FOODREVIEW INDONESIA
TREn Minuman
Berbasis Kakao
Varian
Kopi Siap Saji
di Indonesia:
Manfaat & Risiko
Wedang Uwuh:
Minuman
Multifungsional
Beverage Reformulation:
More Functions, Less Sugar
TREn Minuman
Berbasis Kakao
Varian
Kopi Siap Saji
di Indonesia:
Manfaat & Risiko
Wedang Uwuh:
Minuman
Multifungsional
More Functions, Less Sugar
Food reformulation is the process of altering the processing or composition of a food or beverage product, to improve its nutritional profile or to reduce its content of ingredients or nutrients of concern. (World Health Organization).
Berbagai data dan bukti penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara pola konsumsi pangan (pola pangan) dengan status kesehatan. Pola pangan yang tidak menyehatkan -misalnya konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) yang terlalu tinggi- merupakan penyebab utama meningkatnya risiko penyakit tidak menular (PTM) atau noncommunicable diseases (NCD), termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan beberapa penyakit lain seperti jantung, stroke, dan ginjal
Opsi manajemen risiko yang diambil oleh berbagai negara untuk menurunkan kejadian PTM adalah dengan mengembangkan kebijakan mengurangi jumlah asupan GGL harian. Berbagai opsi kebijakan ini antara lain adalah (i) mendorong dan memberikan insentif bagi industri untuk melakukan reformulasi produk pangan (makanan dan minuman) dengan menurunkan kandungan GGL-nya, (ii) menetapkan standar kandungan GGL lebih rendah untuk produk pangan yang menjadi bagian dari program pemerintah (misalnya program pemerintah penyediaan pangan untuk anak sekolah), (iii) membatasi kegiatan ikaln (promosi) dan pemasaran produk dengan kandungan GGL tinggi, termasuk membatasi pemasaran dan iklan, dan lain sebagainya, termasuk (iv) pengenaan pajak khusus untuk produk pangan berdasarkan pada kandungan GGL-nya. Di Indonesia, telah sejak tahun 2013 dikeluarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 30 (2013) tentang Pencantuman Informasi Kandungan
Gula, Garam dan Lemak Serta Pesan Kesehatan pada
Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji yang telah diubah menjadi Permenkes No 63 (2015). Permenkes ini bertujuan untuk menurunkan risiko kejadian PTM terutama hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung melalui peningkatan pengetahuan konsumen terhadap asupan
konsumsi GGL pada pangan olahan dan pangan siap saji. Adapun pesan kesehatan yang dimaksud berbunyi
“Konsumsi Gula lebih dari 50 gram, Natrium lebih dari 2000 miligram, atau Lemak total lebih dari 67 gram per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung”. Belakangan, pemerintah Indonesia juga telah mengeksplorasi pengembangan kebijakan cukai
terhadap Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK)
sebagaimana pernah dibahas di Badan Akuntabilitas
Keuangan Negara (BAKN) DPR RI
Pada edisi ini, FoodReview Indonesia ingin mengingatkan kepada semua insan yang berkirah di industri minuman. Secara khusus, MBDK diidentifikasi
sebagai salah satu sumber utama asupan gula di banyak negara. Terlalu sering atau terlalu banyak konsumsi minuman bergula dikaitkan dengan meningkatkan risiko
obesitas dan munculnya PTM seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit ginjal, serta masalah gigi (rusak/ berlubang). Industri minuman Indonesia perlu segera mengantisipasi hal ini, dan justru segera memanfaatkannya sebagai kesempatan berkembang, sekaligus berkontribusi pada pembangunan kesehatan bangsa.
Industri minuman, khususnya MBDK, perlu bersepakat dan berkomitmen untuk secara bersama mengembangkan berbagai produk minuman dengan produk yang tidak hanya berorientasi kenikmatan (kenyamanan), tetapi jutsru lebih menekankan pada orientasi kesehatan dan kebugaran. Pemerintah dan konsumen tidak lagi menginginkan minuman yang hanya menyegarkan, menghidrasi, atau kalori (energi), tetapi lebih menginginkan produk minuman yang dalam jangka panjang akan berkontribusi pada kesehatan dan kebugaran.
Industri minuman perlu berinovasi, melakukan reformulasi, menambahkan zat-zat gizi dan senyawa bioaktif, seperti antioksidan, serat pangan, prebiotik, protein, peptida, asam lemak tak jenuh, mineral, vitamin, dan sebagainya, untuk memberikan fungsi-fungsi kesehatan pada produknya. Minuman demikian perlu dirancang dan dikembangkan untuk menyumbangkan khasiat menguntungkan pada satu atau lebih fungsi tubuh manusia, seperti meningkatkan kondisi fisik tubuh manusia, atau mengurangi risiko terkena penyakit tertentu. Namun demikian, semua itu perlu dilakukan dengan mengurangi kandungan gula.
More functions, less sugar adalah kunci reformulasi dan inovasi produk minuman ke depannya. Tantangan inovasi industri minuman adalah bagaimana mengurangi kandungan gula (kalori), serta menciptakan pilihan-pilihan yang lebih baik dan lebih banyak bagi konsumen dengan fungsi-fungsi lain, bahkan tidak hanya fungsi kesehatan, tetapi juga fungsi keberlanjutan (sosial, ekonomi, lingkungan) lainnya.
Indonesia mempunyai banyak kekayaan dan tradisi khas untuk menjadi substansi inti inovasi industri minuman. Minuman rendah gula fungsional berbasis kopi, berbasis cokelat, berbasis rempah merupakan ilustrasi yang disajikan pada FoodReview edisi kali ini. Semoga sajian FoodReview Indonesia kali ini dapat memicu dan memacu industri minuman, baik MBDK maupun minuman siap saji di Indonesia untuk terus berkembang, lebih berkelanjutan dan berdaya saing.
Purwiyatno Hariyadi phariyadi.staff.ipb.ac.id
VOL. XVIII No. 2 Februari 2023
6 FORUM
8 FOOD INFO
16
Tren Minuman
Berbasis Kakao
Kakao (Theobroma cacao L.) saat ini lebih banyak dikenal sebagai bahan baku produk cokelat padat. Kakao pertama kali dikonsumsi oleh Bangsa Aztec dan Maya sebagai minuman.
Open House Expo: Sistem Pengawasan
Life Cycle
Produk Obat dan Makanan BPOM
Pemimpin Umum: Suseno Hadi Purnomo | Pemimpin Redaksi: Purwiyatno Hariyadi | Wakil Pemimpin Redaksi: Nuri Andarwulan
Redaktur Pelaksana: Himma Ellisa | Pemimpin Perusahaan: Pratomodjati | Wakil Pemimpin Perusahaan: Hindah Muaris
Pembaca Ahli: Desty Gitapratiwi | Staf Redaksi: Fitria Bunga Yunita | Sales, Advertising & Activities: Tissa Eritha
Digital Marketing: Fetty Fatimah | Business Development: Andang Setiadi | Desain & layout: Yanu Indaryanto
IT dan Website: Gugun Hendi Gunawan | Keuangan: Kartini, Padmawati Zainab
Penerbit: PT Media Pangan Indonesia
Alamat PT Media Pangan Indonesia: Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143
Telepon: (0251) 8372333, (0251) 8322732 | +62 811 1190 039 | Fax: (0251) 8375754
Website: www.foodreview.co.id | E-mail: redaksi@foodreview.co.id, marketing@foodreview.co.id
ISSN: 1907-1280
25 Varian Kopi Siap Saji di Indonesia:
Manfaat & Risiko
Kafein pada kopi dipercaya mampu merangsang sel-sel syaraf dan produksi endorfin sehingga membuat peminumnya bersemangat, lebih fokus, dan memiliki perasaan positif.
34 Wedang Uwuh: Minuman Multifungsional
44 Pendinginan & Pembekuan dengan Nitrogen Cair
Beberapa kejadian keracunan nitrogen cair yang tertelan oleh anak-anak yang
mengonsumsi makanan jajanan cikbul (ciki ngebul) telah menjadi berita yang masif di media massa.
Kepada FoodReview Indonesia
Saya ingin menanyakan terkait kerja sama kegiatan dari himpunan mahasiswa. Kami berencana mengadakan kegiatan antara lain lomba karya tulis ilmiah nasional, lomba poster, dan seminar nasional untuk umum. Mohon info bagaimana cara mengajukan kerja sama ini. Terima kasih.
Laila Bogor
Jawab: Untuk kerja sama kegiatan mahasiswa dengan FoodReview Indonesia, silakan terlebih dahulu mengirim proposal ke info@ foodreview.co.id. Kami akan menghubungi lebih lanjut setelah proposal dikirimkan.
Dear FoodReview Indonesia, Mohon informasinya, buku-buku apa saja yang dijual oleh FoodReview Indonesia dan bagaimana cara membelinya? Terima kasih.
Fauzi
Tangerang
Jawab:
FoodReview Indonesia memiliki beberapa koleksi buku seperti Kakao dan Teknologi Produksi
Cokelat, Database Kandungan Flavanoid, Karotenoid, dan Plant Sterol pada Makanan
Indonesia, Makanan Kaleng, dan lain sebagainya. Untuk pembelian dapat langsung menghubungi nomor WA kami di +62 811-1190-039 atau dapat juga melalui toko niaga elektronik kami di https://shopee.co.id/foodreview www.tokopedia.com/tokokulinologi
Dear FoodReview Indonesia, Mohon info untuk tema majalah FoodReview
Indonesia bulan depan, saya berencana untuk mengirim tulisan agar dapat sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Terima kasih.
Bella Bandung
Jawab: Pada dasarnya redaksi FoodReview Indonesia menerima artikel tentang ilmu dan teknologi pangan, serta aplikasinya dalam industri. Artikel yang masuk akan kami ulas isi dan format sesuai standar pemuatan kami.
FoodReview Indonesia edisi Maret-Mei akan membahas tentang Food & Nutraceutical, Flavor Trends, Safety & Food Analysis.
KIRIMKAN KOMENTAR atau pertanyaan Anda ke Forum
FOODREVIEW INDONESIA
Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 atau melalui whatsapp: +62 811-1190-039, email redaksi@foodreview.co.id
Cantumkan nama lengkap, alamat dan nomor telepon Anda. Semua surat yang masuk akan diedit terlebih dulu dengan tanpa mengubah maknanya.
EVERY MONTH
If you have a friend or colleague who would be interested in receiving Foodreview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today.
YES, SIGN ME UP
Sepanjang tahun 2022, ada 15.273
pelaku usaha yang mengajukan
permohonan pemeriksaan halal melalui
LPPOM MUI. Angka ini naik 48% dari
tahun 2021 yang berjumlah 10.337
pelaku usaha. Sementara jumlah
permohonan pada tahun 2022 mencapai
15.333 dan jumlah produk 297.308.
LPPOM MUI juga terus mengupayakan
percepatan pemeriksanan sertifikasi
halal. Pemerintah sudah mengatur
lama waktu sertifikasi halal dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39
Kebutuhan produk pangan halal di Indonesia semakin meningkat
sejalan dengan tuntutan
konsumen. Hal ini juga didukung
regulasi wajib halal yang dicanangkan
dalam Undang-Undang No. 33 tahun
2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Dalam hal ini, peran LPPOM MUI
ditegaskan menjadi salah satu Lembaga
Pemeriksa Halal (LPH) di Indonesia.
Merespons hal tersebut, LPPOM MUI
terus beradaptasi dan berinovasi
terhadap situasi yang ada.
“Hal ini dilakukan guna mendorong
perusahaan dalam meningkatkan nilai
tambah produknya, sehingga dapat
bersaing secara nasional dan melaju
ke kancah global,” kata Direktur Utama
LPPOM MUI, Ir. Muti Arintawati, M.Si, dalam kegiatan Media Gathering LPPOM
MUI pada 16 Januari 2023 lalu di Rumah
Kenangan, Senopati, Jakarta. Kegiatan
ini merupakan salah satu rangkaian
Perayaan Milad LPPOM MUI ke-34.
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Jaminan Produk Halal. Pada Pasal 72
dan 73 disebutkan bahwa pemeriksaan
dan/atau pengujian kehalalan untuk
produk yang diproduksi di dalam negeri dilakukan selama 15 hari (kerja) sejak penetapan LPH diterbitkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dengan maksimal waktu perpanjangan 10 hari (kerja). Sedangkan untuk produk luar negeri selama 15 hari (kerja), dengan waktu perpanjangan 15 hari (kerja).
Untuk memudahkan pelaku usaha
dalam proses sertifikasi halal, LPPOM MUI meningkatkan pelayanan melalui pengembangan sistem sertifikasi online CEROL-SS23000 secara berkelanjutan, integrasi dengan Si-Halal BPJPH, penggunaan sistem informasi, komunikasi dan teknologi lebih baik, serta program pengembangan SDM. Fri-35
Industri Pengolahan Kakao
Indonesia memiliki potensi yang
besar pada industri pengolahan
kakao. Hal ini dapat dilihat dari
adanya 11 industri pengolahan
kakao antara (intermediate) dengan
kapasitas 739.250 ton/tahun, 900 industri pengolahan cokelat dengan
kapasitas 462.126 ton/tahun, dan 31 artisan cokelat/bean to bar dengan
kapasitas 1.242 ton/tahun. Direktur
Jenderal Industri Agro Kementerian
Perindustrian RI (Kemenperin), Putu
Juli Ardika mengungkapkan bahwa
pihaknya proaktif untuk mendorong
kemitraan antara industri pengolahan
kakao dengan para petani dalam rangka
menjaga keberlangsungan produksi
kakao di Indonesia serta meningkatkan
mutu dan produktivitas bahan baku.
Selain itu, Kemenperin memacu
peningkatan hilirisasi dan nilai tambah
produk melalui diversifikasi produk
dan pengembangan fine flavour cocoa
berdasarkan indikasi geografis. Salah satunya adalah pengembangan cokelat artisan dengan pendekatan bean to bar.
“Saat ini pangsa pasar cokelat artisan
baru mengisi sebesar 2% dari konsumsi cokelat dalam negeri, yang saat ini masih didominasi oleh cokelat industrial dan konfeksioneri. Cokelat artisan
berpeluang dapat mengisi pangsa
sampai dengan 10% di Indonesia,” papar
Putu dalam Siaran Pers Kementerian
Perindustrian beberapa waktu lalu.
Bahan baku cokelat artisan
merupakan biji kakao premium yang
terfermentasi dengan baik dengan
harga sebesar Rp50.000 per kg atau
43% lebih tinggi nilainya dari biji kakao yang dibeli oleh industri. Tentunya hal
ini diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani kakao dan keberlangsungan kakao di Indonesia. Fri-35
Untuk dapat melakukan ekspor produk perikanan, diperlukan sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) sebagai
jaminan mutu produk. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (PERPU) Nomor
2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, Kementerian Kelautan dan Prikanan (KKP) memfasilitasi unit pengolah
ikan (UPI) agar bisa melakukan
ekspor. UPI yang berorientasi ekspor ke negara-negara seperti Tiongkok, Arab Saudi, dan Taiwan mewajibkan
HACCP sehingga perlu dukungan yang optimal. Kepala Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM),
Pamuji Lestari mengatakan bahwa
permohonan sertifikasi HACCP dalam
proses integrasi sistem dengan Online
Single Submission (OSS/oss.go.id).
Setiap permohonan hanya dapat
menggunakan satu identitas yang tidak dapat digunakan berulang.
“Jadi memang negara-negara tujuan ekspor mensyaratkan sertifikat HACCP, dan sekarang pengurusannya lebih
mudah karena langsung ke sistem OSS,” katanya dalam Siaran Pers Sosialisasi
PERPU Nomor 2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selain itu, proses integrasi penerbitan sertifikat HACCP secara elektronik oleh OSS atas nama Menteri Kelautan dan Perikanan, telah memasuki tahap user acceptance testing (UAT). BKIPM bersama dengan Kementerian Investasi BKPM
telah melakukan empat kali proses
UAT dalam rangka penyempurnaan
sistem dan meminimalkan terjadinya
kendala dalam implementasinya. Pamuji menambahkan bahwa HACCP sekaligus menjadi perizinan berusaha untuk menunjang kegiatan usaha (PB-UMKU)
serta memiliki format lampiran bilingual. Kemudahan proses ini diharapkan dapat semakin meningkatkan eksportasi produk perikanan yang dihasilkan oleh UPI. Fri-35
• Dalam rangkaian Peringatan
Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77
Kementerian Agama (Kemenag)
menggelar Jalan Sehat Kerukunan
dan Deklarasi Damai Umat Beragama.
Kegiatan ini akan digelar serentak
di seluruh Kantor Wilayah Kemenag
Provinsi di Indonesia. Kegiatan di Pusat dimeriahkan dengan pameran
dan bazar yang berlangsung selama
dua hari, yakni pada 13-14 Januari
2023. Kegiatan ini dilanjutkan dengan
Deklarasi Damai Umat Beragama.
Deklarasi menyampaikan pesan
tentang pentingnya upaya bersama
dalam penguatan moderasi beragama
dalam rangka meningkatkan
kerukunan umat beragama. GAPMMI
bersama anggota dan UKM binaannya
turut berpartisipasi dalam kegiatan
jalan sehat maupun bazar dengan
menampilkan produk-produk yang
sudah bersertifikat halal.
• Direktorat Industri Agro Kementerian
Perindustrian bersama Duta Besar
RI untuk Belgia dan Luksemburg menginisiasi pertemuan terkait
rencana EU Regulation on Deforestation-Free Supply Chain (DFSC). Proposal regulasi tersebut telah disetujui secara prinsip pada mekanisme trilogue 6 Desember 2022. Tujuan regulasi ini untuk meminimalkan konsumsi produk
yang berasal dari rantai pasok hasil deforestasi ataupun degradasi lahan. Adapun produk dan turunannya yang
akan terdampak adalah kelapa sawit, kayu, daging, kedelai, kakao, kopi, dan karet. Hal ini perlu diantisipasi oleh Indonesia.
• GAPMMI dan Tractus melakukan
kajian terhadap kebijakan
perdagangan Indonesia untuk
mengetahui dampak tarif Most
Favoured Nation (MFN) terhadap
pendapatan pemerintah, operasional perusahaan dan ketahanan rantai
pasok produk susu dan turunannya.
Dian Astriana bersama Amelina
Novianti mendampingi Tim Tractus
Asia melakukan diskusi terkait kajian
tersebut dengan Direktorat Industri
Agro Kementerian Perindustrian yang
dihadiri oleh Dirjen Industri Agro
Putu Juli Ardika dan Direktur Industri
Mintemgar Agus Sutopo.
• Ketua Umum GAPMMI Adhi S.
Lukman bersama WKU Bidang Kerja
Sama Luar Negeri Johan Muliawan
menerima Courtessy Call dari
Ambassador of Guatemala H.E. Jacobo
Cuyun Salguero yang didampangi oleh
Mr. Billy Lam, Minister Counselor Embassy of Guatemala. GAPMMI
menyampaikan seputar kondisi
industri pangan dalam negeri dan produk-produk yang telah diekspor
khususnya di Amerika Tengah
seperti mi instan, kopi, permen dan biskuit. Dubes Jacobo tertarik ingin
mengikuti pameran yang ada di Indonesia.
• Betsy Monoarfa dan Rachmat
Hidayat mewakili GAPMMI dalam
diskusi bersama BPJPH dalam
rangka persiapan pertemuan dengan
DinarStandard terkait kebutuhan
data untuk penyusunan buku Report
Global Islamic Economy Index. Pada
Tahun 2022 berdasarkan State of Global Islamic Economic (SGIE)
hasil riset yang dirilis DinarStandar
menempatkan Indonesia sebagai
negara peringkat kedua dunia untuk
kategori pangan halal, modest fashion
halal, farmasi & kosmetik, serta media & pariwisata halal.
• Dapatkan penawaran khusus bagi
Anggota GAPMMI untuk pameran tertentu.
- Allfood Indonesia 2023 - PackPro Indonesia 2023 (9-12 Maret 2023)
- Food and Beverage Indonesia (1013 Mei 2023)
- Agro Food Indonesia/FDE Food & Drink Expo/Food & Drinks Pack Expo/Food & Drink Tech Expo (1720 Mei 2023)
- Indonesia Food Exhibition (15-18
Juni 2023)
- Digital Transformation Indonesia Conference & Expo 2023 (12-13 Juli 2023)
- Food Hotel Indonesia 2023 (25-28
Juli 2023)
- Jogja International Food & Hotel Expo 2023 (4-6 Agustus 2023)
- Bali Interfood Expo (7-9 September 2023)
- Indonesia Halal Industry & Islamic Finance Expo (10-13 Agustus 2023)
- Jakarta International Premium Product Fair 2023 (14-17
September 2023)
- Celebes International Food & Hotel Expo 2023 (6-8 Oktober 2023)
- SIAL Interfood (8-11 November 2023)
- Solo Food Beverage and Chef Festival (8-10 Desember 2023).
Fri-27
tekstur yang kurang menyenangkan di produk akhir,” kata owner CV MWA, Marina Noor Prathivi yang disampaikan pada tim FoodReview Indonesia.
Marina melanjutkan, bahwa Indonesia
kaya akan pilihan karbohidrat lokal yang dapat dijadikan bahan baku tepung. Tepung lokal diketahui tidak
mengandung gluten dan kaya serat
serta karbohidrat kompleks, sehingga
bisa menjadi pilihan lebih sehat untuk dikonsumsi. Sejak 2020, Marina dan tim melakukan uji coba dari beragam tepung bebas gluten nonterigu untuk memperoleh formulasi tepung lokal
Gaya hidup sehat semakin digemari oleh banyak kalangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, banyak produsen yang berlombalomba untuk memenuhi kebutuhan
pangan konsumen. Salah satunya adalah
CV MWA yang memproduksi tepung
Lokalloka. Berbahan lokal, terbuat dari campuran tepung beras, tepung mocaf, tepung sagu papua, dan tepung maizena.
Tepung ini dapat digunakan untuk aneka
olahan pangan dengan rasa yang lebih
enak dan menyehatkan. “Di pasaran
banyak ditemui jenis tepung nonterigu
bebas gluten seperti mocaf, tepung sagu, tepung beras, tepung talas, tepung ubi
juga tepung jagung. Namun, penggunaan
tepung tersebut kurang memuaskan
karena masih meninggalkan aftertaste
yang kurang lezat dengan aroma dan
bebas gluten yang bisa menjadi bahan baku aneka olahan pangan yang enak. Pada akhirnya, Marina berhasil menyempurnakan formula tersebut hingga diperoleh Lokalloka.
Kini, tepung Lokalloka diproduksi hingga 200-300 kg dalam sebulan dan tersedia luring di toko Serambi Botani, serta bisa dibeli daring melalui website www.lokalloka.com dan beberapa
e-commerce. Tepung ini tersedia dalam kemasan 500 gr dan 5 kg, serta sudah mendapatkan nomor izin PIRT, dan sertifikat halal. Tak hanya tepung, sejak 2022 CV MWA juga memproduksi mi instan bebas gluten yang diolah dengan cara dioven dan tepung premiks untuk segala kebutuhan memasak seperti
tepung untuk menggoreng pisang, tepung mendoan, tepung krispi dan tepung donat. Fri-12
Jamur merupakan komoditas
potensial yang banyak digunakan
sebagai ingridien untuk penyedap
rasa karena kandungan asam
glutamatnya. Jamur mengandung asam
glutamat sebanyak 21,7 mg/gram berat
kering. Karena kandungan ini, jamur
juga disebut sebagai bahan pangan
sumber umami. Penggunaan penyedap
rasa masih memiliki permintaan yang
tinggi tidak hanya pada produk regular
tetapi juga pada produk-produk yang
lebih menyehatkan. Hal ini tidak lain
untuk terus menyediakan produk yang
tidak hanya menyehatkan tetapi juga
tetap enak. Jenis penyedap rasa yang
semakin diminati penggunaanya adalah
kaldu jamur.
Salah satu merek kaldu jamur
adalah SHIO. Tidak sekadar kaldu
jamur, namun SHIO dapat membantu
memenuhi kebutuhan mineral zat besi bagi pemakainya. Di Indonesia, diketahui angka penderita anemia pada berbagai
kategori usia yakni balita, remaja, ibu
hamil dan ibu menyusui masih cukup tinggi. “SHIO hadir mengenalkan cara yang nikmat untuk mengonsumsi
pangan kaya zat besi untuk membantu
mengatasi masalah anemia,” kata tim R&D SHIO, Budy Salaam.
Budy menambahkan bahwa kaldu
jamur SHIO adalah bumbu dasar
serbaguna dan dapat digunakan sebagai bahan alternatif penyedap makanan
yang kaya akan zat besi. Perpaduan tepat antara jamur berkualitas, bumbu, mineral dan rempah pilihan memberikan rasa lezat di setiap suapan. “Dalam satu sendok makan SHIO mengandung zat besi setara ½ kg bayam. Kaldu jamur ini cocok untuk semua masakan seperti masakan berkuah, tumisan, hingga gorengan,” tuturnya.
Berbahan dasar ekstrak jamur shitake dan rempah-rempah pilihan sehingga memiliki aroma serta cita rasa yang terjaga mutunya, tanpa bahan pengawet, SHIO aman dikonsumsi orang dewasa dan anak-anak. Untuk pemasaran, saat ini SHIO sudah menjalin kerja sama dengan beberapa restoran dan waralaba di area Bogor dan Jakarta, serta melakukan penjualan langsung ke konsumen melalui outlet Serambi
Botani dan e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok shop. Fri-12
Kakao (Theobroma cacao L.) saat ini lebih banyak dikenal sebagai bahan
baku produk cokelat padat. Kakao pertama kali dikonsumsi oleh
Bangsa Aztec dan Maya sebagai minuman.
Minuman kakao pada masa lalu
dibuat dengan cara menumbuk
biji kakao hingga halus dan
dicampurkan dengan bahan lain
seperti rempah-rempah. Setelah mesin
pengepres lemak kakao ditemukan
di Eropa, minuman kakao di era
sekarang dibuat dari bubuk kakao
yang merupakan hasil samping dari
pengepresan lemak kakao. Namun, bubuk kakao natural yang dihasilkan
dari hasil samping pengepresan
lemak kakao mempunyai beberapa
kelemahan apabila diformulasikan
menjadi minuman. Beberapa kelemahan
bubuk kakao natural antara lain:
tingkat kelarutan rendah, tidak dapat
terdispersi dalam air dengan baik, mudah tersedimentasi, mempunyai pH
rendah sehingga secara sensoris tingkat
keasaman tinggi serta mempunyai warna cokelat cerah yang kurang
menarik bagi konsumen. Oleh karena
itu, beberapa teknik baru diaplikasikan
untuk meningkatkan karakter dari
bubuk kakao agar dapat diformulasikan
menjadi minuman yang sesuai dengan
keinginan konsumen. Beberapa tren
arah perkembangan industri minuman
berbasis kakao antara lain penerapan
teknik alkalisasi, instanisasi dan aglomerasi pada bubuk kakao serta stabilisasi minuman ready to drink.
Alkalisasi bubuk kakao
Alkalisasi atau dikenal pula dengan proses dutching sebenarnya merupakan
metode lama yang digunakan untuk
memodifikasi karakter bubuk kakao.
Pada prinsipnya, alkalisasi adalah
perlakuan kakao dengan larutan alkali
pada kombinasi suhu dan tekanan
tertentu. Alkali yang digunakan di antaranya adalah kalium hidroksida (KOH), natrium hidroksida (NaOH), kalium karbonat (K2CO3), dan natrium karbonat (Na2CO3) dengan konsentrasi tertentu (1-3% w/w). Tujuan proses
alkalisasi di antaranya meningkatkan
warna bubuk kakao, yaitu dari warna
cokelat muda hingga merah atau warna
cokelat yang sangat gelap. Hal ini
dimungkinkan sebab selama alkalisasi
terjadi reaksi oksidasi polifenol kakao
akibat adanya alkali dengan bantuan
oksigen dan panas. Alkalisasi juga
bertujuan untuk mengurangi tingkat
keasaman biji kakao serta meningkatkan
daya suspensi bubuk kakao di dalam air.
Karakter bubuk kakao yang dihasilkan
dari proses alkalisasi tergantung dari
derajat alkalisasinya. Semakin tinggi
konsentrasi alkali akan menghasilkan
derajat alkalisasi yang lebih tinggi juga.
Suhu, waktu, dan tekanan alkalisasi
juga menentukan derajat alkalisasi, di
mana semakin tinggi suhu, waktu, dan tekanan yang digunakan selama proses akan menghasilkan bubuk kakao dengan derajat alkalisasi yang lebih tinggi.
Semakin tinggi derajat alkalisasi yang
diperoleh, maka bubuk kakao lazimnya akan mempunyai pH yang lebih tinggi, warna yang lebih gelap, rasa asam
yang semakin berkurang, serta tingkat
kelarutan dan dispersibilitas yang lebih tinggi. Namun demikian, semakin tinggi derajat alkalisasi yang diperoleh akan berdampak pada penurunan kadar total fenolik yang lebih signifikan pula.
Instanisasi bubuk kakao dan formulasi minuman serbuk
Minuman kakao instan merupakan produk olahan kakao yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang mudah dalam penyajiannya. Karakteristik produk ini adalah berbentuk serbuk
dan kering tetapi mudah larut dalam air, memiliki waktu rehidrasi yang singkat, praktis dalam penyajian, dan tidak mempunyai ampas apabila diseduh.
Kelebihan produk ini lazimnya memiliki umur simpan yang panjang karena kadar air yang rendah. Prinsip pembuatan
bubuk kakao instan adalah menyeduh
bubuk kakao dengan air dengan suhu tinggi, dilanjutkan dengan filtrasi untuk menghilangkan ampas hasil seduhan, dan selanjutnya filtratnya dikeringkan.
Beberapa teknik pengeringan yang dapat diterapkan antara lain freeze drying, spray drying dan foam-mat drying.
Foam-mat drying merupakan metode
pembusaan yang bertujuan untuk
mempercepat proses penguapan air.
Proses ini dilakukan pada suhu relatif lebih rendah (50-80°C) dibanding alat pengering lainnya, namun secara
ekonomi lebih murah dibandingkan
dengan metode freeze drying. Penerapan
teknik ini menguntungkan bagi produk
untuk menjaga komponen-komponen yang sensitif terhadap panas, komponen warna, flavor, vitamin dan zat gizi pada produk dapat dipertahankan.
Penerapan metode pengeringan
ini memerlukan bahan pengisi (filler) misalnya dekstrin dan
bahan pembusa (foaming agent) misalnya Tween
80. Fungsi Tween 80
dalam metode foammat drying adalah
untuk memperbanyak
terbentuknya busa dan
menurunkan tegangan
permukaan antara dua fase.
Namun, penggunaan Tween 80
dalam pengembangan produk
kakao bubuk instan dengan
metode foam-mat drying harus
sesuai dengan peraturan
BPOM untuk kategori
minuman berbasis air berperisa tidak berkarbonat, yaitu maksimal 500 mg/kg.
Bubuk kakao instan yang diperoleh selanjutnya dapat diformulasikan menjadi produk serbuk mix yang mengandung ingridien lain seperti gula, krimer, penstabil dan bahan lainnya. Hal ini sesuai dengan tuntutan konsumen
dari aspek kepraktisan dalam penyajian. Bahan-bahan tersebut dapat dengan
mudah dicampurkan secara kering (dry mixing) dengan proporsi ingridien
sesuai spesifikasi produk yang dirancang oleh industri. Beberapa tren formulasi produk ini antara lain (1) mengganti gula sukrosa dengan gula merah dan sejenisnya (gula semut, gula kelapa, gula aren dan sebagainya) atau dengan gula rendah kalori; (2) menambahkan
ingridien tertentu, seperti rempahrempah, untuk menambahkan flavor
spesifik atau meningkatkan kosentrasi komponen bioaktif dari produk tersebut.
Namun demikian, modifikasi formula tersebut harus tetap berorientasi pada tingkat penerimaan konsumen yang berarti secara sensoris tetap dapat diterima konsumen.
Bubuk kakao secara alami mempunyai
tingkat kelarutan di dalam air yang
rendah terutama apabila dilarutkan
menggunakan air dengan suhu rendah.
Salah satu faktor yang menyebabkan
hal ini antara lain kadar lemak yang
relatif tinggi. Aglomerasi merupakan
suatu metode yang dapat diaplikasikan
untuk menghasilkan bubuk yang
mudah larut dalam suhu air yang
relatif rendah. Di antara peralatan yang
dapat digunakan proses aglomerasi, steam jet agglomerator merupakan
peralatan yang relatif mudah dan
murah untuk diaplikasikan. Dalam
steam jet agglomerator, partikel bubuk
kakao halus dibasahi oleh uap panas
sehingga partikel bubuk kakao saling berinteraksi di zona pembasahan.
Partikel yang saling bertabrakan
akan saling menyatu dan membentuk aglomerat (granula). Aglomerasi akan menyebabkan ukuran, porositas, bentuk, densitas serta kelarutan bubuk kakao
akan semakin meningkat. Partikel yang
memiliki porositas tinggi (porus) akan
semakin cepat untuk dilarutkan atau didisperiskan di dalam air.
Pada proses aglomerasi diperlukan
bahan lain selain bubuk kakao yang
dapat dapat berdampak signifikan
terhadap karakter dari produk
aglomerat. Bahan tambahan yang
berbeda dapat memengaruhi kualitas
bubuk kakao aglomerat yang dihasilkan. Sebagai contoh, gula dapat berperan
untuk meningkatkan kelarutan
aglomerat bubuk kakao. Namun, kadar gula akan berpengaruh terhadap
saturasi warna (C*) dan juga umur
simpan. Karena kandungan gula yang tinggi dalam campuran untuk produksi aglomerat berbahan dasar kakao, maka partikel yang terbentuk setelah
aglomerasi memiliki higroskopisitas yang relatif tinggi dan dapat berdampak
pada masa simpan produk akhir. Jumlah air yang terlibat dalam proses produksi juga memiliki pengaruh signifikan
terhadap karakterisik aglomerat.
Semakin banyak jumlah air yang
ditambahkan pada proses aglomerasi, maka pori yang terbentuk akan
semakin banyak yang berakibat pada
penurunan densitas aglomerat serta
peningkatan retensi udara di pori-pori partikel dan di antara partikel. Selain
itu, diketahui juga bahwa kadar bahan
pengisi (bulking agent seperti seperti inulin, maltodekstrin, oligofruktosa, dan lain-lain) akan berpengaruh terhadap
sifat alir produk ketika masih dalam
berbentuk serbuk maupun setelah diseduh.
Parameter proses juga
mempunyai pengaruh
terhadap karakteristik
aglomerat yang dihasilkan.
Sebagai contoh, pada proses produksi
aglomerat bubuk kakao
dengan steam aglomerasi, peningkatan tekanan
uap, suhu pengering dan
putaran menyebabkan
peningkatan ukuran
granula bubuk kakao.
Namun, suhu pengering yang terlalu tinggi justru
dapat pula menyebabkan
penurunan tingkat
kelarutan. Selain itu, peningkatan laju umpan
dapat menyebabkan
penurunan yang
signifikan terhadap
ukuran aglomerat yang
dihasilkan. Demikian, untuk mendapatkan
karakteristik aglomerat
yang dihasilkan
diperlukan penyesuaian
dan kontrol parameter
proses untuk setiap alat yang digunakan.
Minuman yang diformulasikan dengan bubuk kakao pada dasarnya
berbentuk suspensi (bukan larutan)
karena bubuk kakao secara alami tidak larut sempurna dan masih berbentuk partikel di dalam matrik minuman.
Alkalisasi merupakan teknik yang
dapat diupayakan untuk meningkatkan
daya dispersi bubuk kakao sekaligus
kestabilan suspensi minuman kakao.
Namun demikian, alkalisasi tidak cukup
untuk mempertahankan kestabilan
suspensi dalam jangka panjang.
Fenomena pengendapan ini tidak
menguntungkan bagi produk minuman
kakao RTD karena kenampakannya menjadi tidak menarik.
Allfood Indonesia 2023PackPro Indonesia 2023
Jakarta, 9-12 Maret 2023
Untuk mencegah pengendapan, stabilitas suspensi bubuk kakao
dalam minuman perlu ditingkatkan
dengan penambahan agen penstabil. Hidrokoloid merupakan penstabil
yang efektif digunakan untuk menahan partikel agar tidak tersedimentasi.
Xanthan gum merupakan salah satu
jenis hidrokoloid yang dapat digunakan untuk meningkatkan kestabilan suspense
Mei
Food and Beverage Indonesia
Jakarta, 10-13 Mei 2023
Agro Food Indonesia/FDE Food & Drink Expo/ Food & Drinks Pack Expo/ Food & Drink Tech Expo
Jakarta, 17-20 Mei 2023
Juni Juli
Digital Transformation Indonesia Conference & Expo 2023
Indonesia Food Exhibition
Jakarta, 15-18 Juni 2023
Jakarta, 12-13 Juli 2023
FOOD & HOTEL INDONESIA
Jakarta International Expo, 25 - 28 July, 2023
Agustus September
Jogja International Food & Hotel Expo 2023
Yogyakarta, 4-6 Agustus 2023
Indonesia Halal Industry & Islamic Finance Expo
Jakarta, 10-13 Agustus 2023
Bali Interfood Expo
Bali, 7-9 September 2023
Jakarta International Premium Product Fair 2023
Jakarta, 14-17 September 2023
Oktober November
Celebes International Food & Hotel Expo 2023
Makassar 6-8 Oktober 2023
Desember
SIAL Interfood
Jakarta, 8-11 November 2023
Solo Food Beverage and Chef Festival
Solo, 8-10 Desember 2023
partikel bubuk kakao dalam matriks
minuman RTD. Pada praktiknya xanthan gum juga dapat dicampurkan dengan jenis hidrokoloid lainnya. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah setiap jenis hidrokoloid akan mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda dalam menstabilkan suspensi karena sturuktur yang berbeda untuk setiap jenis hidrokoloid. Terdapat dua mekanisme stabilisasi suspensi minuman kakao, yaitu: (1) Secara fisik hidrokoloid memerangkap partikel bubuk kakao sehingga tertahan untuk mengendap; (2) Hidrokoloid mampu meningkatkan viskositas minuman kakao. Mekanisme pengendapan partikel dalam sistem suspensi mengikuti Hukum Stokes di mana semakin tinggi viskositas, proses sedimentasi berjalan semakin lambat.
Memahami Hukum Stoke juga akan dapat membantu mendesain minuman kakao dengan tingkat kestabilan yang tinggi. Menurut Hukum Stokes, faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kecepatan sedimentasi selain viskositas adalah ukuran partikel, densitas partikel dan densitas larutan. Semakin kecil diameter dan densitas partikel, maka sedimentasi semakin lambat. Sebaliknya semakin besar densitas larutan, maka pengendapan semakin lambat. Dengan mengendalikan dan merancang faktor yang berpengaruh terhadap sedimentasi tersebut, maka minuman kakao RTD dengan kestabilan suspensi yang tinggi dapat tercapai sehingga kenampakan minuman tidak berubah sepanjang transportasi dan penyimpanan produk.
Referensi:
Barišić, V., Icyer, N. C., Akyil, S., Toker, O. S., Flanjak, I., & Ačkar, Đ. (2022). Cocoa based beverages–Composition, nutritional value, processing, quality problems and new perspectives. Trends in Food Science & Technology
Benković, M., Pižeta, M., Tušek, A. J., Jurina, T., Kljusurić, J. G., & Valinger, D. (2019). Optimization of the foam mat drying process for production of cocoa powder enriched with peppermint extract. LWT, 115, 108440.
Muhammad, D. R. A., Kongor, J. E., & Dewettinck, K. (2021). Investigating the effect of different types of cocoa powder and stabilizers on suspension stability of cinnamon-cocoa drink. Journal of Food Science and Technology, 58, 3933-3941.
Saputro, A. D., Nurkholisa, Z., Setiadi, P. A., Dyaningrum, E. F., Setiowati, A.D., Kusumadevi, Z., Karyadi, J.N.W., Bintoro, N. & Rahayoe, S. (2022). Application of Steam Jet Agglomerator to Improve the Properties of Instanised Cocoa Drink Powder Mixed with Maltodextrin, Coconut Sugar and Sucrose. Sugar Tech, 1-10.
Valverde Garcia, D., Perez Esteve, E., & Barat Baviera, J. M. (2020). Changes in cocoa properties induced by the alkalization process: A review. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 19(4), 2200-2221.
Gabungan Produsen
Makanan Minuman Indonesia
Jakarta, serta pemangku
kepentingan BPOM. Serangkaian booth
pameran mewakili
masing-masing unit kerja
tingkat Eselon 1. Booth
pameran yang ditampilkan
merupakan gambaran
dari life cycle suatu produk obat dan makanan mulai dari hulu sampai hilir, termasuk cakupan tugas
Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Republik Indonesia
(BPOM RI) genap berusia 22
tahun di tahun 2023 ini. Mengawali
rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT)
Ke-22, BPOM menyelenggarakan Open
House Expo - Sistem Pengawasan Life Cycle Produk Obat dan Makanan di kantor pusat BPOM. Kegiatan yang
berlangsung dua hari ini melibatkan
siswa-siswi dari sekolah tingkat
menengah atas di Jakarta, mahasiswa
dari beberapa perguruan tinggi di
pengawasan obat dan makanan. Selain pelajar, kegiatan ini dihadiri juga oleh pelaku usaha, media, influencer serta anggota Komisi IX DPR.
Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) sebagai salah satu pemangku kepentingan
BPOM. Dalam kesempatan kali ini, GAPMMI hadir beserta industri
pangan yang merupakan anggotanya
dan termasuk di bawah Kedeputian
III Pengawasan Pangan Olahan
BPOM. Adapun anggota yang turut
berpartisipasi adalah PT Indofood
Sukses Makmur, Tbk; PT Frisian Flag
Indonesia; PT Garudafood Putra Putri
Jaya, Tbk; PT Tigaraksa Satria, Tbk; PT Sarihusada Generasi Mahardhika; PT Nestle Indonesia; PT Mayora Indah, Tbk; PT Niramas Utama; PT Konimex; PT Kimia Farma Tbk; PT Heinz ABC Indonesia; PT Forisa Nusa Persada; PT Tempo Scan Pasific; PT Kino Indonesia; PT So Good Food; PT Diamond Cold Storage Indonesia; PT Nutrifood Indonesia; PT Glico Wings; PT Unilever Indonesia, Tbk.
Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito saat membuka acara mengajak generasi muda untuk membuka wawasan mengenai pengawasan
obat dan makanan mulai dari pengembangan hingga menjadi produk aman dan bermutu. Para pelajar
merepresentasikan konsumen sekaligus generasi muda sebagai agen perubahan dan penerus bangsa, sehingga
diharapkan mendapat pengetahuan baru dan pengalaman menyenangkan, serta menjadi duta penyebaran informasi positif tentang BPOM, juga obat dan makanan. Dia juga berharap open house ini dapat menginspirasi para peserta, khususnya para pelajar, untuk dapat
berkarir di BPOM. Pasalnya, dibutuhkan adanya multidisiplin ilmu dan keprofesian untuk membangun suatu
sistem pengawasan obat dan makanan yang efektif. “Kami mengharapkan agar peserta pelajar akan memperoleh
inspirasi untuk pilihan studi atau
karir siswa di masa mendatang setelah menghadiri open house BPOM,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga sebagai salah satu
langkah sinergi BPOM dengan tiga pilar
pengawasan yakni pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Penny juga
mengatakan, BPOM harus bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, masyarakat, dan media untuk memberikan perlindungan kesehatan masyarakat dan peningkatan daya
saing bangsa melalui obat dan makanan aman. Oleh sebab itu BPOM terus mengembangkan kegiatan Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) bagi pemangku kepentingan dan masyarakat. KIE
dilaksanakan tidak hanya sebagai sarana peningkatan literasi dan pengetahuan, tetapi juga penyamaan persepsi dan pemahaman berbagai pihak tentang fungsi pengawasan obat dan makanan di Indonesia. Fri-27
Sekretariat GAPMMI
ITS Office Tower Lt. 8 Unit 16, Nifarro Park
Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta Selatan 12510
Telp/Fax. (021) 29517511; Mobile. 08119322626/27
Hp. 08156720614
Email: gapmmi@cbn.net.id
Website: www.gapmmi.id
Oleh Dian Herawati
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University
Kafein pada kopi dipercaya
mampu merangsang sel-sel
syaraf dan produksi endorfin
sehingga membuat peminumnya
bersemangat, lebih fokus, dan memiliki
perasaan positif. Cita rasa kopi yang
menyenangkan juga menjadi salah satu
alasan mengapa penikmat kopi betah
berlama-lama meminum kopi. Kesukaan
minum kopi semakin bertambah
dengan ditemukannya berbagai
khasiat kesehatan di balik kenikmatan
secangkir kopi. Berbagai komponen
bioaktif yang terdapat pada kopi diketahui memiliki fungsi kesehatan, antara lain: sebagai antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes, dan lain sebagainya. Namun demikian, pada kondisi tertentu kopi dapat
memberikan risiko terhadap kesehatan, seperti pengaruh kafein bagi orang yang sensitif, adanya kontaminan
kimia pada kopi, dan
penggunaan ingridien
tertentu pada racikan/ formula minuman kopi.
Minuman kopi diolah dari biji kopi sangrai melalui proses penyeduhan (ekstraksi). Kemudian, seduhan kopi diracik lebih lanjut menjadi minuman kopi yang sangat bervariasi jenisnya. Setiap varian minuman kopi ini memiliki karakteristik cita rasa dan komposisi yang berbeda. Di Indonesia, varian minuman kopi siap saji sangat berkembang pesat. Setidaknya, faktorfaktor yang menyebabkan banyaknya
varian kopi ini adalah kombinasi dari
jenis dan asal biji kopi, pengolahan pascapanen, tingkat sangrai, jenis penyeduhan (kopi artisan), dan
teknologi proses (kopi pabrikan). Lantas, bagaimana cara memilih
varian minuman kopi yang memenuhi ekspektasi cita rasa dan memberikan manfaat bagi kesehatan. Untuk itu, tulisan ini akan menyajikan keunikan varian minuman kopi yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih minuman kopi bagi konsumen, produsen, dan pembuat kebijakan pangan.
Varian biji kopi (jenis, daerah, dan pascapanen)
Biji kopi komersial utama di Indonesia ada dua jenis, yaitu kopi Robusta (Coffea caniphora) dan kopi Arabika (C. arabica), dan hanya sebagian kecil berasal dari kopi jenis Liberika (Coffea liberica var. Liberica) dan Excelsa (Coffea liberica var. Dewevrei). Produksi kopi Robusta dan Arabika tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dengan daerah penghasil utama Aceh (Gayo), Sulawesi Selatan (Toraja), Jawa Barat (Pangalengan dan Garut) untuk kopi Arabika dan Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Jawa
Timur untuk Robusta. Kopi-kopi dari
berbagai daerah tersebut diolah dengan
berbagai jenis pascapanen di antaranya
full washed, semi washed, natural dan
honey. Kopi yang berasal dari daerah
dan jenis olahan yang berbeda ini juga
memberikan karakteristik yang berbeda pada cita rasa dan komposisi minuman yang dihasilkannya.
Secara umum, kopi Arabika memiliki karakteristik cita rasa yang unggul jika
dibandingkan dengan kopi Robusta
karena kopi Arabika memiliki rasa
(asam, pahit, manis) dan aroma yang kaya, serta cenderung ringan/mild.
Sementara Robusta memiliki rasa yang didominasi rasa pahit yang kuat dan bertahan lama di lidah. Pada praktiknya, kopi Arabika dan Robusta sering dicampur untuk mendapatkan kopi dengan rasa, aroma, dan body yang kuat dan lebih berimbang.
Rasa pahit yang kuat pada biji kopi
Robusta disebabkan oleh kadar kafein yang tinggi, yaitu sekitar 2x lebih tinggi dari kopi Arabika. Meminum kopi
Robusta diyakini lebih efektif dalam
mengusir rasa kantuk dan meningkatkan konsentrasi. Penyuka kopi Robusta
di Indonesia jumlahnya tidak sedikit yang dapat dilihat dari kecenderungan
produksi Robusta dengan jumlah
mencapai sekitar 90% dari total produksi kopi nasional. Untuk orang yang menyukai kopi tetapi memiliki masalah dengan asupan kafein, maka konsumsi kopi Arabika dapat dijadikan alternatif pilihan.
Biji kopi (kopi beras) disangrai dengan menggunakan mesin penyangrai, di mana selama penyangraian akan terjadi perubahan warna, aroma, dan rasa kopi. Level kopi sangrai komersial biasanya dikenal dengan light, medium, dan dark. Level-level seperti (light to medium, medium to dark, dan lainlain) dibuat oleh penyangrai untuk menghasilkan kopi dengan karakteristik tertentu.
Salah satu reaksi utama pada
penyangraian kopi adalah reaksi
Maillard, di mana reaksi ini
menghasilkan berbagai senyawa aroma
dan pigmen melanoidin yang berwarna
cokelat. Ada satu kekhasan reaksi
Maillard pada biji kopi yaitu melibatkan
asam klorogenat, sehingga jumlah
klorogenat menurun drastis selama
penyangraian. Asam klorogenat ini
adalah komponen bioaktif penting pada
kopi yang berperan sebagai antioksidan
dan antidiabetes. Namun demikian, banyak penelitian yang menyebutkan
bahwa penurunan asam klorogenat
selama penyangraian disertai dengan
pembentukan senyawa baru yang juga
berperan sebagai antioksidan sehingga, kopi sangrai tetap mengandung
antioksidan yang diperlukan oleh tubuh.
Reaksi Maillard juga menghasilkan
hasil samping akrilamida yang
merupakan kontaminan kimia utama
pada kopi sangrai. Batas toleransi
konsumsi akrilamida tidak ditetapkan
oleh regulator pangan karena senyawa
tersebut termasuk ke dalam senyawasenyawa probable human carcinogen
(2A) oleh International Agency for Research on Cancer. Namun demikian, European Commission menetapkan
benchmark level untuk akrilamida pada
kopi sangrai adalah maksimum 400 μg/kg. Upaya yang perlu dilakukan
oleh pelaku usaha adalah menekan
kandungan akrilamida pada produk
kopi dengan memitigasi faktor-faktor yang memengaruhinya. Kopi Robusta cenderung memiliki kandungan
akrilamida lebih tinggi dari kopi
Arabika untuk sangrai light dan medium.
Selanjutnya, jika dilihat dari tingkat
sangrai maka kandungan akrilamida
kopi sangrai adalah sebagai berikut light > medium > dark.
Di Indonesia, kopi yang disangrai
gelap adalah kopi untuk produksi
kopi bubuk yang dijual secara massal (pabrikan) dan kopi untuk penyiapan espresso/espresso-based beverages. Ciri
biji kopi yang disangrai gelap adalah
warnanya cokelat tua/kehitaman
dan nampak berminyak/oily di
permukaannya. Kopi yang disangrai light atau medium biasanya digunakan untuk seduhan manual (manual brewing).
Karakteristik kopi sangrai yang disukai
dan level akrilamida dapat menjadi
pertimbangan bagi penyangrai dalam
menentukan tingkat sangrai kopi.
)
Kedai kopi (café) modern menyajikan konsep minuman kopi siap saji, yaitu kopi yang diseduh dan atau diracik langsung dari biji kopi sangrai di hadapan konsumen. Kopi siap saji ini
dibuat dengan menggunakan metode
penyeduhan panas baik secara manual maupun menggunakan mesin espreso.
Penyeduhan secara menual biasanya
menggunakan kopi single origin dari kelas mutu kopi specialty Arabika
atau fine Robusta. Karakteristik yang
dicari dari kopi-kopi jenis ini adalah
karakteristik khas dari masing-masing kopi sehingga tingkat sangrai kopi
yang dipilih biasanya dari level lightmedium dan diseduh dengan air tanpa
ingridien lain. Variasi kopi seduh manual dapat dibagi menjadi seduh pour over (V60, chemex, kalita dan flat bottom),
immersion (Aeropress dan French press) dan dan syphon. Di antara variasi seduh manual, metode V60 adalah metode yang paling banyak diminati karena ciri khas dari hasil seduhan ini adalah lembut tetapi kaya cita rasa. Pada prinsipnya, penyeduhan V60
dilakukan dengan cara menuangkan air panas (suhu sekitar 93°C) pada lapisan kopi bubuk di atas kertas saring. Air akan menetes melewati bubuk kopi, kemudian ditampung pada server.
Dengan kombinasi jenis biji kopi, proporsi air dan bubuk kopi, waktu penyeduhan, suhu penyeduhan, kualitas
air, dan ukuran bubuk kopi yang tepat, seorang penyaji kopi (barista) dapat
memunculkan rasa manis atau rasa
asam yang lebih intensif pada seduhan
V60. Hal baik yang dapat diperoleh dari
penyeduhan manual adalah seduhan ini sangat jarang dikonsumsi bersama gula ataupun ingriden lain. Konsumsi
kopi bersama gula dengan jumlah gula
berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes mellitus.
Kopi espreso disiapkan dengan
cara mengekstraksi kopi sangrai
gelap dengan gilingan halus dengan
menggunakan mesin espresso yang
bekerja dengan suhu dan tekanan tinggi, yaitu suhu 92°C dan tekanan 9 bar. Dari hasil ekstraksi ini akan didapatkan
seduhan yang sangat pekat dengan
kandungan komponen (rasa, aroma, dan komponen bioaktif) dan krema
kopi lebih banyak dibandingkan seduh manual.
Espreso dapat dikonsumsi secara
langsung ataupun diracik menjadi
espresso-based beverages. Espresso-based beverages di Indonesia berkembang
sangat pesat beberapa tahun belakangan ini dengan munculnya varian baru
berupa es kopi susu gula aren di samping varian klasiknya (cappuccino, latte, americano, dan lain-lain). Kopi
susu gula aren memiliki karakteristik cita rasa yang kaya berasal dari
perpaduan seduhan kopi, susu, dan gula aren sehingga sangat digemari. Namun demikian, konsumen perlu memperhitungkan konsumsi produk ini dalam batas yang wajar untuk menekan risiko obesitas dan diabetes mellitus
type 2. Gula aren berbentuk granula mengandung kadar gula (sukrosa, glukosa, dan fruktosa) tidak kurang dari 80% sehingga kontribusinya terhadap
asupan gula cukup signifikan jika kopi susu gula aren dikonsumsi berlebih.
Seduhan dingin (cold brew) adalah metode baru untuk menikmati sensasi
berbeda dari seduhan kopi. Karakteristik sensori yang lembut, ringan, dan
lebih manis menjadikan seduhan
lebih menyegarkan. Untuk kadar
komponen bioktif seperti kafein dan asam klorogenat, cold brew berada di antara seduh manual dengan panas dan espreso.
Cold brew dapat disiapkan dengan
metode perendaman atau saring tetes dengan waktu 8-10 jam, pada suhu suang atau suhu dingin. Kopi cold brew dapat langsung disajikan atau
didinginkan di refrigerator singkat untuk lebih lanjut diracik dengan ingridien lain sebagai minuman siap saji di hari yang sama. Kopi cold brew yang disajikan sebagai pangan siap saji
dapat memberikan manfaat kesehatan sepanjang penggunaan ingridien seperti gula dapat dibatasi.
Sekarang bagaimana jika kopi
cold brew disimpan dalam waktu lama di refrigerator atau diolah lebih
lanjut menjadi pangan olahan yang bersifat awet. Tentu hal ini akan
membawa manfaat dari sisi ekonomis, namun ada risiko yang sangat perlu
dipertimbangkan dari sisi mutu dan
keamanannya. Kopi cold brew yang disimpan dalam waktu lama tanpa
proses pengawetan yang memadai akan memiliki keasaman dan etanol yang lebih tinggi serta gula yang lebih rendah karena aktivitas khamir.
Risiko keamanan kopi cold brew
yang perlu lebih diwaspadai sebetulnya
adalah dalam bentuk minuman siap minum (ready to drink beverages) yang dikemas hermetis. Nilai pH cold brew
yang lebih besar dari 4,6 dan kondisi
hermetis berisiko terhadap kontaminasi
Clostridium botulinum. Oleh karena itu, produsen ready to drink kopi
cold brew perlu menerapkan praktikpraktik sebagai berikut: menerapkan
pemanasan yang cukup, menurunkan
pH di bawah 4,6, menjamin proses aseptis, menambah pengawet, dan
mengombinasikan praktik-praktik
tersebut. Selain itu, peran regulator juga diperlukan untuk mengawasi keamanan pangan ready to drink kopi cold brew. Dengan demikian, manfaat baik dari konsumsi kopi dapat dioptimalkan dan risiko kesehatan dapat ditekan.
Referensi:
Herawati, D.; Giriwono, P. E.; Nur, F.; Dewi, A.; Kashiwagi, T.; Andarwulan, N. Critical Roasting Level Determines Bioactive Content and Antioxidant Activity of Robusta Coffee Beans. Food Sci. Biotechnol. 2019, 28, 7–14. https://doi.org/10.1007/s10068-018-0442-x. Yulianti, Y.; Andarwulan, N.; Adawiyah, D. R.; Herawati, D.; Indrasti, D. Physicochemical Characteristics and Bioactive Compound Profiles of Arabica KaloEnrekang with Different Postharvest Processing. Food Sci. Technol. 2022, 42, 1–10. https://doi.org/10.1590/ FST.67622.
Herawati, D.; Giriwono, P. E.; Dewi, F. N. A.; Kashiwagi, T.; Andarwulan, N. Three Major Compounds Showing Significant Antioxidative, α-Glucosidase Inhibition, and Antiglycation Activities in Robusta Coffee Brew. Int. J. Food Prop. 2019, 22 (1), 994–1010. https://doi.org/10. 1080/10942912.2019.1622562.
Schouten, M. A.; Tappi, S.; Angeloni, S.; Cortese, M.; Caprioli, G.; Vittori, S.; Romani, S. Acrylamide Formation and Antioxidant Activity in Coffee during Roasting – A Systematic Study. Food Chem. 2021, 343 (June 2020), 128514. https://doi.org/10.1016/j. foodchem.2020.128514.
EU. Commission Regulation (EU) 2017/2158: Establishing Mitigation Measures and Benchmark Levels for the Reduction of the Presence of Acrylamide in Food. Off. J. Eur. Union 2017, L 304 (315), 24–44.
Angeloni, G.; Guerrini, L.; Masella, P.; Bellumori, M.; Daluiso, S.; Parenti, A.; Innocenti, M. What Kind of Coffee Do You Drink? An Investigation on Effects of Eight Different Extraction Methods. Food Res. Int. 2019, 116 (October 2018), 1327–1335. https://doi. org/10.1016/j.foodres.2018.10.022.
Kwok, R.; Lee Wee Ting, K.; Schwarz, S.; Claassen, L.; Lachenmeier, D. W. Current Challenges of Cold Brew Coffee—Roasting, Extraction, Flavor Profile, Contamination, and Food Safety. Challenges 2020, 11 (2), 26. https://doi.org/10.3390/challe11020026.
Tanaman herbal dan rempah oleh sebagian besar masyarakat banyak
dimanfaatkan sebagai minuman
tradisional. Di setiap wilayah daerah
Indonesia dijumpai beragam jenis
minuman tradisional yang diwariskan
dari nenek moyangnya secara turuntemurun dan dipercaya berkhasiat
terhadap kesehatan atau suatu penyakit. Beberapa minuman tradisional tersebut
yaitu: wedang uwuh dari daerah
Yogyakarta - Solo; bandrek dari daerah
Sunda; ronde dari Jawa Tengah; bir
pletok dari Betawi/Jakarta ; wedang
pokak dan angsle dari Jawa Timur; loloh cemcem dari Bali; minasarua dari
Bima NTB; dan masih banyak lagi jenis
minuman tradisional lainnya.
Minuman tradisional berbahan
baku herbal dan rempah mengandung
senyawa-senyawa bioaktif seperti
flavonoid, fenolik, tannin, antosianin
maupun karotenoid. Selain senyawa
bioaktif, herbal dan rempah juga
menyumbang vitamin dan mineral.
Minuman tradisional tersebut dapat
digolongkan sebagai minuman
fungsional karena mengandung senyawa
atau komponen yang bermanfaat untuk
meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi risiko sakit yang
dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah, harus menunjukkan manfaatnya dengan
jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai
bagian dari pola makan sehari-hari (Definisi Pangan Fungsional; P3FNI).
Pada masa pandemi COVID-19
yang baru berlalu, herbal dan rempah
digolongkan sebagai imunomodulator, karena sebagai minuman fungsional
terbukti dapat meningkatkan daya
imunitas tubuh bila dikonsumsi secara teratur. Imunomodulator merupakan
senyawa yang dapat merangsang, menekan atau memodulasi komponen
sistem imun termasuk respon imun
bawaan (nonspesifik) dan adaptif (spesifik) sehingga berpengaruh
terhadap sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan fungsinya imunomodulator dibagi menjadi tiga kelompok yaitu imunostimulator, imunoregulator dan imunosupresor. Imunostimulator
berfungsi untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas imun. Imunoregulator
berfungsi untuk meregulasi sistem imun. Imunosupresor berfungsi untuk
menghambat atau menekan aktivitas sistem imun. Oleh karena itu, minuman fungsional berbahan herbal dan rempah dapat berperan dalam pencegahan, dan penghambatan terhadap penyakit;
peningkatan kinerja fungsi tubuh yang optimal, perbaikan sel dan pengendalian infeksi untuk mencegah serangan infeksi dan dampak pascaserangan.
Pengembangan wedang uwuh berbasis herbal
Wedang uwuh merupakan minuman
tradisional yang berasal dari Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Wedang berarti
minuman sedangkan kata “uwuh”
berasal dari bahasa Jawa yang artinya
adalah sampah karena bahan-bahan dari
minuman ini tampak seperti sampah
daun, ranting dan rimpang serta serutan
kayu. Bahan baku wedang uwuh sangat bervariasi jenis dan jumlahnya. Rempahrempah yang biasa digunakan dalam
pembuatan wedang uwuh yaitu rimpang
jahe, daun pala, secang, daun cengkeh, bunga cengkeh, kayu manis, kapulaga
dan ada juga yang menggunakan jenis
rempah lainnya. Di wilayah Malang, wedang uwuh ada yang menambahkan
cabe jawa, daun pandan, daun sereh sebagai komponen pelengkap wedang uwuh.
Dalam perkembangannya wedang
uwuh dapat sangat bervariasi mulai
dari berbasis herbal atau daundaunan tidak hanya rimpang saja
seperti wedang uwuh janggelan, wedang uwuh rosella dan wedang
uwuh kelor. Komponen wedang uwuh
sangat beragam sehingga untuk
menghasilkan formulasi komponen
wedang uwuh yang optimal dapat
dilakukan dengan optimasi. Optimasi
dapat diartikan sebagai pendekatan
untuk mendapatkan kombinasi terbaik
dari suatu produk atau karakteristik proses di bawah kondisi tertentu. Dapat juga diartikan sebagai memilih elemen atau bahan terbaik dari beberapa pilihan yang tersedia (Singh et al., 2008). Optimasi formulasi wedang uwuh dapat menggunakan metode
Response Surface Methodology (RSM), desain percobaan mixture design
D-optimal dengan perangkat lunak
Design Expert. D-optimal mixture
design umum dan banyak digunakan dalam formulasi produk, terutama di industri pangan, farmasi dan kosmetik.
Keuntungan utama menggunakan
D-optimal mixture design adalah jumlah percobaan yang diperlukan untuk mengevaluasi beberapa variabel lebih sedikit. Selain itu, metode ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi interaksi secara statistik, yang mampu
mengatasi kekurangan dari metode
formulasi yang konservatif (Borhan et al., 2014). Hasil optimasi formulasi wedang uwuh berbasis janggelan
menghasilkan karakter fungsional yang lebih baik dibandingkan dengan wedang uwuh tradisional atau dalam hal ini komersial/pasar yang memformulasinya berdasarkan perkiraan atau resep turun temurun (Tabel 1).
Wedang uwuh masa kini tidak hanya komponen penyusunnya saja yang
dapat berubah tetapi bentuknya pun juga ikut menyesuaikan tren masa kini.
Wedang uwuh tidak harus merupakan
kumpulan simplisia berbentuk uwuh
atau simplisia kering. Wedang uwuh
juga dapat disajikan dalam bentuk
kantong celup seperti teh celup yang
praktis penggunaannya. Berdasarkan respon aktivitas antioksidan dan total senyawa fenolik, dapat dilakukan optimasi
formulasi sehingga
dapat dihasilkan
wedang uwuh
celup
herbal dan rempah yang
optimal seperti
ditunjukkan pada
Tabel 2.
Janggelan atau cincau hitam (Mesona palustris BL) dan daun kelor (Moringa oleifera) merupakan bahan fungsional kaya akan gizi dan senyawa bioaktif
sekaligus sumber antioksidan. Tetapi, cincau hitam dan kelor juga memiliki
kelemahan terutama pada flavor atau
aroma yang kurang menarik sehingga
akan sangat sangat cocok sebagai
komponen basis wedang uwuh celup.
Formulasi janggelan atau daun kelor
dengan rempah (jahe, secang, kayu manis, cengkeh, kapulaga dan serai)
akan menghasilkan flavor yang disukai
dalam uji hedonik organoleptik (Tabel 3) (Puspitarini dan Widyaningsih, 2022).
Kandungan senyawa bioaktif wedang uwuh dan khasiatnya
Kandungan herbal dan rempah yang beragam pada wedang uwuh akan menyebabkan kandungan senyawa
bioaktif yang beragam pula pada wedang uwuh. Berikut ini adalah khasiat dari beberapa jenis herbal dan rempah yang terdapat pada wedang uwuh.
a. Jahe (Zingiber officinale Roscoe)
Merupakan rempah yang
mengandung berbagai senyawa
bioaktif seperti flavonoid, fenolik,
Tabel 2. Wedang uwuh celup hasil optimasi berbasis rempah; wedang uwuh
berbasis daun kelor dan wedang uwuh celup rempah komersial/pasar
Tabel 3. Hasil analisa seduhan bahan baku wedang uwuh janggelan
Widyaningsih et.al.( 2020)
terpenoid, dan minyak atsiri
antara lain zingerone, paradol, gingerols dan shogaols. Senyawasenyawa tersebut dapat bersifat antibakteri patogen. Ekstrak jahe
diketahui dapat menstimulasi sitokin proinflamasi (IFN-γ and TNF-α)
dan ekspresi iNOS serta makrofag.
Senyawa bioaktif utama dalam jahe
yaitu 6-gingerol memiliki potensi sebagai antitumor, antiinflamasi, antioksidan dan imunomodulator.
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa beberapa aktivitas
farmakologis jahe merah lebih baik (superior) dibandingkan dengan jahe putih.
b. Kayu secang (Caesalpinia sappan Linn)
Bersifat antiradang, antidiabetik, antikanker, antitumor, antimikroba, antivirus, imunostimulan, dan antijamur. Ekstrak kayu secang berpotensi sebagai agen imunosupresif.
c. Cengkeh (Szygizium aromaticum)
Mengandung senyawa glikosida, saponin, flavonoid, steroid, tannin, alkaloid, terpenes.
Bersifat antimikroba, antijamur, antivirus, antiinflamasi, analgesik, imunomodulator, antioksidan dan anestesi.
d. Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum)
Kandungan utama senyawa aktif
kayu manis yaitu cinnamaldehid, trans-cinnamaldehid, asam cinnamik, minyak esensial, dan eugenol.
Memiliki aktivitas antivirus influenza type A (H1N1).
e. Sereh (Cymbopogon citrates)
Mengandung senyawa asam fenolat, flavanoid dan alkaloid. Sereh telah
banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, pangan dan kosmetik. Di beberapa negara sereh digunakan
sebagai obat penenang, antiseptik, antipuretik, anti-inflamasi dan analgesik serta obat nyamuk
antibakteri, antijamur. Beberapa
hasil penelitian menunjukan
bahwa ekstrak etanol sereh sebagai
antivirus herpes simplex virus
serotipe 1 (HSV-1), ekstrak metanol
berpengaruh terhadap virus dengue
serotipe 1, dan virus hepatitis A.
f. Kapulaga (Amomum compactum)
Disebut juga dengan nama Java
cardamom. Memiliki manfaat di antaranya sebagai bumbu masak, minuman kesehatan, obat tradisional, dan aroma terapi. Kapulaga
mengandung cineole sekitar 60-80%
dan komponen lain seperti α-pinene, β- pinene, camphene, limonene, ρ-cymene, α-terpineol dan αhumulene. Kandungan minyak
esensial pada buah cardamom
bervariasi antara 2-5% dengan
komposisi utama 1,8% cineol (hingga 70%) and α -pinene (16%). Senyawa
aktif kapulaga berperan sebaga
antibakteri dan antioksidan. Lada
dan kapulaga berpotensi sebagai
imunomodulator melalui proliferasi
sel-sel limpa dan sitokin Th1/Th2, sehingga berperan sebagai proinflamasi dan anti-inflamasi.
Kandungan senyawa bioaktif yang beragam dalam wedang uwuh telah
terbukti berkhasiat bagi kesehatan, berikut adalah hasil penelitian wedang uwuh sebagai imunomodulator, antiinflamasi dan antihiperglikemik atau diabetes (Widyaningsih et al., 2020).
Pada Penelitian ini wedang uwuh janggelan dosis 1 maupun dosis 2 juga wedang uwuh komersil yang dibeli di pasar diberikan pada tikus diabetes (diinduksi alloxan) selama 4 minggu (Tabel 4). Dari perlakuan tersebut menunjukkan bahwa wedang uwuh dapat menghambat kenaikan kadar gula darah dan inflamasi/peradangan begitu juga dengan wedang uwuh komersial yang dibeli di pasar. Janggelan memiliki senyawa polifenol yang berperan sebagai hipoglikemik, melalui penurunan ekspresi thrombospodin-1 (TSP-1), sebuah metriseluler, protein yang berikatan dengan kalsium yang
berperan dalam respon seluler (Shridar et al., 2014).
Kuersetin diketahui mampu
menurunkan gula darah dengan cara
mempertahankan enzim metabolisme
glukosa hati dan struktur sel β pankreas dengan mengurangi cedera stres oksidatif. Potensi antidiabetes
dari flavonoid utamanya melalui efek
modulasi senyawa ini pada transporter
glukosa dengan meningkatkan
ekspresi GLUT-2 di sel β pankreas
dan meningkatkan ekspresi dan
mempromosikan translokasi GLUT-4
melalui fosfatidilinositid 3-kinase (PI3K/ AKT) (Hajiaghaalipour et al., 2015).
Tabel 5. Data rerata relatif ekspresi sitokin pada limpa tikus diabetes yang diberi wedang uwuh selama 4 minggu
Keterangan: WU janggelan 1: wedang uwuh berbasis janggelan dosis = 13,5 ml/kgBB; WU janggelan 2: wedang uwuh berbasis janggelan dosis = 27 ml/kgBB; WUP, wedang uwuh pasar
Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa jumlah relatif sitokin proinflamasi TNF-α dan IFN-Ɣ yang disekresikan oleh sel T CD4+
mengalami penurunan secara signifikan (p<0,05) pada kondisi inflamasi jika dibandingkan dengan kontrol sakit (Tabel 5).
Asam kafeat merupakan senyawa
fenolik yang terdapat pada janggelan, memiliki aktivitas antioksidan dan memiliki kemampuan substansial
menurunkan TNF-α pada tikus diabetes, sehingga kemampuan antiinflamasi
dari senyawa ini disebabkan oleh
penekanan terhadap pelepasan sitokin pro-inflamasi (Chao et al., 2010).
kuersetin dalam wedang uwuh mampu
menurunkan penanda inflamasi yang
bersirkulasi, termasuk IFN-Ɣ sehingga
dapat memperbaiki inflamasi. Senyawa
flavonoid dalam wedang uwuh juga
mampu meningkatkan proliferasi
sel imun T CD4+ dan CD8+. melalui
rangsangan aktivitas IL-2. Selain itu, juga
mampu meningkatkan rasio sel CD4+/
CD8. Regulasi CD4+,CD25+ ,sel T, IL-10, dan TGF-β telah terbukti memiliki fungsi imunoregulatori atau penghambatan. Fungsi fisiologis dari faktor-faktor tersebut adalah untuk menjaga respon pro-inflamasi, alergi dan autoimun.
Referensi:
Borhan, F. P., S. S. A. Gani., and R. Shamsuddin. 2014. The use of D-Optimal mixture design in optimising okara soap formulation for Stratum corneum application. The Scientific World Journal 2014: 1–8.
Chao, C. –Y., M. –C. Mong, K. –C. Chan and M. -C. Yin. 2010. Anti-glycative and anti-inflammatory effects of caffeic acid and ellagic acid in kidney of diabetic mice
Molecular Nutrition & Food Research 54(3): 388–395
Hajiaghaalipour, F., M. Khalilpourfarshbafi and A. Arya. 2015. Modulation of glucose transporter protein by dietary flavonoids in type 2 diabetes mellitus.
International Journal of Biological Sciences 11(5): 508–524. doi: 10.7150/ijbs.11241
Puspitarin FK; Widyaningsih TD , 2022. Diversifikasi Dan Optimasi Wedang Uwuh Celup Rempah Berbasis Daun Kelor Pada UKM X Menggunakan RSM. Publikasi Doktor Mengabdi LPPM UB.
Widyaningsih TD, Siska AI, Fanani R, Martati E.,2020. Traditional drink of black cincau (Mesona palustris BL)based wedang uwuh as immunomodulator on alloxaninduced diabetic rats. Nutrition & Food Science. Emerald Publishing Limited. Volume 50/No.6/11241133.
Oleh Nuri Andarwulan
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
IPB University
Beberapa kejadian keracunan nitrogen cair yang tertelan
oleh anak-anak yang mengonsumsi makanan jajanan cikbul
(ciki ngebul) telah menjadi berita yang masif di media massa.
Penderita mengeluh mual, sakit kepala, sesak nafas, hingga
beberapa harus dirawat di IGD
maupun dioperasi lambungnya karena
luka bakar dingin dan radang dingin
yang hebat. Pemerintah (Kementerian
Kesehatan dan Badan Pengawas
Obat dan Makanan/BPOM) telah
mengeluarkan pernyataan resmi untuk pengawasan yang ketat (beberapa pemerintah daerah telah bahkan
melarang) terhadap penggunaan
nitrogen cair pada pangan siap saji dan jajanan anak sekolah.
Nitrogen cair sering digunakan oleh
penyaji makanan di restoran atau kafe
saat menghidangkan makanan pencuci
mulut dengan cara nitrogen cair dituang
sedikit di atas permukaaan pudding/ mousse atau produk sejenisnya sehingga
tekesan keluar asap tipis dan makanan
menjadi sangat menarik tampilannya.
Akhir-akhir banyak ditemukan produk
es krim yang ‘diolah’ dengan nitrogen
yaitu nitrogen cair dicampurkan
dalam adonan es krim dan dilakukan
pengadukan sehingga es krim membeku
dengan kepulan asap nitrogen. Kedua
jenis makanan pencuci mulut ini sangat
berisiko jika dikonsumsi karena ada
kemungkinan terdapat nitrogen cair
yang belum menguap dan terkonsumsi oleh konsumen.
Nitrogen cair (LN2 atau LIN atau LN)
adalah nitrogen yang berada dalam
keadaan cair pada suhu yang sangat
rendah. LN berupa cairan jernih tak
berwarna dengan massa jenis 0,807 g/mL pada titik didihnya [−195,79 °C (77 K; −320 °F)]. Karakteristik massa
jenis ini yang menyebabkan LN berada di bagian atas minuman atau makanan
pencuci mulut. Nitrogen berbentuk cair
hingga suhu -209 °C dan pada suhu -210 °C berbentuk padat. Nitrogen cair adalah
cairan diatomik, yang berarti bahwa
karakter diatomik ikatan N kovalen
dalam gas N2 tetap bertahan setelah likuifaksi.
LN dengan suhu titik didih (suhu saat fase cair berubah menjadi gas)
sangat rendah (−195,79 °C) mempunyai perbedaan suhu yang sangat tinggi jika
bersinggungan dengan permukaan kulit kita (36-37 °C). Saat LN dituangkan secara cepat di permukaan tangan atau dicipratkan ke permukaaan muka, akan terlihat butiran-butiran LN yang berhamburan dan menguap. Peristiwa ini sangat menarik, butiran-butiran
LN tidak melekat di permukaan kulit.
Fenomena fisika ini dikenal dengan
nama efek Leidenfrost. Johann Gottlob
Leidenfrost pada tahun 1756 yang
menemukan fenomena fisika ini di mana
suatu cairan sedang berdekatan dengan
permukaan materi yang secara signifikan
jauh lebih panas (atau dengan kata lain
suhunya jauh lebih tinggi) daripada
titik didih cairan tersebut sehingga
menghasilkan lapisan uap yang kemudian mengisolasi cairan tersebut dari materi panas agar tidak mendidih dengan cepat.
Karena “kekuatan repulsif” ini, tetesan
terlihat melayang di atas permukaan daripada langsung melakukan kontak fisik dengan materi panas. Fenomena ini paling sering terlihat saat memasak, yaitu saat meneteskan air dalam panci untuk mengukur suhunya. Jika
suhu panci berada di atau di atas titik
Leidenfrost, air bergerak dengan cepat
melintasi panci dan memakan waktu
lebih lama untuk menguap daripada
panci yang suhunya berada di bawah titik
Leidenfrost (namun masih di atas titik didih).
LN merupakan cairan cryogenic (bahan atau zat bersuhu sangat rendah)
untuk mempercepat pembekuan dan dapat menyebabkan radang dingin (frosbite) setelah kontak dengan jaringan hidup. Efek Leidenfrost dapat terjadi
untuk LN yang dituang secara cepat ke permukaan tangan. Namun saat butiran LN bersentuhan dalam beberapa detik dengan permukaan kulit, maka radang dingin hingga luka bakar dingin yang parah akan terjadi karena perbedaan suhu antara LN dan permukaan kulit menjadi berkurang hingga dibawah titik Leidenfrost.
Produk cikbul yang ditawarkan selain menarik karena produk yang mempunyai karakteristik berasap, juga saat dikonsumsi dapat memberikan efek nafas yang berasap sehingga
sering juga disebut menghasilkan nafas naga (dragon breath). Namun apabila konsumen tidak tahu cara
mengeluarkan asapnya dan yang terjadi
adalah menghirup asapnya, maka efek kesehatan karena menghirup nitrogen secara berlebihan dapat mengakibatkan pusing, mual, muntah, kehilangan kesadaran, pernapasan cepat, sesak napas tanpa peringatan dan kematian.
Produk pangan siap saji yang masih mengandung LN dapat terkonsumsi oleh konsumen. LN tidak berasa atau
hambar sehingga jika konsumen
tidak diinstruksikan untuk menunggu
sebelum LN benar-benar menguap, konsumen mungkin secara tidak
sengaja menelannya tanpa disadari.
Cedera paling serius yang dihadapi
setelah menelan LN adalah barotrauma gastrointestinal, yang berkembang
karena peningkatan tekanan di dalam
perut. Hal ini terjadi karena, pada saat LN memasuki tubuh, LN akan
segera menguap saat kontak dengan permukaan suhu yang lebih tinggi
dari titik didihnya. Perjalanan LN dari mulut ke kerongkongan dan ke dalam perut, uap yang terbentuk di sepanjang
jalan dapat menyebabkan peningkatan tekanan yang besar. LN memiliki rasio volume cair-ke-gas 1:694. Ini artinya, ketika LN menguap, volumenya akan
bertambah sekitar 700 kali di dalam tubuh. Akibatnya, pasien mungkin
mengalami distensi perut yang parah dan menyakitkan setelah konsumsi, karena peningkatan volume dan tekanan dalam saluran pencernaan. Kenaikan
tekanan ini biasanya menyebabkan
nekrosis jaringan dan pecahnya
lambung di kelengkungan perut yang lebih rendah, yang membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki.
Berhubungan dengan karakteristik
bahaya LN, mengingat aplikasinya yang relatif baru dalam bidang penyajian
makanan dan minuman, tidak/belum ada hubungan dosis-respons yang telah ditetapkan untuk menelan, menghirup, atau kontak dengan LN. Berdasarkan data yang ada, tingkat keparahan cedera tergantung pada durasi dan area kontak, serta volume LN yang tertelan/kontak.
Mitigasi risiko penggunaan LN untuk pangan siap saji telah dirancang untuk pemerintah, vendor/produsen makanan maupun untuk konsumen. Ketiga
pilar keamanan pangan mempunyai
tanggung jawab yang sama untuk
mencegah terjadinya kasus keracunan atau ketidakamanan LN dari pangan siap saji.
US-FDA memberikan panduan untuk
industri pangan dan produsen makanan siap saji untuk meminimalkan risiko
terkait konsumsi yang tidak disengaja
atau kontak kulit dengan LN dalam
minuman dengan:
(1) Menyusun prosedur operasional baku (POB) dan melaksanakan
pelatihan karyawan untuk
penerimaan, penyimpanan, dan penanganan yang aman dari zat LN
saat digunakan dalam penyiapan
makanan dan minuman. Prosedur
dan pelatihan tersebut harus mencakup:
a. Arahan bagi karyawan bagian makanan untuk: tidak secara langsung menyentuh atau
mengonsumsi LN, menghindari penambahan LN ke makanan dan minuman sesaat sebelum
disajikan, dan memastikan penguapan LN secara sempurna sebelum disajikan dan/atau konsumsi.
b. Pernyataan atau instruksi bahwa menyentuh atau mengonsumsi LN dapat mengakibatkan penurunan kondisi kesehatan, kelainan fisik, dan kemungkinan kematian.
c. Petunjuk untuk menghindari kontak yang terlalu lama dengan LN di ruang tertutup, seperti lemari es atau ruang penyimpanan.
d. Borang spesifikasi produk untuk peralatan yang digunakan untuk menyimpan atau mengeluarkan LN.
e. Borang data keselamatan untuk LN.
(2) Pemberitahuan atau peringatan
kepada karyawan di area
penyimpanan LN dan di area
penyiapan atau penyajian makanan
atau minuman menggunakan LN.
Pemberitahuan/peringatan tersebut
harus menginstruksikan karyawan
untuk tidak secara langsung
menyentuh atau mengkonsumsi LN
dan untuk memastikan penguapan
LN telah sempurna sebelum
penyajian. Pemberitahuan/
peringatan juga harus menyertakan
pernyataan bahwa menyentuh
atau mengonsumsi LN dapat
mengakibatkan penurunan kondisi
kesehatan, kelainan fisik, dan kemungkinan kematian.
(3) Peringatan tentang potensi bahaya
LN dipasang dengan jelas di mana
konsumen dapat melihatnya.
nitrogen cair
Join FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) menyebutkan
nitrogen dapat berbentuk cair atau
gas yang tidak berasa-tidak berbau
dan dapat berfungsi sebagai zat
pembeku, propelan dan pengisi gas
pada kemasan. Indonesia mengatur
penggunaan nitrogen sebagai bahan
penolong golongan bahan kontak
pangan pendingin dan pembeku
dalam Peraturan Badan POM Nomor
20 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Badan POM Nomor 28
Tahun 2019 tentang Bahan Penolong
dalam Pangan Olahan. Batas maksimum
penggunaannya disebutkan sesuai cara
pengolahan pangan yang baik (CPPB)
dan disebutkan pula dihilangkan dengan cara tertentu. Pernyataan dalam regulasi ini dapat diartikan bahwa LN kontak
dengan pangan dan kemudian terdapat
upaya penghilangan LN sehingga produk pangan olahan tidak mengandung LN
lagi. Regulasi BPOM diperuntukkan
untuk indutri pangan olahan dalam
kemasan dan bukan untuk pangan siap saji. Bagaimana sebenarnya penggunaan
LN sebagai bahan penolong proses
pendinginan dan pembekuan pangan olahan?
LN merupakan cairan cryogenic yang
sangat efektif untuk mendinginkan atau membekukan bahan selain
suhunya sangat rendah juga karena
ketersediaan, harga relatif murah dan inert (tidak bereaksi dengan bahan yang kontak dengan LN). Beberapa metode
pendinginan dan pembekuan dengan LN
untuk industri kimia dan farmasetikal
adalah:
1. Pendingin permukaan langsung
memberikan pendinginan melalui
dinding konduktif tunggal. Permukaan
dinding yang dingin membekukan atau mendinginkan bahan, cairan atau
aliran gas (Gambar 1a).
2. Pendinginan langsung dengan
penyemprotan LN (cryogenic spray freeze drying). LN disemprotkan
ke bahan atau langsung ke proses (Gambar 1b). Pada prinsipnya, bahan didinginkan dengan panas laten
penguapan LN. Proses pendinginan dengan penyemprotan LN dapat dihasilkan produk beku berbentuk
tepung/bubuk dengan ukuran kurang
dari 100 µm.
3. Pendinginan dengan perendaman
dalam LN. Perendaman bahan
langsung ke dalam LN akan
mendinginkan atau membekukan bahan (Gambar1c). Contoh
proses ini adalah penggilingan
(A) (B) (C) Gambar 1. Metode pendinginan dan pembekuan dengan Nitrogen cair (LN) (Beteta dan Ivanova, 2015)penggilingan dengan cairan
cryogenic diperlukan untuk bahan
yang tidak dapat digiling pada suhu ruang dan juga proses penggilingan menghasilkan kenaikan suhu bahan. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.
4. Pendinginan sirkuit sekunder (tidak langsung). LN disangga oleh heat-transfer fluid (HTF) dengan prinsip kerja seperti plate heat exchanger (PHE). HTF memberikan pendinginan/pembekuan melalui
dinding konduktif ke bahan
yang dibekukan atau cairan yang
didinginkan (Gambar 3).
Pemilihan metode pendinginan atau
pembekuan menggunakan LN sangat
Gambar 2. Penggilingan dengan nitrogen cair (cryogenic milling) (Beteta dan Ivanova, 2015)tergantung dari unit proses atau bahan yang akan didinginkan/dibekukan. Dari beberapa metode yang disebutkan di atas, terlihat peran LN sebagai bahan penolong proses untuk menghasilkan produk akhir di industri kimia dan farmasetikal dan bukan untuk pangan siap saji. Teknologi pendinginan dan pembekuan menggunakan LN untuk industri pangan mempunyai peluang dan tantangan. Peluangnya adalah
suhu yang sangat rendah, ketersediaan, harga relatif murah dan inert. Namun untuk menggunakan LN sebagai
bahan refrigerant dibutuhkan sistem pengendalian yang presisi terhadap
suhu LN yang sangat rendah dan mungkin berbiaya tinggi.
Referensi:
Ali D., Farber JM, Hee Kim JH, Parto N and Copes R. 2021. A Qualitative Risk Assessment of Liquid Nitrogen in Foods and Beverages. Food Protection Trends, 41:3, pp. 293-304
Beteta O, Ivanova S. 2015. Cool down with liquid nitrogen. www.aiche.org/cep. pp. 30-35
JECFA. 1999. Nitrogen. Diakses dari https://www.fao. org/fileadmin/user_upload/jecfa_additives/docs/ Monograph1/Additive-296.pdf
Peraturan Badan POM No.20 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan POM No. 28 Tahun 2019 Tentang Bahan Penolong Dalam Pengolahan Pangan.
US-FDA. 2018. Reference Document: 2017 FDA Food Code.
PT REL-ION STERILIZATION SERVICES
Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi
021-88363728, 021-8836 3729
021-88321246
yayuk@rel-ion.co.id
www.rel-ion.com
PT. Mitra Kualitas Abadi (Catalyst Consulting) Training, Consulting, Assesment/audit, Mystery Shopping Provider
089-9999-7867
info@catalystconsulting.id
www.catalystconsulting.id Catalyst Consulting consulting.catalyst
PT. ESCO CHEMICALS MITRAUTAMA
Food Ingredients and Additives Company
(021) 22223455, (021) 29670163
0817-844438
info@escochemicals.co.id
www.escochemicals.co.id
031-3981571
sku@sakatama.com
www.sakatama.com
EXBERRY® is the leading brand of Coloring Foods for the food and beverage industry. Coloring Foods are made from fruits, vegetables, and edible plants using a physical manufacturing process processed with water.
+65 6659 4180
info-singapore@gnt-group.com
www.exberry.com
PT INDESSO NIAGATAMA & PT INDESSO CULINAROMA
INTERNASIONAL
Snack Seasonings, Savory Ingredients, Aroma Chemicals, Essential Oils & Food Ingredients
021 386 3974
021 385 0538 contact@indesso.com www.indesso.com
Ottera
Oterra is the largest provider of naturally sourced colors worldwide
65-6631 9294
sgcaso@chr-hansen.com
https://oterra.com Want
tissa@foodreview.co.id
Konsumsi pangan yang bergizi dapat menentukan kesehatan dan kesejahteraan suatu individu manusia. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang mengaitkan produk pangan sebagai salah satu alternatif untuk memerangi sejumlah penyakit degeneratif. Kendati demikian, dalam perkembangannya bergantung pada kualitas, keamanan, efek samping jangka panjang, dan toksisitasnya serta studi suplementasi dan uji klinis pada manusia. Untuk itu, dalam mengembangkan suatu produk pangan fungsional dan nutraseutikal memerlukan banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. FoodReview Indonesia edisi mendatang bermaksud menyajikan informasi mengenai tersebut, mulai dari perkembangan terkini hingga apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih (bagi konsumen) dan mendesain (bagi produsen) suatu pangan fungsional dan nutraseutikal sehingga dapat mencapai tujuan kesehatan dan kesejahteraan manusia. Tidak lupa, semoga pembahasan ini juga dapat menjadi inspirasi untuk dapat terus meningkatkan daya saing industri dan produk pangan di Indonesia.
If you have a friend or colleague who would be interested in receiving FoodReview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today.