Pontianak Post

Page 4

Pontianak Post

4

• Rabu 14 Maret 2012

Cemas dan merasa tidak nyaman, begitulah jika kita merasa takut akan sesuatu hal. Katanya, rasa takut merupakan hal yang alami dan pasti dirasakan oleh setiap orang. Namun, apa jadinya jika anak-anak yang mengalami rasa takut? Oleh: Ya’ Muhammad Maulidin ak hanya orang dewasa, anak kecil juga memiliki rasa takut. Tentu dengan kadar yang berbeda-beda. Ketakutan yang wajar dan bahkan ada pula yang tidak. anyak anak yang merasa takut pada gelap, petir dan benda-benda aneh atau binatang tertentu. Kadangkala orang tua pun tak menganggap hal ini sesuatu yang begitu serius. Jadi mereka biarkan saja hal ini berjalanhinggasianakberanjakdewasa. Menjadi tugas orangtua membantu mengatasi rasa takut pada sang buah hati. Meski terkesan sepele, sebenarnya mampu tidaknya orangtua dalam mem-

bantu mengatasi rasa ketakutan dan membangun keberanian yang besar, sangat berdampak bagi si anak kelak. Jika tidak segera ditindak, mungkin saja akan berpengaruh pada sikap dia ketika besar nanti. Rasa takut yang berlebih terhadap sesuatu hal akan membuat diaselaludihantuiperasaanmencekam. Sedikit-sedikit selalu menyalahkan kondisi yang membuat dia menjadi lemah karena ketakutan tadi. Jika ternyata rasa takut berpotensi mengubah sikap pemberaninya menjadi lebih tidak percaya diriuntukmelakuansesuatu,makasebagaiorangtuahendaklahAndamengatasi rasa takut si kecil dengan bijak. Selayaknya manusia, rasa takut ialah hal yang normal. Menurut Desni Yuniarni, M.Psi Psikolog bahwa ketakutan jugalah yang membantu anak mempersiapkan dirinya menghadapi pengalaman yang tidak menyenangkan sewaktu-waktu. “Tentunya orang tua juga tidak senantiasa berada di­samping anak,jadijikaanaktimbulrasatakutyang wajar itu normal,” ungkapnya. Psikolog yang akrab disapa Desni ini mengutarakan bahwa faktor yang menyebabkan ketakutan dika­renakan beberapa hal. “Ada yang memang karena bawaan si kecil. Jadi anak-anak biasa ketika umur masih balita sudah takut sendiri mendengar suara yang terlalu keras, seperti petir, pesawat tempur dan sebagainya,” ujar Desni ke For Her. Jika ketakutan tersebut semakin berlebih, bahkan ketika mengalami hal tersebut dia menangis sejadi-jadinya, panik, histeris bahkan hingga kejang, maka orang tua

“Berhentilah para orang tua untuk menakut-nakuti anak dengan hal-hal yang tak rasional. Efek dari kebiasaan itu akan membuat anak lama kelamaan menjadi takut dengan bahan yang menjadi obyek orang tua menakutinya.”

nyebab itu. Desni mengatakan, takut yang diiringi dengan ketidakrasionalan, itulah yang disebut fobia. Intinya, jika memang menurut Anda anak sudah terdeteksi fobia, memang harus ada terapi khusus untuk meminimalisir ke-fobia-annya tersebut dan tentu bertahap. **

Desni Yuniarni, M.Psi Psikolog harus segera sigap mengatasinya. Menurut Dosen FKIP Untan ini, sebagai orangtua tentu tidak ingin melihat anak takut berlarut-larut. Jika semakin dibiarkan, justru akan menghambat sosialisasi dengan teman-temannya. Bayangkan saja jika ketakutannya pada sesuatu hal, dan ketika dia bermain bersama teman-temannya, ternyata para temannya menyukai hal tersebut. “Ia bisa merasa dikucilkan, minder dan lain-lain karena rasa takut yang diidapnya,” tukasnya. Penjelasan orang tua kepada si kecil tentang ketakutan juga harus diiringi dengan pemahaman. Desni mengungkapkan bahwa kejadian yang membuatnya takut atau karena sesuatu hal harus Anda patahkan dengan pemahaman yang rasional. “Hal-hal yang dia takuti tentu tidaklah semata-mata selalu berada di sekelilingnya. Jelaskan kepadanya bahwa hal itu dapat dia atasi sendiri. Pemberian pengertian yang sederhana, tapi dapat diterima oleh akalnya pada saat itu, menjadi kuncinya. Misalnya ketika dia takut dengan badut,

jelaskan badut itu lucu, coba lihat tingkah lakunya. Bandingkan dengan teman-temannya yang senang melihat badut,” tuturnya pada For Her. Takut Berlebih Bukan Fobia Banyak juga orangtua mengira bahwa takut berlebihan pada sesuatu hal adalah fobia. Namun ternyata ini merupakan anggapan salah. Sebenarnya yang terjadi adalah anak takut pada sesuatu hal secara berlebih karena memang takut dengan hal tersebut. Berbeda dengan fobia, terjadi kehisterisan ketika didekatkan pada objek pe-

Hilangkan Kebiasaan ‘Takuti’ Anak Desni Yuniarni, M.Psi, Psikolog mengatakan jika ketakutan anak tersebut bisa diatasinya sendiri. Namun kadang kala juga perlu bantuan Anda, “meski Anda tidak selalu berada disampingnya, tetapi banyak cara yang bisa Anda ajarkan untuk dirinya sendiri melindungi diri dari ketakutannya tersebut,” ucapnya. Mengajarinya beberapa hal juga harus Anda pikirkan. Berikut cara yang bisa Anda lakukan untuk meredam ketakutannya tadi

Ulik Cerita

Memang terdengar tidak begitu urgen, tetapi siapa sangka jika rasa takunya itu membuat si kecil enggan untuk melakukan aktivitasnya. Mungkin baginya hal itu sangat nyata dan membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa selain bersembunyi. Ajak

dia bicara dan dengarkan secara jelas apakah hal yang membuatnya takut. Sebagai orang tua, Anda berusaha menjadi pelindung. Obrolan menjadi salah satu cara dia untuk berbagi dan mengatasi pikiran negatifnya tadi.

Jangan Ikut Menakuti

Ini adalah kebiasaan yang buruk yang kerap dilakukan orang tua. Selalu menakuti jika si anak tidak mau melakukan atau menuruti perintahnya, “awas loh ya nanti ditangkap pak polisi kalau tidak mau mandi.” Tindakan menakuti ini mungkin memang membuatnya mandi menjadi lebih cepat. Tapi efeknya, objek yang Anda jadikan bahan untuk menakutinya itu akan ditakutinya juga. Jadi, berhentilah untuk menakuti dengan hal-hal yang tidak rasional.

Bermain Strategi

Mengasah anak-anak untuk berpikir cerdik tentu tidak ada salahnya. Ajarilah dia mengatur strategi jika dihadapkan dengan kondisi dimana dalam keadaan bersama objek yang membuat dia takut. Cara mudah adalah selalu dekatkan pada hal-hal yang menurutnya kondisi paling aman, misalnya ketika si kecil takut dengan gelap, dekatkan lampu disamping tempat tidurnya. Setidaknya ada sedikit cahaya yang bisa dia lihat. (oid)

MODEL : NALA (SANGGAR INSIX) / DESAIN : SIGIT / FOTO : SHANDO SAFELA/PONTIANAKPOST

C

m

y

k


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.