Ironi Kemegahan Perpustakaan UI : Gerbatama edisi - 53

Page 14

14

g e r b ata m a 53 ///1 1-2 0 1 1

SA I N S / / / // / /

OLEH: RAISA AURORA, ANUGRAH INDAH L.

BAT IK FR AKTAL, BAT IK IN OVAS I DAR I I N D ONESI A

Yohanes Surya pernah membahas mengenai keterkaitan pola batik dengan fisika. Bagaimana bisa kesenian yang telah turun temurun tersebut ternyata berhubungan dengan ilmu sains yang identik dengan alam semesta?.

B

atik adalah produk kesenian khas Indonesia yang memiliki corak atau karakteristik berbeda dari setiap daerahnya. Selama ini kita mengenal batik Pekalongan, batik Cirebon, atau batik Madura. Lalu pernahkah anda mendengar batik fraktal? Batik fraktal merupakan batik yang memiliki pola yang dapat dirumuskan dalam fisika, rumusan inilah yang disebut sebagai fraktal. Fraktal dalam ilmu sains disebut dinamika non-linear yang menggambarkan kecendurangan gerak suatu benda, bisa berupa getaran atau lintasan benda. Akibat dari efek non-linear tersebut, terdapat dinamika yang sulit diikuti namun berulang pada waktu tertentu. “Orangorang kemudian melihat keindahan dari pola non-linear tersebut, jejak yang ditimbulkan dari rumusan inilah yang disebut-sebut sebagai batik,” komentar Muhammad Aziz Majidi, Ph.D, dosen Analisis Numerik dari Fisika UI. Awal mula tercetus batik fraktal ini berakar dari Nancy Margried, Muhamad Lukman, dan Yun Hariadi—tiga sekawan asal Bandung. Muhamad Lukman, lulusan Master Program dari Arsitektur ITB, yang tengah mengerjakan tesis berkaitan dengan fraktal, membuat pola-pola di atas kertas hasil dari rumusan tersebut. Nancy melihat hasil desain tersebut dan melihatnya sebagai corak batik. Bersama-sama mereka memulai riset mengenai batik dan fraktal, Lukman khususnya berusaha menemukan pola-pola fraktal yang menyerupai corak batik. Bersamasama mereka menamai dirinya Pixel People Project. Hasil riset mereka ini kemudian dituangkan dalam bentuk software khusus yang dapat membentuk corak batik melalui rumusan matematika. Dari satu rumusan fraktal, software akan menghasilkan pola-pola yang membentuk corak batik. Software dan produk batik fraktal dari Pixel People Project ini telah beberapa kali memenangkan kompetisi dari International Young Creative Enterpreneur British Council 2010, International Footwear Design Com-

petition 2010, UNESCO Award of Excellence 2009. Produk batik fraktal ini telah dipasarkan dalam bentuk pakaian dan aksesoris. Tidak sebatas itu, software-nya pun turut dipasarkan berikut pelatihan bagi orang-orang yang ingin membuat batik fraktal. Batik fraktal ini memang murni hasil inovasi dari Indonesia, namun bagaimana respon pemerintah sampai sejauh ini? “Pemerintah masih lambat merespon inovasi-inovasi seperti ini, misalnya dari segi pendanaan riset. Lebih banyak kita yang bergerak sendiri dalam publikasi dan pendanaan. Memang sebelumnya pada tahun 2008, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata mendanai Pixel People Project untuk pameran, tapi kami lebih banyak mencari nama melalui kompetisi, dan syukurnya kami selalu menang,” Nancy Margried menceritakan. Pengenalan metode membatik lewat software komputer ini menarik perhatian generasi muda yang sebagian besar telah akrab dengan teknologi. Ini merupakan langkah yang unik untuk melestarikan batik. Suatu kesenian yang digolongkan sebagai World Heritage dari UNESCO, salah satu syaratnya adalah dapat diteruskan dari generasi ke generasi. Pertemuan antara sains dan seni seperti batik fraktal ini menurut Aziz Majidi memberi nilai tambah bagi karya seni bagi orang-orang yang tidak mau terkungkung pada cara-cara konvensional. Apalagi batik fraktal ini bermula dari ketidaksengajaan seseorang memperhatikan pola indah yang dibentuk dari rumusan fraktal. Mungkin masih ada “ketidaksengajaan” lainnya yang dapat disumbangkan dari sains bagi perkembangan seni.

Ingin menikmati berita dengan cara baru ? BERLANGGANLAH

DIGITAL Hubungi : Angga (08566091509)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.