tkh_654_31_juli-_6_agustus_2011

Page 1

No.654/Tahun XII, 31 Juli - 6 Agustus 2011

A.A. Ayu Ketut Agung

Kado Hari Raya SAAT masyarakat Hindu di Bali sibuk mempersiapkan Hari Raya Kuningan, Pimpinan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung Dra. Anak Agung Ayu Ketut Agung, M.M. justru sibuk mempersiapkan dan memberi dukungan salah seorang anak didiknya A. A. Ratna Saridewi, S.Pd. yang mengikuti lomba instruktur tata rias pengantin dalam Jambore 1000 PTK PAUDNI (Pendidik Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Noninformal dan Informal) tingkat nasional, 13-19 Juli 2011 di Mataram. Pengorbanan itu akhirnya membawa berkah. Ratna yang juga sekretaris pribadi Bu Agung dan tampil sebagai peserta termuda ini berhasil menyabet medali emas, menyisihkan 32 instruktur tata rias se-Indonesia. “Ini merupakan kado hari raya bagi kami, bagi Bali. Karena tahun ini Bali berhasil menjadi juara I,� ujarnya. Keberhasilan ini

bukannya tanpa perjuangan. Untuk meraih juara ini, Ratna harus melalui proses panjang. Ia mengikuti masa karantina selama dua minggu setelah berhasil menjadi Juara I di tingkat provinsi. Sebagai instruktur tata rias, Ratna dituntut mampu merias sepasang pengantin sembari presentasi di hadapan orang banyak serta bisa membuat silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Keterampilan yang Ratna miliki kini hasil dari kerja kerasnya dengan penuh disiplin selama lima tahun berlatih di

LKP Agung, sambil kuliah. Tiap hari ia memberikan pelatihan kepada orang-orang yang mengikuti kursus tata rias di LKP Agung dan kerapkali menangani tata rias pengantin Bali, baik untuk masyarakat Bali maupun luar Bali, sampai kalangan pejabat. Tahun lalu, bertepatan dengan Hari Raya Kuningan juga, salah seorang siswa kejar paket C (setara SMA) di Yayasan Kecantikan Agung, Ni Kadek Yuniari Sari, berhasil menggondol Juara I Lomba Tari Daerah dan Tata Rias dalam “Indonesian Today� di Singapura. Keberangkatan sebagai duta seni Bali waktu itu disponsori Garuda Indonesia Airlines. “Pintu sukses bisa milik siapa saja, asalkan mau berusaha dengan sungguhsungguh menekuni bidang apa pun. Termasuk memperdalam keterampilan tata rias dan busana adat Bali,� ujar Bu Agung Beberapa prestasi gemilang sempat diraih Bu Agung secara berturut-turut, di antaranya Anugerah Widya Karya Bhakti Kursus dan Anugerah Dwi Dasawarsa tahun 2008 dari Departemen Pendidikan Nasional RI. Tahun 2009, ia meraih dua penghargaan sekaligus, yakni Penghargaan Aksara Nasional 2009 kategori Pemberdayaan Perempuan dari Menteri Pendidikan Nasional RI dan Penghargaan Nasional sebagai Bersambung ke halaman 12

Sebaiknya Gubernur Dipilih DPRD SISTEM pemilihan gubernur secara langsung cenderung menghamburhamburkan biaya politik. Padahal, jumlah rakyat miskin masih banyak.

I

ndeks kemiskinan yang direkam Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2011 mengungkapkan terdapat 30,02 juta jiwa rumah tangga miskin di Indonesia. Data rumah tangga miskin di Bali yang disurvei Badan Pusat Statistik (BPS) 174.900 jiwa. Jumlah ini setara dengan 4,88% jumlah penduduk Bali. Persentasenya memang masih

terjang mereka dalam memperjuangkan aspirasi rakyat pemilihnya di masing-masing daerah. Namun, peran DPD ternyata ibarat macan ompong. Wiratmaja malah mengibaratkan lembaga ini menyerupai usu buntu. Jika keberadaannya berpotensi menginfeksi saluran pencernaan pemilihnya, DPD dianjurkan dibubarkan saja. “Seperti usus buntu kan bisa dipotong jika sudah mengganggu organ tubuh lain,� ujarnya. Usulan senada dating dari peneliti ilmu politik LIPI Jakarta Prof. Dr. Syamsuddin Haris. “Saya usulkan dibubarkan saja. Ini terutama jika fungsi legislasi DPD tidak diberikan,� ujar pakar politik asal Bima, NTB, ini.

jauh lebih kecil dibandingkan angka kemiskinan nasional yang mencapai 14,15%. “Persentase kemiskinan di Bali itu menurun dibandingkan data tahun 2009 yang mencapai 181.700 jiwa atau 5,14, “ kata Kepala BPS Provinsi Bali Drs. I Gede Suarsa, M.Si. Menurut pengamat politik Drs. Putra Wijaya, M.Si., data tersebut menggambarkan peBERITA TERKAIT HALAMAN 11

tkh/pras

Sarundayang

tkh/sam

Kusuma Putra

DPD ibarat Usus Buntu BALI memiliki empat anggota Dewan Perwakilan Daerah. Selain Wayan Sudirta, ada Alit Kelakan, Kadek Arimbawa, dan Nengah Wiratha. Namun, mereka belum kompak memperjuangkan aspirasi konstituennya. “Makanya, banyak masyarakat Bali tidak puas terhadap kinerja anggota DPD-nya,� ujar pengamat politik Fisip Unwar Wiratmaja saat memandu Seminar Nasional “Efektivitas Perwakilan Politik di Indonesia� yang digelar Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Bali, Sabtu (23/7), di Kampus Universitas Warmadewa Denpasar. DPD menyimpan segudang harapan. Harapan ini konon hendak mencerminkan sepak

Untuk Menghemat Uang

hendak mempertegas keberadaan daerah secara fisik di lembaga perwakilan rakyat di pusat.�DPD seolah jadi wakil daerah, sedangkan DPR seakan wakil penduduk,� katanya. Namun, perjuangan politik perwakilan politik ini seyogianya seirama. Mereka seharusnya bersinerji dalam memperjuangkan aspirasi konstituenMenurutnya, munculnya nya di daerah masing-masing. DPD sebagai wakil daerah di “Jika tidak, perjuangan mereka Gedung Senayan sebenarnya tidak akan optimal,� katanya.

Jika tidak Berperan Bubarkan

tkh/dok

tkh/sam

Ketut Sudira

Ras Amanda

Kenyataannya, menurut Prof. Haris, hasil perjuangan mereka tidak optimal. Tiap masa reses biasanya anggota DPD dan DPR turun ke daerah. Namun, mereka berjalan sendirisendiri. “Mereka tidak bersinergi. Hasilnya otomatis tidak maksimal, juga buang waktu dan biaya tidak sedikit,� katanya. Produk legislasi yang Bersambung ke halaman 12

tkh/pras

Daftarkan Calon Ibu Teladan 2011 PEMILIHAN Ibu Teladan se-Bali 2011 merupakan agenda bakti sosial lain Koran Tokoh setelah sukses menyelenggarakan Festival Keluarga (baca halaman 6,11, dan 14). Ini adalah pemilihan ibu teladan yang ke-3, menyusul yang pertama tahun 2005 dan kedua tahun 2008. Calon tetap diusulkan masyarakat lewat organisasi/komunitas/lembaga pemerintah dan nonpemerintah, maupun perorangan. Kiriman calon sudah berdatangan, tetapi masih dinanti hingga 13 Agustus 2011 ini. Yang kehabisan atau kesulitan blanko Lembaran Data Calon, dapat memfotokopinya atau minta ke Kantor Tokoh, telepon 0361 425 373. Blanko Lembaran Data Calon yang telah diisi, kirim ke Kantor Koran Tokoh Gedung Pers K. Nadha (Bali TV) Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar, atau ke Sekretariat Bali Post Jalan Kepundung 67 A Denpasar (telepon 0361 225 764), atau Panitia akan menjemputnya jika diperlukan. Pendaftaran calon tanpa dipungut bayaran. Tidak ada pungutan dalam bentuk apa pun terhadap calon dalam proses pemilihan ibu teladan ini. Syarat calon: Mengisi Lembaran Data Calon yang disediakan Panitia; usia calon 45 s.d 70 tahun bulan Desember 2011; Calon penduduk/bertempat tinggal di Provinsi Bali; Organisasi/komunitas/lembaga dan perorangan tidak hanya boleh mencalonkan ibu di lingkungan organisasi/komunitas/ lembaganya tetapi dapat mencalonkan siapa saja asalkan memenuhi persyaratan tersebut. Yang tidak dapat dicalonkan: 12 Besar Ibu Teladan se-Bali tahun 2005 dan 2008; Ibu, yang suami, anaknya atau dirinya pernah terbukti terlibat kasus kriminal/hukum/adat, kegiatan judi dan narkoba; Ibu single parent akibat bercerai hidup. Penobatan Ibu Teladan termasuk 12 Besar tahun 2011, penyerahan Piala Gubernur, piala-piala dan hadiah lainnya, akan berlangsung bersamaan dengan peringatan Hari Ibu Kamis 22 Desember 2011 malam.

merintah masih memerlukan anggaran besar untuk mengentaskan masyarakat miskin di daerah ini. “Sumber pendapatan daerah kita dari pajak dan lainlain kan belum berhasil menanggulangi masalah kemiskinan tersebut,� katanya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bali tahun 2011 ditargetkan Rp 1,1 triliun. Menurut Kadispenda Provinsi Bali I Ketut Sudira, pendapatan daerah telah mencapai 52,50%. “Persentase ini tercatat untuk kas pendapatan triwulan II tahun 2011. Kami optimis pendapatan kita bisa mencapai Rp 1,1 triliun seperti yang dipatok APBD tahun ini,� katanya. Upaya mendongkrak pendapatan sebenarnya dapat diperoleh dari sektor lain.

Suasana Seminar Nasional “Efektivitas Perwakilan Politik di Indonesia� yang digelar Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Bali, Sabtu (23/7), di Kampus Universitas Warmadewa Denpasar. Dari kiri: Prof. Syamsuddin Haris, Kadek Arimbawa, Nyoman Dhamantra, dan Wiratmaja (moderator)

Pengantar redaksi: Seminar Nasional bertema “Efektivitas Perwakilan Politik di Indonesia� digelar Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Cabang Bali, Sabtu (23/ 7), di Kampus Universitas Warmadewa Denpasar. Seminar yang dibuka Ketua Umum AIPI Pusat Drs. Sinyo Harry Sarundayang, M.Si. dan dihadiri Rektor Unwar Prof. Dr. Made Sukarsa, dan Ketua AIPI Bali Dr. Wayan Gede Suacana, M.Si. itu menampilkan narasumber Prof. Dr. Syamsuddin Haris dari LIPI Jakarta, anggota DPD Kadek Arimbawa, dan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Nyoman Dhamantra. Edisi ini dimuat laporan tim peliput Koran Tokoh.

Tetapi, ganjalan datang dari aturan pemerintah pusat. “Misalnya, pendapatan dari Bandara Ngurah Rai. Kita tidak Bersambung ke halaman 12

tkh/dok

Gede Suarsa

tkh/sam

Putra Wijaya

Integritas Wakil Rakyat Diukur Rupiah INTEGRITAS wakil rakyat sedang diuji pemilihnya. Celakanya, integritas mereka kini cenderung diukur dengan rupiah. Hal itu diakui anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Nyoman Dhamantra. Menurutnya, selama ini, integritas seorang wakil rakyat terhadap konstituennya selalu diukur dengan uang. “Siapa yang paling sering bagibagi uang kepada konstituennya, itulah yang dinilai memiliki integritas,� tegasnya. Ada contoh nyata yang dibuka Dhamantra. Saat turun ke tkh/pras daerah asal pemilihannya, dirinya tidak luput dari antrean proposal Nyoman Dhamantra bantuan. “Jika dirata-rata nilai permohonan bantuan Rp 10-20 juta. Keperluannya macammacam. Nah, ini yang terjadi sekarang,� ungkapnya. Wakil rakyat cenderung menuai krisis kepercayaan pemilihnya. Partai politik pun ikut kecipratan dampak ini. “Yang terjadi, krisis identitas yang berdampak krisis legitimasi rakyat terhadap parpol. Krisis identitas terjadi karena parpol tidak menampilkan sosok idealnya sebagai parpol,� jelas Dhamantra. Padahal, parpol dan rakyat menjadi pilar utama demokrasi. Keduanya tidak bisa bekerja sendiri. Parpol membutuhkan rakyat sebagai pemegang mandat, sementara rakyat membutuhkan parpol sebagai saluran aspirasinya. “Utang budi suara yang diberikan rakyat pada pemilu harus dibalas dengan kinerja yang memuaskan rakyat,� katanya. —nang

BKOW Bali Ikut Memasyarakatkan Olahraga TENIS meja sekarang menjadi salah satu permainan yang populer. Buktinya ketika dilangsungkannya Tenis Meja Bali Open 2011, berhasil menggaet peserta melebihi harapan. “Kejuaraan yang digagas PTMSI Bali ini selain sebagai upaya pembinaan potensi olah raga tenis meja juga mampu menjadi wahana memasyarakatkan olah raga,� papar Ketua Umum BKOW Bali, A.A.A. Ngr. Tini RusminiGorda didampingi pengurus inti BKOW di selasela waktunya menyaksikan pertandingan di GOR Lila Bhuana, Denpasar pekan lalu.

Kejuaraan bergengsi ini, kata Gung Tini bukan saja tepat untuk bisa menghasilkan atletatlet petenis meja yang berkualitas dan memiliki mental juara. Sehingga, nantinya dapat diandalkan pada ajang lomba tingkat nasional, regional, maupun internasional. Selain itu, para pecinta olahraga tenis meja pun bisa ikut berkiprah. “Di ajang ini pula anggota organisasi wanita yang ikut bertanding mendapatkan pengalaman yang bermanfaat,� ungkapnya. Di arena ini pula, dengan spirit dan jiwa sportivitas yang dijunjung tinggi

dalam dunia olah raga ini, para atlet dan semua peserta lomba mampu membulatkan upaya dalam membentuk kepribadian yang baik dan terbuka demi sebuah kemajuan,� imbuhnya. Gung Tini juga menyampaikan, organisasi wanita yang dikoordinir BKOW antusias dengan perhelatan yang digawangi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Bali ini. “Sesungguhnya semua organisasi menyatakan bersedia hadir dan berpartisipasi dalam kejuaraan tenis meja kali ini. Hanya saja untuk kali ada beberapa yang memiliki agenda

LEBIH JAUH LIHAT KEGIATAN BKOW DI HALAMAN 8 DAN 9

Pengurus BKOW Bali Dewi Rully, Rai Sudiasih, Tini Gorda, A.A. Sri Utari (humas WHDI), dan Farida Hanum

kegiatan yang waktunya bersamaan. Intinya semua organisasi yang ada di BKOW ingin memberi kontribusi positif bagi perkembangan dan kemajuan dunia olah raga di Bali,

khususnya tenis meja. Mereka juga memahami kalau olah raga tidak jauh beda dengan seni budaya, perlu adanya pengembangan tanpa meninggalkan Bersambung ke halaman 9


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.