Warta Jemaat GPIA Immanuel 04 Oktober 2009

Page 8

MINGGU, 04 OKTOBER 2009

ANTUSIAS UNTUK TUHAN Di mana kita mendapatkan energi yang diperlukan untuk menjadi pemimpin dalam dunia kita yang rumit ini? Sumber apa yang bisa kita dapatkan untuk menolong kita mempertahankan integritas yang diperlukan untuk bertahan dalam tantangan kita untuk menjadi teladan? Dan sumber apa yang akan menolong kita untuk bertahan (dan tidak kehabisan tenaga pada usia muda)? Sumber pertama yang tersedia bagi pemimpin muda adalah antusiasme. Kata antusiasme yang dalam bahasa Inggris adalah "enthusiasm" diambil dari kata "en", yang berarti "dalam", dan "theos" yang berarti "Tuhan". Kata ini berarti "penuh akan Tuhan". Walaupun kata antusiasme tidak pernah muncul dalam Alkitab, gagasan "penuh akan Tuhan" ada di seluruh Alkitab. Mereka yang memberikan seluruh energi mereka dalam melayani Tuhan diteguhkan, sementara yang suam-suam kuku ditolak. "Menyala-nyala" bagi Tuhan lebih baik daripada "suam-suam kuku" (Wahyu 3:15-16). Paulus menulis kepada Timotius dan mendesaknya beberapa kali untuk menjadi penuh akan kuasa Tuhan dalam pelayanannya sebagai pemimpin gereja. - 2 Tim. 1:7 -- Tuhan telah memberikan roh kuasa, kasih, dan disiplin diri untuk menguatkan Timotius dalam menghadapi tantangannya. - 1 Tim. 1:18 -- Paulus mendesak Timotius untuk tetap kuat dalam memperjuangkan perjuangan yang baik. - 1 Tim. 4:15-16 -- Lebih banyak perintah kepada Timotius agar dia rajin, tekun, dan memberikan diri seutuhnya pada masalah-masalah kepemimpinan. - 2 Tim. 2:15 - Rajin mempelajari firman Tuhan. Di hadapan penganiayaan (2 Tim. 3:12), Paulus menulis untuk mendorong rekannya yang lebih muda untuk mempertahankan kerajinan, bertekun, dan memikirkan Tuhan saja. Timotius tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya sendiri, Dia harus bersandar pada kekuatan Tuhan dalam dirinya. Dia tidak bisa hanya setengah hati, Dia harus berada di dalam Roh Kudus. ANTUSIASME YANG DIBUTUHKAN Konsep alkitabiah tentang dipenuhi oleh Tuhan (atau dipenuhi oleh Roh Allah, Roh Kudus [Efesus 5:18]) tidak boleh dipandang rendah sebagai sekadar kehebohan singkat, seperti antusiasme saat menonton pertandingan bola di SMA. Antusiasme yang harus kita dapatkan bersumber dari mendedikasikan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan tujuan-tujuan-Nya. Pericles dan Demosthenes hidup pada era yang sama di Yunani. Keduanya adalah pembicara ulung, namun yang satu adalah orator, sementara yang lainnya motivator. Saat sang orator berbicara, orang akan mengagumi kemampuannya

HALAMAN 8 merangkai suatu kalimat atau memperdebatkan suatu pokok penting. Saat sang motivator berbicara, orang-orang bangkit mengikutinya. Antusiasme memampukan kita menjadi motivator. Antusiasme untuk Mengenal Tuhan Saya bertemu Gary di kampus Universitas Massachusetts. Dia baru saja menyerahkan hidupnya kepada Kristus, dan seorang teman meminta saya menemuinya untuk melihat bagaimana saya bisa mendorong pertumbuhannya. Gary tidak memiliki latar belakang Kristen. Dia belum pernah ke gereja. Saat pertama kali bertemu dengannya, saya bisa melihat ketertarikannya dengan iman yang baru saja ia temukan, sekaligus kurangnya informasi spiritual dalam dirinya. Saya tahu dia harus mulai membaca Alkitab, jadi saya memberikannya Kitab Perjanjian Baru dan menyuruhnya membaca Injil Yohanes. Dua hari kemudian, dia me-

penuh semangat untuk mengaplikasikan kebenaran Injil pada budaya kontemporer. Paulus memberikan contoh semangat ini dalam 1 Korintus 9:16-17 saat dia menggambarkan dorongannya untuk memberitakan Injil. Dia hidup dengan perasaan bahwa dia adalah seorang duta besar Kristus (2 Kor. 5:20) yang sungguh-sungguh ingin semua pendengarnya dibawa kepada Tuhan melalui Injil Yesus Kristus. Dia begitu bersemangat bahwa dunia akan mengerti Sang Firman. Antusiasme untuk mengaplikasikan firman Tuhan pada dunia akan menular. Saat kita bersemangat menerapkan firman Tuhan pada zaman kita, orang Kristen lain akan mengikutinya. John White mengingatkan kita dalam "Excellence in Leadership" bahwa "orang tidak mengikuti program, tapi pemimpin yang menginspirasi mereka. Mereka bertindak saat sebuah visi menggerakkan mereka pada harapan akan sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri, harapan mencapai sesuatu yang sebelumnya bahkan tidak berani mereka pikirkan". Kepemimpinan berarti bersemangat mengaplikasikan firman Tuhan di dunia. Saat kita tumbuh dalam semangat yang terfokus pada Tuhan, kita akan menarik orang lain untuk mengikuti kita.

nelepon saya (kami seharusnya tidak bertemu sampai 5 hari kemudian), "Apa yang bisa saya baca sekarang?" tanyanya. Saya menunjukkan Surat Roma. Beberapa hari kemudian, dia selesai membaca Roma. Pada minggu pertama, dia sudah membaca semua injil yang lain. Pada minggu kedua, dia sudah menyelesaikan seluruh Perjanjian Baru. Saya merasakan diri saya tertarik pada Gary karena dia begitu kelaparan dalam keiginannya untuk mengenal Tuhan. Kelaparannya pada Tuhan menginspirasi saya. Gary telah menemukan relasi dengan Tuhan. Dan dia mengejarnya dengan seluruh kemampuannya. Dia begitu berambisi untuk mengenal dan menyenangkan Tuhan, seperti Paulus saat dia menulis: "Supaya kami berkenan kepada-Nya" (2 Kor. 5:9). Gary tidak ingin yang lain kecuali mengenal Tuhan, dan keinginan ini menguasai hatinya, energinya, dan waktunya. Dia berjuang, bahkan sebagai seorang Kristen muda, untuk menjadi seseorang yang fokus pada satu tujuan. Saat kita berjalan dengan Tuhan, semangat kita kadang pudar dan gairah kita menguap. Mari kita berdoa seperti pemazmur agar kita bisa menjadi orang yang fokus pada satu tujuan: "Tunjukkanlah jalanMu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu." (Mzm. 86: 11)

Antusiasme untuk Melihat Perubahan-Perubahan yang Tuhan Lakukan Saat kita berdoa "datanglah kerajaanMu", kita meminta Tuhan untuk membawa perubahan dalam dunia. Saat kita hidup oleh kuasa Tuhan dan sungguh ingin melihat perubahan itu, kita mulai mengalami antusiasme yang alkitabiah. Antusiasme "jadilah kehendak-Mu" bukanlah suatu cara pikir positif yang dengan lugu mengatakan "kalau kita pikir kita bisa, kita pasti bisa", seperti suatu mesin kecil yang menanjaki bukit hanya dengan menyenandungkan, "Saya bisa, saya bisa." Antusiasme "jadilah kehendak-Mu" berarti bahwa kita tidak bisa melakukannya dengan kekuatan sendiri. Kita harus bersandar pada kekuatan Tuhan yang supernatural dan mengubahkan. Tapi bukan berarti kita melankolis dan tidak memiliki harapan. Tidak ada pemimpin besar yang pesimis. Dengan antusiasme "jadilah kehendak-Mu", kita dapat memandang dengan optimis secara benar setiap kesulitan, karena menyadari bahwa Tuhan dapat menggunakannya untuk kebaikan. John Scott menyebut pemimpin dengan tipe antusias seperti ini dalam "Involvement": "Tidak banyak yang dapat terjadi tanpa mimpi. Dan agar sesuatu yang besar dapat terjadi, harus ada mimpi-mimpi yang besar. Di balik setiap pencapaian, ada seorang pemimpi dengan mimpi-mimpi yang besar." Saat kita mencari Kerajaan Allah, kita dapat bersemangat untuk memimpikan mimpi-mimpi perubahan yang akan Dia lakukan melalui kepatuhan kita.

Antusiasme Menghubungkan Firman Tuhan dengan Dunia Tema dasar buku John Scott tentang khotbah, "Between Two Worlds", adalah bahwa khotbah yang baik itu membicarakan dunia Alkitab dan dunia modern. Pengkhotbah yang efektif berusaha dengan

Antusias untuk Memercayai Tuhan bagi Karya-Nya dalam Orang Lain Kami menganggap komitmen Bob kepada Kristus sebagai salah satu kejadian paling menarik dalam 3 tahun terakhir. Christie telah bersaksi kepada Bob, sauBERSAMBUNG KE HLM. 9


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.