Money&I ed 23

Page 41

By. Pribadi Budiono Direktur BPR Lestari

Jarak yang ditempuh 10 menit bisa sampai satu atau dua jam. Pemerintah Provinsi Bali telah memutar otak untuk mengurai kemacetan lalu lintas, salah satunya dengan pembangunan underpass (terowongan). Pemerintah Provisi Bali dan Pusat setuju, dan anggaran sebesar Rp.400 milyar berasal dari APBN dan diharapkan selesai tahun 2013 bertepatan Bali sebagai tuan rumah APEC. Saat ini sudah mendekati akhir tahun 2011 dan sebentar lagi tahun 2012, namun belum ada tanda-tanda untuk memulai pembangunannya. Mengapa Bali saat ini menjadi macet. Ya pasti, setiap hari ratusan mobil baru dengan berbagai merek masuk Bali dan pemerintah tidak menambah atau membuka jalan baru. Permasalahan kemacetan ini sama seperti krisis listrik yang dihadapi PLN, tiada solusi. Namun Dahlan Iskan melalui bukunya Dua Tangis dan Ribuan Tawa menawarkan solusi yang luar biasa cemerlang untuk mengatasi krisis listrik. Melalui pemikiran Dahlan Iskan, bisa kita gunakan untuk mengatasi kemacetan. Apa yang menyebabkan Kemacetan? Sebagian besar kemacetan disebabkan karena kendaraan yang berjalan tidak berjalan begitu lancar atau berhenti. Mengapa tidak lancar atau berhenti karena ada trafic light di persimpangan, sehingga banyak kendaraan berhenti untuk menunggu giliran lampu hijau dan kemudian berjalan. Berjalanpun tidak bisa kencang. Mengapa? Jalan disekitar persimpangan banyak yang tidak bagus, yang seharusnya setiap lampu hijau, kendaraan yang melalui bisa mencapai 75 kendaraan. Berhubung dengan kondisi jalan yang tidak bagus, kendaraan yang melaluinya hanya separuhnya. Sehingga setiap persimpangan terjadi sumbatan. Bagaimana Solusinya........ Kendaraan harus tetap berjalan, tidak boleh ada yang berhenti disetiap persimpangan, berarti tidak ada trafik light. Bagaimana untuk mengatur keruwetan di setiap persimpangan. Tidak ada pengaturan secara khusus. Semua ruas jalan dipergunakan untuk satu jalur. Ketentuan ini harus berlaku untuk semua kendaraan. Krisis listrik diatasi oleh Dahlan Iskan dengan tidak terlalu banyak melakukan investasi. Beberapa daerah mengalami keku-rangan listrik, namun di daerah lain mengalami surplus. Surplus di daerah lain ini yang dipindah ke daerah yang kekurangan sehingga krisis listrik dapat teratasi. Demikian dengan mengurangi kemacetan yang ada, sumbatan-sumbatan di daerah macet, semuanya harus digeser atau dibuang ke daerah yang sepi. Ini harus permanen, tidak boleh sementara atau hanya diperlakukan pada saat terjadi kemacetan. Ruas jalan yang paling parah kemacetan di Bali, adalah ruas jalan di Simpang Siur Kuta. Membangun Underpass, merupakan solusi yang baik dengan anggaran yang sangat besar yaitu mencapai Rp.400 milyar dan pemerintah masih kesulitan untuk merealisasikan. Kalau terus menunggu pembangunan underpass yang belum jelas, kemacetan akan terus terjadi dan semakin

parah. Untuk mengurangi, maka simpang siur tidak boleh ada trafik light, sehingga semua kendaraan bergerak maju tanpa berhenti. Yang dilakukan adalah membangun bundaran seperti di Airport Tuban, sebanyak 3 lokasi yaitu dekat Carrefour, dekat airport dan dekat Benoa. Bukan membangun U turn tetapi bundaran. Kendaraan yang dari arah utara tidak boleh lurus keselatan atau belok kanan namun harus berbelok ke kiri atau wajib memutar di bundaran Benoa, sedangkan dari arah sanur menuju Denpasar maka harus memutar di bundaran dekat airport, dan dari arah selatan (airport) semua kendaraan bisa langsung ke timur dan belok kiri ke Denpasar. Dengan penggunaan jalur ini, maka semua kendaraan akan bergerak dan tidak macet lagi. Membangun bundaran tidak serumit membangun underpass, karena tanah yang tersedia sudah ada yaitu jalur jalan itu sendiri, tinggal menambah sedikit sehingga tidak terlalu sulit untuk membebaskannya. Biaya membangunnya tidak sebesar membangun underpass yang mencapai Rp.400 milyar namun hanya 10% yaitu Rp.40 milyar. Itupun sudah untuk 3 bundaran termasuk tamannya. Pengeseran Ruas Jalan akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Mungkin dengan ini, pada awalnya pengguna jalan merasa tidak senang karena harus memutar, tapi dibandingkan mengalami kemacetan lebih baik memutar. Dengan memutar maka daerah yang awalnya sepi sekarang menjadi ramai, seingga pusat bisnis akan melebar. Bisnis sudah tidak terkonsentrasi pada tempat-tempat tertentu, namun akan bergeser ke daerah baru. Pertumbuhan ekonomi akan meningkat, yang akhirnya akan memberikan kontribusi pada pemerintah dan masyarakat, seperti PLN akan menjadi lokomotif ekonomi karena listrik cukup, maka ekonomi akan menjadi maju. Untuk maju tidak harus melakukan sesuatu yang mahal. Namun kita bisa melakukan dengan kondisi seadanya, namun dengan syarat harus dikawal detailnya. Selamat membaca, semoga terinspirasi. - Vo l. 2 3 Nov- D e c 2011

41


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.