E-paper Surya Edisi 1 Mei 2013

Page 6

Jawa Timur

nelayan tewas tenggelam

surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

HALAMAN

|

Seorang nelayan asal Dusun Asta, Desa/Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo tewas tenggelam di perairan Setonggek, Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan. Perahunya terbalik diterjang gelombang. Jenasah ditemukan Satpol Air yang mencarinya, Selasa (30/4) siang. (izi)

| RABU, 1 MEI 2013

surya/izi hartono

Tak Akan Ada Lagi Jual Beli Bangku Sekolah ■ Gubernur Lantik Bupati-Wabup Tulungagung

surya/antara

pelantikan - Gubernur Soekarwo menyematkan tanda jabatan kepada Bupati Tulungagung Syahri Mulyo ketika melantik, Selasa (30/4).

tulungagung, surya - Sesaat setelah dilantik, Bupati Tulungagung yang baru, Syahri Mulyo berjanji mengevaluasi seluruh kebijakan pendidikan di daerahnya, terutama menyangkut aneka pungutan sekolah yang selama ini kerap dikeluhkan orangtua siswa. "Kami akan evaluasi semua kebijakan sebelumnya demi mewujudkan pendidikan murah sebagai skala prioritas pembangunan jangka pendek," katanya usai dilantik sebagai Bupati Tulungagung periode 2013-2018, Selasa (30/4). Ia hanya menyebut beberapa contoh kebijakan pungutan sekolah, seperti uang gedung dan biaya seragam bagi siswa baru maupun saat pergantian tahun ajaran baru. Syahri yang berpasangan dengan

mantan Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung Maryoto Bhirowo tersebut juga menyentil soal budaya jual-beli bangku sekolah setiap kali tahun ajaran baru. "Saya ingin memastikan ke depannya tidak akan ada lagi jual-beli bangku. Prinsipnya, dengan meningkatnya kualitas pendidikan yang murah tentunya masyarakat juga akan semakin sejahtera," katanya. Selain menjanjikan perbaikan di bidang pendidikan, Syahri juga berjanji membenahi infrastruktur jalan dan jembatan di Tulungagung yang rusak. Kebijakan menyangkut infrastruktur dia masukkan dalam program pembangunan jangka menengah dengan alasan proses penganggaran tahun 2013 telah tuntas disusun dalam

APBD, sehingga saat ini dirinya hanya tinggal melaksanakan. Gubernur Soekarwo yang melantik Syahri Mulyo dan Maryoto Bhirowo dalam sidang paripurna istimewa DPRD Tulungagung, memujui Pilkada Tulungagung yang berlangsung aman dan damai. "Kalau pilkadanya lancar, pelantikannya juga lancar. Ini yang perlu diteladani daerah lain yang akan menyelenggarakan pilkada," ujar Soekarwo. Dia juga memuji keberhasilan bupati sebelumnya, Heru Tjahjono, sehingga Kabupaten Tulungagung termasuk salah satu dari 10 kabupaten terbaik di Indonesia. "Di Tulungagung angka kelahiran dan kematian hampir sama, kondisi ini menunjukkan keberhasilan KB," ujarnya. Kepada Syahri dan Marwoto, gubernur mengingatkan agar kembali merangkul semua elemen masyarakat maupun peme-

rintahan demi membangun daerah bersama-sama. Dia juga meminta bupati dan wabup agar aktif bersilaturahmi ke kelompok-kelompok masyarakat agar bisa menyerap aspirasi langsung. Sementara itu, mantan bupati Heru Tjahjono bakal ditarik kembali ke pemprov, karena dia berstatus PNS aktif. Tetapi posisi apa yang diberikan kepada Heru, belum diungkap Soekarwo. "Menjabat sih belum, yang pasti dia ditarik sebagai PNS di Pemprov Jatim untuk membantu psikologis beliau karena sebelumnya memang berasal dari pejabat karier (PNS)," jawab Soekarwo. Dia enggan berkomentar lebih jauh tentang masa depan Heru yang pernah dua kali menjabat sebagai Bupati Tulungagung selama dua periode tersebut, dengan alasan masih akan dibahas dengan tim baperjakat. (dim/ant)

Pilkada Tanpa Kampanye ■ Tinggal Sepekan Pilbup Bondowoso

story highlights ■ Masa kampanye 2 pekan tidak dimanfaatkan oleh pasangan untuk menarik simpati massa ■ Hanya pasangan Aswaja menggelar sekali kampanye terbuka ■ KPUD menggelar konvoi pilkada damai untuk mengenalkan para calon ke masyarakat

bonodowoso, surya - Pekan depan, Senin (6/5) warga Bondowoso bakal memilih bupatinya untuk lima tahun ke depan. Namun Pilkada Bondowoso jauh dari kesan hiruk-pikuk lazimnya satu pesta demokrasi dilaksanakan. Bahkan masa kampanye terbuka yang diberikan KPUD setempat tidak dimanfaatkan oleh dua pasangan calon untuk menarik simpati massa. Masa kampanye terbuka dijadwalkan Jumat (19/4) hingga Kamis (2/5). Dari pantauan Surya, hingga Senin (29/4) fasilitas yang diberikan KPUD itu tidak digunakan oleh para kontestan. "Sampai siang ini tidak dimanfaatkan oleh pasangan. Saya tidak tahu kenapa, tetapi itu hak mereka," ujar komisioner KPUD Bondowoso Muhammad Malik kepada Surya, Selasa (30/4) siang. Keramaian sebuah pilkada terlihat ketika KPUD menggelar konvoi pilkada damai, yakni mengarak kedua pasangan calon ke penjuru Bondowoso mulai pagi hingga siang hari. Kedua pasangan, Mustawiyanto Abdul Manan dan Amin Said Husni - Salwa Arifin diarak berkeliling ke sejumlah kecamatan. Kedua pasangan dikenalkan kepada warga di lima daerah pemilih-

an yang ada di Bondowoso. Harapannya, kata Malik, masyarakat tahu akan ada pilkada dan mengenal para calonnya. "Dengan begitu, kami bisa menekan angka golput," ujarnya. Ia menarget angka kehadiran mencapai 90 persen dari jumlah pemilih yang mencapai 592.212 jiwa. Baru pada Selasa (30/4) siang pasangan nomor 2 Amin Said Husni Salwa Arifin (Aswaja) bersama tim suksesnya menggelar rapat terbuka di lapangan Kecamatan Prajekan. Ini merupakan satu-satunya kampanye yang mereka gelar. "Memang hanya kami lakukan sekali, karena kami melakukan kampanye dan sosialisasi dengan cara lain," kilah Tohari, ketua tim pemenangan pasangan Aswaja. Menurutnya, mesin penggerak, yakni parpol pendukung sudah bekerja jauh hari. Ada 19 parpol yang mengusung pasangan Aswaja, dan mereka sudah mulai menyosialisasikan program kerja. Sedang pasangan nomor 1 Mustawiyanto - Abdul Manan (Muna) memilih tidak kampanye. Mereka merasa yakin bisa meraup 90 persen suara dalam pilkada nanti. "Karena warga sudah tahu kami dan kontra dengan Aswaja," tegas Mustawiyanto. (uni)

surya/sri wahyunik

adem ayem - Konvoi pilkada damai oleh pasangan calon menjelang Pilkada Bondowoso, Selasa (30/4) terkesan adem-ayem. TIdak ada hiruk pikuk lantaran para calon juga tidak menggelar kampanye meskipun disediakan waktunya oleh KPUD setempat.

Trotoar Jalan Protokol Ponorogo Merana

surya/sudarmawan

hancur - Pot dan trotoar di sepanjang jalan protokol yang telah lama hancur, namun dibiarkan saja.

LINTAS

Ponorogo, surya - Ratusan pot raksasa yang ada di kanan kiri jalan raya yang ada di Kota Ponorogo rusak berat. Selain pecah dan catnya sudah kabur semua, sebagian juga sudah tinggal potongan tanpa bentuk. Seperti terlihat di sepanjang Jalan Juanda dan Jalan Soekarno Hatta. Pot-pot tanaman penghijau trotoar itu tampak memrihatinkan. Hal ini sudah berlangsung bertahun-tahun, namun dibiarkan saja oleh Pemkab Ponorogo. Padahal, Ponorogo tahun ini masih ikut seleksi Adipura.

JEMBER - Seorang warga Desa Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Harianto (37) babak belur dihajar warga Lingkungan Karangpereng Kelurahan Tegalbesar Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Selasa (30/4). Ini menyusul pengakuan Ny HS (37) warga setempat yang diperkosa Harianto. Ny HS, istri tukang becak, Samak (48), menderita stroke dan berobat kepada Harianto yang mengaku ustadz. Namun ternyata pengobatan yang dilakukan tidak lazim, termasuk di antaranya memperkosa HS. Samak dan warga setempat kemudian mendatangi Harianto di rumah kontrakannya dan menghajar beramai-ramai. Setelah puas, warga menyerahkannya ke polisi. (uni)

Warga Segel SD Negeri sumenep - Sejumlah warga yang mengklaim sebagai ahli waris pemilik lahan yang ditempati SDN II Ketupat di Desa Ketupat, Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, menutup paksa sekolah tersebut, Selasa (30/4). "Kasus segel yang terjadi pada hari ini merupakan kali kedua. Kami berharap Pemkab Sumenep segera turun tangan untuk mengatasi persoalan ini," ujar salah seorang tokoh masyarakat asal Pulau Raas, Miftahurrahman. Pangkal permasalahannya para ahli waris belum mendapat kompensasi atas lahan yang ditempati gedung SD itu. Hal itu telah berlangsung lama, namun tak digubris pemkab. Akibat penyegelan itu, para siswa tidak bisa masuk kelas. Terlebih para siswa kelas 6 yang bakal menghadapi unas. (ant) join facebook.com/suryaonline

"Tidak hanya pot, tetapi trotoar sudah banyak yang hancur dibiarkan. Ini menunjukkan instansi tidak bisa bekerja," ujar Harianto (30), warga Kota Ponorogo. Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan (BKP) Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Pemkab Ponorogo, Wahyudi saat dikonfirmasi melalui ponselnya tidak memberikan jawaban sama sekali. Begitu juga dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Pemkab Ponorogo, Hari Soebito hingga di SMS pun, keduanya tidak memberikan jawaban sama sekali. (wan)

jember, surya - Bupati Jember MZA Djalal mengaku belum menerima pengajuan izin pendirian mega swalayan di Jalan KH Siddiq, Talangsari, Kecamatan Kaliwates. "Sejauh ini belum ada. tetapi kalau nanti ada dan sesuai prosedur, why not? Itu (eks-pabrik es Telengsari) kan juga aset provinsi, bukan milik pemkab," ujar Djalal usai mengikuti rapat paripurna di gedung DPRD Jember, Selasa (30/4). Perizinan yang sesuai prosedur salah satunya ada persetujuan dari warga sekitar. Ucapan Djalal menjawab berita tentang keberatan terhadap kehadiran salah satu mega swalayan yang bakal berdiri di lahan eks-Pabrik Es Telengsari milik Pemprov Jatim. Alasannya, di lokasi itu berdiri banyak sekolah dan ponpes, serta Pasar Tanjung.

Dengan demikian, kehadiran swalayan modern di lingkungan itu berpotensi menimbulkan kemacetan, mengganggu aktivitas sekolah, dan mengancam kelangsungan pedagang tradisional. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Jember Ahmad Sudiyono mengatakan bekas pabrik es Telengsari tidak cocok dijadikan sebuah mega swalayan karena luasan tanahnya hanya 3.000 meter persegi. Sebuah mega swalayan membutuhkan setidaknya lahan 3 hektare (ha). "Luas 3.000 meter persergi bisanya untuk supermarket, kalau hipermarket setidaknya butuh 3 ha," ujar Ahmad. Senada dengan Djalal, pihaknya juga belum mengeluarkan izin untuk pendirian tersebut. Pengajuan izin pendirian juga belum diterima pihak Disperindag ESDM. (uni)

Bocah Bersisik dari Ngawi

JAWA TIMUR

Dukun Cabul Dihajar Massa

Belum Ada Izin Mega Swalayan

Tiap Hari Tidak Bisa Lepas dari Kipas Angin Alif Wahyu Suseno (9) siswa kelas 3 SDN Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi menderita penyakit kulit langka. Sejak sebulan lalu, kulitnya seperti bersisik dan hampir tiap hari mengelupas. Dia mirip ular yang sedang berganti kulit.

E

ntah sudah berapa kali bocah asal Dusun Kedunglengki, Desa Pengkol, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi itu berganti kulit. Setiap kali kulitnya mengelupas dikumpulkan oleh ayahnya, Sutikno (38) dan disimpan di dalam toples. Kini kumpulan kelupasan kulit itu telah ada empat toples roti berukuran besar. Namun itu bukan penderitaan yang sesungguhnya. Tiap hari Alif selalu merasakan tubuhnya panas. Karena itu, dia tidak bisa jauh dari kipas angin. Untuk bergerak sedikit saja tubuhnya terasa sakit luar biasa. Karena penderitaannya itu,

bocah ini setiap hari hanya bisa berbaring di rumahnya. Kipas angin berputar selama 24 jam mendampinginya. Karena kondisi seperti itu, Alif tak bisa sekolah sejak menyandang sakitnya. Awal penderitaan Alif, seperti dituturkan ibunya, Warsiti (37), sekitar 9 bulan lalu muncul bintik-bintik putih di punggungAlif. karena dirasa tidak berbahaya, dibiarkan saja. Akan tetapi kemudian semakin memerah hingga kulitnya mengelupas. Tidak hanya di punggung, tetapi di sekujur tubuh. Orangtua Alif kemudian memutuskan

membawanya ke dokter yang ada di Sragen. Dua dokter telah mereka kunjungi. "Kata dokter anak saya menderita Psoriasis. Tetapi diobatkan berkali-kali hingga harta kami habis tidak sembuh-sembuh," tutur Warsiti. Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih. Sebagai keluarga buruh tani yang miskin, Alif mendapat fasilitas Jamkesmas. Akan tetapi mereka terbentur biaya akomodasi dan kebutuhan hidup selama di rumah sakit juga menjadi kendala. Warsiti mengaku telah menghabiskan uang puluhan juta untuk pengobatan Alif, namun tidak ada hasilnya. Kini bocah itu hanya dirawat di rumah. "Saya hanya ingin sembuh dan normal kembali agar bisa bersekolah," ujar Alif.

surya/sudarmawan

hanya berbaring - Beginilah sehari-hari Alif Wahyu Suseno. Hanya bisa berbaring dengan ditemani ibunya, Warsiti. Sutikno ayah kandung Alif kini berharap ada bantuan dari Pemkab Ngawi. Sebab, tanpa bantuan dari pemerintah, mustahil dia mengobatkan Alif. Arif Witanto, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jawa Timur yang menjenguk Alif

meminta Pemkab Ngawi segera merujuk penderita ke RSUD dr Soeroto Ngawi agar segera mendapatkan perawatan medis. "Kalau hanya dirawat di rumah kasihan penderita. Apalagi penderita memiliki kartu Jamkesmas," katanya. (sudarmawan ) follow @portalsurya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.