Tabloid Reformata Edisi 156 Oktober 2012

Page 6

6

Manajemen Kita

EDISI 156 Tahun X 1 - 31 Oktober 2012

Think and Thank! Harry Puspito (harry.puspito@yahoo.com)*

S

ekarang adalah masa kemenangan konsumen, karena mereka memiliki banyak pilihan untuk memenuhi suatu kebutuhannya. Kepuasan pelanggan menjadi strategi yang umum dilakukan perusahaan untuk mempertahankan, atau meningkatkan pangsa pasarnya. Masyarakat yang dimanjakan tanpa sadar membangun budaya complain, bukan bersyukur. Sebenarnya kebiasaan tidak bersyukur sudah terbentuk dari jaman dahulu. Tidak bersyukur adalah manifestasi keberdosaan manusia. Bagaimana dengan kita? Apakah kita lebih sering bersyukur atau bersungut-sungut – mengenai diri, mengenai keluarga, tempat kerja, gereja, negara, …. kita? Paulus dalam surat-suratnya selalu memulai dengan ungkapan syukur. Paulus bahkan bisa bersyukur atas jemaat Korintus yang sangat bermasalah – masalah moral, perpecahan, ajaran sesat, konflik, dan sebagainya (I Kor 1:4-9). Paulus melihat (dengan iman) anugerah (grace) yang pasti dari Allah bagi jemaat Korintus. Reaksi terhadap anugerah tidak bisa lain adalah ucapan syukur (gratitude). Grace atau anugerah adalah dasar dari kekris-

tenan dan Injil itu sendiri adalah anugerah, yaitu kebaikan Allah yang dihadiahkan bagi kita yang tidak layak menerimanya. Mengapa kita harus bersyukur? Mengucapkan syukur adalah perintah Allah sendiri (Lihat Efesus 5:20; 1 Tesalonika 5:18, dan sebagainya). Karena ini adalah perintah, orang percaya tidak bisa lain selain patuh. Alkitab juga mengajar kepada kita bersyukur melalui contoh-contoh, baik oleh Yesus sendiri (lihat Matius 11:25), Daud (lihat Mazmur), Paulus serta para tokoh Alkitab lain. Namun menarik bahwa hasilhasil riset membuktikan bahwa orang-orang yang bersyukur ternyata menikmati hidup yang lebih bahagia, lebih optimis. Mereka lebih tahan stress, tidur lebih nyenyak, lebih suka berolahraga, lebih sehat dan rata-rata berumur lebih panjang. Mereka memiliki ikatan sosial yang lebih kuat dan harga diri yang lebih sehat. Mereka lebih mungkin menolong orang lain dan menawarkan dukungan emosi bagi orang yang membutuhkan. Untuk lebih memahami arti bersyukur, akan membantu mengetahui kata Inggrisnya, yaitu gratitude, yang berasal dari bahasa Latin – gratia dan memiliki akar kata yang sama

dengan grateful (berterimakasih) dangrace (anugerah), graciousness (kemurahan). Gratitude memiliki unsur emosi, yaitu sukacita – karena ‘menerima’ sesuatu, yaitu anugerah – tapi juga keyakinan, atau iman, bahwa hidup – semua aspek dari hidup - adalah anugerah. Ketika kita tidak memiliki keyakinan yang demikian, sebaliknya hidup adalah hak, maka orang tidak bisa bersyukur. Bahkan ketika dia bertemu dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan complain atau bersungut-sungut. Gratitude juga memiliki unsur praktik, yaitu dengan melakukan sesuatu sebagai ungkapan syukur itu, dengan perkataan maupun perbuatan lain. Gratitude juga adalah disiplin, yaitu konsistensi bersikap dan berperilaku bersyukur. Bersyukur memiliki tingkatan. Kita mudah bersyukur ketika menerima pemberian dari orang lain atau suatu ‘berkat’ dari Tuhan – misalnya pekerjaan, promosi, anak, dan sebagainya. Orang percaya sangat bersyukur ketika pertama menyadari keselamatan kekal yang diterimanya sebagai anugerah. Bersyukur seharusnya – seperti dikehendaki Tuhan – dalam segala hal, yaitu menjadi sikap hidup. Melihat segala hal dengan sikap bersyukur, setiap saat di setiap

tempat. Termasuk kita bersyukur atas orang-orang lain yang Tuhan hadirkan dalam kehidupan kita. Kadang orang itu seperti pesaing, tapi kita seharusnya bisa bersyukur karena kehadiran orang lain adalah anugerah bagi kita. Orang tertentu, seperti pasangan, kadang membuat hidup kita sulit, tapi itu adalah anugerah Tuhan untuk membuat hidup kita bertumbuh. Lebih jauh kita juga bisa bersyukur untuk kesempatan memberi, melayani dan berkorban – walau ini juga menerima, tapi memerlukan iman untuk menerima perkataan “Adalah leb-

ih berbahagia memberi dari pada menerima.” Ucapan syukur yang

sulit adalah ketika melihat orang lain diberkati. Bagaimana kita bisa hidup bersyukur? Sebagai orang percaya, kita harus bertobat, minta ampun dan tidak hidup lagi dalam hidup yang tidak bersyukur. Kita harus berubah sikap, melihat hidup sebagai anugerah Allah dan kita adalah penerima anugerah itu sehingga sikap kita adalah bersyukur. Bersyukur dimulai dengan ‘memperhatikan’ – kebaikan, keindahan, anugerah di sekitar kita. Dengan memperhatikan dan memikirkan lingkungan kita, diri kita, masa lalu dan masa depan kita,

kita bisa dan pasti akan bersyukur; sudah barang tentu dengan memandang dengan kacamata yang baru, kacamata syukur. Kebiasaan bersyukur terbentuk ketika kita menghentikan lingkaran complain dan mengorientasikan hidup kita kepada pujian, kesaksian, dan ucapan syukur. Kita bisa dan perlu melatih diri untuk bersyukur – ini termasuk latihan rohani yang bermanfaat untuk semua hal (1 Timotius 4:8). Untuk melatih kepekaan kita melihat anugerah Allah, kita bisa melatih diri dengan mencatat berkat-berkat Allah setiap hari dan mengucapkan syukur. Untuk pengingat kita bisa menempelkan peringatan untuk bersyukur di tempat-tempat yang sering kita lihat. Kita bisa menuliskan surat ucapan terima kasih kepada orang-orang tertentu yang telah sangat memberkati kita, seperti orang tua, guru, gembala, dan lain-lain. Kita bisa membiasakan diri sharing ucapan syukur kita dengan keluarga atau sahabat. Lebih jauh kita perlu melatih untuk melakukan sesuatu sebagai ungkapan syukur. Ada orangorang tertentu menyisihkan dana ucapan syukur ketika dia bersyukur, mengumpulkan dan menyalurkan pada waktunya. Tuhan memberkati!

Kepemimpinan

NEGOSIASI Raymond Lukas

N

EGOSIASI merupakan aktivitas harian Anda. Sebagai pemimpin, Anda bernegosiasi dalam setiap kesempatan. Apakah itu dalam menentukan ‘deadline’ suatu pekerjaan, meng’hire’ tenaga kerja pilihan atau menentukan waktu cuti dan liburan Anda. Semuanya melalui suatu proses yang disebut ‘negosiasi’. Jadi penting bagi kita semua, para pemimpin, untuk memperhatikan beberapa strategi penting dalam melakukan negosiasi. Seorang rekan saya menyesali negosiasi dengan calon majikannya yang baru. Dia ber-asumsi bahwa calon majikan sudah memberikan penawaran benefit dan gaji yang terbaik. Ternyata, setelah dia masuk bekerja di tempat baru tersebut, penawaran tersebut hanyalah “mediocre” saja. Karena perusahaan tempatnya bekerja sekarang belum memiliki standard yang baik, sehingga semua rekruitmen berdasarkan

REFORMATA

negosiasi atau tawar menawar murni. Kalau Anda ngotot sedikit, Anda akan dapatkan ‘deal’ terbaik Anda. Kalau “nrimo” alias “OK aja”, Anda akan menyesal. Seorang rekan lain, kehilangan kesempatan mungkin. Karena pihak dengan bekerja di tempat yang baru informasi lengkap dan baik, akan karena meminta perubahan memiliki ‘power’ yang lebih baik. setelah “deal” disetujuinya, hal 4. Berlatih dan lakukan uji coba mana membuat ‘antipati’ pihak (rehearsal). Pelajari medan calon majikan. Anda, apakah ‘deal’ yang akan Jadi, ada beberapa strategi dilakukan? Berlatihlah sesuai yang dapat dilakukan untuk kondisi dan lakukan ‘rehearsal’ mengoptimalkan negosiasi Anda di tim Anda. ‘Rehearsal’ di berbagai bidang, antara lain tersebut akan mem’fasih’kan sebagai berikut: Anda di meja perundingan. 1. Lakukan negosiasi dengan 5. Jangan langsung meng”iya”kan pengambil keputusan. Hal ini akan setiap proposal. Berikan waktu membantu Anda untuk menghemat Anda dan tim Anda mempelajari waktu dan tenaga. Apabila Anda dan mereview setiap penawaran belum bernegosiasi dengan yang ada. Anda pasti dapat pengambil keputusan, mintalah lebih meng”optimal”kannya. kepada pihak yang mewakili untuk 6. Jangan menyerang pihak segera mempertemukan Anda dengan siapa Anda bernegosiasi, dengan pengambil keputusan. misalkan dengan merendahkan Percayalah, itu akan menghemat atau menjelek-jelekkan penawaran waktu mereka dan Anda juga. atau barang yang ditawarkan. 2. Jangan menjadi emosional. 7. Jangan menjadikan negosiasi Tetap sabar, apapun kondisinya. arena pribadi Anda sehingga Hal ini akan mendukung Anda Anda mementingkan ‘ego’ mendapatkan ‘deal’ terbaik. pribadi terpuaskan. Anda tidak 3. Persiapkan informasi sebanyak akan mendapatkan apapun

hanya dengan mementingkan ‘ego’ Anda. Biasanya Anda bernegosiasi dengan mewakili kepentingan organisasi atau pihak tertentu, jadi wakili kepentingan pihak yang Anda yang memiliki uang dengan pihak wakili. Sekalipun yang memiliki pengalaman, maka Anda mewakili diri sendiri, pihak yang terakhir biasanya akan jangan jadikan arena negosiasi mendapatkan ‘uang’nya karena untuk ‘ego’ Anda sendiri. Ingat, kelihaiannya, dan pihak yang masih ada pihak lawan yang memiliki uang akan mendapatkan tetap harus Anda hormati. pengalaman yang berharga. Rekan pemimpin Kristiani 8. Jangan memberikan ultimatum. budiman, hadapilah Jadi, jagalah sekali lagi emosi Anda. yang Jangan memberikan ultimatum, negosiasi Anda dengan bijak. misalnya: “Saya berikan batas Berdoalah sebelum negosiasi waktu hingga jam 6 sore ini, kalau berlangsung. Mintakan hikmat tidak minat - saya sudah ada khusus yang akan membuat pihak lain yang mau”. Ingat, pihak Anda berbeda penuh hikmat dari lain tersebut pasti akan memiliki setiap orang di meja negosiasi keinginan tersendiri juga. Anda tersebut. Saya yakin Anda semua harus mengoptimalkan setiap adalah negosiator yang ulung. Trisewu Leadership Institute negosiasi Anda. Bisa saja pihak Founder: Lilis Setyayanti yang Anda tidak perhitungkan, Co-founders: Jimmy Masrin, ternyata “best buyer” Anda. Harry Puspito 9. Berpikirkan diluar boks. Dalam Moderator: Raymond Lukas medan negosiasi, Anda harus Trisewu Ambassador: Kenny Wirya kreatif. Gunakan pemikiran diluar kebiasaan yang ada. Anda Untuk pertanyaan, silakan kirim e-mail akan terkejut bila pihak lawan ke: seminar@trisewuleadership.com. menyetujui kreativitas Anda. Kami akan menjawab pertanyaan Anda melalui tulisan/artikel di edisi selanjut10. Pengalaman Anda akan nya. Mohon maaf, kami tidak menjawmemberikan “cutting edge” Anda. ab e-mail satu-persatu.” Apabila dibandingkan antara pihak


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.