Travelife Indonesia Magazine

Page 35

35 | SEPTEMBER 2019 TRAVELIFE

alun-alun mungil di tengah desa. Sementara di kawasan yang lebih urban, makam diletakkan di depan rumah. Di sejumlah tempat, pengaruh agama Kristen telah menciptakan akulturasi yang unik dalam wujud makam batu berhiaskan simbol salib atau wajah Yesus. Di kawasan pedalaman, warga Sumba hidup secara komunal di rumah-rumah panggung beratap jangkung yang dilapisi ilalang. Tinggi atap bisa mencapai 25 hingga 35 meter. Dihuni satu keluarga besar, tiap rumah terdiri dari beberapa kamar dan sebuah dapur yang berlokasi di tengah bangunan. Penampilan warga

kadang menyeramkan (kaum pria gemar menyelipkan parang di pinggang), tapi mereka sejatinya sangat ramah. Adalah wajar bagi pelancong untuk disambut layaknya kerabat dan diminta menginap di rumah mereka. Tur ke desa-desa adat bisa dilakukan menggunakan kendaraan sewaan atau dengan membeli paket tur yang ditawarkan oleh penginapan. Penginapan Digarap oleh arsitek Yori Antar, Rumah Budaya (Jl. Langgalero, Kalembu Ngaa Bangga; memiliki misi melestarikan kebudayaan Sumba dari ancaman modernisme. Selain

menampung museum, rumah penyambutan tamu, serta gerai suvenir, tempat ini menyediakan penginapan sederhana dengan tarif mulai dari Rp300.000 per malam, termasuk sarapan untuk dua orang. Pastor Robert, tokoh masyarakat sekaligus pengelola Rumah Budaya, kerap menyuguhkan tarian adat oleh remaja sekitar kepada para tamu. Selancar dan memancing adalah dua aktivitas bahari utama di Sumba. Bagi mereka yang mudah mabuk laut, tur ke pantai-pantai tersembunyi adalah opsi yang ideal. Sumba adalah pulau yang dibingkai oleh pantai berpasir putih dan cokelat.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.