9 minute read

Lesotho

Next Article
Zimbabwe

Zimbabwe

Kunjungi RSUD Mandau

Bupati Minta Maksimalkan Pelayanan Kesehatan

Advertisement

MANDAU - Bupati Bengkalis, Kasmarni, meminta seluruh petugas kesehatan bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Akses jaminan sosial dan kesehatan secara optimal kepada masyarakat adalah salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis.

Hal itu disampaikan Kasmarni, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Mandau, Kamis (6/1). Kedatangan orang nomor satu di Negeri Junjungan ini dilakukan guna melihat lebih dekat pelayanan RSUD Mandau.

Menurut bupati, dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, terkadang ada kekurangan, dan hal itu sudah menjadi hal biasa. Karena yang dilayani itu sangat banyak sekali. Namun, tidak ada salahnya jika meminimalisir kesalahan yang ada dalam pelayanan, sebab akses jaminan sosial dan kesehatan secara optimal kepada masyarakat adalah salah satu program unggulan Pemkab Bengkalis dalam mewujudkan Kabupaten Bengkalis Bermarwah, Maju dan Sejahtera, yang perlu kita jalankan secara bersama-sama.

Ketika ada masalah dan kendala dalam memberikan pelayanan, bupati berharap bisa dikomunikasikan kepada dinas terkait, atau bahkan bisa dikomunikasikan dengannya secara langsung. “Tetap semangat kepada seluruh petugas dan selamat bekerja, beri pelayanan terbaik untuk masyarakat,” katanya.

Selain mengunjungi RSUD Mandau, bupati juga menyempatkan diri berkunjung ke Korwilcam Pendidikan Pinggir. Dalam kesempatan itu, bupati berharap seluruh perangkat sekolah, baik tingkat SD maupun SMP segera memberikan sosialisasi kepada anak didik terkait vaksinasi.

Dia menambahkan, dengan diberikannya vaksin kepada para pelajar akan memberikan kekebalan tubuh bagi mereka. “Apalagi sebentar lagi akan dimulai belajar secara tatap muka. Kita berharap, seluruh guru segera melakukan sosialisasi terkait vaksinasi kepada para pelajar,” ucap Kasmarni.

Selain vaksin, Kasmarni juga menyinggung soal Kartu Identitas Anak (KIA). Menurutnya, persentase orang tua dalam pengurusan KIA masih sangat rendah. “Karena kesadarannya belum tinggi, jadi kita harus jemput bola dengan cara mendatangi keluarga dan sekolah-sekolah,” ucap Kasmarni. (zul)

KUNJUNGI - Bupati Bengkalis, Kasmarni, berkunjung ke RSUD Mandau, Kamis (6/1). (hms)

Syahrudin, Akhirnya Dapat Rumah Layak Untuk Berteduh

BENGKALIS - Perasaan senang bercampur sedih menyelimuti raut wajah Syahrudin (65). Dia yang kemarin tinggal di gubuk reot, Kamis (6/1), sudah bisa mendapatkan rumah yang layak untuk berteduh.

Rumah permanen lengkap dengan meteran listrik ukuran 3 meter x 4 meter ini dibangun oleh Relawan Peduli Sosial Bengkalis (RPSB). Terletak di Desa Teluk Latak, Syahrudin menerima kunci rumah dari relawan, TNI dan Polri setempat.

Rumah itu dibangun secara gotong royong, tak memakan waktu lama, hanya sekitar 15 hari rumah itu sudah selesai dan sudah bisa ditempati Syahrudin. Fasilitas didalam rumah juga lengkap ada tempat tidur dan juga MCK.

Penyerahan kunci rumah Syahrudin langsung dihadiri seluruh relawan, Kapolres Bengkalis, AKBP Hendra Gunawan SIK MT, diwakili Kapolsek Bengkalis, AKP Syeh Syarif Hidayatullah, Kodim 0303 Bengkalis diwakili Danramil 01 Bengkalis, Kapten inf Isnanu, dan organisasi jurnalistik, serta Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP).

Di sela-sela penyerahan kunci, Juru Bicara (Jubir) RPSB Kabupaten Bengkalis, Supendi, mengatakan, pembangunan rumah untuk Syahrudin melalui donatur dan sumbangan relawan. “Kami berterimakasih kepada donatur yang sudah berpartisipasi dalam pembangunan rumah pak Syahrudin hingga selesai. Kami juga berharap kepada pak Syahrudin bisa nyaman tinggal di rumah barunya dan menikmati sisa-sisa hari tuanya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kapolsek Bengkalis, AKP Syeh Hidayatullah, turut mengucapkan terimakasih atas kepedulian dari relawan peduli sosial. Sehingga inisiasi gotong royong tergagas bersama-sama dan berupaya membuat bagaimana rumah salah seorang warga di Desa Teluk Latak ini bisa layak ditempati.

“Untuk itu, kami bekerjasama dengan relawan-relawan yang lain, kami membentuk menggalang dana kemudian dilakukan pembangunan rumah yang seperti sekarang ini dengan fasilitas listrik dan kamar mandi juga berada di dalam,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Desa Teluk Latak, Mansur, berharap nanti Syahrudin tetap dilihat atau dijaga oleh keluarganya yang ada di desa. Dia juga menyampaikan ribuan terimakasih kepada tim relawan peduli sosial, yang sudah sudi menyumbangkan bantuannya.

“Kami mewakili masyarakat desa, mengucapkan ribuan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada relawan peduli sosial serta TNI-Polri yang terlibat dalam kegiatan ini,” ucapnya.(zul)

SIAK

FOTO BERSAMA - Wakil Bupati (Wabup) Siak, Husni Merza, foto bersama usai rapat evaluasi vaksinasi Covid dan persiapan vaksinasi anak umur 6-11 tahun, Rabu (5/1). (hms)

Pemkab Bersiap Beri Vaksin

Anak Usia 6-11 Tahun

SIAK - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak sedang melakukan persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang diperuntukan bagi anak usia 6-11 tahun.

Pemberian vaksin kepada anak usia 6-11 tahun berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.01.07/Menkes/6688/2021.

Vaksin yang diberikan adalah Bio Farma dan/atau Coronavac, mendapatkan persetujuan Emergency Use Autorization, nomor izin edar dari BPOM, dan fatwa MUI. Vaksin diberikan 2x dengan interval minimal 28 hari.

Wakil Bupati (Wabup) Siak, Husni Merza, mengatakan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun merupakan langkah positif dari pemerintah dalam rangka melindungi anak dari Covid-19. Selain itu, untuk meningkatkan rasa percaya diri orangtua ketika anak akan memulai pembelajaran tatap muka di sekolah.

“Jadi yang penting kita harus dukung vaksinasi anak 6-11 tahun ini. Karena ini untuk meningkatkan percaya diri orangtua untuk menyekolahkan anaknya, dan tidak khawatir lagi karena sudah terlindungi oleh vaksin Covid-19,” ujar Husni.

Husni menambahkan, untuk memulai vaksinasi kepada anak usia 6-11 tahun ini, diperlukan data jumlah anak usia 6-11 tahun per kecamatan/desa dari disdukcapil. Dan juga data dari dinas pendidikan, terkait jumlah peserta didik ditingkat Sekolah Dasar (SD) negeri maupun swasta per kecamatan.

“Kita bisa manfaatkan forum ini terkait apa yang menjadi kendala kita selama ini, saya tidak ingin kesalahan yang sudah kita lakukan baik disengaja maupun tidak terulang lagi di tahun 2022 ini. Intinya, kita evaluasi, untuk melihat dan memperbaiki kinerja kita kedepan, tadi saya menanyakan masalah data dan saya ingin ini diatur strateginya dengan baik,” kata Husni.

Wabup berharap, tahun 2022 ini capaian target vaksinasi Kabupaten Siak mencapai 70 persen dari jumlah penduduk, bukan hanya 70 persen dari jumlah target yang sudah tercapai. Karena pada dasarnya herd immunity itu lebih kepada 70 persen dari jumlah penduduk telah menerima vaksin.

“Kami yakin target kita ke depan di atas 70 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Siak. Ini perlu diatur strateginya dengan rapi supaya nanti terdata, vaksinasi kita berjalan lancar dan di sisi lain tidak mengganggu tupoksi kita yang lainnya” paparnya lagi.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, Toni Chandra, mengatakan, syarat untuk melaksanakan vaksinasi kepada anak usia 6-11 tahun, apabila cakupan vaksinasi Covid- 19 dosis I sudah mencapai 70 persen,dan cakupan vaksinasi lansia mencapai lebih besar dari 60 persen. Setelah persyaratan itu terpenuhi maka Kemenkes RI akan mengeluarkan surat keputusan bahwa di Kabupaten Siak boleh melaksanakan vaksinasi anak usia 6-12 tahun.

“Cakupan vaksinasi dosis pertama 70 persen sudah kita penuhi, cakupan vaksinasi dosis untuk lansia kita baru 59,1 persen. Insya Allah, dalam waktu dekat kita bisa mencapai target 60 persen. Kami beserta jajaran kesehatan, TNI, dan Polri mendukung capaian ini, sehingga pemberian vaksin kepada anak usia 6-11 tahun dapat segera terlaksana,” ucapnya.

Ada pun tujuan vaksinasi anak usia 6-12 tahun, sambungnya, untuk mencegah sakit berat dan kematian pada anak yang terinfeksi. Kemudian mencegah penularan pada anggota keluarga yang belum divaksinasi atau yang memiliki resiko terinfeksi, mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka, dan mempercepat tercapainya herd immuni-

KEPULAUAN MERANTI

PT GSI Telantarkan Ratusan Pekerja

SELATPANJANG - PT Gelombang Seismik Indonesia (GSI) Subkontraktor PT Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait SA melakukan perekaman data sumber cadangan migas di Kabupaten Kepulauan Meranti menelantarkan ratusan pekerjanya.

Terlantarnya ratusan pekerja dari luar daerah ini diakibatkan hingga saat ini mereka tidak mendapatkan kejelasan sama sekali dari pihak perusahaan mengenai pembayaran gaji selama dua bulan yang menjadi hak mereka dan seharusnya sudah dibayarkan.

Ada pun gaji yang harus dibayarkan perusahaan sebesar Rp6 juta untuk kru, dan Rp12 juta untuk mandor. Karena tidak mendapatkan kepastian, mereka belum bisa pulang ke kampung halaman dan terpaksa tinggal dikontrakan yang disediakan pihak perusahaan. Ada beberapa tempat yang disediakan dan tersebar disejumlah daerah di Kecamatan Tebingtinggi dan Tebingtinggi Barat.

Untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, para pekerja ini harus mengharapkan belas kasihan dari warga setempat. Bahkan, mereka rela menjual barang pribadi mereka untuk membeli rokok bagi yang merokok dan keperluan lainnya.

“Kami mau pulang ke Jawa pak, kami gak ada duit lagi, ini aja untuk pegangan kita sampai mau jual sepatu. Sudah 18 hari kami dibiarkan begini tanpa ada kejelasan dari pihak perusahaan,” kata salah seorang pekerja.

“Kalau cuma kami yang terlantar itu belum seberapa, tapi anak dan istri di kampung juga ikut kelaparan sebab kami tak dapat mengirim biaya hidup buat mereka, jadi PT GSI harus manusiawi menyelesaikan persoalan ini,” ungkapnya lagi.

Entis (38) salah seorang mandor ditemui Rabu (5/1), menceritakan awal mula dia bersama puluhan lainnya dari Jawa Barat bisa bekerja di PT GSI. Dia mengakui, jika dirinya dan beberapa teman lainnya diundang untuk bekerja di perusahaan tersebut. Manajemen perusahaan pun menjanjikan sesuatu yang membuat para pekerja tergiur, mulai dari biaya transportasi dan biaya lainnya.

Mulanya mereka bekerja dengan sistem borongan, setelah dua bulan bekerja mereka tidak sanggup dan mogok karena medan yang sangat sulit dan bergambut, sangat berbeda dengan tempat sebelumnya mereka bekerja.

“Sebelumnya setelah dua bulan kami bekerja kami sempat mogok karena tidak sanggup dipekerjakan dengan sistem borongan dengan harga Rp800 pertitik. Selain itu medan di sini wilayahnya rata-rata gambut yang sulit berbeda dengan daerah sebelumnya kita bekerja,” kata Entis.

Selanjutnya, pihak perusahaan meminta pekerjaan diselesaikan dan pihak perusahan pun melakukan perubahan pada sistem upah dengan membuat surat kesepakatan bersama pada 21 November 2021, di mana para pekerja dibayar harian.

“Gaji kita diubah dengan sistem harian, untuk mandor digaji Rp200.000 perhari dan untuk kru recording Rp100.000 perhari yang ditandatangani Dedi Haryadi selaku Party Chief PT GSI, dan Rinto selaku pemborong recording,” papar Entis.

Setelah pekerjaan selesai, pihak perusahan malah ingkar janji terhadap kesepakatan tertulis yang telah disepakati sebelumnya dan hanya menyanggupi dengan sistem borongan dan dibayar setiap titiknya Rp800.

“Mengenai menajemen perusahan kita tidak mau tahu, yang kita mau sesuai perjanjian dan kesepakatan dibayar dengan sistem perhari dan bukan dengan sistem borongan. Tapi saat ini kami belum mendapat kepastian dari pihak perusahan. Di sini lebih kurang 100 lebih mandor dan sisanya kru recording,” ucapnya.

Sementara itu, GPA Manager EMP, Amru Mahalli, mengatakan pihaknya sebagai pemberi kerja kepada PT GSI sudah melakukan pembayaran, jika terdapat permasalahan yang seharusnya bertanggungjawab adalah PT GSI.

“Terkait aksi dari para pekerja PT GSI yang menuntut masalah pembayaran gaji, maka disampaikan bahwasanya antara EMP Malacca Strait sebagai pemberi kerja dengan PT GSI sebagai penerima kerja, sudah dilakukan pembayaran untuk pekerjaan seismic sesuai kontrak yang disepakati. Adanya kekisruhan yang terjadi merupakan masalah internal antara pekerja dengan PT GSI, yang mesti mereka selesaikan,” kata Amru.

Pihak EMP Malacca Strait SA berharap agar masalah tersebut dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mendapatkan kesepakatan antar pihak, sehingga tidak mengganggu operasional kegiatan seismic di lapangan.

Party Chief Manager PT GSI, Turman Dolok Saribu, membenarkan adanya 600 karyawan yang belum dibayarkan gajinya yang sebelumnya sudah menyelesaikan pekerjaan sejak 19 Desember 2021 lalu. Dia juga mengakui jika pihak EMP Malacca Strait sudah mengirim uang kepada PT GSI. Namun Turman belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena sedang cuti.

Sementara itu, Rinto selaku Pemborong Recording mengatakan, permasalahan yang terjadi dikarenakan tidak singkronnya data dan hitungan kordinator lapangan dengan manajemen pusat. Pihak perusahaan pun sudah mengetahui tentang perjanjian yang disepakati bersama yang ditandatangani Dedi Haryadi selaku Party Chief, dimana dalam kesepakatan tersebut terdapat sistem penggajian yang dibayarkan perhari. Diketahui saat ini Dedi Haryadi dikabarkan sudah melarikan diri.

Walaupun Dedi Haryadi tidak diketahui kemana rimbanya, namun dia diketahui masih menjalin hubungan dengan manajemen keuangan perusahaan.

“Anehnya meski Dedi Haryadi dikabarkan melarikan diri, ternyata ia masih berkomunikasi dengan manejemen keuangan. Buktinya lebih kurang 150 orang tenaga kerja yang direkrut oleh Dedi Haryadi sudah dibayar dengan sistem perhari dan sudah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing,” kata Rinto.

Rinto juga membenarkan jika uang untuk dibayarkan kepada para pekerja sudah dibayarkan oleh pihak EMP kepada PT GSI. “Uangnya sudah dibayarkan, cuma masih ditahan oleh manajemen keuangan. Jika ditotal keseluruhannya selama dua bulan sebanyak Rp51 miliar yang harus dibayar,” pungkasnya.(ali)

This article is from: