K ran sekolah
4
Pontianak Post l Sabtu 9 Maret 2013
SMA NEGeRI 3 PONTIANAK
Gerakkan Otak Kanan dengan Ekskul
TARI: Ekskul tari tradisional dan dance.
SERU: Komunitas magic saat beraksi. Walau memacu adrenalin dan menampilkan aksi-aksi tak biasa, ekskul ini mendapat tempat di hati siswa karena selalu menampilkan adegan seru.
DRUMBAND: Ekskul drumband saat berfoto bersama.
Kehidupan sebagai pelajar memang dirasa berat, apalagi jika tugas dan ulangan menumpuk di satu hari, niscaya muka para murid di SMA manapun akan berkerutkerut sepanjang hari. PEMANDANGAN serupa juga ada di SMAN 3 Pontianak. Tapi siswa-siswi SMAN 3 Pontianak mempunyai trik jitu mengusir kejenuhan akan otak kiri yang terus dipaksa. Jawabannya tak lain adalah menggerakkan otak kanan dengan ekstrakulikuler (ek-
skul). Kegiatan ekstrakulikuler adalah sebuah kegiatan tambahan di dalam sekolah yang bertujuan untuk membimbing siswa-siswi untuk mendalami minat dan bakatnya. Kegiatan ekstrakulikuler juga menjadi salah satu ajang
N A R KEKOLAH S
Lusa: K PONTIANA 0 1 N A M S
unjuk prestasi. Baik dibidang seni,olahraga maupun sastra dan tidak lupa, estrakulikuler ilmiah. Estrakulikuler memang bermacam-macam. Mulai dari band, teater, tari tradisional, dance, paskibra, PMR, KIR, ESC dan masih banyak lagi esktrakulikuler yang ada di SMAN 3 Pontianak. Dan semuanya pasti memiliki kelebihan dan prestasinya masing-masing. Mewakili ekstarkulikuler yang ada di SMAN 3 Pontianak, yaitu ekstrakulikuler band. Band angkatan kelas 11 yang dianggotai oleh Elisabeth, Syafi’I, Debri, Said dan Maurid ini, telah menuai banyak prestasi pada perlombaan-perlombaan antarsekolah. Seperti juara 3 ulang tahun Paulus, juara 3 ulang tahun SMAN 10, juara 3 Integratif di PCC, juara 3 ulang
“PERTAMA kali menginjakkan kaki di SMAN 3 yang saya pikirkan adalah bertemu dengan Pak Fadil.“ Itulah kalimat yang pertama kali dilontarkan oleh Fatmawati, kepala SMAN 3 Pontianak yang baru saat ditanya perasaannya saat menginjakkan kaki di SMAN 3 Pontianak. Saat ditanyai mengapa dan ada apa dengan Drs. Fadhil Hazimat atau yang lebih akrab disapa Pak Fadil, guru yang lahir pada tanggal 17 September, 41 tahun silam ini menjawab, “Ya beliau adalah guru besar saya. Beliaulah yang memberikan saya kepercayaan dan tanggung jawab sehingga saya bisa seperti saat ini. Itu adalah sejarah yang tidak mungkin dihilangkan.” Ditanyai lebih lanjut tentang murid serta guru yang ada di SMAN 3 Pontianak, ibu yang bertempat tinggal di Jl.Komyos Sudarso, Jl.Karet Permai 6 nomor K10 dengan senyuman mengatakan, “Muridnya luar biasa, dengan attitude dan sopan itu amazing dan cetar membahana. Gurunya juga luar biasa, walaupun kesan awal ibu ada sedikit ketakutan, namun ternyata semua guru welcome dan ramah sekali.” Fatmawati yang sudah berkecimpung di dunia pendidikan dari tahun 1995 di sejumlah sekolah seperti SMAN 1 Siantan, SMAN 1 Pontianak, SMAN 4 Pontianak dan saat ini di SMAN 3 Pontianak. Dia menuturkan beberapa harapan selama masa jabatannya di SMAN 3 Pontianak. “Inginnya SMAN 3 Pontianak jauh lebih baik dan luar biasa. Baik di bidang akademik dan nonakademik. Harus ada keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan siswa yang terkadang sudah jenuh dengan akademik saja. Untuk itu, ibu butuh dukungan dari seluruh keluarga Smantagama,” tuturnya. (*)
Fatmawati
Redaksi Koran Sekolah Pembina: Herlina Reporter Kariza Marsha Puspita Ria Octaviani Arba’ur Rizku Nur Ihsan Zulfiandy Fotografer Bavo Baltazar Dicky Julius Panjaitan Feisal Prabowo Rizkia Yulianti Listia
tahun SMAN 1 Sui Raya serta banyak prestasi lainnya. Said, bassis di band yang bernama Rovelion ini mengatakan, kunci suksesnya untuk dapat memenangkan lomba. “Butuh kerja keras, berdoa, disiplin dan harus bisa mengendalikan emosi, jika sudah bisa melakukan semuanya, kami yakin semuanya akan berjalan sesuai rencana,” katanya. Di SMAN 3 juga ada seorang comic atau orang yang melakukan Stand Up Comedy, Arba’ur Rizku Nur Ihsan. Cowok 16 tahun yang biasa dipanggil koko ini mengungkapkan jika kegiatan diluar sekolah sangat positif. “Karena aku bisa berprestasi di luar sekolah,
dapat mempersembahkan kemenangan untuk SMAN 3, terus aku bisa jadi lucu,” canda cowok yang berzodiak sagitarius ini. Arba’ur mengungkapkan, walaupun ada sisi positifnya, kegiatan diluar sekolah maupun ekstrakulikuler ada dampak negatifnya. “Kalau tidak bisa membagi waktu, kita bisa tidak fokus belajar, cepat lelah, insomnia, ah udah ah gitu aja,” katanya sambil bergurau di sela-sela waktu istirahat. Arba’ur mengatakan bahwa mengikuti ekskul bukan hanya menambah pengalaman, menambah prestasi maupun menambah kegiatan. Tapi juga
bisa menambah teman. “Yah biasanya kalau jam sekolah, kita gak terlalu akrab. Tapi saat di ekskul bisa akrab sekali.” Arba’ur yang telah menyumbangkan piala juara 1 ulang tahun SMAN 2 Pontianak dan juara 1 ulang tahun SMAN 1 Sui Raya serta kemungkinan akan segera berangkat ke Kabupaten Ketapang untuk mengisi acara ini mengaku, bahwa untuk berprestasi tidak hanya butuh mengikuti ekskul ataupun belajar saja. Tapi harus ada kemauan “Harus banyak belajar, mau berinovasi, dan yang pasti sesuatu yang selalu dijawab oleh semua orang yaitu terus berlatih. Bukannya mau mainstream sih, cuman yah,
LUCU: Arba’ur, comic batik bermuka datar.
memang itu yang harus dilakukan. Karena jika kita kami mau, kami pasti bisa.” (*)
Tim Basket SMAN 3
Tuntas Menjawab Keraguan
PROFIL
Selamat Datang Kepsek Baru
BAND: Aksi Ekskul band SMAN 3 saat tampil di sebuah acara.
TEATER: Ekskul teater saat melakukan pementasan.
AKHIR-akhir ini muncul keraguan yang tertuju pada tim Basket SMAN 3 Pontianak. Hal itu muncul karena menurunya prestasi mereka selama beberapa waktu. Reza Hadi Dwi Nuari, selaku kapten tim menuturkan bahwa mundurnya prestasi tim basket belakangan ini karena kurangnya partisipasi siswa-siswi untuk bergabung ke tim basket serta kurangnya porsi latihan.Namun saat ini hal itu mulai teratasi sedikit demi sedikit, seiring dengan pembuktian kemenangan tim Basket SMAN 3 Pontianak atas lawannya, SMAN 1 Sui Raya di pertandingan LIBAN ( Liga Basket Anak Negeri) yang berlangsung selama beberapa pekan kemarin. Kemenangan ini juga membuat tim Basket SMAN 3 Pontianak berada di urutan ketiga, setelah sebelumnya harus menerima kekalahan atas tim Basket SMAN 1 Pontianak dengan skor
40-25 di babak perempat final.Saat dimintai keterangan atas kemenangan tim ini, Reza Hadi Dwi Nuari mengaku gembira. “Wah perasaannya cetar badai deh!” canda cowok yang lahir pada 3 Juni 1995 dan bercita-cita jadi pilot ini. Kemenangan ini dirasa cukup untuk menjadi kado indah bagi SMAN 3 Pontianak yang baru saja merayakan hari ulang tahun ke-46 pada tanggal 22-24 Februari 2013, sekaligus menjadi piala pertama dalam masa kepemimpinan Fatmawati yang baru saja dipindahtugaskan dari sekolah sebelumnya ke SMAN 3 Pontianak. Cowok yang senang olahraga dan akan segera mengikuti ujian nasional pada tahun ini mengatakan beberapa pesan untuk para penerusnya. “Ya semoga bisa memberikan solusi untuk tim basket kita, dan selalu berikan prestasi yang terbaik untuk SMAN 3 Pontianak tercinta kita.” (*)
MULAI BANGKIT: Tim basket SMAN 3 Pontianak mulai unjuk gigi setelah sempat lama tak menorehkan prestasi.
Bukan Parasit Tapi Kebun Apel Kalimat yang begitu menarik dari potongan yelyel dari esktrakulikuler Rohis Ulul Albab SMAN 3 pada saat mengikuti lomba karnaval saat acara Lingkar Siswa Khatulistiwa tanggal 3 Maret 2013. Potongan yel-yel itu berbunyi ‘Bukan Parasit Tapi Kebun Apel’. Sebanyak 22 orang anggota Rohis Ulul Albab yang terbagi menjadi tim lomba graffiti atas nama Reyhan, Ageng dan Rival dan tim lomba karnaval tidak turun siasia. Mereka berhasil menyabet juara 1 atas lomba graffiti dan juara 3 dalam lomba karnaval. Ketua Koordinasi Lomba Rohis Ulul Albab, Helmi Aditya Wibowo, mengatakan bahwa kemenangan ini karena kekompakan dan kerja keras dari Rohis Ulul Albab yang luar biasa. “Teman-teman sangat luar biasa, walaupun persiapan baru dilaksanakan di H-2, tapi hasilnya sangat memuaskan. Ini juga berkat presentasi dan yel-yel yang luar biasa,” katanya, Ditanyai tentang yel-yel yang diangkat, cowok 15 tahun yang sehari-hari sebagai Infokom Rohis Ulul Albab ini mengaku yel-yel ini terinspirasi dari tema yang diangkat
yaitu Sweet Home. “Kata-kata bukan parasit tapi kebun apel itu bermakna kami bukan merugikan, tapi menguntungkan. Beruntung loh masuk rohis seperti kami,” tuturnya. Walaupun begitu, Helmi yang sekarang duduk di kelas 11 ini mengungkapkan beberapa pesan buat teman-
teman dan adik kelas yang akan meneruskan perjuangannya. “Yah baiknya memang terus bersemangat untuk segala event, bukan hanya event keagamaan tapi juga event-event yang lain karena ini suatu pembuktian diri dimanapun dan apapun organisasi kita, kita bisa berbuat yang sama dengan yang lain,” ucapnya. (*)
KARNAVAL: Anggota SMAN 3 Pontianak saat meraih kemenangan atas karnaval.
PRESTASI
Unjuk Bakat Hingga ke Luar Negeri SATU lagi prestasi membanggakan yang diraih Sayyid Habibullah, siswa dari SMA 3 yang tidak pernah pantang menyerah dan terus berusaha untuk mengejar impiannya. Siswa yang lahir di Pontianak pada 19 Februari 1996 ini sangat senang membaca dan mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu menjadi anggota KPK. Kali ini ia menjalankan tugasnya sebagai siswa di negara yang terkenal dengan kuliner baklava-nya yaitu Turki dalam rangka lomba debat bahasa inggris.
Disana ia mendapatkan banyak sekali pengalaman yang tidak terlupakan, mulai dari latihan untuk persiapan lomba dan menurutnya banyak sekali pembelajaran yang lebih yang ia tidak dapatkan saat latihan di Pontinak. Pada saat lomba ia juga merasakan suasana yang berbeda hingga pengalaman beretemu dengan orang-orang di berbagai macam negara. Belum lagi bertemu dengan orang-orang penting seperti Menteri Luar Negeri Turki yaitu Ali Babacan dan duta Indonesia C
m
y
k
yang berada di Turki. Ia merasakan kebanggaan tersendiri ketika bisa melihat langsung orang-orang yang sangat berpengaruh di negara tersebut. Cowok yang tergabung dalam ESC atau English Study Club SMAN 3 Pontianak mengatakan semua prestasi yang ia dapatkan hingga saat ini tidak lepas dari rasa semangatnya untuk terus dan Sayyid Habibullah terus berusaha karena ia selalu yakin tidak ada mimpi yang terlalu besar dan pernah merasakan hasil dari mimpi yang jika belum mecobanya. “Kita tidak akan kita inginkan selama ini,” katanya. (*)