Surya Edisi Cetak 07 Nov 2009

Page 10

Ekonomi Bisnis SABTU, 7 NOVEMBER 2009

Terdesak Rafinasi, Harga Gula Turun PG Terima Subsidi Bunga SURABAYA – SURYA Harga gula di pasar dalam negeri cenderung mengalami penurunan. Di pasar Surabaya, harga gula diperdagangkan kisaran Rp 8.3008.500 per kilogram, sementara harga gula saat lelang terakhir Rp 8.200 per kilogram. Corporate Secretary PT Perke­ bunan Nasional (PTPN) X Djoko Santoso mengatakan, penu­ runan harga gula ini disebabkan turunnya harga gula dunia dan keberadaan gula rafinasi. Mema­ suki November tahun ini, kondisi pergulaan di Tanah Air memang dibayangi penurunan harga. “Masuknya gula rafinasi mem­ buat kompetisi har­ga gula sangat ketat. Selain itu, membanjirnya gula di pasar dan lesu­nya daya beli konsumen, membuat distributor sulit melepas komoditinya,â€? papar Djoko, kemarin. Hal sama dikatakan Corporate Secretary PTPN XI Adig Suwandi. Menurutnya, dalam dua pekan terakhir harga gula lokal menga­ lami penurunan sebagai dampak penurunan bea masuk, baik raw

maupun white sugar. Saat ini, harga gula rafinasi yang dijual produsen di kisaran Rp 8.2508.300 per kilogram. “Otomatis harga gula lokal di bawah harga itu. Yang dikhawa­ tirkan, gula rafinasi merembes ke pasar eceran sebagai gula kon­ sumsi,â€? tandas Adig. Menurun­ nya harga gula lokal, diakuinya, terlihat dari hasil lelang gula PTPN XI beberapa waktu lalu di kisaran Rp 8.200 per kilogram. Sementara, di sejumlah pasar dan supermarket di Surabaya, harga gula juga mengalami penu­ runan. Andre, staf sebuah super­ market di Surabaya mengung­ kapkan, harga gula mulai menu­ run dalam dua pekan terakhir. Saat ini harga gula lokal kisaran Rp 8.300-8.500 per kilogram.

ant

Mustafa Abubakar “Harga itu mengalami penu­ runan dibanding saat Lebaran atau beberapa pekan setelah Le­baran yang bertengger di Rp 8.750-9.500 per kilogram,â€? ucap Andre. Revitalisasi PG Kementerian Negara BUMN me­mastikan akan melibatkan tujuh pabrik gula (PG) dalam program revitalisasi pabrik gula di 2010. Dari anggaran Rp 1 triliun yang disiapkan Depkeu akan diterapkan mekanisme sub­sidi bunga. “Ada indikasi dukungan dep­ keu untuk revitalisasi pabrik gula, kemungkinan yang kita

tempuh dengan pola subsidi bunga yang akan diberikan pemerintah,â€? kata Mustafa Abu­ bakar, Menneg BUMN, saat ditemui di kantor Departemen Perindustrian, Jumat (6/11). Mustafa menjelaskan, pola subsidi bunga ini bertujuan agar pabrik gula, khususnya perusa­ haan gula BUMN, lebih berani mendapatkan kredit komersil dari perbankan untuk merema­ jakan pabriknya. Rencananya, revitalisasi ini mencakup off farm dan on farm di antaranya pembe­ lian mesin baru dan peremajaan lahan tebu. “Semua konsep revitalisasi pabrik gula saat ini disiapkan kementerian negara BUMN. Tar­get dari revitalisasi ini ber­ tujuan meningkatkan produksi dan kualitas gula di dalam ne­ geri,â€? imbuhnya. Selain revitalisasi PG, juga dibahas revitalisasi pabrik pu­ puk dan PT garam. Konsep revitalisasi tiga sektor indus­ tri itu ditargetkan rampung dalam dua pekan ke depan. “Kami memberi perhatian be­ sar dan utama pada soal gula dan pupuk, sangat penting untuk direvitalisasi,â€?ujar Mus­ tafa. n dio/ant

Kurang Link, UMKM Pasok Mal 5 Persen Surabaya - surya Belum maksimalnya kapasi­ tas produksi serta kurangnya link, membuat distribusi produk UMKM ke ritel modern (mal) minim. Saat ini, kontribusinya baru sekitar 5 persen. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim Abraham Ibnu mengungkap­ kan, banyak mal di Jatim yang membutuhkan pasokan produk, baik fresh maupun nonfresh, mulai perusahaan besar hingga UMKM. Namun ironisnya, hampir semua pasokan produk masih didominasi perusahaan besar hingga menengah. Kalau di­ persentase, kata Ibnu, distribusi pasokan ke ritel modern sekitar 80 persen dari pabrikan atau per­ usahaan besar. “Sekitar 15 persen dari peru­ sahaan menengah, sisanya baru

surya/dok

JARINGAN LEMAH - Kelemahan UMKM di Jatim memasukkan produknya ke ritel modern karena tidak memiliki jaringan yang kuat. dari UMKM,â€? tutur Ibnu, usai Temu Usaha UKM dengan Ritel Modern Jatim di Hotel Sahid, kemarin. Menurut dia, masih dominan­ nya perusahaan skala besar hingga menengah dalam me­ masok produk fresh maupun

Retribusi Nelayan Bakal Dihapus JAKARTA - SuRYA Departemen Kelautan dan Per­ikanan (DKP) merencanakan menghapus retribusi nelayan tradisional. Ini sebagai bentuk perhatian pemerintah untuk me­ ringankan beban nelayan. “Retribusi selama ini kami nilai memberatkan nelayan, de­ ngan demikian kami mengusul­ kan untuk penghapusan,â€? jelas Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Jakarta, Jumat (6/11). Fadel juga mengatakan, pengha­ pusan retribusi nelayan sudah di­ lakukannya sejak menjabat Guber­ nur di Gorontalo, beberapa waktu lalu, dan kebijakan tersebut akan coba diterapkan di Departemen Ke­ lautan dan Perikanan (DKP). “Ini program pertama yang akan saya realisasikan, dan semua dilakukan untuk me­ nyejahterakan nelayan dan ma­ syarakat pesisir,â€? katanya. Selain itu, DKP juga meren­ canakan melakukan perbaikan infrastruktur, pemberian benih ikan dan rumput laut secara gratis, serta program minapoli­ tan. Anggarannya tengah diaju­ kan dalam APBN-P 2009. Program ini nantinya akan diterapkan di desa-desa dan wilayah pesisir, serta daerah terpencil dan juga akan menum­ buh-kembangkan mereka dan memberdayakan komoditi andal­ an di daerah tersebut. Fadel menjelaskan, program itu dimaksudkan agar muncul program lain dari kelompok ne­ layan untuk lebih merangsang dalam meningkatkan produksi serta perekonomiannya. n kb

nonfresh ke ritel modern sa­­ngat disayangkan. Ini mengingat jum­­lah mal di Jatim cukup be­ sar. Sampai saat ini, ada sekitar 1.850 outlet ritel modern. “Kami pikir potensi distribusi ke ritel modern cukup besar, karena peritel juga butuh produk

yang besar pula. Ini seharusnya dimanfaatkan para pemasok, termasuk UMKM,â€? tandasnya. Ia mengakui, minimnya kon­ tribusi UMKM untuk ritel mo­ dern, tak lepas dari kurangnya link atau jaringan yang dibuat pelaku UMKM. Akibatnya, me­ reka tak bisa memasarkan pro­ duk, sehingga keuntungan se­ lalu minim. Seorang pelaku UKM asal Pon­ cokusumo, Malang, Hudi Hari­ yanto, mengakui, pihaknya sulit masuk ke ritel modern karena kurangnya jaringan ke pelaku ritel. Padahal, pemilik Fruitindo ini memiliki produk cukup unik, yakni keripik apel dan durian yang siap jual. “Produk kami bermacam-ma­ cam, tapi sulit tembus ke ritel modern,â€? jelas Hudi, yang gen­ car memasarkan produknya le­ wat pameran. n sda

Â

�� � � ­

 Â€ Â?

� � � € ‚  ��

€ �  ‘ ’ “ ”ƒ ˆ � •  ‘

Â’ Â’ Â’  Â?ƒ „ Â… ‚ Â? Â? Â?   ­ €‚ Â? ƒ „Â?Â?…† ‡Â?€Â? €Â?ˆˆ €…‡‡ Â?Â?€Â? ‰

‰ Â?Š… €‹‹ˆ ‚ˆ‚ˆ‚ Â? € Â? ‚ Â? ‰ ­ ÂŒ ÂŽ „Â?Â?‡…† ˆ‹Â? ‹Â?ÂŒ €€Â? ˆˆ‚€ ˆ‚Œ …ˆ‹Š

surya/dodo hawe

diminati - Suasana pengunjung di rumah makan cepat saji ToniJack’s di Plaza Surabaya, Jumat (6/11). Harga yang lebih murah berhasil mendongkrak pendapatan restoran ini selama Oktober 2009 hingga menembus Rp 1,24 miliar.

Murah, Penjualan Lebih Unggul SURABAYA – SURYA Meski baru beroperasi se­ bulan pasca-rebranding, omzet penjualan restoran cepat saji ToniJack’s justru melampaui target dan mengungguli penjual­ an rata-rata sebelumnya. Harga produk yang lebih murah men­ jadi salah satu penyebabnya. Restaurant Manager Toni­ Jack’s Plasa Surabaya Ali Mus­ tofa mengatakan, selama Ok­ tober lalu omzet penjualannya me­­nembus Rp 1,24 miliar, naik Rp 90,6 juta dibanding posisi Oktober 2008 saat pakai merek lama sebesar Rp 1,14 miliar. “Ini kian melecut kami bahwa berubah merek tidak membuat kinerja kami menurun, seka­

ligus membuktikan bahwa kami bisa lebih baik dengan brand sendiri,â€? ujar Ali di ToniJack’s Plasa Surabaya, Jumat (6/11). Kinerja positif itu, diakuinya, juga dialami restoran ToniJack’s di Jakarta dan Ban­dung yang berjumlah 13 outlet. Menurut Ali, produk yang murah hingga 10 persen lebih menjadi penye­ bab lonjakan permintaan. “Kami terus menggencarkan promosi potongan harga. Penu­ runan harga bervariasi, tapi cu­ kup signifikan,â€? terang Ali. ToniJack’s, lanjut dia, bisa menurunkan harga karena ti­ dak harus membayar royalti ke McDonald’s Corporation, pemi­ lik lama. “Royalti itu yang kami

kompensasikan ke konsumen dengan pengurangan harga dan fasilitas lainnya,â€? tutur Ali. Kenyataan itu membuat ma­ na­­jemen ToniJack’s optimistis restoran bisa eksis di pasar. Terbukti, pihaknya juga akan ekspansi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. “Dua ne­ gara yang dijajaki, Thailand dan Filipina,â€? katanya. Terkait permintaan McDo­ nald’s yang meminta Bambang Rachmadi menutup 13 gerai ToniJack’s. Bambang Corpora­ tion menilai tuduhan itu salah alamat, karena dirinya sudah menjual 13 gerai miliknya itu kepada Direktur Utama Toni­ Jack’s, Didit Permana. n dio


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.