Pontianak Post

Page 27

Pontianak Post

Minggu 17 Mei 2009

ANEKA PONTIANAK

Jadikan Entikong Pusat Promosi Produk Dalam Negeri

Bupati Sragen Puji Kubu Raya Dompet Simpatik

Menderita Tumor Nurmiah (20) penderita tumor ganas di leher stadium tiga akan menjalani pengobatan di RS Dharmais Jakarta. Untuk kelancaran proses pengobatan Nurmiah, kami kembali membuka program dompet simpatik. Partisipasi pembaca dan donatur sangat diharapkan demi kesembuhannya. Partisipasi dalam bentuk uang dapat diserahkan ke Redaksi Pontianak Post (Lantai 5) Gedung Graha Pena Pontianak. Sekecil apapun Nurmiah sumbangan Anda, sangat berarti bagi kesembuhan Nurmiah. Sumbangan Jum’at (15/5) Rp 3.898.000 Sumbangan Sabtu (16/5) 1. ES 2. AC 3. Djamal 4. Ekspres Bahari 2C

Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 200.000 Rp 500.000

Jumlah Total

Rp 1000.000 Rp 4.898.000

SUNGAI RAYA--Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu wilayah yang pola managemen pengelolaannya tersukses. Tidak heran dalam mengdongkrak Pendapatan Asli Daerahnya pernah melampaui target hingga mencapai 300 persen. Succes story tersebut disampaikan Kepala Daerahnya, Untung Wilyono kepada Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan. Menurutnya Kubu Raya bisa seperti Sragen. Sebab Kubu Raya kabupaten baru yang butuh pengembangan. Caranya dengan adopsi manajemen wilayah tersukses. Ini juga untuk menghindari membuat menajemen sendiri yang cenderung biayanya bisa lebih mahal. “Mahal juga belum tentu tepat,” kata dia. Kabupaten Sragen dulu, lanjut Untung, adalah daerah tertinggal. Bahkan, boleh dibilang jauh daripada yang diharapkan. Namun, sekarang ini terbilang sudah menjadi daerah mampu. Hanya, dalam jangka waktu dua tahun, predikat salah satu daerah terbaik sudah berada ditangan. Sebagai langkah permulaan, ia menyarankan supaya Kubu Raya fokus kepada sektor mana yang akan dimulai. Yang pertama jangan lakukan sekaligus tanpa perencanaan matang. Cara memilihnya ialah

dengan melihat jeli, cerdas program masuk skala prioritas. ”Itu dulu yang diterapkan,” saran Untung. Ia menilai kalau skala prioritas Kubu Raya adalah masalah infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. Kedua komponen ini harus diarahkan dengan sebenarbenarnya. “Tinggal nantinya bagaimana keseriusan pemerintah daerah bergerak,” ucapnya. Disisi lain, lengkapnya potensi dimiliki Kubu Raya, terutama sektor sumber daya alam yang begitu melimpah dari darat hingga laut terus mendapatkan pujian dari berbagai kalangan. Bupati Sragen, memprediksikan daerah otonom baru yang mekar dari Kabupaten Pontianak ini bisa menjadi beranda Zamrudnya Khatulistiwa. Dari beberapa kecamatan di Kubu Raya, ia kagum dengan kesuburan dan banyaknya lahan yang belum dimanfaatkan optimal. Apalagi karakteristik daerahnya berbeda dengan Kabupaten Sragen. Hanya, tanah gambutnya sudah organik. Sehingga potensi-potensi masih bisa dioptimalkan. “Ibarat tinggal diletakan saja. Apapun yang ditanam pasti hidup,” ungkapnya ketika melakukan kunjungan ke berbagai pusat pengembangan holtikultura.(den)

PONTIANAK--Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, yang berbatasan dengan Tebedu, Sarawak, Malaysia Timur akan menjadi salah satu pusat promosi produk dalam negeri untuk dipasarkan ke negeri tetangga. Tahap awal menuju langkah tersebut, Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Perbatasan Indonesia (AP3I) bersama Pemerintah Kabupaten Sanggau telah melakukan pertemuan dengan Kamar Dagang Indonesia di Jakarta Jumat (15/5) guna membicarakan itu.

PONTIANAK—Anggota DPRD Pontianak Andri Zulfikar menilai pengadaan kapal keruk dengan sharing anggaran kabupaten/kota masih belum terlalu penting. “Sebenarnya yang perlu dilakukan adalah melakukan riset di sekitar Sungai Kapuas tentang berapa lama sedimentasi itu terbentuk sehingga mendangkalkan sungai, terutama di muara,” kata

Pasrah Hamil tak Ingin Aib Terbuka pencabulan yang korban dan pelaku berhubungan darah,” kata Kanit PPA Poltabes Pontianak IPDA Andi Tenriangka belum lama ini. Kasus terakhir yang ditangani PPA Poltabes Pontianak terjadi awal Mei lalu. Pelaku adalah karyawan bengkel milik orang tua korban. Korban yang masih duduk di bangku kelas III SMP itu digauli lebih dari satu kali. Saat melapor korban dalam keadaan hamil. Kasus dengan tersangka Dk (51) ini terjadi di Pontianak Utara. “Pelakunya sudah kami tangkap, korbannya masih berusia 15 tahun. Sekarang dalam keadaan hamil,” ujar Andi.November 2008, PPA Poltabes Pontianak juga mendapat laporan telah terjadi pencabulan yang dilakukan paman dan ayah kandung korban. 17 November, masih berseragam SMP sepulangnya dari sekolah,

korban sebut saja Tati (nama disamarkan) 12 tahun, datang ke Poltabes Pontianak seorang diri. Dia melaporkan perbuatan paman dan ayahnya sejak Juli 2007. Setelah menerima laporan, aparat pun bergegas meringkus pamannya Sl (36), di tempat kerjanya. Sedangkan ayah Tati, Ns sedang berada di Serawai Kabupaten Melawi. Ketika memberi keterangan, dikatakannya, awal kejadian pada Juli 2007. Ketika itu ia masih berstatus pelajar kelas enam SD. Hanya ada tiga orang yang tinggal di rumahnya, di salah satu Jalan Kecamatan Pontianak Kota. Ibunya, Sl dan ia sendiri. Siang hari di ruangan tengah, ketika menonton televisi, ia digagahi pamannya Sl. Korban sempat melakukan perlawanan, karena tak berdaya, ia pun pasrah. “Saya tidak berani cerita, karena paman melarang saya bercerita dengan orang lain,” ujarnya polos. Sejak

itulah, Sl kerap kali beraksi. Satu hari, korban biasanya digagahi dua kali. Setiap selesai dicabuli, korban selalu diberi uang oleh Sl. “Kadang Rp 10 ribu, paling banyak Rp 20 ribu. Katanya untuk uang jajan,” ungkap korban. Tidak hanya mengalami perlakuan cabul dari paman. Ayahnya yang hanya sesekali ke Pontianak, juga melakukan hal yang serupa. Pertama dilakukan ayahnya, malam Idul Fitri 2007. Karena tidur sekamar dengan ayahnya, Tati lantas menjadi korban pemerkosaan orang tuanya sendiri. Direktur Lembaga Bantuan Hukum Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH-PIK) Roslaini Sitompul, mengungkapkan, sejak 2005 LBH ini sudah mendampingi 7 korban inces. Enam orang diantaranya berusia anak-anak. “Hanya tinggal satu yang masih dalam proses. Enam lainnya sudah divonis pengadi-

lan semuanya di penjara tujuh tahun ke atas,” kata Roslaini belum lama ini. Menurutnya, inces disebabkan karena kesempatan melakukannya. Dicontohkannya, tidur sekamar orang tua dan anak, kamar yang tidak memiliki sekat pembatas dan kondisi rumah yang sepi. “Yang kita tangani kondisinya rata-rata demikian,” ujarnya.Jika dikaji lebih jauh, lanjutnya, penyebab utama terjadinya inces adalah ketidak berdayaan korban untuk melawan. Pelaku merasa memiliki kekuatan untuk melakukan apa yang dikehendakinya. Karena, dari setiap kasus yang ditangani LBH PIK semua inces diawali atau diakhiri dengan ancaman kepada korban agar tidak membeberkan kepada orang lain. “Itu penyebab utamanya. Karena kita masih menganut sistem patriarki. Orang tua bisa berkehendak apa saja kepada anak,” tuturnya.**

Hanya 10,6 Persen Warga Kalbar Sikat Gigi dengan Benar Sambungan dari halaman 21

kata Drg. Hary Agung Tj M Kes, Ketua PDGI Cabang Pontianak. Menurutnya, cara sikat gigi terbagi dalam beberapa kriteria. Pertama memilih sikat gigi yang benar, kedua melakukan sikat gigi pada waktu yang tepat. Serta ketiga teknik atau cara menyikat harus benar. ”Apabila salah satu kriteria tersebut tidak terpenuhi gigi kita tidak terjamin akan bebas dari karies atau lubang gigi,” tambahnya.Memilih sikat gigi yang benar, lanjutnya, pertama pilihlah sikat gigi yang sesuai dengan ukuran mulut kita. Sikat gigi dewasa untuk dewasa dan sikat gigi anak untuk anak-anak. Untuk sikat gigi anak-anak mempunyai ukuran sikat gigi yang bervariatif, sehingga orang tua harus pandai memilih sikat

gigi yang sesuai dengan ukuran mulut anaknya. Kedua, diperhatikan adalah bulu sikat gigi. ”Pilihlah bulu sikat gigi yang lembut (tidak keras) dan rapat. Karena bulu sikat gigi yang keras akan mudah merusak gusi dan permukaan gigi kita (abrasif). Sedangkan bulu yang jarang kurang efektif menyikat pernukaan gigi. Apabila bulu sikat gigi mulai mekar dan tidak lurus lagi sebaiknya segera diganti, karena dapat merusak gusi dan tidak efektif lagi menyikat sisa makanan khususnya disela-sela gigi,” jelasnya. Ditambahkan Hary Agung, sikat gigi pada waktu yang tepat dianjurkan minimal 2 (dua) kali sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur. Tapi paling baik kalau kita bisa menyikat gigi 3 (tiga) kali sehari yaitu sehabis

makan dan sebelum tidur. Teknik menyikat gigi yang benar, pakailah pasta gigi berfluor secukupnya untuk memperkuat email. Pada usia anak-anak dianjurkan menggunakan teknik yang sederhana, yaitu gerakan horisontal, maju mundur dan pendek-pendek. Diusahakan 8 kali gerakan maju mundur setiap tempat yang disikat. Prinsipnya semua permukaan harus tersikat, yaitu permukaan gigi luar (yang menghadap bibir dan pipi), permukaan dalam yang menghadap ke lidah dan langit, permukaan kunyah gigi, serta permukaan sela/antara gigi dan jangan lupa permukaan atas lidah. ”Untuk dewasa ada beberapa teknik menyikat gigi disesuaikan dengan kondisi gigi dan jaringan mulutnya, seperti rolling, vertikal dan

sebagainya. Dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter gigi untuk memilih teknik yang sesuai kondisi rongga mulut kita,” paparnya. Untuk anak-anak, lanjutnya, disarankan sejak gigi sulung/ susu pertama tumbuh 6-8 bulan. Saat inilah waktu yang baik untuk mulai memelihara gigi anak. Bagi yang sudah mulai tumbuh gigi, ibunya dapat membersihkan gigi anak dengan kain halus ataupun kapas gulung. Sedangkan untuk anak-anak yang masih belajar menyikat gigi, orangtua harus membantu dan mengawasi cara sikat gigi anak sampai anak dapat melakukan sikat gigi sendiri secara benar. Disini peran orang tua sangat penting khususnya dalam membina perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan mulut secara terusmenerus.(fah)

Kalimantan Destinasi Pariwisata Indonesia Sambungan dari halaman 21

Pandangan ini disampaikan Winarno Sujas, Dirjen Pengembangan Destinasi Indonesia di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, usai membuka rapat kerja anggota ASITA Kalbar serta pelatihan guide untuk turis Belanda oleh HPI Kalbar, di Hotel Mahkota, Jumat (15/5) lalu. Kepada wartawan dirinya menerangkan, prediksi kemajuan dunia pariwisata di Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat, tentu dibarengi dengan sejumlah alasan. Beberapa diantaranya adalah telah terciptanya image di dunia pariwisata internasional bahwa Kalimantan merupakan satusatunya pulau yang diyakini mampu menyelamatkan dunia dari ancaman global warming. Image ini terasa semakin hidup dengan munculnya pendapat dari masyarakat internasional yang menyatakan “di hutan Borneo, sinar matahari sulit menembus permukaan

tanah”. Jika pendapat itu bisa dibuktikan, maka hal itu tentu bisa menjadi daya pikat tersendiri bagi para wisatawan asing dan nusantara. Mengapa wisatawan asing menyukai hutan Kalimantan? Jawabnya karena hutan Kalimantan diyakini sebagai surga bagi tumbuh dan berkembangnya aneka flora dan fauna langka. Keaneka ragaman hayati itu ada karena hutan Kalimantan merupakan hutan tropis yang heterogen. Kondisi ini bertolak belakang dengan hutan yang ada di Australia yang bersifat homogen. Parahnya lagi, hutan Australia sering mengalami kebakaran. Potensi wisata alam yang tersimpan di hutan Kalimantan itu jelas mengundang minat wisatawan mancanegara untuk melakukan wisata adventure, seperti mendaki gunung, menjelajah hutan belantara, menikmati indah panorama di laut, dan lain sebagainya. Selain menggemari wisata petualangan, turis mancanegara

juga senang melakukan wisata khusus, seperti menikmati keanekaragaman hayati, melihat keragaman kupu-kupu liar di hutan, mendengar kicau burung dialam bebas dan lain sebagainya. “Semua keinginan dari para wisatawan luar itu hanya bisa di peroleh di Kalimantan, bukan di Bali atau Jawa,” kata Winarno. Meski memiliki modal kekayaan alam yang tak terkira, bukan berarti dunia pariwisata di Kalimantan mengalami kemajuan yang signifikan. Buktinya, sampai saat ini banyak wisatawan yang mengeluhkan sulitnya akses untuk ke Kalimantan, khususnya penerbangan Kalimantan Barat. Selain itu, ketersediaan SDM yang professional juga turut menjadi kendala. Guide yang bisa memenuhi keinginan para wisatawan ternyata sulit diperoleh. Wisatawan asing, terlebih yang senang melakukan adventure, lebih senang ditemani oleh guide yang piawai berbahasa

Ketua AP3I HR Thalib HS mengatakan, untuk menuju itu, tahap awalnya Kadin akan ikut terlibat dalam gawe nasional Gebyar Visit Indonesian Year yang akan diselenggarakan 18 Juli 2009 di Entikong. ”Pihak Kadin telah merespon positif. Kami sudah menyampaikannya secara lisan kepada mereka untuk ikut memamerkan produk-produk unggulan kita di sana,” katanya. Untuk jangka panjang, lanjut Thalib, akan ada pameran tetap/ permanen di Entikong yang

menjual berbagai produk lokal yang siap dipasarkan di negeri tetangga. ”AP3I siap menjembataninya. Jika ada pengusaha Malaysia yang ingin membeli produk yang dipamerkan tersbut dalam jumlah partai besar, kita akan menghubungi pengusahanya,” kata Thalib. Dalam pertemuan dengan Kadin Pusat pada Kamis (14/5) lalu di Jakarta, AP3I dan Pemkab Sanggau juga membahas mengenai ketentuan impor melalui border/PPLB Entikong. (zan)

Kapal Keruk Belum Mendesak

asing dan mengetahui secara persis lokasi tempat wisata alam yang hendak dituju. “Untuk guide di Kalimantan Barat, selain mahir berbahasa asing, mereka hendaknya bisa menguasai segala bentuk informasi tentang wisata alam. Lebih baik lagi jika mereka hobi berpetualang dialam bebas,” sarannya.Pendapat yang sama disampikan I Nyoman Kandala, Ketua Umum Himpunan Pramuwisata Indonesia. Ditambahkan, profesi guide tidak hanya menyangkut tentang kemahiran berbahasa asing. Menurut standar international professional guide, seorang guide hendaknya bisa memberi beragam informasi kepada para kliennya secara santun, cerdas serta lugas. Selain itu, guide juga bisa memberi penjelasan secara lengkap tentang adat istiadat yang berlaku di suatu daerah. Hal ini menjadi penting agar tidak terjadi kesalah pahaman antara masyarakat setempat dengan para turis.(go)

Anggota Fraksi PKS DPRD Pontianak ini. Bisa saja, katanya, riset tersebut bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang institusi perguruan tinggi. “Baru setelahnya, ditindaklanjuti hasil kerjasama itu,” katanya.Menurut Andri, pengadaan kapal keruk hanya bagian dari upaya mengurangi pengendapan. “Jangan sampai

dijadikan tindakan pertama. Biayanya sangat mahal. Anggaran kita tak akan mampu,” katanya. Sebelumnya, pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sudah melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk membeli kapal keruk. Jenis kapal yang direkomendasikan dibeli yakni Cutter Suction Dredger (CSD) seharga Rp108 miliar.(zan)

Tersedia Ruangan Khusus Nyaman dan Tertutup Sambungan dari halaman 21

Sambungan dari halaman 21

27

mereka lapor polisi,” ucap Sunario.Sunario mengimbau, masyarakat untuk melapor setiap cabul yang menimpa atau diketahuinya. “Laporkan saja ke polisi terdekat. Jika laporannya ke polsek, akan didorong ke poltabes nantinya,” katanya. Khusus penanganan kejahatan terhadap perempuan dan anak, termasuk cabul, papar Sunario,

Poltabes Pontianak menyediakan ruangan khusus. Ruangan tersebut ditata sesuai dengan intruksi Mabes Polri. Tidak hanya tertutup, Unit PPA juga berbeda dengan ruangan pemeriksaan lainnya. “Ruangannya ber AC, dibuat senyaman mungkin dan yang pasti tertutup. Sehingga privatisasi korban dan keluarganya terjaga,” tegas Sunario. Tidak hanya ruangan yang nyaman dan tertutup, pemer-

iksaan kasus juga dilakukan dengan humanis. Pemeriksa merupakan mereka yang terlatih. Di Unit PPA Poltabes Pontianak, terdapat tujuh polwan yang dilatih khusus untuk menangani kasus terkait perempuan dan anak. “Pasti dirahasiakan, jangankan dari wartawan, polisi selain di PPA saja tidak akan tahu. Makanya jangan takut melapor,” kata Sunario.(hen)

Anak Korban Inces Rentan Penyakit Genetik Sambungan dari halaman 21

Ketika kecil, pelaku pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Ada juga dikarenakan faktor ekonomi. Namun dibalik semua penyebabnya itu, perkosaan inces ini terjadi karena mental pelaku yang bobrok. Pelaku kurang memahami agama, aturan hukum, maupun norma-norma yang ada di masyarakat. Sebenarnya kasus perkosaan inces ini tak hanya terjadi di kota besar. Namun, bisa terjadi dimana saja. ”Sebaiknya korban perkosaan inces ini melaporkan ke polisi. Selama ini banyak yang tidak mau melapor karena malu terhadap keluarga lainnya,” ungkap Armijn. Korban juga harus masuk ke panti rehabilitasi untuk pemulihan rasa percaya diri. Namun di Kota Pontianak belum ada panti rehabilitasi bagi korban perkosaan inces. Pusat rehabilitasi baru ada di Bampu Apus Jakarta. Armijn menambahkan anak yang lahir akibat korban perkosaan inces juga bisa kehilangan percaya diri. Terlebih lagi jika statusnya diketahui masyarakat. ”Yang jelas, ia (anak korban

perkosaan incest) pasti bingung. Mau panggil ayah atau kakek,” ujarnya. Agar tidak terjadi peristiwa hubungan intim saudara sedarah dalam suatu keluarga, bisa dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman agama kepada anak-anaknya sejak dini. Selain itu, komitmen awal saat pernikahan melalui konseling pernikahan perlu dilakukan. Namun, banyak juga calon suami istri yang mengabaikan konseling pernikahan tersebut. Pada usia empat tahun, anakanak sebaiknya pisah kamar dengan orangtua dan dipisahkan dengan saudara lainnya yang beda jenis kelamin. Karena saat umur empat tahun, anak sudah mulai belajar dan mengenal ego masing-masing. ”Komunikasi keluarga juga harus dua arah. Jangan searah. Setiap anggota keluarga harus mau mendengarkan anggota keluarga lainnya,” kata Armijn. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak, Dr Asroruddin mengungkapkan tidak setiap pernikahan inces akan melahirkan keturunan yang memiliki kelainan atau gangguan kesehatan. Bisa

saja gen-gen yang diturunkan baik dan melahirkan anak yang normal. Walaupun begitu, kelemahan genetik lebih berpeluang muncul dan riwayat genetik yang buruk akan bertambah dominan serta banyak muncul ketika lahir dari orangtua yang memiliki kedekatan keturunan. Pada kasus inces, penyakit resesif yang muncul dominan. Gangguan emosional juga bisa timbul bila perlakuan buruk terjadi saat pertumbuhan dan perkembangan janin pra dan pascakelahiran. Inces memiliki alasan lebih besar yang patut dipertimbangkan dari kesehatan medis. Banyak penyakit genetik yang berpeluang muncul lebih besar. Sebut saja pada genetik, kromosom yang mengalami gangguan kesehatan jiwa (skizoprenia), Leukodystrophie atau kelainan pada bagian saraf yang disebut milin, ada bagian dari jaringan penunjang pada otak yang mengalami gangguan yang menyebabkan proses pembentukan enzim terganggu. ”Sebaiknya anak akibat inces dipantau terus kesehatannya sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia,” timpal Asroruddin kemarin.(uni)

Pengedar 0,5 Ons Ganja Ditangkap Sambungan dari halaman 21

barang bukti. “Saya singgah sebentar beli rokok, tidak tahu kalau ada polisi yang membuntuti,” ungkap warga Sungai Punggur, KKR itu.Berangkat dari rumahnya di Punggur, Ed menyelipkan 0,5 ons ganja di pinggangnya. Mengetahui ada polisi yang menghampirinya saat membeli rokok, Ed berniat menghilangkan barang bukti. Bungkusan ganja dibuangnya di ke tanah. “Awalnya memang saya simpan di pinggang. Ketika ada polisi saya buang ke bawah,” ujarnya.Ganja tersebut dibelinya

seharga Rp 250 ribu di Pontianak Timur. Setengah garis ganja itu rencanya akan dikemas dalam paket hemat, seharga Rp 10 ribu per paket. Saat tertangkap, sebagian ganja sudah dipaketkannya. “Baru empat paket yang dibikin. Lainnya masih utuh,” ungkap bapak dua anak ini. Setiap paket, Ed mengaku, mendapat untung Rp 2 ribu. Jika menjual semua 0,5 ons ganja yang dibawanya, Ed mendapat untung Rp 50 ribu.Selama ini barang haram itu dijualnya dengan teman-teman dekat. Ed tidak akan menjual kepada orang yang tidak ia kenal. “Saya jual

dengan teman di Pontianak, kalau di Punggur tidak pernah,” tuturnya.Sehari-harinya Ed merupakan pekerja serabutan. Tidak ada kerjaan tetap yang ia jalani. Spesialiasi pekerjaannya adalah buruh bangunan, namun, jika tidak ada kerjaan tak jarang dia ngojek. Hal itu dirasakannya tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ed harus menghidupi satu istri dan dua anaknya. Selama ini, Ed mengaku, sudah tiga kali mengambil paket ganja. “Saya tidak punya kerja, makanya jual ganja. Ini baru ketiga kali saya ambil di seberang,” katanya.(hen)

Berusaha Setiap Hari Harus Keluar Keringat Sambungan dari halaman 21

setiap hari dirinya harus mengeluarkan keringat. Dengan demikian, secara tidak langsung dia dan keluarga sudah berolahraga. Disamping itu, Wasiman juga berolahraga yang sesungguhnya setiap akhir pekan. “Saya lari atau bersepeda setiap Sabtu dan Minggu,” ujar pria yang pernah menjabat sebaga Kapolsek Terentang (19821983) ini. Untuk makanan, Wasiman menghindari makanan berlemak, lebih banyak konsumsi sayur dan buah. Hingga usia

hampir 60 tahun ini, Wasiman mengaku, tidak pernah merokok. Selain penanaman lingkungan keluarganya yang anti rokok, dia juga berprinsip merokok hanya merugikan kesehatan. “Tidak ada untungnya merokok. Memang dari saya lahir sampai sekarang tidak pernah merokok,” ucap Wasiman yang pertama kali menjadi anggota Polri tahun 1971 ini. Kepada anak-anaknya, Wasiman selalu menanamkan untuk tidak dengki dan sombong. Menurutnya, salah satu kunci sehat adalah pikiran dan hati

yang bersih. Dengki yang menjadi salah satu sifat manusia timbul karena ambisinya terhadap harta dan tahta. “Hidup ini hanya sesaat. Jangan terlalu ambisi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Melihat orang senang, kita jadi susah, akhirnya sakit,” katanya. Untuk pekerjaan, Wasiman tidak ingin menjadikannya sebagai beban pikiran. Prinsipnya, tetap kerja, tapi santai, hasilnya benar. “Yang kita kerjakan adalah rutinitas. Kalau rutinitas itu selalu menjadi beban pikiran, kita mudah stres dan mudah sakit,” ujarnya.**


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.