Radar pekalongan 17 mei 2014

Page 4

JATENG

SABTU, 17 MEI 2014

4

RADAR PEKALONGAN

YAYASAN YATIM PIATU DAN DHU’AFA

“AL - INAYAH” Jl. Untung Suropati Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan Telp. (0285) 4418232, HP. 085865495103, 085742790598

Yayasan AL-INAYAH membutuhkan Sedekah Amaliyah melalui Program Pembangunan Pondok Pesantren/Panti Yayasan Yatim Piatu & Dhu’afa. Total Anggaran yang dibutuhkan Rp. 990.000.000. Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Musakhir : 085742790598 Bantuan bisa disalurkan via Rekening : Bank Mandiri Syariah Pekalongan 7030350418 BNI Syariah Cabang Pekalongan 0305110076 Bank Jateng Cabang Pekalongan 3007056710 Yayasan AL-INAYAH : Jl. Untung Suropati Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan PANITIA PEMBANGUNAN PONDOK PESANTREN - PANTI YAYASAN YATIM PIATU & DHU’AFA “AL-INAYAH ” Akte Notaris : Iis Aisyah Y, SH SK, MENKUMHAM

Nomor : 04 Tanggal 07 Juli 2010 Nomor : AHU - 337. AH. 01 04 Tahun 2011

Ribuan Botol Miras Disita Penggerebekan di Pungkruk Diduga Bocor JEPARA - Gabungan Satpol PP, Kodim dan Polres Jepara menyita ribuan minuman keras di warung makan milik Sugianto, warga kawasan Terminal Lama, Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Kota. Razia ini digelar sebagai langkah antisipasi menjelang pilpres dan Ramadan. Kepala Satpol PP Jepara Trisno Santoso mengungkapkan, razia miras tersebut berkat laporan dari masyarakat. Pihaknya menjelaskan, larangan miras nol persen alkohol sesuai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2013. ”Usai ketentuan hukum ini termasuk kategori tindak pidana ringan (tipiring) pengedar miras dapat dijatuhi hukuman kurungan tiga bulan atau denda Rp 50 juta,” jelas Trisno kepada Jawa Pos Radar Kudus usai razia pukul 10.00, Kamis

(15/5) malam. Aparat gabungan berhasil mengamankan miras impor berbagai merek. Selain itu, disita ratusan miras oplosan yang dipasok dari luar daerah seperti Solo dan daerah lainnya. Barang bukti miras tersebut, disimpan di berbagai tempat tersembunyi. Ada yang disimpan di dalam almari pakaian. ”Paling banyak disimpan di dalam gudang yang berada di depan warung Sugianto,” ungkapnya. Trisno menduga, ribuan barang bukti miras itu tidak hanya dijual diwarungnya, tetapi diduga sebagai dipasok ke beberapa warung di Jepara. ”Kami belum dapat menyimpulkan secara pasti karena masih dalam pemeriksaan. Tapi hemat kami kalau dijual sendiri kayaknya tidak mungkin melihat barang bukti yang mencapai ratusan kardus,” papar Trisno. Ribuan miras itu diangkut menggunakan mobil dan truk Polres Jepara. Ribuan miras

tersebut akan disimpan untuk kemudian dimusnahkan. Direncanakan pemusnahan menjelang Ramadan. Sebelum merazia kawasan terminal lama, aparat gabungan tersebut juga menggerebek kawasan karaoke Dukuh Pungkruk, Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo. Sayangnya, aparat gabungan tidak mendapatkan hasil seperti di terminal lama. Seluruh rumah karaoke digeledah petugas gabungan, namun tidak ada sama sekali barang bukti yang ditemukan. Kawasan Pungkruk juga nampak sepi pengunjung. Tidak ada aktivitas di ruangan karaoke. Bahkan beberapa pengelola memilih menutup layanan karaoke. Disinggung mengenai bocornya razia, pihaknya mengatakan dapat saja terjadi. Namun pihaknya menandaskan memang operasi terbuka tingkat keberhasilannya sangat kecil. Aparat penegak perda tersebut mengakatan, keberhasilan penyitaan miras

ABDUL ROCHIM/RADAR KUDUS

MINUMAN SETAN - Aparat gabungan menyita ribuan botol miras di kawasan Terminal Lama, Kamis (15/5) malam lalu.

di terminal lama termasuk pengecualian. Kapolres Jepara AKBP Taslim Chaeruddin menambahkan, pihknya memang berupaya kooperatif dengan semua pihak, termasuk masyaarakat agar penyakit masyarakat dapat ditekan. Dikatakan pemberan-

tasan miras, perjudian dan penyalahgunaan narkoba memang menjadi stressing visi aparaturnya. “Diharapkan dengan berkurangnya pekat di Jepara dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial warga Jepara,” ujar Taslim. (him/zen)

Disperindag Kembangkan 30 Sentra Industri

PEMBANGUNAN GEDUNG YAYASAN AL INAYAH

REKAP SUMBANGAN PEMBANGUNAN YAYASAN YATIM PIATU DAN DHU’AFA “AL - INAYAH” Saldo 1 s/d 108 ............................................. R p . 65.985.000,102. Bpk Suprabowo

Rp.

2.000.000,-

103. Bpk Ali Sajidin

Rp.

500.000,-

104. Ibu Tomah

Semen 2 Zak

105. Hamba Allah

Rp.

2.500.000,-

106. Arif Rachman

Rp.

500.000,-

107. Soeyardi (alm)

Rp.

500.000,-

108. Soemarni (almh)

Rp.

500.000,-

109. Suryati

Rp.

500.000,-

110.

Pisma Griya Permai

Rp.

1.500.000,-

111.

H. Ricsa Mangkulla

Rp.

1.500.000,-

Jumlah Total .............................................

R p . 69.485.000,-

KRIMINAL Dua ABG Digrayangi di Lahan Tebu DI KABUPATEN Jepara juga terjadi kasus serupa. Dua pelaku dugaan pelecehan seksual anak di bawah umur diamankan aparat Polres Jepara kemarin. Keduanya ditangkap, setelah diduga mencabuli SN, 15, warga Kecamatan Jepara Kota dan RH, 16, warga Kecamatan Mlonggo, Minggu (11/5) lalu. Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Jepara Soesilo mengatakan, kedua pelaku dugaan tindakan asusila tersebut, yakni M Rizal, 22, warga RT 1/RW 3 Desa Daatar, Kecamatan Mayong, dan M Ali Said, 23, warga RT 10/RW 11 Desa Kedungmutih, Demak. ”Dua pelaku tersebut diserahkan oleh Polsek Mayong seusai ditangkap kemarin,” ujarnya. Kejadiannya bermula, saat Minggu (11/5) lalu, korban SN mengajak korban RH untuk bertemu pada salah satu acara di pusat kota Jepara. Seusai acara, SN kembali mengajak RH menuju perempatan Batealit bertemu kedua temannya. ”SN mengaku mendapatkan SMS (short message service) dari pelaku dan diminta untuk bertemu di perempatan tersebut,” ungkapnya. Sesampainya di lokasi, mereka berdua diajak kedua pelaku menuju Desa Datar dan berhenti pada sebuah warung di dekat lahan tebu. Di sana, keduanya dipaksa menenggak miras sampai sore hari. Salah satu pelaku, M Rizal meminta SN ke lahan tebu. ”Di sanalah SN menerima tindakan asusila, namun tak sampai berhubungan badan,” ungkapnya. Sementara RH, dia diinapkan di rumah salah satu saudara pelaku yang berlokasi di Desa Pancur, Kecamatan Mayong. Baru pada dini harinya, RH dicabuli dan dipaksa melakukan hubungan seksual. Mengetahui hal tersebut, keluarga korban tak bisa menerima dan melaporkan kejadian tersebut pada Polsek Mayong Senin (12/5) lalu. Kemudian pada Selasa (13/5), pelaku langsung diamankan. ”Penangkapan dilakukan Polsek Mayong, kemudian diserahkan ke Polres Jepara. Saat ini keduanya masih dalam proses penyidikan,” tegasnya. (emy/lil)

FEMI NOVIYANTI/RADAR KUDUS

ASUSILA - Dua pelaku dugaan pelecehan seksual anak di bawah umur sekarang sudah diamankan aparat Polres Jepara.

JEPARA - Sejauh ini Kabupaten Jepara dikenal sebagai daerah industri mebel, ukir, dan tenun troso. Namun sebenarnya tak hanya itu, Jepara juga merupakan daerah potensi industri. Sebab itu, kini Disperindag Jepara merencanakan ekstensifikasi sentra industri. Sentra industri dikembangkan dalam bentuk perkampungan-perkampungan industri seperti yang telah terjadi seperti sentra industri monel di Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan dan sentra troso di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Perindustrian Purwanto kepada Jawa Pos Radar Kudus. Dijelaskan Purwanto, pada periode 2011 hingga 2013 ekstensifikasi industri berhasil dikembangkan di lebih dari 50 desa. ”Kini kami merencanakan mengembangkan potensi industri di 30 desa,” kata Purwanto kemarin. Sebanyak 30 desa itu pihaknya akan melakukan ekstensifikasi di sektor industri kerupuk, troso, ukir, nata de coco, konfeksi, rotan sintetis dan lainnya. Dikatakan dasar pengembangan karena order dengan kapasitas produksi industri sudah tidak imbang. ”Misalnya seperti order nata de coco, sering kuwalahan. Jadi perlu terus dikembangkan di desa-desa lain,” katanya. Purwanto mengatakan, program ekstensifikasi industri ini membutuhkan energi dan pendanaan yang cukup besar.

ABDUL ROCHIM/RADAR KUDUS

TINGKATKAN EKONOMI - Jepara akan mengembangkan potensi dengan membuka 30 sentra atau perkampungan industri. Salah satunya tenun Troso di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan.

Diakui sektor pendanaan menjadi kendala. ”Pendanaan dari APBD murni 2014 hanya Rp 800 juta. Sedangkan dana dari pemerintah provinsi hanya terakomodasi pada potensi andalan seperti mebel, troso dan monel,” imbuhnya.

Pihaknya meyakini, ekstensifikasi industri ini selain akan menghidupkan aktifitas ekonomi desa juga akan menyerap banyak tenaga kerja. Sektor furnitur menyerap tenaga kerja 70.412 orang, rotan 3.391 orang, tenun ikat 7.918 orang, monel 1.220 orang,

gerabah 221 orang, genteng 4.393 orang, rokok 389 orang, keraijnan kayu 5.714 orang, IKM makanan 11.362 orang, konfeksi 8.976 orang, border 1.968 orang, dan mainan anak sebanyak 1.279 orang. Purwanto mengatakan, yang gagal dari ekstensifikasi

industri ini adalah pada sektor industri rokok. Namun pihaknya mengklaim, indsutri lain menunjukkan perkembangan. ”Diharapkan dengan pembukaan 30 sentra atau perkampungan industri ini dapat menyerap lagi tenaga kerja,” ucapnya. (him)

KomisiIUndangBKD, Siswi MTs Dicabuli di Warnet FKTH,danOmbudsman Pelakunya Bapak Satu Anak Penyelesaian Kasus K2 PATI - Komisi I DPRD Pati mengaku siap temukan sejumlah pihak guna menyelesaikan permasalahan tenaga honorer kategori dua (K2) yang terindikasi bodong. Pertemuan tersebut, rencananya akan dilakukan pada awal pekan depan. Wakil Ketua Komisi I Selamet Budi Santoso mengaku, melakukan pemantauan serius terhadap kasus K2 bodong yang terjadi di Pati. Untuk menyikapi masalah itu, pihaknya juga telah meminta petunjuk dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) di Jakarta, terkait pemberkasan yang dilakukan. ”Nanti kami akan panggil dan pertemukan semua. Baik dari K2 yang tergabung dalam Forum Komunikasi Tenaga Honorer (FKTH) Pati dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pati. Kami berencana mengundang Ombudsman Jawa Tengah untuk bisa ikut dalam audiensi,” katanya. Untuk agenda pertemuan yang akan dilakukan, lanjutnya, dengan menyocokkan sejumlah data yang terindikasi bodong, baik dari FKTH, BKD dan sejumlah data lain yang dimiliki. Dengan menyingkronkan data tersebut, diharapkan bisa membuka faktafakata yang jelas atau trans-

parasi dalam permasalahan yang terjadi. Berdasarkan data yang dimiliki FKTH, setidaknya tercatat sebanyak 200 data K2 terindikasi bodong. Ratusan K2 itu memaksakan ikut dalam pemberkasan. Keberanian mereka dalam pemberkasan, diduga karena tidak ada verifikasi faktual dalam pemberkasan. Sejauh ini, sejumlah pihak mendorong pemkab untuk melakukan verifikasi faktual sehingga transparasi penerimaan K2 bisa diberikan. ”Seharusnya permasalahan ini mendapat tindak lanjut,” katanya. Menanggapi rencana pertemuan tersebut, Ketua Perwakilan Ombudsman Jawa Tengah Acmad Zahed siap menghadiri undangan Komisi I yang ingin menyingkronkan data dari semua pihak. Menurutnya, belum terlambat dalam melaksanakan verifikasi faktual terhadap K2 yang terindikasi bodong. Hingga kemarin, terdapat sejumlah kabupaten di Jawa Tengah, yang telah mengikuti anjuran untuk melakukan verifikasi faktual pada K2 yang terindikasi bodong dalam pemberkasan. Seperti di Kabupaten Kudus dan Jepara. ”Kami mendorong Pemkab Pati untuk melakukan verifikasi faktual di lapangan. Sehingga bisa terbuka dan transparan. (sya/zen)

KUDUS – Wacana menghukum pelaku pencabulan anak di bawah umur dengan kebiri mungkin ada baiknya. Sebab, kasus pencabulan yang melibatkan bocah maupun pelajar marak terjadi. Bahkan, pelakunya pun banyak dari kalangan bapak-bapak alias pria yang sudah berkeluarga. Di Kudus, kasus pencabulan kembali terjadi. Kali ini pelakunya Muhammad Nur Wahidin, 29, warga Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, yang sudah memiliki istri dan anak. Dia diduga mencabuli anak SMP usia 15 tahun berinisial Ww, yang baru dikenalnya 10 hari. Pelaku diduga mencabuli WW sebanyak dua kali di tempat yang sama, yakni di salah satu warnet di Desa Purwosari, Kecamatan Kota. Kapolres Kudus AKBP Bambang Murdoko melalui Kasatreskrim AKP Sulkhan mengatakan, peristiwa pencabulan pertama terjadi pada Sabtu (15/4) lalu pukul 16.30. Berikutnya pada Kamis (1/5) pukul 14.30. Sulkhan menjelaskan, awal mulanya pelaku berkenalan dengan korban korban yang masih warga Kecamatan Dawe di salah satu taman di Jalan Perintis Kemerdekaan (arah ke UMK). Usai berkenalan, mereka berdua sering melakukan komunikasi lewat ponsel. ”Akhirnya, Sabtu (26/4)

lalu pelaku mengajak ketemu korban di salah satu warnet di Desa Purwosari, Kecamatan Kota,” katanya. Setelah bertemu, pelaku mengajak korban ke dalam warnet. Di salah satu bilik, pelaku Nur dan korban membuka Facebook (FB). ”Tapi sembari melihat FB, pelaku melakukan aksinya dengan menciumi pipi dan bibir korban, kemudian tangan pelaku memegang payudara sampai menggrayangi alat vital korban,” terang Sulkhan. Kejadian kedua, pada Kamis (1/5) lalu, di tempat yang sama dengan modus yang sama, pelaku merayu korban hingga akhirnya melakukan hubungan suami-istri. Setelah selesai melampiaskan nafsunya, pelaku mengantar korban pulang sampai ke rumah. Namun, saat di rumah kor-

ban, pelaku ditanyai orang tua korban yang merasa curiga, sehingga meminta pelaku menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP). Orang tua korban juga bertanya pekerjaan pelaku. ”Setelah ditanya nama orang tua pelaku dan dimintai nomor telepon orang tuanya karena mau dihubungi orang tua korban, pelaku lari karena ketakutan dan meninggalkan KTP serta kendaraannya di rumah korban,” jelasnya. Akhirnya, orang tua korban melaporkan pelaku ke Polres Kudus. ”Setelah mendapatkan laporan, petugas langsung melakukan penyelidikan keberadaan pelaku. Berdasarkan informasi, pelaku di Ruko Agus Salim Getas Pejaten Kudus. Akhirnya, petugas langsung mendatangi lokasi tersebut dan berhasil menangkap pelaku,” tegasnya. (san/lil)

DONNY SETYAWAN/RADAR KUDUS

DIINTEROGASI - Pelaku pencabulan (kanan) dimintai keterangan petugas di Mapolres Kudus kemarin.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.