar berupa

uang tunai, trofi, dan sertifikat. Keluar sebagai pemenang lomba Coloring, Juara I: Raina Febriyantari Devita Putri (SDN Keputran 2 Yogyakarta), Juara 2: Tiara Yusita Wijayanti (SDN Gentan Sleman), Juara 3: Bareta Zahra (SDN Tanjungtirto I Sleman). Sedangkan pemenang lomba Drawing, Juara 1: Dimas Khalid Satria (SD Muhammadiyah Suronatan), Juara 2: Alan Darmasaputra Kurniawan (SD Kanisius Demangan Baru 1), Juara 3: Pasha

skuat menuju AFF Cup, yang akan digelar di Vietnam pada akhir tahun. Uji coba selanjutnya, mereka bakal melawan tim Malaysia di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jatim, pada 14 September 2014. Secara terpisah, pelatih Yaman, Miroslav Soukup, mengaku kurang puas terhadap hasil akhir yang didapatkan oleh timnya. Namun jika melihat dari pola permainan yang ditunjukan oleh anak asuhnya, ia puas. “Saya masih kurang puas dengan hasil, namun jika melihat dari permainan kami bermain cukup bagus. Karena kami berhasil beberapa kali menyerang dan membahayakan gawang Indonesia,” kata Soukup. Ditanya mengenai permainan Timnas Indonesia, Soukup melihat Indonesia bermain cukup aktif. Soukup juga menyoroti kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga, yang dia nilai bermain cukup baik. (dnh) Sambungan Hal.1

Rizquna Khairunnisa (SD Muhammadiyah Condongcatur). Masih dalam rangkaian HUT Yayasan LIA, beberapa lomba juga dilaksanakan untuk para siswa kelas dalam LBPP LIA di seluruh Indonesia. Aantara lain: Comic Strip Drawing Contest dan Speech Contest. Final dilaksanakan di LIA Pusat Jakarta, setelah dilakukan seleksi antarcabang. Sebagaimana diketahui, LBPP LIA saat ini tersebar di 18 provinsi di 65 cabang dan cabang kerja sama,

Juki Tak beberapa di antaranya ikut bergoyang mengikuti irama musik hip hop yang dibawakan JHF. Penampilan JHF tersebut benar-benar membuat suasana hidup dan semarak. Terlebih, para personel Jogja Hip Hop Foundation juga membawakan lagu-lagu hits mereka, semisal Jogja Ora Di-Dol, dan Jogja Istimewa, yang mampu mengajak penonton ikut bernyanyi bersama. Salah seorang personel JHF, Marzuki, pun sesekali berinteraksi dengan para penonton. Tak lupa, Marzuki dan kawan-kawan juga menyampaikan sejumlah kritik dan pesan terhadap pemangku jabatan di DIY. “Seni budaya dan temanteman seniman di Yogya harus benar-benar diperhatikan oleh dinas terkait. Karena selama ini kami meli-

Kampus UGM, Selasa (9/9). Perwujudan laboratorium kebencanaan, lanjutnya, bisa diawali dengan mendorong UGM menjadi center of exelence tentang pendidikan gunung api secara menyeluruh. UGM, menurutnya, mempunyai banyak peneliti kompeten, sedangkan Gunung Merapi yang berada di kawasan yang sama juga bisa menjadi obyek yang tepat untuk dikaji. Gunung Merapi juga bisa dilihat sebagai local wisdom, sehingga bisa memberi pengetahuan bagi peneliti luar negeri yang ingin belajar kegunung apian. “Ke depan, bencana tidak hanya akan meninggalkan kesedihan dan tangisan, melainkan bisa mempromosikannya sebagai pengetahuan,” ungkapnya. (esa/gya)

dengan jumlah peserta sekitar 75.000 siswa. Mendapatkan penghargaan TOP Brand for Kids & Teens 2014 versi Majalah Marketing, LBPP LIA, khususnya Cabang Yogyakarta, semakin berusaha untuk mewujudkan mottonya: A Commitment to Quality Learning, dengan visinya yaitu menjadi pusat pembelajaran terbaik dan tersebar di Indonesia melalui berbagai program pendidikan dan sarana penunjangnya, terutama pendidikan bahasa. Bravo LIA! (*) Sambungan Hal.1

hat hal itu belum terlaksana secara penuh,” kata Juki, sapaan akrab Marzuki. Ia juga berujar, Yogyakarta harus tetap mempertahankan slogan ‘Berhati Nyaman’, dan menerapkannya secara nyata. Menurutnya, hal itu mulai tergerus seiring banyaknya pembangunan hotel, dan kemacetan arus lalu lintas yang semakin hari makin bertambah. “Slogan Berhati Nyaman itu harus diwujudkan. Bukan malah Berhenti Nyaman. Semoga ini bisa benarbenar terlaksana dan dijaga keistimewaannya,” ujar dia menegaskan. Kemeriahan berlanjut. Para penonton kembali bersorak saat satu band papan atas Yogyakarta, Shaggy Dog, menghentak panggung Plasa Pasar Ngasem. Penutupan FKY ke-26, Selasa malam, memang me-

nyuguhkan sejumlah pertunjukan yang memadukan unsur hiburan tradisional dan modern. Seni tradisional diwakili oleh pertunjukan tari Beksan Wanara oleh kelompok Swagayogama UGM, sedangkan seni modern ditunjukkan oleh JHF, Every Day Band, dan Shaggy Dog. Di luar dugaan Ketua Umum Panitia FKY 26, Setyo Herwanto, menuturkan bahwa pelaksanaan FKY tahun ini di luar dugaannya. Hal tersebut terlihat dari jumlah orang yang mengunjungi area penyelenggaraan FKY setiap hari. Ia memaparkan, berdasar catatan panitia, jumlah pengunjung terendah tercatat sebanyak 7.096, sedangkan angka kunjungan tertinggi 44.954. Panitia mencatat, rata-rata kunjungan per hari

adalah 18.689 pengunjung. “Jujur, ini memang di luar perkiraan dan ekspektasi kami. Nilai tersebut juga telah melewati jumlah kunjunga FKY tahun sebelumnya,” tutur Setyo Herwanto. Selain itu, ia juga menjabarkan, gelaran FKY kali ini mendatangkan manfaat tersendiri bagi para pelaku seni, pedagang insustri kreatif, hingga tukang parkir. Setyo menyebut, omset perdagangan di area FKY mencapai Rp 1 miliar lebih. Adapun para tukang parkir, ia menyebut, mengantongi Rp 500 juta lebih, selama 21 hari penyelenggaraan FKY 26. “Ini membuktikan bahwa seni-budaya memiliki andil bagi kehidupan masyarakat Yogya. Tentu kami berharap FKY berikutnya bisa lebih baik dan istimewa,” katanya. (muchamad fatoni)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tribunjogja 10-09-2014 by tribun jogja - Issuu