tkh_1-7_mei_641

Page 3

1 - 7 Mei 2011 Tokoh 3

Brigjen. Pol. Arif Wachjunadi dan Megasari Manhatanti

10

Menjaga Privasi dan Urusan Masing-masing

Alun-alun Blitar

Perjalanan Diburu Waktu Bali telah Menanti TURNI

Bersepeda Motor Ciamis-Bali

8 PUKUL 05.00 kami tinggalkan Trenggalek. Kami merasa diburu-buru waktu. Sebab, beberapa hari lagi kami harus tiba di Bali untuk kembali masuk kerja. Akhirnya Paman menargetkan kami hari ini untuk tiba di Lumajang. Untuk mencapai kota ini kami harus melewati kota Tulungagung, Blitar, Wlingi, Kepanjen, Dampit. Jarak yang sangat panjang tentunya, tetapi harus kami lewati agar mencapai Bali sesuai rencana. Stamina anggota rombongan harus benar-benar kuat. Saya pun mengonsumsi beberapa tablet obat yang saya percayai dapat mencegah gangguan kantuk dan menjaga stamina agar tetap fit. Motor kami pacu dengan kecepatan tinggi, Sebagian jalur selatan pulau Jawa bagian timur ini termasuk relatif sepi. Jika sedang dalam kondisi sepi kami dengan leluasa dapat melajukan motor dengan kecepatan tinggi. Meskipun begitu kami tetap harus berhati-hati karena sebagian kondisi jalan berliku-

liku. Setelah menempuh waktu setengah jam kami tiba di Tulungagung. Di kota ini kami sarapan dengan menu nasi ayam lodho yang bentuknya menyerupai opor dengan rasa pedasnya yang cukup menggigit. Tidak mengherankan sebagian orang menyebutnya nasi ayam lodho setan karena rasa pedasnya. Selain ayam, bebek juga bisa dijadikam menu khas Tulungagung ini. Untuk menikmati nasi ayam lodho ini kami hanya membayar Rp.10.000 per porsi. Setelah mengisi perut, kami tidak menyia-nyiakan waktu. Kami langsung berangkat menuju kota berikutnya, Blitar. Perjalanan menuju Blitar sedikit terganggu ketika Bu Olla meminta kami untuk berhenti sejenak karena ia tiba-tiba mengalami kesakitan. Ternyata. Bu Olla diserang diare. Sepertinya Bu Olla terkena diare akibat pedasnya nasi ayam lodho. Selain rasanya yang pedas kuah nasi ayam lodho ini terbuat dari santan, yang memang kurang baik dimakan ketika perut kosong. Saya pun sempat ragu sebelum mencicipi nasi ayam lodho. Tetapi, tidak punya pilihan lain, karena hanya menu itu yang tersedia di warung-warung pinggir jalan Tulunggagung. Setelah hampir 20 menit Bu Olla bolak-balik masuk toilet

Nasi ayam lodho

umum di pompa bensin, kami melanjutkan perjalanan. Setelah tiba di kota Blitar kami kembali mengisi perut sambil beristirahat melepas lelah. Perjalanan kali ini kurang saya nikmati karena tidak sempat berkeliling menikmati kota-kota yang kami singgahi. Tetapi, saya masih beruntung dapat menikmati kuliner di kotakota yang kami singgahi termasuk di kota Blitar. Kuliner yang menjadi ciri khas Blitar yang kami nikmati kali ini adalah nasi pecel yang merupakan favorit saya. Temanteman lainnya membeli soto di warung-warung yang berjejer rapi di alun-alun Blitar. Kami juga tidak lupa membeli oleh-oleh dari kota Blitar dengan memborong sambal pecel yang bisa dijadikan bahan untuk membuat pecel sayur. Saya juga membeli wajik kletik yang terbuat dari ketan putih yang dicampur kelapa dengan rasanya yang sangat manis mirip jenang dari daerah Jawa Tengah. Satu jam kami singgah di kota Blitar. Di tengah teriknya matahari kami kembali menyusuri jalan. Kami berusaha untuk tiba di kota selanjutnya sebelum waktu dzuhur atau pukul 12.00. Kota selanjutnya yang menjadi tujuan kami, Wlingi. Tanpa terduga kami tiba di kota Wlingi lebih cepat dari rencana. Tanpa buang waktu kami sepakat melanjutkan perjalanan kembali dengan tujuan Kepanjen. Perjalanan menuju Kepanjen kami lalui tanpa aral rintang yang berarti. Kami tiba di Kepanjen setelah melakukan perjalanan selama 3,5 jam dari Trenggalek. Kami sepakat untuk istirahat di kota ini yang termasuk ke dalam wilayah Malang. Udara di kota ini cukup sejuk dan menyegarkan tubuh kami yang sempat terbakar selama perjalanan tadi. Seperti kota Malang, Kepanjen juga terkenal dengan baksonya. Hampir di tiap sudut kota terdapat warung yang Bersambung ke halaman 12

DALAM membangun rumah tangga, Arif mengedepankan harmonisasi dan kekuatan tekad mempertahankan janji yang telah diucapkan ketika ia menikahi Megasari Manhatanti 27 tahun yang lalu. Ia membangun keluarga secara utuh. Hubungan berkeluarga tidak hanya dengan istrinya, melainkan dengan seluruh keluarga besar istrinya. Karena itu ia selalu membina hubungan baik, komunikasi dan silaturahmi dengan keluarga istrinya. Bermusyawarah pun dilakukan jika ada hal penting yang melibatkan keluarga besar.

K

enyataan adanya pasangan suamiistri yang dengan gampang bercerai dengan alasan tidak cocok, selalu dihindari. “Enak sekali bercerai ketika merasa sudah tidak cocok. Mestinya segala keganjalan dalam rumah tangga harus dikomunikasikan dan dicarikan solusi dengan baik,� prinsip Arif. Tanti pun memahamai sepenuhnya hal-ihwal yang terkait tugas dan tanggung jawab Arif sebagai seorang kapolda. Jika ada hal-hal berat yang dirasakan Arif, Tanti membantunya sebatas dalam wujud sikap yang toleran. Sebab, untuk urusan pekerjaan apalagi yang menyangkut kerahasiaan, Arif tidak pernah membaginya dengan Tanti. Tanti memakluminya, itu bukan wilayahnya. Jadi, ia tidak perlu tahu apalagi mencampuri bagian pekerjaan suami yang bukan menjadi urusannya. Tanti lebih fokus pada urusan Bhayangkari. Selama 27 tahun Arif dan Tanti mengarungi dan mengemudikan bahtera rumah tangga secara bersama-sama. Makin hari Tanti makin paham benar terhadap apa yang sedang dialami suaminya. “Kelihatan dari raut wajahnya jika Bapak sedang memikirkan suatu masalah,� tuturnya. Jika menemukan suaminya sedang bersikap lebih pendiam daripada sifat pendiam aslinya, Tanti memastikan ada yang

sedang berkecamuk dalam pikiran Arif. Jika demikian yang terjadi, Tanti tidak akan menanyakan masalah apa yang sedang dihadapi suaminya. Sebab, jika ditanya, belum tentu Arif mau menjawabnya. Sejauh ini, menurut Tanti, Arif tidak pernah mengeluhkan soal pekerjaan, kedinasan atau tugas-tugas kantor padanya. Tanti juga tidak menunjukkan kepanikan menghadapi situasi seperti itu, agar suaminya juga tidak panik. “Palingpaling saya buatkan minuman, mengecilkan volume televisi atau hal-hal kecil lainnya yang sekiranya mengganggu konsentrasi,� katanya. Setelah itu Tanti mengajak suaminya ngobrol santai, obrolan tidak menyinggung persoalan yang dihadapi suaminya. Jika suasana hati suaminya kembali santai, maka Tanti baru mengintip apa yang tengah mengganggu pikiran suaminya. Arif tahu benar bagaimana bersikap pada istrinya. “Bapak akan bercerita jika masalah itu memang penting untuk diceritakan dan saya boleh tahu. Tetapi, jika dia tidak menceritakannya berarti saya tidak boleh tahu,� katanya. Yang jelas, kata tanti, urusan kantor dan kedinasan, suaminya tidak pernah menceritakannya. Mereka berdua saling menjaga privasi dan urusan masingmasing. Suatu hari, cerita Tanti, ada sepasang suami istri anggota

Banjir Hadiah dan Hiburan

Pelepasan balon oleh pembina yayasan menandai dibukanya kegiatan lomba

PERINGATAN HUT ke-1 Lingga Murti School (LMS) 27 April 2011, yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kartini serta Hari Pendidikan Nasional,

kepolisian datang bertamu ke rumah kediamannya. Suami istri ini berpamitan setelah si suami dipindahtugaskan. Dengan santainya Tanti bertanya mau pamit ke mana? Setelah mendengar bahwa mereka dimutasi barulah Tanti sadar, dan berpura-pura lupa bahwa baru saja ada mutasi. “Padahal, saya benar-benar tidak tahu karena Bapak tidak pernah cerita apaapa tentang apa yang telah terjadi di kantornya,� katanya. Dalam hal menjaga privasi utamanya yang terkait kedinasan, suami istri ini teguh memegang prinsip bahwa tidak boleh saling mencampuri urusan satu sama lain. Juga, ketika dering hand phone salah satu dari mereka berbunyi, sekalipun itu dari kedua anak mereka, Dika dan Dito, tidak akan mereka terima. Arif atau Tanti hanya akan mengingatkan ada telepon masuk. Jika telepon Arif berdering ada kode panggilan masuk dari anakanak mereka dan Arif sedang tidak bisa menerimanya, Tanti tidak akan menerima telepon itu dari HP Arif. “Biasanya saya telepon balik anak-anak, memberi tahu Bapak sedang tidak bisa menerima telepon,� ujarnya. Dan, ia akan bertanya, apa ada yang penting yang harus disampaikan pada ayahnya. Hal yang sama pun dilakukan Arif. Mereka saling menghormati privasi masing-

Tanti dan Arif saat mendaki Gunung Tambora

Peringatan HUT ke-1 LMS dirayakan Sabtu (30/4) di sekolah setempat, ditandai pemotongan tumpeng oleh Ketua Yayasan Pendidikan Dharma Sunu Mandare Dra. Ni Made Ariyatni, M. Pd., didampingi Kepala LMS I Wayan Indrapraekanata, S.Pd., M.Hum. Dalam puncak acara yang diisi dengan lomba karaoke anak dan modeling oleh anak playgroup/TK seKota Denpasar, dipentaskan pula tari pendet, tari janger, dan tari gopala oleh murid LMS. Acara yang berlangsung meriah tersebut dihadiri Kepala UPT Disdikpora Denpasar Selatan, Perwakilan IGTKI Denpasar dan kelian adat Banjar Dukuh Pesirahan. Sebelumnya, Jumat (29/4) digelar beberapa lomba yang melibatkan guru beserta orangtua murid, yakni lomba mewarnai tingkat playgroup, lomba mewarnai tingkat TK,

Arif memberi ucapan selamat kepada Dito saat berulang tahun

lomba bahasa Inggris, lomba melukis kolaborasi orangtua dan murid, dan lomba mendongeng oleh guru. Selain dihibur badut oleh sponsor, usai lomba para peserta dihibur pula oleh suara merdu penyanyi pop Bali Yan Ferry dan undian doorprize. Kegiatan lomba yang dimulai Jumat itu dibuka Dr. Made Suarta ditandai dengan pelepasan balon. Ia mengatakan, lomba ini bertujuan memupuk persatuan dan menjalin kerja sama dengan Beragam kegiatan Peringatan HUT ke-1 Lingga Murti School (LMS) sekolah lain, menumbuhkan jiwa kompetisi dan mental pada LMS membuka pendaftaran siswa baru tahun ajaran anak didik. Hal senada di2011/2012. Dapatkan diskon 50% uang gedung sampaikan Wayan Indra bahwa untuk 20 pendaftar pertama kegiatan lomba merupakan dan diskon 25% bagi pendaftar ke-21 s.d. 40. wadah dari semua itu. Ia juga menyampaikan terima kasih LINGGA MURTI SCHOOL (LMS) yang sebesar-besarnya kepada sekolah yang turut berJln. Gurita I Gg. Gurita I partisipasi dan para sponsor Kelurahan Pedungan, Denpasar yang mendukung kegitan Tlp. (0361) 8892308 tersebut. –ten

masing. Hal itu berjalan mulus selama 27 tahun usia pernikahan mereka. Mereka saling menjaga kepercayaan satu sama lain, sehingga tidak sedikit pun muncul kecurigaan dalam hubungan mereka. Kepercayaan yang mereka bangun itu dijaga dengan baik. “Tidak saling mematahkan kepercayaan itu,� tegas perempuan kelahiran 28 September 1961 ini. Mereka boleh bergaul dan bersosialisasi bersama kawan masing-masing dengan leluasa. Sebab, ada juga komunitas kawan Tanti yang tidak begitu dikenal Arif, demikian pula sebaliknya. Bangga NTB Sejak suaminya bertugas di Nusa Tenggara Barat, Tanti menikmati betul berada di daerah ini. Kekompakan dengan suami menjadi lebih tampak ketika keduanya saling mendukung satu sama lain saat melakukan perjalanan berat menembus lokasi-lokasi sulit pelosok desa atau ke objekobjek wisata di Pulau Lombok dan Sumbawa. Perjalanan yang dilakukan Arif dalam rangka tugas mengenal seluruh wilayah di daerah ini. Arif adalah kapolda yang rajin turun menyapa warga masyarakat secara langsung. Tidak jarang ia menyertakan istrinya meski medan berat sekalipun. “Kalau dia mau ikut, saya tidak pernah melarangnya dan berarti dia mampu melakukannya,� kata Arif. Terbukti, Tanti mampu mendaki Gunung Rinjani dan Tambora, menembus gua-gua di Sumbawa Barat dan menapaki tiap objek wisata daerah ini dengan mulus. “Meski tak selengkap Bapak, saya juga kan ingin mengenal budaya, tradisi dan objek wisata di NTB,� ujar Tanti. Ia pun rajin mempromosikan keindahan NTB lewat jejaring sosial. Kebanggaannya terhadap daerah ini tampak benar ketika ia antusias bercerita kepada kawan-kawannya di Bandung dan yang berada di daerah-daerah lainnya. Begitu pula, cerita keindahan dan potensi NTB yang kaya juga sampai ke telinga saudarasaudaranya. –nik.

Para Pemenang Lomba Lomba Mewarnai Tingkat Playgroup Juara I Bagus Wirasatya (Laksana Kumara);Juara II Putu Khesia Wulan Ananda Putri (Lingga Murti School/LMS); Juara III Putu Luna Permata Ariani (LMS); Harapan I Arya Krisna Murti (Kalyani Baby); Harapan II Ni Putu Keishya Mahaswari (DCC); Harapan III I Gede Satria Kanata Dana Dyaksa (LMS) Lomba Mewarnai Tingkat TK Juara I Denisia Putri Kusuma (TK Dharma Patni); Juara II Steven Oktaviano (Tunas Daud); Juara III A.A. Alit Dharma Suteja (Laksana Kumara); Harapan I Komang Adi Somanasa (Laksana Kumara); Harapan II Putu Rheina Vijayanti (Kartika VII Denpasar Selatan); Harapan III Nagita Amelia Indiarta (Laksana Kumara) Lomba Melukis Kolaborasi Orangtua dan Anak Juara I I Dewa Ayu Agung Wulan Eka (TK Dharma Kumara); Juara II Ni Nyoman Nagita Amelia (TK Laksana Kumara); Juara III Dewa Gede Bagus (TK Laksana Kumara); Harapan I Denisia Putri (TK Dharma Patni); Harapan II Steven (TK Tunas Daud); Harapan III I G. Ayu I. Sahadevi (LMS) Lomba Bahasa Inggris Juara I Indra (TK Pelangi Dharma Nusantara); Juara II Ellyana (TK Pelangi Dharma Nusantara); Juara III IGN Anom Siladarma Kesuma (LMS); Harapan I Olivia Agustina Salsabila (LMS); Harapan II Putu Agus Aditya (TK Widya Mutiara Bangsa); Harapan III Rafi (Syifa Budi Al-Azhar) Lomba Mendongeng Guru Juara I Bunda Mei (TK Al-Azhar); Juara II Putri Pamungkas, S. Pi. (TK Laksana Kumara); Juara III Ketut Anggreni (TK Absari); Harapan I Nanik Indrawati, S.S. (LMS); Harapan II Sugiartini (TK Widya Mutiara Bangsa) Lomba Karaoke Anak Juara I Ni Made Inten Sukma Yanti (TK Laksana Kumara); Juara II Delsi Oldelia (Lingga Murti School); Juara III I Wayan Bagus Chandra Paramananda ( Lingga Murti School); Harapan I Komang Karina Devi Laksita (Lingga Murti School); Harapan II Gezka Ahmad Naupal ( TK Al Azar); Harapan III Putu Aditya Suputra ( TK Sip School) Lomba Modeling Juara I Selenawati (TK Kumara Absari); Juara II Calista Amaris Budiana; Juara III I. G. A Inten Sahadevi Dwijayanti (TK Lingga Murti School); Harapan I Dinda (LMS); Harapan II Kadek Eva Putri Dwijayanti TK Kumara Absari; Harapan III Felicia Chasson Yang (LMS) Penghargaan Peserta Terbanyak TK Al Azar


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.