23112013

Page 14

SRIWIJAYA POST Sabtu, 23 November 2013

Polisi Pakaian Preman Tangkap Pengedar PALEMBANG, SRIPO – Asnawi (38) di ringkus polisi yang menyamar sebagai pembeli Narkoba ketika sedang asyik menonton acara di TV. Saat penangkapan itu, ikut diamankan barang bukti dua paket narkoba jenis sabu senilai Rp 400 ribu yang di simpan di dalam senter. Warga Jl Jepang Lr Sejahtera Rt/Rt 18/04 Kelurahan Alang-Alang Lebar ini diamankan polisi di rumahnya sendiri, Kamis (21/11) malam. Penangkapan yang dipimpin Kanit III Subdit III Kompol Andi Mustadi yang bergerak atas informasi warga. Saat dilakukan pemeriksaan, polisi dari satuan Narkoba Polda Sumsel, Jumat (22/11), ia mengaku kalau sabu yang dibelinya itu dari sorang yang ber-

nama Endo seharga Rp 200 ribu per paket. Ia juga mengaku, kalau barang itu dipakai sendiri tetapi kalau ada oarang yang mau membeli, ia juga menjual seharga Rp 230 ribu per paket. Keuntungan yang ia dapat digunakan untuk membeli susu anak dan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sementara di tempat yang berbeda, masih dipimpin Kompol Andy Mustadi, Timnya kembali mengamankan Diki (27), seorang buruh warga Jl Di Panjaitan Lr Sentosa RT 40/11 Kelurahan Baguskuning Kecamatan Plaju, Kamis (21/11) pukul 18.00 Wib. Sama halnya dengan Asnawi, ia juga ditangkap petugas yang sedang menyamar sebagai pembeli, saat

keduanya bertemu di kawasan Jl DI Panjaitan Lr Sentosa, dan petugas telah bertransaksi, Diki pun langsung diamankan. Karena terkejut saat itu pembelinya petugas polisi, Diki pun hanya tertunduk lemas saat digiring petugas. “Saat itu aku tidak tahu kalau yang membeli polisi, ketika saya mengeluarkan sabu saya langsung di tangkap,” ungkap, bapak anak dua ini yang tengah masih syok saat diperiksa. Diki mengaku, barang haram itu dibelinya dari Obet warga Pasar Kuto, awalnya ia hanya coba-coba karena ketagihan jadi keterusan, “Saya tidak ada kerjaan pak, dan awal saya coba-coba jadi ketagihan. Untuk menjual saya hanya jadi kurir, dari hasil jadi kurir saya mendapat

uang Rp 20 ribu setiap satu paket terjual,” ungkap Diki. Sementara Dir Res Narkoba Polda Sumsel Komber Pol Dedy Setyo Yudo melalui Kasubdit III AKBP Imam Anshori mengatakan, kedua tersangka diamankan anggota saat anggota melakukan penyamaran menjadi pembeli. “Setelah diselidiki anggota langsung melakukan penyamaran, saat bertransaksi kedua tersangka ditempat berbeda langsung diamankan,” ungkapnya. Ditambahkanya, untuk mempertanggungjawabkan ulahnya, kedua tersangkapun dijerat dengan UU no 35 tahun 2009 pasal 112 ayat (2) dan 114 (2). “Dengan ancaman hukumannya minimal enam tahun penjara,” katanya. (cr11)

Martapura Masuk Jaringan Salemba

dar di Martapura. Sayangnya Polisi tidak menemukan barang bukti, tetapi dari ocehan bersangkutan, sabu-sabu tersebut disimpan Adik iparnya bernama Angga di Batumarta Unit l. Polisi kemudian langsung mengirimkan tim mengejar Angga dan polisi lagi-lagi tidak menemukan angga maupun sabu-sabu di rumahnya. Tidak mau kehilangan target, polisi memancing Angga melalui Amrizal dan istri Angga yang meminta Angga kembali serta membawa sabu-sabu tersebut. Angga pun kembali dengan membawa satu kantong besar sabu-sabu beserta timbangan, saat itu

juga polisi langsung menangkap Angga. “Setelah kita interogasi, ternyata sabu-sabu itu didapat dari Bintang,” jelas KBO Reskrim Polres OKU Timur Ipda Jhonson Menurutny, dari pengakuan Bintang, sabu-sabu tersebut dikirimkan oleh salah satu tahanan di Rutan Salemba bernama Eko alias Ajo yang harus diantarkan ke salah satu Bandar Narkoba di Martapura dengan jalur darat. Dan Bintang mendapat upah Rp 2 juta. “Bintang berhasil ditangkap saat akan kembali ke Jakarta setelah mengantarkan paket. Kemungkinan ia kembali ke Jakarta untuk mengambil sabu-sabu dan

dibawa ke OKU Timur kembali,” jelasnya. Menurut Ipda Jhonson, tersangka diduga kuat merupakan jaringan Narkoba jenis sabu yang sudah beraksi cukup lama dan terorganisir. Melihat dari jaringan dan asal sabu-sabu. Diduga kuat mereka merupakan salah satu jaringan pengedar Narkoba di wilayah OKU Timur. “Kuat dugaan mereka merupakan jaringan lama yang membeli sabu-sabu dari Rutan Salemba dan daerah lainnya. Kita akan terus melakukan pengembangan untuk mempersempit ruang para bandar dan pemakai narkoba di OKU Timur ini ,” jelasnya. (hen)

Warga Kota Lahat ini pun menghubungi Herman (52), yang kemudian datang dengan membawa truk tronton berukuran besar. Karena sudah lama kenal dan rekan seprofesi, Herman pun tak berpikir panjang untuk memberikan bantuan. Saat proses penarikan truknya yang mogok ke bengkel, tiba-tiba tali yang digunakan pun putus. Feri langsung berhenti dan berinisiatif untuk memperbaikinya, agar perjananan bisa kembali dilanjutkan. Namun tanpa disadari truk tronton yang ada di depannnya mundur, pada-

hal saat itu Feri sedang berada di depan mobilnya memperbaiki tali seling yang putus. Karena tak menyadari hal tersebut, Feri pun tak mampu untuk menghindar. Tubuhnya pun remuk akibat terjepit, di antara dua truk berukuran besar. Ia pun sekarat, dengan mengeluarkan banyak daerah yang menyembur di badan dan jalan. Herman yang mengetahui peristiwa tersebut kebingungan, lalu memberitahukan kepada warga dan segera melarikan korban ke IGD RSUD Lahat untuk mendapatkan pertolongan.

Namun nyawanya tak bisa diselamatkan, dan meninggal dunia di dalam perjanan. Kasat Lantas AKP Agung Adhitya ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dari hasil penyelidikan diduga kuat Herman tidak menyadari temannya ada di tengah-tengah antara tronton miliknya dengan truk yang ia tarik. Sehingga tanpa sengaja mundur, yang menyebabkan tubuh Feri terjepit dan meninggal dunia. “Sopir tronton saat ini kami amankan, untuk kepentingan penyidikan,” ujar AKP Agung Aditya. (mg10)

dari halaman 16

tertentu. Penangkapan Bintang dan bandar Amrizal berikut rekannya berawal dari penangkapan Rio, pukul 19.30. Setelah dilakukan pengembangan, polisi mengejar Mulyadi yang mengaku mendapatkan sabusabu dari rekannya Amrizal. Tak mau kehilangan target, polisi kemudian menangkap Amrizal, yang merupakan salah satu ban-

Feri Tewas Terjepit Tronton ■

dari halaman 16

hasil dihimpun, peristiwa tersebut berawal saat truk milik Feri tiba-tiba mogok. Saat itu kendaraan dengan Nomor polisi (Nopol) BG 8527 EC tanpa muatan, dan berada di sekitar jalan Jalinsum, tepatnya di Desa Payo. Lantaran tidak membawa muatan, truk pun kosong sehingga ia berinisiatif meminta batuan rekannya sesama sopir untuk menariknya ke bengkel.

15

Hartono Diisolasi dan Diborgol ■

dari halaman 16

dapat menyimpulkan keadaan mental tersangka, karena sedang menjalani tahap obeservasi dari psikiater dan dokter. “Belum ada perkembangan mengenai keadaan mental Hartono sendiri, apakah yang bersangkutan benar-benar gila atau tidak, karena setelah semua hasil didapat melalui beberapa tes, psikiater akan menyampaikan hasil keadaan mental sebenarmya dan ditanda tangani Kepala Rumah sakit,” jelas Sri Suarni. Sri Suarni yang mengaku telah 25 tahun bekerja di RS Ernaldi Bahar menambahkan, dalam kesehariannya perilaku Hartono hanya termangu disudut ruangan dan banyak diam. Ia diajak bicara dahulu, maka ia baru mau bicara. Sementara untuk pengamanan, tersangka selama diisolir dikawal ketat kepolisian dari Polsek Muarakuang secara bergantian menjaga tersangka. Sedangkan keluarga tersangka hingga kemarin belum ada yang datang ke rumah sakit untuk menjenguk keadaannya. Sedangkan mengenai biaya rumah sakit ditanggung program berobat Gratis atau Jamkesmas. “Hartono sehari-hari lebih banyak duduk termangu disudut ruangan tempat ia

Fuad Gagal Pergi Haji ■

dari halaman 16

ban kasus penipuan, Fuad pun melaporkannya ke petugas SPKT Polresta Palembang, Jumat (22/11). Berdasarkan laporan Fuad yang diterima petugas dengan nomor LP/B-3291/ XI/2013/RESTA/SUMSEL, Fuad melaporkan seseorang yang sudah bertitel sebagai haji berinisial SB (40). Fuad mengaku mengalami kuergian uang sebesar Rp 50,5 juta yang telah disetorkannya ke rekening terlapor SB. Kepada petugas, bermua terlapor SB menjanjikan bisa memberangkatkan Fuad untuk pergi haji. Fuad pun diminta datang ke rumah terlapor SB pada 20 Juni 2012 di kawasan Jalan RE Martadinata Kel 2 Ilir Kec IT II Palembang. Teralpoor SB menjanjikan Fuad bisa berangkat haji pada 26 Juni September. Fuad pun percaya dan awal kali melakukan transfer uang sebesar Rp 45 juta

Sri Suarni

SRIPO/CR10

diborgol, dari hari pertama sampai sekarang tidak ada satu pun keluarga yang datang,” kata Sri Suarni. Seperti diberitakan sebelumnya, tersangka Hartono membunuh anak kandungnya sendiri yang bernama Juhardi (8), dengan cara menebas leher anaknya dengan sebilah parang hingga nyaris putus. Kejadian ini, terjadi Jumat (15/11) lalu sekitar pukul 07.50 Wib. Tak hanya itu, selain membunuh darah dagingnya sendiri, tersangka juga melukai Budi, Warga Desa Tanah Abang yang berusaha menangkapnya bersama teman-temannya yang lain. Namun berkat kesigapan Kapolsek Muaraku-

ang Iptu Robi Sugara bersama anggotanya, tersangka dapat diringkus. Sebelum peristiwa itu terjadinya, tersangka dengan membawa sebilah parang mendatangi gedung SDN 4 Muarakuang yang berlokasi di Desa Tanahabang untuk menjemput anaknya yang masih duduk di kelas 2. Tanpa permisi dengan guru setempat, tersangka langsung menyeret korban yang sedang belajar di dalam kelas. Selanjutnya tersangka yang seperti kerasukan setan itu membawanya ke lokasi pemakaman Desa Tanahabang atau sekitar 100 meter dari sekolah. Disanalah, tersangka menghabisi anaknya sendiri. (cr10)

dan yang transfer kedua kalinya sebesar Rp 50,5 juta. Namun saat ditagih janjinya, terlapor SB tak bisa memenuhi keberangkatan haji yang telah disepakati. Merasa tertipu dengan janjijanji terlapor SB yang akan mengembalikan uang tapi tidak dipenuhi, Fuad pun melaporkannnya ke polisi. Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Djoko Julianto mengatakan, kasus penipuan berlatarbelakang bisa memberangkatkan haji sudah sering terjadi. Dihimnbau kepada masyarakat, agar lebih hati-hati dan ikuti aturan yang ada untuk mencari informasi yang sebenarnya pada instasi pemerintah yang berwenang. “Laporan dari pelapor sudah diterima dan petugas penyidik sudah memintai keterangannya,” ungkapnya. Kasus Penodongan Masih di wilayah hukum Polresta Palembang, kawanan penodongan semakin merajalela dalam melancarkan aksinya. Bahkan beragam modus pun dilakukan guna memperdayakan korbannnya. Seperti yang

dialami Qomaru (15), pelajar SMA yang menjadi korban penodongan. Qomaru ditodong kawanan pelaku yang berpura-pura bertanya dan kenal dengan dirinya. Berdasarkan laporan Qomaru kepada petugas SPKT Polresta Palembang Jumat (22/11), Qomaru ditodong dua pelaku di kawasan Jalan Dwikora Palembang, Kamis (21/11) pukul 18.00. Akibatnya, Qomaru pun merelakan sepeda motor Honda Beat warna merah nopol BG 4745 LO digasak kawanan pelaku. Bermula Qomaru yang pulang sekolah, melintasi kawasan jalan perkuburan Puncak Sekuning. Tiba-tiba dua pelaku yang juga mengendarai sepeda motor menghadang Qomaru. Belum sempat bertanya, dua pelaku langsung bertanya kepada Qomaru dan mengaku kenal. Dua pelaku menuduh Qomaru telah melakukan pemukulan terhadap adik kedua pelaku yang dikenalnya. Merasa tak bersalah, Qomaru pun diajak ke kawasan Jalan Dwikora dan kemudian sepeda motornya langsung dirampas. (mg19)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.