METRO SIANTAR

Page 22

SENIN

23 April 2012

Nelayan Tuding Bom & Pukat Bikin Ikan Mati Sambungan Halaman 8 biaran dari pemerintah,“ tegas keduanya. Keduanya menambahkan, jika hal ini tidak secepatnya disikapi pemerintah, maka kehidupan nelayan di Batubara semakin terjepit. Sebab hasil tangkapan nelayan semakin berkurang akibat kapal besar yang beroperasi di zona tangkap nelayan tradisional. Dia berharap Pemkab Batubara segera menyikapi persoalan tersebut agar kehidupan nelayan dapat lebih baik, sesuai motto pemerintah “Batubara Sejahtera Berjaya”. (CK-1)

Bangun Tujuh Jembatan Tahun Ini Sambungan Halaman 8 adalah bagaimana membangun Kabupaten Palas, sesuai dengan cita-cita masyarakat Palas, termasuk bergandengan tangan bersama semua elemen masyarakat Palas ke depannya,” ucap sumber tersebut. Ditanya apakah ada rencana mutasi besarbesaran yang akan dilakukan TSO nantinya, sumber tersebut membantah hal itu. TSO itu sosok pemimpin negarawan, bukan bersifat kerdil dan lokalis. “Secara pengalaman politik, TSO itu boleh terbilang memiliki jaringan hingga ke pusat. Secara tataran kabupaten, TSO juga sosok politisi figur yang terbuka terhadap semua kalangan, bahkan pandai merangkul dan bergaul untuk pembangunan Palas,” ucapnya. Hanya saja kata sumber tersebut, TSO pasti akan mengangkat jajaran birokrasinya yang mumpuni dengan memiliki kualitas dan skill yang teruji dalam hal birokrasi kepemerintahan. “Yakinlah, TSO tidak akan asal angkat pejabat secara sembarangan, pasti akan dilihat track recordnya. Karena, TSO bercitacita kepemimpinannya yang tersisa akan mengupayakan perubahan yang drastis, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur,” tegasnya. Sedangkan penggiat pemerhati kebijakan pemerintah, Firdaus Hasibuan menyarankan, jika TSO mau sukses dalam memimpin Palas, ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, memutasi pejabat yang dinilai tidak ada prestasi selama ini dan tidak sesuai latar belakang pendidikannya dengan jabatan yang diembannya. “Seperti ada guru menjadi camat, ada mantri kesehatan jadi teknis di Dinas PUD, bahkan ada jabatan skill namun dijabat oleh bekas guru dan bekas mantari dan sarjana agama. Dan ini harus ditata ulang kembali,” tukas Firdaus. Kedua, ungkap Firdaus adalah, istilah pembisik TSO harus orang yang memiliki informasi tinggi, setidaknya memiliki akses hingga ke Jakarta, jangan akses dan informasinya hanya sampai di Sibuhuan. “Ini juga secara politis bagian dari faktor kesuksesan memimpin. Karena, jika pembisik salah membisikkan tanpa informasi akurat, maka TSO harus siap menunggu hasil bisikan tersebut,” tukas Firdaus. (amr)

Jalan Rusak, Ganggu Perekonomian Warga Sambungan Halaman 8 rapkan adanya perbaikan jalan tersebut. Hal itu demi mempermudah mereka untuk menuju ke kota, terutama untuk menjual hasil perkebunan. D i k h aw a t i r k a n , a p a b i l a jalan tersebut tetap dibiarkan, maka dalam waktu dekat jalan tersebut tak lagi dapat dilalui ken-

deraan roda empat atau lebih. Padahal jalan ini adalah pendukung perekonomian masyarakat setempat, dimana jalan ini adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan kedua desa untuk mengantar hasil perkebunan karet setiap hari Seninnya. “Hal ini sudah disampaikan kepada lurah dan Pemkab Tapteng,

tapi belum ada realisasi nyata. Kami sangat berharap agar jalan ini segera diperbaiki, mengingat penghasilan utama warga desa ini adalah karet. Kalau sampai jalan ini lebih parah lagi dan tidak bisa dilalui mobil, kemanalah kami menjual karet ini,” harap S Panggabean. Hal senada juga dikatakan Boru Silitonga (57), salah satu

Jangan Ada Pungutan! Sambungan Halaman 8 telepon selulernya, menerangkan, setiap ruangan berjumlah 20 siswa dan diawasi dua pengawas. Dan setiap pengawas bukan guru dari sekolah asalnya. Lalu, para peserta diberi waktu 120 menit untuk menjawab soal. Naskah soal dan lembar jawaban kerja (LJK), sambung Rosad, sudah tiba di Kota Psp Sabtu (21/ 4) lalu. Soal dan LJK itu disimpan di SMPN I dengan pengawalan ketat dari Polres Psp. Nantinya, setiap sekolah akan menjemput naskah dan LJK sebelum dibagikan pada saat hari pelaksanaan UN, Senin (23/4). UN untuk SMP sederajat dilaksanakan tanggal 2326 April sedangkan untuk UN susulan dilaksanakan pada tanggal 30 April-4 Mei. Adapun mata pelajaran yang akan di-UN-kan untuk tingkat SMP yakni, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris masing-

masing sebanyak 50 soal, Matematika dan IPA masing-masing sebanyak 40 soal. “Hari pertama Bahasa Indonesia, hari kedua, Bahasa Inggris, hari ketiga Matematika dan hari keempat IPA. Diharapkan 15 menit sebelum waktu masuk, yakni pukul 08.00 WIB, seluruh peserta harus sudah hadir di ruangan menunggu naskah soal dan LJK dibagikan. Bagi yang terlambat 15 menit setelah pelaksanaan UN dipersilahkan masuk asalkan ada persetujuan dari panitia,” jelasnya. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Psp Taty Ariyani Tambunan mengingatkan kepada sekolah agar tidak melakukan pungutan. Sebab, untuk alat-alat kelengkapan UN, seperti pensil dan penghapus disediakan gratis. Anggarannya ada ditampung dalam APBD Psp. Ia juga mengingatkan Disdik agar melakukan pengawasan dengan ketat sehingga tidak terjadi kebocoran soal atau jawaban oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. (phn)

sah dan legal menjadi Ormas HAMAS yang berbadan hukum. “Ormas HAMAS Psp tidak menjual nama siapapun. HAMAS dijadikan sebagai Ormas adalah keinginan dan kesepakatan sebagian besar tokoh-tokoh HAMAS yang tetap solid untuk memperjuangkan harapan masyarakat,” ungkap Ridwan Rangkuti. Dalam Anggaran Dasar (AD) lembaga HAMAS Kota Psp sesuai dengan Akta Pendirian menjadi Ormas HAMAS Psp, pungkasnya, Badan Pembina dan Pendiri adalah, Hormat Harahap, H Abdul Rasyid Lubis SH, H Ali Akbar, H Ridwan Rangkuti SH MH, H

Syamruddin Lubis, Hj Jamilah Siregar, Fakhruddin Hasibuan, H Marahalim Harahap, Darsal Sikumbang, Asrul Azis Khan, Rahmat Siregar, Agat Adnan Koto, M Alinafiah Lubis, Harry Siregar, Rivai Kamal, Punjut Nasution, Syamsir Harahap, Turmuji Harahap, A Topan Pohan, dan nama lainnya. Kemudian, tuturnya, dalam pasal 22 Akta Pendirian Ormas HAMAS tersebut untuk pertama kalinya Badan Pengurus adalah Ketua Umum, H Ridwan Rangkuti SH MH, yang dibantu 6 orang Ketua, Sekretaris Umum, Rahmat Efendi Siregar yang dibantu 5 orang Sekretaris dan Bendahara Umum, H Marahalim Harahap

ernya mengatakan, permohonan warga untuk perbaikan jalan tersebut sudah diterima pihaknya. Jalan desa itu sebenarnya sepanjang 4 Km. Tahun lalu sempat diperbaiki namun hanya sekitar 2 km saja. Kita akan ajukan lagi perbaikannya nanti melalui musrembang,” tutur A Panggabean. (fred/ nasa)

Diiringi Air Mata

HAMAS Resmi jadi Ormas Berbadan Hukum Sambungan Halaman 8

warga setempat. “Melihat kondisi jalan yang sekarang ini, kami sangat khawatir kalau-kalau jalan ini terputus. Mana sanggup kami memikul karet tanpa kendaraan,” tutur Boru Silitonga sambil menunjukkan jalan di depan rumahnya yang sangat rusak parah. Lurah Nauli, A Panggabean saat dikonfirmasi melalui selur-

yang dibantu 2 orang bendahara, serta dilengkapi beberapa departemen. “Ormas HAMAS didirikan secara legal dan resmi bertujuan dan berfungsi sebagai wadah komunikasi masyarakat berbagai profesi untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Kota Psp, menyatukan visi, sikap dan tekad serta gerak dalam memajukan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan partisifasi masyarakat mewujudkan hak dan kewajiban rakyat dalam rangka kehidupan bermasyarakat, berpolitik, berbangsa dan bernegara, menuju terwujudnya masyarakat Kota Psp sejahtera, adil dan makmur,” tuturnya. (neo)

Sambungan Halaman 8 sekolah, para siswa kemudian memberikan cindera mata kepada kepala sekolah dan para guru. Suasana pun berubah jadi haru. Para siswa tampak tak kuasa menahan tangis ketika hendak menyalami kepala sekolah dan guru-guru. Turut hadir dalam acara terse-

but, Sekcam Andam Dewi Mikael Simbolon, Lurah Rinabolak, N br Limbong, Anggota DPRD Tapteng Krismartua Panjaitan Ka.UPT Diknas Andam Dewi, Samson Bondar, pengawas SMP/SMA Drs James Tambunan, B Simangunsong, Poltak Purba, pengurus Komite Sekolah, dan para staf SMAN 1 Andam Dewi.(mas/nasa)

150-an Masyarakat dan Buruh Siap Menangkan Dedi-Affan Sambungan Halaman 8 Kepada METRO, Rahmat menjelaskan, mereka mendukung pasangan Dedi-Affan di pemilukada ini karena visi-misinya sangat jelas, demi mensejahterakan masyarakat. Affan Siregar dihadapan masyarakat mengaku berbahagia diberi kesempatan dan diundang di acara silaturahmi itu. Selain mengenalkan diri, keluarga dan karirnya di birokrat, mengenalkan figur Dedi, keluarga dan karir Dedi di birokrat, masalah pengangguran di Kota Psp merupakan salah satu prioritas pembangunan mereka nantinya jika diamanahkan memimpin Kota Salak periode 2013-2018. Salah satu caranya, ungkap Affan, dengan mengundang investor dari Medan agar mau membuka cabangnya di Kota Psp, sesuai dengan potensi daerah Psp dan daerah sekitarnya. Dengan demikian, maka lapangan kerja baru akan terbuka bagi anak cucu masyarakat Kota Psp. Namun, terlebih dahulu Kota Psp harus mempersiapkan semua fasilitas pendukungnya seperti utilitas kota baik jalan, jembatan, drainase dan lainnya.

Affan mengungkapkan, persoalan pekerja atau buruh perusahaan adalah persoalan kesejahteraan baik itu upah, jamsostek dan jaminan kesehatan, karir karyawan, cuti karyawan, upah lembur dan sebagainya. Tentu saja, ketika sebuah perusahaan maju, tentu diharapkan kesejahteraan karyawannya juga ikut maju. “Namun biasanya ketika ada persoalan, itu karena komunikasi yang tersumbat seperti selang air,” ungkap Affan. Menjawab pertanyaan masyarakat seperti pelayanan Jamsostek karena kantornya ada di Sibolga, gaji karyawan yang harus di atas UMK sesuai dengan keputusan dewan pengupahan, menghilangkan image yang kesannya pemerintah lebih pro perusahaan daripada karyawan dan lainnya, dikatakan Affan, untuk kantor Jamsostek meski ada di Sibolga, terpenting pelayanannya bisa langsung ke masyarakat pekerja atau buruh, begitu juga lainnya. “Persoalan-persoalan pekerja atau buruh menjadi perhatian kami jika sudah terpilih nantinya, sehingga pekerja atau buruh bisa semakin sejahtera,” ungkap Affan Siregar. (neo)

SENIN

23 April 2012

Pelaku Masih Misterius, Warga Takut Keluar Malam Sambungan Halaman 1 malam hari, Br Purba mengaku mendengar lolongan anjing cukup panjang di malam hari. Br Purba juga mengatakan sejumlah pekerja di pabrik rokok STTC yang letak gudangnya dekat dengan lokasi kuburan korban, mengaku malam hari menjadi seram karena beberapa orang mengaku mendengar suara tangisan dari arah pekuburan. “Ada juga keluarga yang kerja di sana, ia mengatakan ada suara-suara tangis. Mereka juga takut,” ucapnya. Sementara itu, suami korban Siti, Ponijo mengaku sangat rindu pada istrinya. Ia mengaku sedih kerena istrinya meninggalkannya selamanya akibat dibunuh orang. Sejauh ini, ia dan keluarga belum pernah bermimpi didatangi arwah korban yang memungkinkan untuk memberi petunjuk siapa pelaku pembunuhan. Ponijo mengutarakan untuk sementara ia masih tinggal di tempat kakaknya. “Kamis depanlah kami ke sana, nggak munggkin kami di sini terus,” ucapnya sembari menggendong anaknya yang paling kecil bernama Rindi, di rumah kakaknya Suhartati. Anaknya sendiri akan dititipkan pada neneknya kelak. Disinggung kapan mulai bekerja lagi, Ponijo mengaku belum bisa memastikannya. Namun ia mengaku akan tetap bekerja sebagai sopir di Yayasan USI dan belum ada rencana mencari kerja lain. Disinggung awal pertemuannya dengan Siti alias Ester Siagian, Ponijo membeberkan ketika itu ia sedang

merantau di Rantauprapat, Labuhanbatu dan bekerja sebagai sopir. Sementara Siti ikut membantu tantenya di sana. Sekitar setahun berpacaran, mereka memutuskan menikah. Namun ketika itu keyakinan mereka berbeda. Tapi dengan kesepakatan kedua belah pihak, akhirnya Ester Siagian ikut keyakinan suaminya beragama Islam. Mereka melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa di Kerasaan, Simalungun, tempat keluarga Ponijo. Sejak itu, nama Ester Siagian diganti menjadi Siti Nurcahaya. Mereka kemudian menjalani kehidupan rumah tangga yang baru di Rantauprapat. Sekitar dua tahun kemudian, ayah Ponijo meninggal dunia dan selanjutnya mereka pulang dan menetap di Kota Siantar untuk menemani ibunya yang tinggal sendiri. Mereka lalu mengontrak sebuah rumah di kawasan BDB Lorong 20, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar. Ketika itu, istrinya bekerja sebagai tukang cuci pakaian. Sementara pekerjaan Ponijo belum jelas. Beberapa lama kemudian, Ponijo diterima bekerja sebagai buruh harian di pabrik STTC. Sekitar 3 tahun kemudian, mereka selanjutnya mencari rumah kontrakan yang lebih murah. Mereka menemukan salah satu rumah di Jalan Aman, Kecamatan Siantar Timur dengan ukuran sekitar 4 x 7 meter. Selanjutnya, untuk menambah pemasukan, Ponijo bekerja sebagai penjaga pemakaman umum yang berada sekitar 500 meter dari rumahnya. “Asal halal, karena harus

tetap memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ucapnya. Setahun setelah kerja sampingan sebagai penjaga kuburan, Ponijo mendapat tawaran sebagai sopir Yayasan USI. Dia pun meninggalkan

pekerjaannya sebagai buruh harian di pabrik STTC dan memilih pekerjaan sebagai sopir di Yayasan USI. Karena istrinya mengandung, pekerjaan sebagai tukang cuci dihentikan untuk sementara.

Kemudian istrinya membantu mertuanya berjualan gorengan di rumah kakak iparnya yang hanya berjarak 50 meter dari rumahnya. Masih sekitar setahun Ponijo sebagai sopir dan kandungan anak

keenamnya masih berusia sekitar 6 bulan, istrinya tewas dibunuh, Rabu (18/4) sekitar pukul 10.30 WIB. Siti tewas di rumahnya setelah ditikam 7 liang. Anak yang dikandung korban pun ikut tewas.

Tidur Lelap, Montir Tewas Terpanggang Sambungan Halaman 1 yang pada malam itu tidur di tempat kerjaannya sebagai baby sister. Hanya lebih kurang 15 menit rumah semi permanen itu rata dengan tanah walau pemadam kebakaran sudah mengerahkan empat unit armadanya. Pihak kepolisian yang terjun ke lokasi langsung mengevakuasi jenazah korban ke RSUD H Abdul Manan Simatupang Kisaran untuk divisum setelah dilakukan identifikasi. Selanjutnya oleh pihak keluarga, jenazah korban dibawa pulang ke kediamannya untuk disemayamkan dan dikebumikan. Menurut Novy (17) salah seorang anak kos yang selamat dari kebakaran bersama kedua temannya, malam sebelum kejadian itu dia tak bisa tidur. Sekira pukul 04.00 WIB, Novy mendengar suara dari luar ada teriakan kebakaran. Saat keluar kamarnya, Novy tersentak. Ternyata rumah tempat kosnya yang terbakar. Novy melihat api sudah menjalar ke seluruh bagian rumah. Sambil berteriak membangunkan kedua temannya yang sedang tidur, Novy bersama ketiga temannya keluar dari pintu

depan sambil menyelamatkan sepedamotor miliknya. Mereka tidak tahu kalau di dalam rumah masih ada Dody. Korban diketahui Novy dan rekannya, sering pulang larut malam dan terkadang tidak pulang. Karena istri Dody bekerja sebagai baby sitter tidak tidur di rumah tersebut melainkan di tempatnya kerja. “Aku enggak tahu kalau Bang Dody ada di rumah. Kami pun panik kali saat itu mau menyelamatkan diri,” terang Novy yang terlihat lemas. Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Fahrizal melalui Kanit KBO Iptu Zulham mengatakan, kebakaran tersebut berasal dari api yang berada di dalam kamar korban. “Dari keterangan saksi dan identifikasi, api berasal dari dalam kamar korban. Kita mencoba membawa jenazah korban untuk dilakukan otopsi, tapi pihak keluarga tidak mau,” terang Zulham sembari mengatakan pihak kepolisian terpaksa membuat surat pernyataan akan hal itu. Dia menambahkan, kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta. Terpisah Kesbang Linmas Buwono Prawana mengatakan, pihaknya

menerjunkan tiga unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api. “Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kebakaran. Untuk itu kita akan bekerja sama dengan kepolisian mengungkap penyab kebakaran,” ujarnya. Dikenal Pendiam Dody yang bekerja sehari-hari di bengkel mobil, dikenal pendiam oleh warga sekitar. Sementara istri korban, Siti juga tidak menyangka kalau kepergian suaminya itu sangat tragis. Hal ini diutarakan Iwan Jack (30) tetangga korban dan tempat Siti (istri korban) bekerja mengasuh anaknya yang tidak jauh dari lokasi kebakaran. Iwan menceritakan, Siti sudah hampir tiga bulan bekerja di rumahnya menjaga anak, karena istrinya bekerja di rumah sakit dan sering masuk malam. Dan malam kejadian, sebut Iwan, korban sekira pukul 20.00 WIB datang ke rumahnya untuk melihat istrinya. Korban dan istrinya malam sebelum kejadian masih sempat bercanda, dan Dody pun sempat tidur di rumah Iwan karena kecapekan. Tapi sekira pukul 01.30

WIB, korban terbangun hendak pulang ke rumah. Melihat permintaan korban, Iwan melarang dan meminta agar Dody tidur di rumahnya saja karena sudah larut malam. Apalagi korban dan Iwan masih terikat persaudaraan. Masih menurut Iwan lagi, korban tetap bertahan tidak mau tidur di rumahnya. Dan, tanpa disadari, Dody pun menitip pesan kepada Iwan agar menjaga istrinya. “Gak lah aku pulang aja. Tolong lihat-lihatkan Mak Neng (panggilan sayang korban kepada istrinya) ya Bang,” pintanya kepada Iwan. Selanjutnya korban pun pulang ke rumahnya setelah terlebih dahulu pamit dengan istrinya. Hanya berselang dua jam tepatnya sekira pukul 04.00 WIB, Iwan mendengar jika di luar ada kebakaran. Tanpa pikir panjang dia keluar rumah untuk melihat rumah siapa yang terbakar. Setelah dicari tahu, ternyata rumah yang ditempati korban terbakar. Dengan bantuan warga sekitar, Iwan pun mendobrak pintu rumah kos tersebut yang sudah hangus terbakar untuk memastikan keberadaan Dody. Ternyata, korban sudah tidak bernyawa dan tewas mengenaskan dengan tubuh


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.